Anda di halaman 1dari 2

SOP PELAYANAN KESEHATAN

PENDERITA HIPERTENSI

Nomor :
SOP Terbit ke :
No.Revisi : UPTD
Tgl.Diberlaku : Puskesmas
Halaman : 1/2 Cot
Seumeureung

Penanggung Jawab Ditetapkan Kepala UPTD


Puskesmas Cot
Seumeureung

SURYATI IBRAHIM Dr.SUSANTI


NIP.197510102005042001 NIP.196810212000122001

1. Pengertian Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik


lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Hipertensi

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan


Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer
5. Alat dan Bahan  Rekam medis
 Alat tulis
 Formulir permintaan laborat
6. Diagnosis Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung
berdebar-debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di
dada.Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah
dan impotensi.

Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat. Tekanan darah
meningkat. Nadi tidak normal. Pada pasien dengan hipertensi, wajib
diperiksa status neurologis, akral, dan pemeriksaan fisik jantungnya (JVP,
batas jantung, dan rochi).

7. Diagnosis Banding Peningkatan tekanan darah akibat white coat hypertension, rasa nyeri,
peningkatann tekanan intraserebral, ensefalitis, akibat obat dll

8. Pemeriksaan sesuai penyakit penyerta : asam urat, aktivitas renin plasma, katekolamin
penunjang urin.

9. Terapi Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.


Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.

a. Hipertensi tanpa compelling indication


1. Hipertensi stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari,
furosemid 2x20-80 mg/hari), atau pemberian penghambat ACE
(captopril 2x25-100 mg/hari atau enalapril 1-2 x 2,5-40 mg/hari),
penyekat reseptor beta (atenolol 25-100mg/hari dosis tunggal),
penghambat kalsium.
2. Hipertensi stage-2.
3. Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu,
dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik,
tiazid dan penghambat ACE atau antagonis reseptor AII (losartan
1-2 x 25- 100 mg/hari) atau penyekat reseptor beta atau
penghambat kalsium.
4. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi
dari masing-masing antihipertensi diatas.Sebaiknya pilih obat
hipertensi yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali
sehari. (diltiazem extended release 1x180-420 mg/hari, amlodipin
1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau
kombinasi.
10. Unit Terkait 1. UGD
2. Poli umum
3. Poli KIA/KB
4. Pustu
5. Ponkesdes

Anda mungkin juga menyukai