Herli Hartati
Moch. Dimyati, M.Pd
Herdi, M.Pd
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pengaruh pelatihan
asertif untuk meningkatkan asertivitas terhadap penyalahgunaan narkoba, dengan satu
responden yaitu anak didik dengan kasus penyalahgunaan narkoba. Responden diam-
bil dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan metode Single
Subject Research dengan menggunakan desain A-B. Hasil penelitian menunjukan adanya
peningkatan perilaku asertif dengan melakukan latihan asertif yang telah diterapkan ke-
pada anak didik dalam waktu empat belas hari. Anak didik tersebut dapat meningkatkan
asertivitas baik verbal maupun non verbal dengan langkah-langkah yang terdapat dalam
latihan asertif. Teknik ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh anak didik, diasumsikan
anak didik mampu dan memiliki keberanian dalam meningkatkan asertivitas terutama
dalam penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut terbukti dalam penelitian Single Subject
Research yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa pentingnya memiliki perilaku asertif
dalam kehidupan sehari-hari dan terutama pada usia remaja.
dari keadaan sekolah, pengaruh negatif lingkungan berinisial S menceritakan bahwa alasan menggu-na-
terhadap perkembangan kepribadian kan narkoba karena ajakan oleh teman dan rasa pe-
Menurut data dari Badan Narkotika Nasional. nasarannya juga yang membuat S Ingin mengguna-
Jika dilihat menurut kelompok usia pertama kali kan narkoba. Menurut S setelah menggunakan nar-
menggunakan narkoba, sebagian besar (95%) per- koba perasaan menjadi lebih rileks, tidak ada beban,
tama kali menggunakan narkoba pada usia < 30 ta- merasakan kesenangan dan lain-lain.
hun, sebagian (47%) berada di kisaran usia < 20 ta- Menurut pengakuan S setelah diwawancara bah-
hun dan sebagian lagi (48%) berada di usia 20 – 29 wa ia menyesal telah menggunakan narkoba, narko-
tahun. Keadaan ini menunjukkan penggunaan nar- ba membuat S menjadi seorang anak yang pernah
koba pertama kali dilakukan pada usia muda. Seko- memasuki rumah tahanan, S merasa malu jika suatu
lah/kampus, kost/kontrakan, tempat kerja, di jalan, hari nanti S keluar dari Lapas tidak ada yang mau
diskotik//karaoke, rumah, sendiri, rumah teman, menjadi temannya atau malah terjerumus menggu-
di terminal/stasiun dan di hotel/penginapan adalah nakan narkoba kembali. Itu yang dikhawatirkan S
tempat yang banyak disebut responden pada saat di- jika suatu hari keluar dari Lapas, dengan kata lain S
tawari narkoba. Tempat yang sering kali ditawari tidak memiliki kemampuan asertif dalam menggu-
narkoba adalah di rumah teman, tempat kerja dan nakan narkoba.
diskotik/pub dan karaoke (6,9%, 5,8% dan 5,3%) Setelah melihat permasalahan yang di alami
(BNN, 2013: 43). oleh S dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
S melakukan penyalahgunaan narkoba dikarenakan
Tabel 1 ajakan oleh teman. Kondisi S yang mengalami ma-
Jumlah Tersangka Kasus Narkoba Berdasarkan Ke- salah seperti yang disebutkan di atas membutuhkan
lompok Umur Tahun 2013 penanganan yang dapat membantu S keluar dari per-
NO. KELOMPOK UMUR JUMLAH TERSANGKA TAHUN 2013 masalahannya. Pelatihan Asertif menjadi salah satu
1. < 16 Tahun 122
2. 16-19 Tahun 2.377
cara penanganan yang dapat dilakukan untuk mem-
3. 20 24 Tahun 6.246 bantu S keluar dari permasalahan tersebut.
4. 25-29 Tahun 16.167
5. > 30 Tahun 18.855 Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik un-
JUMLAH 43.767 tuk meningkatkan asertivitas terhadap penyalahgu-
naan narkoba dengan teknik pelatihan asertif terha-
Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia, Maret 2014
dap anak didik di Lapas Anak Pria Tangerang.
perilaku atau target perilaku pada sekurang-kurang- Berdasarkan grafik 1. data baseline frekuensi
nya dua kondisi yaitu baseline (A) dan kondisi inter- perilaku asertif subjek penelitian. Observer pertama
vensi (B). Penelitian ini dilakukan secara observasi dilakukan oleh peneliti, frekuensi paling rendah ter-
dengan dibantu oleh wali anak didik dan wali kelas dapat pada aspek ekspresi langsung sebanyak 2 ka-
anak didik yang ada di Lapas Anak Pria Tangerang. li yang terjadi pada tanggal 17 November 2014, se-
Subjek penelitian adalah sesuatu yang dijadikan dangkan pada aspek kontak mata diperoleh frekuen-
bahan atau sasaran dalam suatu penelitian. Juang si 1 kali pada tanggal 16 November 2014.
menyatakan “penelitian single subject research di-
gunakan untuk subjek tunggal, dalam pelaksanaan- Tabel 3
nya dapat dilakukan pada seorang subjek atau seke- Data frekuensi perilaku asertif setelah intervensi
lompok subjek (Juang Sunanto, 2005: 2). Perilaku Asertif
Verbal Non Verbal
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data Tanggal Adanya Ekspresi Kontak
kesepakatan langsung mata
Postur Gerak
tubuh tubuh
Penetapa
Jarak n waktu suara
5
Ekspresi pada aspek ekspresi langsung yang ditandai dengan
4
Langsung
Kontak mata
warnah merah tebal mengalami peningkatan baik
3
observasi yang dilakukan oleh peneliti maupun ob-
Postur Tubuh
2
server dan pada aspek kontak mata juga terlihat pe-
Gerak Tubuh
1
ningkatan yang ditandai dengan warna hijau tebal.
Jarak
0 Kesenyapan
15-Nov 16-Nov 17-Nov 18-Nov 19-Nov 20-Nov 21-Nov sesaat
Implikasi dan Saran
Grafik 1 Observasi Frekuensi Perilaku Asertif S sebe- Berdasarkan hasil kegiatan Single Subject Re-
lum diberika intervensi search yang dilakukan oleh peneliti dengea penera-
Pengaruh Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Asertivitas Terhadap Penyalahgunaan Narkoba
pan latihan asertive pada anak didik di Lapas Anak lain-lain, bagi peneliti selanjutnya, antara lain mem-
Pria Tangerang yang berinisial S dilakukan penera- buat instrumen yang dapat mengetahui lebih ba-
pan selama 14 hari, ditemukan kesimpulan sebagai nyak lagi perilaku asertif, apakah anak didik terse-
berikut : Single Subject Research terhadap anak di- but dapat menerapkan dengan menggunakan pene-
dik di Lapas Anak Pria Tangerang yang catatan ob- rapan pelatihan asertif dengan baik, membuat peng-
servasi frekuensi perilaku asertif rendah menunjuk- klasifikasian masalah-masalah yang ada di Lapas
kan bahwa penerapan teknik asertive training, dapat yang penangannya dapat menggunakan penerapan
dilaksanakan dengan cukup baik melalui pilihan- dengan menggunakan penerapan pelatihan asertif,
pilihan kegiatanyang dilakukan, sehingga masalah penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu
perilaku asertif dapat diatasi dan meningkat secara adalah hubungan pendekatan yang baik dengan anak
sedikit demi sedikit, ada perubahan yang positif ter- didik yang ada di Lapas. Kemudian menghilangkan
hadap perilaku asertif anak didik setelah diterapkan perilaku asertif dengan menggunakan teknik terten-
program penerapan pelatihan asertif pada anak di- tu, melakukan ekperimen untuk mengetahui jenis-
dik yang mengalami masalah asertivitas terhadap jenis permasalahan yang dalam penanganannya me-
penyalahgunaan narkoba, penerapan pelatihan aser- merlukan pengubahan perilaku dengan mengguna-
tif dapat dijalankan oleh anak didik dengan kesadar- kan menggunakan penerapan pelatihan asertif, mem-
an dan keterlibatan penuh, tanpa adanya unsur pak- buat desain penelitian single subject research selain
saan, karena dengan penggunaan teknik ini anak di- desain A-B. Sehingga kesimpulan terhadap perubah-
dik dapat menentukan sendiri target perilaku yang an perilaku dapat dipastikan karena adanya inter-
akan di ubah. vensi yang digunakan.
Ada beberapa hal yang dapat disarankan peneliti
demi keperluan pengembangan dari hasil penelitian
terhadap penanganan perilaku asertif pada anak di-
Referensi
Jurnal Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalah-
dik dengan penerapan dengan menggunakan pela- gunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Ta-
tihan asertif yaitu : Bagi guru, diterapkannya pelati- hun 2013 Edisi Tahun 2014.di unduh tanggal 4 ok-
han asertif di dalam kelas untuk mengetahui tingkat tober 2014.
asertivitas anak didik baik dalam asertif penolakan, R. Bedell & S.S. Lennox, Handbook for Communication
asertif pujian, dan asertif permintaan, untuk melaku- and Problem Solving Skills
kan perilaku asertif anak didik perlu adanya kerjasa- Singgih. D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakar-
ma dengan wali kelas, wali anak didik serta psiko- ta: BHK Gunung Mulia, 2011).
log yang terdapat di Lapas, peran orang tua di rumah Training : A cognitive behavioral approach, (New York:
lebih mengawasi pergaulan anaknya, mengetahui te- John Wiley & Sons. Inc, 1997).
man-teman anaknya, memberikan kasih sayang yang Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikotera-
tulus, bagi S untuk menghindari pemakaian narko- pi, (Bandung: Refika Aditama, 2010).
Juang Sunanto.Pengantar Penelitian dengan Subyek
ba sebaiknya S menyibukan diri dalam berbagai ke-
Tunggal.CRICED University of Tsukuba 2005.
giatan misalnya bekerja, membantu orang tua dan