ANISAH SALJI
1512100063
Dosen Pembimbing
Ir. Sri Nurhatika, M.P
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2017
i
FINAL PROJECT – SB141510
ANISAH SALJI
1512100063
Supervisor
Ir. Sri Nurhatika, M.P
BIOLOGY DEPARTMENT
FACULTY OF MATHEMATICS AND SCIENCES
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2017
ii
VARIASI KONSENTRASI BAHAN, MOLASE DAN
TEKANAN PADA PEMBUATAN BRIKET TEMPURUNG
KELAPA DAN SEKAM PADI.
Abstrak
Kebutuhan dan konsumsi energi diseluruh dunia
semakin hari semakin meningkat, sementara ketersediaan
minyak dan gas bumi khususnya di Indonesia semakin
menipis, maka dari itu untuk mengantisipasi kenaikan harga
bahan bakar minyak, diperlukan bahan bakar alternatif
baru yang murah dan ramah lingkungkan. Salah satu bahan
bakar alternatif yang dapat digunakan adalah briket. Briket
merupakan bahan bakar alternatif berkualitas yang terdiri
dari agregat-agregat arang dari bahan biomassa. Biomassa
yang digunakan adalah arang tempurung kelapa dan sekam
padi dengan komposisi yang bervariasi yaitu 75:25, 50:50.
Perekat yang digunakan adalah tetes tebu dengan kadar
bervariasi yaitu 80, 60, 20% dari jumlah bahan baku.
Dalam pembuatan briket ini diberi tekanan pengepressan
yang berbeda-beda yaitu 20 kg/m2, dan 25 kg/m2.
Parameter yang diamati yaitu pengaruh kombinasi
antara konsentrasi bahan baku, variasi perekat dan variasi
tekanan terhadap lama waktu nyala briket sebagai uji nilai
kalor, lama pembakaran, kadar abu, dan kadar air. Data
yang diperoleh akan dianalisa kadar air, kadar abu serta
uji lama pembakaran dan nilai kalor.
Hasil dalam penelitian ini adalah Briket yang baik
iv
berdasarkan kadar abu, laju pembakaran dan nilai kalor
adalah briket yang memiliki perbandingan konsentrasi
bahan tempurung kelapa : sekam padi sebesar 75 : 25,
dengan konsentrasi perekat yang baik berdasarkan uji
kadar abu dan nilai kalor yaitu 20%, dan diberi tekanan
sebesar 25 kg/m2. Sedangkan briket yang baik berdasarkan
uji kadar air memiliki perbandingan konsentrasi bahan 50 :
50 dengan perekat 80%.
v
VARIATION OF MATERIAL CONCENTRATION,
MOLASSES, AND PRESSURE ON BRIQUETTING
COCONUT AND RICE HUSK
Abstract
Energy needs and consumption around the world are
constantly increasing, while the availability of oil and gas
especially in Indonesia is constantly decreasing. It cause rising
fuel prices. Therefore to anticipate it, alternative fuel is required
since it is cheaper and enviromental friendly. One of the
alternative fuel used frequently are briquettes. Briquette is
qualified alternative fuel composed of charcoal aggregates from
coconuts shell and rice husks.
The aim of this research is knowing the effect of materials
and binder concentration and pressure on coconut shell and rice
husk briquetting with molasses as a binder, with parameters that
is moisture content, ash content, burningg rate, and calor value.
Biomass material ratio variations were 75:25 and 50:50.
Whereas, molasses concentration variations were 80%, 60%, and
20%. The manufacture of briquette was pressurized with pressure
variation that was 20 kg/m2 and 25 kg/m2.
Measured parameters were moisture content, ash content,
burning rate, and calor value. Results showed that the best
briquette depend by ash content, burning rate, calor value is
biomass material ratio variations were 75:25, with 20% molasses
concentration and pressure of 25 kg/m2. While depend by
moisture content, the best briquette is biomass material ratio
variations were 50 : 50, with 80% molasses concentration.
vi.
Keywords : Briquette, K moisture content, ash content, burning
rate, calor value, coconut shell, rice husk, and pressure.
vii.
KATA PENGANTAR
Anisah Salji
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................ iv
ABSTRACT ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 3
1.4 Tujuan ......................................................................................... 4
1.5 Manfaat ....................................................................................... 4
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 41
5.2 Saran ........................................................................................... 41
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
variasi tekanan, variasi konsentrasi perekat dan konsentrasi
bahan baku pada pembuatan briket tempurung kelapa dan sekam
padi dengan perekat molase terhadap kadar air, kadar abu, nilai
kalor dan laju pembakaran briket.
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1) Memperoleh informasi tentang pembuatan briket dari
campuran bahan arang tempurung kelapa dan arang sekam
padi dengan menggunakan perekat molase.
2) Mengetahui kadar bahan, kadar perekat, dan tekanan yang
tepat untuk menghasilkan briket yang efektif.
3) Meningkatkan nilai tambah dari limbah tempurung kelapa,
sekam padi dan tetes tebus menjadi briket dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu bahan bakar alternatif.
4) Membantu menyelesaikan masalah ketergantungan bahan
bakar dari minyak bumi yang ketersediaannya di alam
semakin berkurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui
proses fotosintesis baik berupa produk maupun buangan. Contoh
biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan rumput, limbah
pertanian, limbah hutan, dan limbah ternak. Selain digunakan
untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak
nabati, bahan bangunan, dan sebagainya. Biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Biomassa yang
sering digunakan untuk bahan bakar adalah biomassa yang nilai
ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil
produk primernya (Pari dan Hartoyo, 1983).
Sedangkan menurut Silalahi (2000), biomassa adalah
campuran material organik yang kompleks, biasanya terdiri dari
karbohidrat, lemak protein dan mineral lain yang jumlahnya
sedikit seperti sodium, fosfor, kalsium dan besi. Komponen utama
tanaman biomassa adalah karbohidrat (berat kering ± 75%), lignin
(± 25%) dimana dalam beberapa tanaman komposisinya bisa
berbeda-beda.
Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa
sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat dimanfaatkan secara
lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak
mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi
udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber
daya hutan dan pertanian (Widardo dan Suryanta, 1995).
Potensi biomassa di Indonesia cukup tinggi. Dengan
hutan tropis Indonesia yang sangat luas, setiap tahun diperkirakan
terdapat limbah kayu sebanyak 25 juta ton yang terbuang dan
belum dimanfaatkan. Jumlah energi yang terkandung dalam kayu
itu besar, yaitu 100 milyar kkal setahun. Demikian juga sekam
padi, tongkol jagung, dan tempurung kelapa yang merupakan
limbah pertanian dan perkebunan yang memiliki potensi yang
5
6
2.2 Briket
Briket merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari
limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan.
Bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar alternatif atau
merupakan pengganti bahan bakar minyak yang paling murah dan
dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu
yang relatif singkat mengingat teknologi dan peralatan yang
digunakan relatif sederhana (Widarti, Ir. Suwono, & Ridho
Hantoro, 2010).
Briket memiliki karakteristik secara umum yaitu tidak
lembab, bewarna hitam, tidak berjamur, mempunyai berbagai
macam bentuk yaitu : bulat, sarang tawon, pipa kecil, dan cekung.
Ketika dinyalakan, briket tidak mengeluarkan asap dan api
berwarna kebiruan serta tidak berbau (Nugrahaeni, 2008).
Briket adalah bahan bakar padat yang dapat diperbaharui
yang dibuat dari campuran biomassa. Limbah tersebut dibuat dari
7
Bali, NTB, dan NTT 0,305 juta ha (8,20%), Maluku dan Papua
0,289 juta ha (7,80%). Kelapa merupakan tanaman perkebunan
dengan areal terluas di Indonesia, lebih luas dibanding karet dan
kelapa sawit. Menempati urutan teratas untuk tanaman budidaya
setelah padi. Kelapa menempati areal seluas 3,70 juta ha atau
26% dari 14,20 juta ha total areal perkebunan (Ardiawan, 2011).
Kelapa termasuk golongan kayu keras, yang secara
kimiawi memiliki komposisi kimia hampir serupa dengan kayu
yaitu tersusun atas lignin, cellulose dan hemicelluloses. Dengan
komposisi yang berbeda-beda selulosa (C6H10O5)n 33,61 %,
Hemiselulosa (C5H8O4)n 19,27 % dan lignin
[(C9H10O3)(CH3O)n] 36,51 % (Tirono dan Ali, 2011).
Gambar 2.2 Buah Kelapa (Cocos nucifera) (Tirono & Ali, 2011).
Karbonisasi
Proses Pengarangan karbonisasi adalah proses mengubah
bahan baku asal menjadi karbon berwarna hitam melalui
pembakaran dalam ruang tertutup dengan udara yang terbatas
atau seminimal mungkin. Proses karbonisasi biasanya dilakukan
dengan memasukkan bahan organik kedalam lubang atau ruangan
yang dindingnya tertutup, seperti di dalam tanah atau tangki yang
terbuat dari plat baja. Setelah dimasukkan, bahan disulut api
hingga terbakar. Nyala api tersebut dikontrol, tujuan pengendalian
tersebut agar bahan yang dibakar tidak menjadi abu tetapi
menjadi arang yang masih terdapat energi di dalamnya sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar (Kurniawan dan
Marsono, 2008).
Pada proses pengarangan (pirolisa) adalah penguraian
biomassa (lysis) menjadi panas (pyro) pada suhu lebih dari 1500
o
C. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses yaitu
pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah
pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan
pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan
gas/uap hasil pirolisa primer (Abdullah, dkk., 1991).
24
Uji Nyala
Uji nyala perlu dilaksanakan guna mengetahui apakah
superkarbon yang dibuat dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Parameter yang di amati mencakup lama penyalaan. Tabel 2.6
merupakan tabel untuk permasalahan uji nyala.
33
34
suatu bahan bakar padat adalah mineral yang tidak dapat terbakar
dan tertinggal setelah proses reaksi-reaksi dan pembakaran telah
usai. Abu akan menurunkan mutu bahan bakar padat karena dapat
menurunkan nilai kalor (Triono, 2006). Oleh karena itu, semakin
banyak kadar abu yang dihasilkan maka kualitas briket tersebut
akan semakin rendah. Berikut merupakan tabel hasil kadar abu.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
variasi tekanan, konsentrasi perekat dan konsentrasi bahan baku
berpengaruh terhadap kadar air, kadar abu, laju pembakaran dan
nilai kalor. Briket yang baik berdasarkan kadar abu, laju
pembakaran dan nilai kalor adalah briket yang memiliki
perbandingan konsentrasi bahan tempurung kelapa : sekam padi
sebesar 75 : 25, dengan konsentrasi perekat yang baik
berdasarkan uji kadar abu dan nilai kalor yaitu 20%, dan diberi
tekanan sebesar 25 kg/m2. Sedangkan briket yang baik
berdasarkan uji kadar air memiliki perbandingan konsentrasi
bahan 50 : 50 dengan perekat 80%.
5.2 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah diperlukan penelitian
yang lebih lanjut mengenai konsentrasi perekat molase yang tepat
agar meningkatkan kualitas briket.
41
42
43
44
Kadar air
Kadar Abu
49
BIODATA PENULIS