Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba 

PENGARUH PELATIHAN ASERTIF UNTUK


MENINGKATKAN ASERTIVITAS TERHADAP
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
(Single Subject Research Anak didik di Lapas Anak Pria
Tangerang)

Herli Hartati
Moch. Dimyati, M.Pd
Herdi, M.Pd

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pengaruh pelatihan
asertif untuk meningkatkan asertivitas terhadap penyalahgunaan narkoba, dengan satu
responden yaitu anak didik dengan kasus penyalahgunaan narkoba. Responden diam-
bil dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode Single
Subject Research dengan menggunakan desain A-B. Hasil penelitian menunjukan adanya
peningkatan perilaku asertif dengan melakukan latihan asertif yang telah diterapkan ke-
pada anak didik dalam waktu empat belas hari. Anak didik tersebut dapat meningkatkan
asertivitas baik verbal maupun non verbal dengan langkah-langkah yang terdapat dalam
latihan asertif. Teknik ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh anak didik, diasumsikan
anak didik mampu dan memiliki keberanian dalam meningkatkan asertivitas terutama
dalam penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut terbukti dalam penelitian Single Subject
Research yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa pentingnya memiliki perilaku asertif
dalam kehidupan sehari-hari dan terutama pada usia remaja.

Kata kunci : latihan asertif, asertivitas terhadap penyalahgunaan narkoba.

Pendahuluan bangsa di masa depan.


Maraknya peredaran narkoba saat ini sudah sa- Beberapa faktor yang menyebabkan penyalahgu-
ngat mengkhawatirkan, terlihat dengan makin ba- naan narkoba lebih banyak dilakukan oleh kalangan
nyaknya pengguna narkoba dari semua kalangan. remaja antara lain lemahnya kepribadian, perkem-
Narkoba sangat mudah didapatkan, baik oleh ka- bangan emosi yang tidak stabil, tidak mampu me-
langan dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Namun nyesuaikan diri, menderita kelainan tingkah laku se-
yang paling memprihatinkan penyalahgunaan nar- jak kecil (psikopat), ketidak harmonisan hubungan
koba saat ini lebih banyak dilakukan oleh kalangan antar anggota keluarga, orang tua terlalu menekan
remaja, padahal mereka adalah generasi penerus anak, pengaruh pergaulan yang buruk,ekses negatif
1 Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, herli.hartati@gmail.com
2 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, moch_dimyati@yahoo.com
3 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, herdiunj5@gmail.com
 Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba

dari keadaan sekolah, pengaruh negatif lingkungan berinisial S menceritakan bahwa alasan menggu-na-
terhadap perkembangan kepribadian kan narkoba karena ajakan oleh teman dan rasa pe-
Menurut data dari Badan Narkotika Nasional. nasarannya juga yang membuat S Ingin mengguna-
Jika dilihat menurut kelompok usia pertama kali kan narkoba. Menurut S setelah menggunakan nar-
menggunakan narkoba, sebagian besar (95%) per- koba perasaan menjadi lebih rileks, tidak ada beban,
tama kali menggunakan narkoba pada usia < 30 ta- merasakan kesenangan dan lain-lain.
hun, sebagian (47%) berada di kisaran usia < 20 ta- Menurut pengakuan S setelah diwawancara bah-
hun dan sebagian lagi (48%) berada di usia 20 – 29 wa ia menyesal telah menggunakan narkoba, narko-
tahun. Keadaan ini menunjukkan penggunaan nar- ba membuat S menjadi seorang anak yang pernah
koba pertama kali dilakukan pada usia muda. Seko- memasuki rumah tahanan, S merasa malu jika suatu
lah/kampus, kost/kontrakan, tempat kerja, di jalan, hari nanti S keluar dari Lapas tidak ada yang mau
diskotik//karaoke, rumah, sendiri, rumah teman, menjadi temannya atau malah terjerumus menggu-
di terminal/stasiun dan di hotel/penginapan adalah nakan narkoba kembali. Itu yang dikhawatirkan S
tempat yang banyak disebut responden pada saat di- jika suatu hari keluar dari Lapas, dengan kata lain S
tawari narkoba. Tempat yang sering kali ditawari tidak memiliki kemampuan asertif dalam menggu-
narkoba adalah di rumah teman, tempat kerja dan nakan narkoba.
diskotik/pub dan karaoke (6,9%, 5,8% dan 5,3%) Setelah melihat permasalahan yang di alami
(BNN, 2013: 43). oleh S dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
S melakukan penyalahgunaan narkoba dikarenakan
Tabel 1 ajakan oleh teman. Kondisi S yang mengalami ma-
Jumlah Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan Ke- salah seperti yang disebutkan di atas membutuhkan
lompok Umur Tahun 2013 penanganan yang dapat membantu S keluar dari per-
NO. KELOMPOK UMUR JUMLAH TERSANGKA TAHUN 2013 masalahannya. Pelatihan Asertif menjadi salah satu
1. < 16 Tahun 122
2. 16-19 Tahun 2.377
cara penanganan yang dapat dilakukan untuk mem-
3. 20 24 Tahun 6.246 bantu S keluar dari permasalahan tersebut.
4. 25-29 Tahun 16.167
5. > 30 Tahun 18.855 Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik un-
JUMLAH 43.767 tuk meningkatkan asertivitas terhadap penyalahgu-
naan narkoba dengan teknik pelatihan asertif terha-
Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia, Maret 2014
dap anak didik di Lapas Anak Pria Tangerang.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi yang pene-


liti lakukan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Kajian Teori
Tangerang, bahwa tindak pidana yang terbanyak di- Asertif
lakukan adalah mengenai narkoba sebanyak 100 Asertif menurut Bedell & Lennox menyatakan
anak didik dari 224 anak didik, selanjutnya tindak bahwa asertivitas akan mendukung tingkah laku
pidana perlindungan anak sebanyak 56 anak didik interpersonal yang secara simultan akan berusaha
dari 224 anak didik, dan pembunuhan sebanyak 18 untuk memenuhi keinginan individu semaksimal
anak didik dari 224 anak didik. Dari 100 anak didik mungkin secara bersamaan juga mempertimbang-
yang melakukan tindak pidana narkoba, 92 anak di- kan keinginan orang lain, karena hal itu tidak han-
dik termasuk dalam anak pidana dan 8 anak didik ya memberikan penghargaan pada diri sendiri tapi
termasuk anak tahanan. juga kepada orang lain (J.R. Bedell& S.S. Lennox,
1997: 132).
Hasil wawancara awal dengan anak didik yang
mengalami tindak pidana di Lembaga Pemasyara- Tujuan asertif adalah meningkatkan kemampuan
katan Anak Pria Tangerang mengenai tindak pidana interpersonal yaitu mampu berkata tidak, membuat
narkoba bahwa alasan menggunakan narkoba adalah permintaan, mengekspresikan perasaan baik positif
karena coba-coba, ajakan teman dan pergaulan di maupun negatif serta membuka dan mengakhiri per-
lingkungan sekitar tempat tinggal. Anak didik yang cakapan. Asertif training dapat dijadikan salah sa-
Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba 

tu pilihan bantuan yang dapat diberikan pada siswa Narkoba


yang kurang memiliki keterampilan komunikasi in- Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psiko-
terpersonal. tropika dan bahan adiktif lainnya. Narkoba adalah
Menurut Chirstoff& Kelly dalam Gunarsa, ada obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makan-
tiga kategori perilaku asertif yaitu asertif penolakan. an jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disun-
asertif pujian, dan asertif permintaan (Singgih. D. tikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susu-
Gunarsa, 2011: 216). Asertif yang dimaksud dalam nan saraf pusat), dan sering menyebabkan iberubah
penelitian ini termasuk dalam kategori asertif peno- (meningkat atau menurun); demikian pula fungsi vi-
lakan, yaitu kemampuan anak didik dalam melaku- tal organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, per-
kan penolakan penggunaan narkoba. Terdapat dua napasan, dan lain-lain). Adapun jenis-jenis narkoba
aspek dalam asertif yaitu: aspek verbal terdiri dari yaitu opium, morphin, ganja, cocain, heroin, shabu-
adanya kesepakatan dan adanya ekspresi langsung. shabu, ekstasi, putaw, alkohol, Sedativa/Hipnotika.
Sedangkan aspek non verbal terdiri dari kontak ma- Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba ada
ta, postur tubuh. gerak tubuh, jarak, penetapan wak- tiga yaitu: narkoba, individu, dan lingkungan. Dari
tu, suara. ketiganya, yang terpenting adalah faktor individu.
Menurut Corey pelatihan asertif termasuk dalam Seseorang harus bertanggung jawab atas perilaku-
pendekatan kognitif behavioral yang bisa diterap- nya dan tidak boleh mempersalahkan orang lain atau
kan terutama pada situasi-situasi interpersonal di- keadaan.
mana individu mengalami kesulitan untuk meneri- Dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pa-
ma kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan da fisik, psikis maupun sosial seseorang. Dampak
diri adalah tindakan yang layak atau benar. Pelatih- Fisik adalah gangguan pada system syaraf, dam-
an asertif akan membantu bagi orang-orang yang ti- pak psikologi adalah lamban kerja, ceroboh kerja,
dak mampu mengungkapkan kemarahan atau pe- sering tegang dan gelisah, hilang kepercayaan diri,
rasaan tersinggung; memiliki kesulitan untuk me- apatis, pengkhayal, penuh curiga, dampak bagi Ke-
ngatakan “tidak”; merasa tidak punya hak untuk me- luarga adalah suasana nyaman dan tentram tergang-
miliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri gu, dampak bagi sekolah adalah narkoba merusak
(Gerald Corey, 2010: 213). disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi pro-
Corey mengembangkan perilaku asertif lebih ses belajar
berfokus pada pelaksanaan pelatihan secara berke-
lompok. Kelompok pelatihan asertif ditandai de- Metode Penelitian
ngan struktur yang mempunyai pemimpin. Secara Penelitian dilakukan di Lapas Anak Pria
khas sesi berstuktur sebagai berikut: sesi pertama, Tangerang, Banten. Penelitian dilaksanakan pada
yang dimulai dengan pengenalan didaktik tentang bulan Maret sampai Desember 2014. Metode pene-
kecemasan sosial yang tidak realistis, sesi kedua bi- litian yang digunakan adalah metode Single Sub-
sa memperkenalkan sejumlah latihan relaksasi, dan ject Research, menurut Juang pada penelitian de-
masing-masing anggota menerangkan tingkah laku ngan subject tunggal, pengukuran variabel teri-
spesifik dalam situasi-situasi interpersonal yang di- kat atau target behavior dilakukan berulang-ulang
rasakannya menjadi masalah, sesi ketiga, para ang- dalam periode waktu tertentu misalnya perjam, per-
gota menerangkan tingkah laku menegaskan diri hari, atau perminggu perbandingan tidak dilakukan
yang telah dicoba dijalankan oleh mereka dalam antar individu maupun kelompok tetapi dibanding-
situasi-situasi kehidupan nyata, sesi selanjutnya ter- kan pada subjek yang sama dalam kondisi yang ber-
diri atas penambahan latihan relaksasi, pengulangan beda (Juang Sunanto, 2005: 55). Desain penelitian
perjanjian untuk menjalankan tingkah laku mene- metode subjek tunggal yang digunakan adalah De-
gaskan diri, yang diikuti oleh evaluasi, sesi terakhir sain A-B. Desain A-B merupakan Desain dasar dari
bisa disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan indi- penelitian subjek tunggal. Prosedur desain ini disu-
vidual para anggota (Gerald Corey, 2010: 213). sun atas dasar apa yang disebut dengan logika base-
line menunjukan suatu pengulangan pengukuran
 Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba

perilaku atau target perilaku pada sekurang-kurang- Berdasarkan grafik 1. data baseline frekuensi
nya dua kondisi yaitu baseline (A) dan kondisi inter- perilaku asertif subjek penelitian. Observer pertama
vensi (B). Penelitian ini dilakukan secara observasi dilakukan oleh peneliti, frekuensi paling rendah ter-
dengan dibantu oleh wali anak didik dan wali kelas dapat pada aspek ekspresi langsung sebanyak 2 ka-
anak didik yang ada di Lapas Anak Pria Tangerang. li yang terjadi pada tanggal 17 November 2014, se-
Subjek penelitian adalah sesuatu yang dijadikan dangkan pada aspek kontak mata diperoleh frekuen-
bahan atau sasaran dalam suatu penelitian. Juang si 1 kali pada tanggal 16 November 2014.
menyatakan “penelitian single subject research di-
gunakan untuk subjek tunggal, dalam pelaksanaan- Tabel 3
nya dapat dilakukan pada seorang subjek atau seke- Data frekuensi perilaku asertif setelah intervensi
lompok subjek (Juang Sunanto, 2005: 2). Perilaku Asertif
Verbal Non Verbal
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data Tanggal Adanya Ekspresi Kontak
kesepakatan langsung mata
Postur Gerak
tubuh tubuh
Penetapa
Jarak n waktu suara

menurut Sugiyono yang digunakan adalah bservasi 22 Nov 2014


Ob
3
Pn
4
Ob
3
Pn
4
Ob Pn Ob Pn Ob Pn Ob Pn
4 3 4 5 3 4 3 5
Ob
3
Pn
4
Ob
3
Pn
4

dan wawancara(Juang Sunanto, 2005: 226). 29 Nov 2014


30Nov 2014
3
4
4
5
4
5
3
4
4
4
4
4
5
5
4
6
3
4
3
5
4
3
3
4
4
3
4
3
3
5
5
4
1 Des 2014 3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 6
2 Des 2014 4 5 5 4 4 5 5 4 6 5 4 5 5 4 4 4
3 Des 2014 5 6 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 6

Hasil dan Pembahasan 4 Des 2014


17 Jan 2015
24 Jan 2015
6
6
5
5
5
5
6
6
5
5
5
6
5
5
5
5
5
5
6
6
5
6
5
6
5
5
5
6
5
6
5
5
5
6
5
6
5
5
5
6
5
5
6
6
6
6
5
6
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di 31 Jan 2015
7 Feb 2015
5
6
5
6
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
5
5
6
6
6
6
Lapas Anak Pria Tangerang didapatkan data frekue-
nsi asertif sebelum dan sesudah intervensi. Ket : Pn = Peneliti Ob = Observer

Tabel 2 Berdasarkan tabel 3 yang diperoleh dari pengola-


Data frekuensi perilaku asertif sebelum intervensi han hasil observasi yang dilakukan oleh dua obser-
Perilaku Asertif ver dalam data frekuensi perilaku asertif setelah di-
Verbal Non Verbal
Adanya ke- Ekspresi Kontak Postur Gerak Penetap-
berikan intervensi dapat dilihat bahwa S mengalami
Tanggal sepakatan langsung mata Tubuh Tubuh Jarak an Waktu Suara
Ob Pn Ob Pn Ob Pn Ob Pn Ob Pn Ob Pn Ob Pn Ob Pn
peningkatan perilaku asertif.
15 Nov 2014 4 5 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 5
16 Nov 2014 3 3 4 4 3 1 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4
17 Nov 2014 4 4 1 2 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 3
18 Nov 2014 3 3 3 3 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 5
19 Nov 2014 5 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 3 3 5 3
20 Nov 2014 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4
21 Nov 2014 5 4 5 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5

Ket : Pn = Peneliti Ob = Observer

Dari tabel diatas diperoleh informasi jika


frekuensi perilaku asertif yang paling rendah adalah
ekspresi langsung, dan kontak mata. Data baseline Grafik 2 Observasi Frekuensi Perilaku Asertif S
setelah diberikan intervensi
ini diambil selama seminggu di Lapas Anak Pria
Tangerang.
Dapat terlihat pada grafik 2 bahwa hari kehari
6
Adanya sedikit demi sedikit S mengalami peningkatan yaitu
Kesepakatan

5
Ekspresi pada aspek ekspresi langsung yang ditandai dengan
4
Langsung
Kontak mata
warnah merah tebal mengalami peningkatan baik
3
observasi yang dilakukan oleh peneliti maupun ob-
Postur Tubuh

2
server dan pada aspek kontak mata juga terlihat pe-
Gerak Tubuh
1
ningkatan yang ditandai dengan warna hijau tebal.
Jarak
0 Kesenyapan
15-Nov 16-Nov 17-Nov 18-Nov 19-Nov 20-Nov 21-Nov sesaat
Implikasi dan Saran
Grafik 1 Observasi Frekuensi Perilaku Asertif S sebe- Berdasarkan hasil kegiatan Single Subject Re-
lum diberika intervensi search yang dilakukan oleh peneliti dengea penera-
Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba 

pan latihan asertive pada anak didik di Lapas Anak lain-lain, bagi peneliti selanjutnya, antara lain mem-
Pria Tangerang yang berinisial S dilakukan penera- buat instrumen yang dapat mengetahui lebih ba-
pan selama 14 hari, ditemukan kesimpulan sebagai nyak lagi perilaku asertif, apakah anak didik terse-
berikut : Single Subject Research terhadap anak di- but dapat menerapkan dengan menggunakan pene-
dik di Lapas Anak Pria Tangerang yang catatan ob- rapan pelatihan asertif dengan baik, membuat peng-
servasi frekuensi perilaku asertif rendah menunjuk- klasifikasian masalah-masalah yang ada di Lapas
kan bahwa penerapan teknik asertive training, dapat yang penangannya dapat menggunakan penerapan
dilaksanakan dengan cukup baik melalui pilihan- dengan menggunakan penerapan pelatihan asertif,
pilihan kegiatanyang dilakukan, sehingga masalah penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu
perilaku asertif dapat diatasi dan meningkat secara adalah hubungan pendekatan yang baik dengan anak
sedikit demi sedikit, ada perubahan yang positif ter- didik yang ada di Lapas. Kemudian menghilangkan
hadap perilaku asertif anak didik setelah diterapkan perilaku asertif dengan menggunakan teknik terten-
program penerapan pelatihan asertif pada anak di- tu, melakukan ekperimen untuk mengetahui jenis-
dik yang mengalami masalah asertivitas terhadap jenis permasalahan yang dalam penanganannya me-
penyalahgunaan narkoba, penerapan pelatihan aser- merlukan pengubahan perilaku dengan mengguna-
tif dapat dijalankan oleh anak didik dengan kesadar- kan menggunakan penerapan pelatihan asertif, mem-
an dan keterlibatan penuh, tanpa adanya unsur pak- buat desain penelitian single subject research selain
saan, karena dengan penggunaan teknik ini anak di- desain A-B. Sehingga kesimpulan terhadap perubah-
dik dapat menentukan sendiri target perilaku yang an perilaku dapat dipastikan karena adanya inter-
akan di ubah. vensi yang digunakan.
Ada beberapa hal yang dapat disarankan peneliti
demi keperluan pengembangan dari hasil penelitian
terhadap penanganan perilaku asertif pada anak di-
Referensi
Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalah-
dik dengan penerapan dengan menggunakan pela- gunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Ta-
tihan asertif yaitu : Bagi guru, diterapkannya pelati- hun 2013 Edisi Tahun 2014.di unduh tanggal 4 ok-
han asertif di dalam kelas untuk mengetahui tingkat tober 2014.
asertivitas anak didik baik dalam asertif penolakan, R. Bedell & S.S. Lennox, Handbook for Communication
asertif pujian, dan asertif permintaan, untuk melaku- and Problem Solving Skills
kan perilaku asertif anak didik perlu adanya kerjasa- Singgih. D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakar-
ma dengan wali kelas, wali anak didik serta psiko- ta: BHK Gunung Mulia, 2011).
log yang terdapat di Lapas, peran orang tua di rumah Training : A cognitive behavioral approach, (New York:
lebih mengawasi pergaulan anaknya, mengetahui te- John Wiley & Sons. Inc, 1997).
man-teman anaknya, memberikan kasih sayang yang Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikotera-
tulus, bagi S untuk menghindari pemakaian narko- pi, (Bandung: Refika Aditama, 2010).
Juang Sunanto.Pengantar Penelitian dengan Subyek
ba sebaiknya S menyibukan diri dalam berbagai ke-
Tunggal.CRICED University of Tsukuba 2005.
giatan misalnya bekerja, membantu orang tua dan

Anda mungkin juga menyukai