Anda di halaman 1dari 8

Implementasi Hierarki Maslow Kebutuhan Klien Pengguna Napza (David Alfredo)

IMPLEMENTASI HIERARKI MASLOW KEBUTUHAN KLIEN


PENGGUNA NAPZA DALAM MENINGKATKAN
STATUS KESEHATAN DI PANTI REHABILITASI
YAYASAN SEKAR MAWAR LEMBANG
STUDY PHENOMENOLOGY

David Alfredo¹, Blacius Dedi², Roselina Tambunan³

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung

Email: davidalfredo295@gmail.com, dediblacius67@gmail.com

ABSTRAK

Implementasi hierarki maslow kebutuhan klien pengguna napza dalam meningkatkan status kesehatan di panti
Rehabilitasi Yayasan Sekar Mawar Lembang. NAPZA merupakan singkatan untuk narkotika, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lain. Status kesehatan merupakan suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkat
sehat atau sakit, meningkatnya status kesehatan ditinjau dari faktor sosial adalah sejalan dengan meningkatnya
derajat pendidikan pengetahuan dan teknologi. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
Implementasi Hierarki kebutuhan klien pengguna NAPZA dalam meningkatkan status kesehatan di Panti
Rehabilitasi NAPZA Yayasan Sekar Mawar Lembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode fokus grup diskusi.
Pengolahan data dilakukan dengan analisis coalizi yaitu menentukan kata kunci, kategori dan tema. Penelitian
dilaksanakan di Yayasan Sekar Mawar Lembang, dengan melibatkan 8 partisipan yang merupakan klien di
Yayasan Sekar Mawar Lembang. Penelitian ini memperoleh tiga belas tema yaitu 1. Menggali bakat, 2.
Menerima apa yang diberikan oleh panti, 3. Sharing 4. konseling dengan konselor, 5. Pola hidup sehat 6.
Support, 7.tetap berpikir positif, 8. Percaya diri 9.perubahan sikap. Pengalaman yang dialami oleh klien dalam
meningkatkan status kesehatan berbeda-beda.

Kata Kunci : NAPZA, Status Kesehatan

ABSTRACT

Maslow's hierarchy of needs of the client implementation of people who use drugs in improving health status in
Rehabilitation nursing Foundation Sekar Mawar Lembang. it is an abbreviation for Narcotics, alcohol,
psychotropic drugs and other addictive substances. Health status is a State the position of the people in the level
of healthy or sick, increased health status in terms of social factors are in line with the increasing degree of
educational knowledge and technology.The purpose of this study aims to explore the Implementation Hierarchy
client needs people who use drugs in improving health status in Rehabilitation Nursing Foundation DRUGS
Sekar Mawar Lembang. The methods used in this study i.e., qualitative approach to Phenomenology.Data
collection is done by the method of focus group discussions. Processing of data is carried out by coalizi analysis
i.e. specify keywords, categories and themes.Research conducted at the Foundation of Sekar Mawar Lembang,
involving 8 participant who is a client of Yayasan Sekar Mawar Lembang.The research gained thirteen themes
namely 1. Dig up talent, 2. Accept what is given by the parlors, 3.4. Sharing with counselor counseling, 5.
healthy living Patterns 6.Support, 7. remain positive thinking, confident of 8.9. a change in attitude. client
experience could improving health status.

PENDAHULUAN (opiat). Narkotika menurut Undang-


Undang RI no. 22 tahun 1997 adalah opiat
Menurut Sumiati dkk (2009), NAPZA ganja dan kokain. Zat adiktif adalah zat
adalah singkatan untuk narkotika, alkohol, yang bila digunakan secara teratur, sering,
psikotropika, dan zat adiktif lain. dalam jumlah yang cukup banyak, dapat
Narkotika menurut farmakologi adalah zat membuat ketergantungan (adiksi). Teori
yang dapat menghilangkan rasa membius herarki kebutuhan dasar manusia yang
dikemukakan Abraham Maslow
39
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 39:46

(dalam Asmadi, 2008) dapat menyatakan bahwa penelitian ini


dikembangkan untuk menjelaskan menghasilkan 9 tema sesuai tujuan khusus
kebutuhan dasar manusia sebagai berikut: yaitu alasan menggunakan NAPZA suntik
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman tergambar dalam dua tema yaitu alasan
dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta pertama kali menggunakan dan alasan
serta rasa memiliki dan dimiliki, kebutuhan tetap menggunakan, respon yang timbul
akan harga diri maupun perasaan dihargai, setelah menggunakan NAPZA suntik
kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teridentifikasi dalam dua hal tema yaitu
Hendrik Bloom (dalam Asmadi, 2008), ada respon personal dan respon orang tua.
empat faktor yang mempengaruhi status Persepsi terkait efek samping dan bahaya
kesehatan seseorang, yaitu herediter NAPZA suntik tergambar dalam dua tema
(keturunan), layanan kesehatan, yaitu mempunyai nilai lebih dan
lingkungan, dan prilaku. Prilaku mempunyai dampak buruk, makna yang
peningkatkan kesehatan adalah prilaku tergali dari partisipan yaitu makna selama
dimana klien memandang kesehatan menggunakan dan makna setelah sembuh
sebagai suatu tujuan dan mengikuti dan harapan terhadap dukungan pihak
program pelayanan kesehatan atau terkait memunculkan tema dukungan
melaksanakan aktivitas yang ditunjukan terhadap kepolisian, petugas kesehatan dan
untuk mencapai atau mempertahankan pemerintah daerah.
kesehatan yang optimal (perry dan potter,
2010) Berdasarkan hasil penelitian Santoso;
Sahar; Wiarsih (2012), tentang
Jumlah pengguna narkoba di Indonesia Pengalaman Mantan Pengguna Dalam
dari tahun 2004 ke 2008 naik sekitar 29% Penyalahgunaan Napza Suntik. Hasil
yaitu 2,8 juta orang menjadi 3,3 juta pada penelitian menyatakan bahwa penelitian ini
tahun 2008 (BNN,2011). Pada 2014 menghasilkan 9 tema sesuai tujuan khusus
jumlah pengguna narkoba diperkirakan ada yaitu alasan menggunakan NAPZA suntik
sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang tergambar dalam dua tema yaitu alasan
yang pernah pakai narkoba pada kelompok pertama kali menggunakan dan alasan
usia 10-59 tahun di Indonesia. Prevalensi tetap menggunakan, respon yang timbul
Jawa Barat ada di angka 2,45% dengan setelah menggunakan NAPZA suntik
jumlah absolut pengguna narkotika di Jawa teridentifikasi dalam dua hal tema yaitu
Barat 850 ribu jiwa. BNN Kota Bandung respon personal dan respon orang tua.
mencatat ada sekitar 25.000 pemuda Kota Persepsi terkait efek samping dan bahaya
Bandung merupakan pengguna narkoba NAPZA suntik tergambar dalam dua tema
pada tahun 2015 pengguna narkoba di yaitu mempunyai nilai lebih dan
Kota Bandung sudah mencapai 25.427 mempunyai dampak buruk, makna yang
yang terjangkau survei, atau itu setara tergali dari partisipan yaitu makna selama
1,47%, data itu berdasarkan penelitian menggunakan dan makna setelah sembuh
BNN bekerja sama dengan Sekolah Tinggi dan harapan terhadap dukungan pihak
Kesejahteraan Sosial (STKS), sekitar 1 terkait memunculkan tema dukungan
dari 44 sampai 48 orang dari mereka yang terhadap kepolisian, petugas kesehatan dan
berusia 10-59 tahun masih atau pernah pemerintah daerah.
pakai narkoba di tahun 2015 (BNN, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian Santoso; Berdasarkan hasil penelitian Putri (2017),
Sahar; Wiarsih (2012), tentang tentang Pengalaman Mantan Penyalahguna
Pengalaman Mantan Pengguna Dalam NAPZA di Usia Remaja dalam Mencapai
Penyalahgunaan Napza Suntik, Resiliensi. Hasil penelitian menyatakan
menggunakan metode kualitatif dengan bahwa kehidupan sebagai penyalahguna
pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian NAPZA bukan keinginan bagi setiap
40
Implementasi Hierarki Maslow Kebutuhan Klien Pengguna Napza (David Alfredo)

orang, apalagi bagi seorang penyalahguna Peneliti mencatat data partisipan sebagai
NAPZA yang masih berada di usia remaja. informasi dasar yang meliputi: nama,
Terjerumus dalam penyalahgunaan napza umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
justru menimbulkan permasalahan bagi jenis NAPZA yang digunakan. Setelah
orang yang menjalaninya. Banyak faktor data dasar didapat, wawancara dilakukan.
pencetus dan pendukung seorang remaja Mengidentifikasi topik penelitian dan
menyalahgunakan NAPZA. Dimulai dari seting untuk investigasi, mendesain
lingkungan yang mendukung, pengaruh anggota FGD untuk membentuk grup yang
teman sebaya, rasa perasaran untuk terarah, mengembangkan dan uji coba
mencoba serta pola asuh yang salah dari panduan FGD, melatih moderator FGD,
orang tua dapat menjerumuskan para persiapan data dan analisa data. Posisi
remaja dalam penyalahgunaan NAPZA. duduk klien tidak boleh berhadapan
Proses awal penyalahgunaa NAPZA yang dengan pintu, yang boleh berhadapan
bermula dari rasa ingin tahu dan coba-coba dengan pintu moderator, duduk melingkar.
yang dilakukan berulang-ulang dapat Moderator harus menghindari pertanyaan
membuat individu menjadi ketergantungan “apakah?”. Format fokus grup diskusi
dan ketagihan akan NAPZA. bersifat semi terstruktur dengan pertanyaan
Ketergantungan NAPZA dapat membuat terbuka. Wawancara semi terstruktur
individu mengalami penurunan kualitas dilakukan untuk mengembangkan
psikologi akibat terperangkap dalam pertanyaan dari setiap pernyataan yang
kondisi buruk yang alami. dikemukakan oleh partisipan.

METODE PENELITIAN HASIL

Jenis penelitian ini adalah penelitian Hasil fokus grup diskusi dengan delapan
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi partisipan dapat diidentifikasi 1) menggali
exploratif, peneliti fenomenologis berusaha bakat, 2) menerima apa yang di berikan
mencari tentang hal-hal essensial, struktur oleh panti, 3) sharing 4) konseling dengan
invariant (esensi) atau arti pengalaman konselor 5) pola hidup sehat 6) support 7)
yang mendasar dan menekankan pada Perubahan Sikap 8) Tetap berpikir positif
intensitas kesadaran dimana pengalaman 9) percaya diri.
terdiri hal-hal yang tampak dari luar dan
hal-hal yang berada dalam kesadaran PEMBAHASAN
masing-masing berdasarkan memori,
persepsi dan arti. Penelitian kualitatif 1.Bakat
digunakan untuk pengalaman residen yang Beberapa partisipan mengungkapkan
sedang menjalani proses rehabilitasi di bahwa kebutuhan mengembangkan bakat.
Panti Rehabilitasi Yayasan Sekar Mawar Implementasi hierarki maslow kebutuhan
Lembang. Partisipan yang diperlukan pengguna NAPZA dalam meningkatkan
dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. status kesehatan yakin mengembangkan
Pemilihan partisipan dilakukan dengan bakat setiap hari seperti komunikasi.
teknik purposive sampling. Pemilihan Karena mengembangkan bakat seperti
berdasarkan kriteria inklusi sebagai masak dengan mencoba-coba menu yang
berikut: 1) klien yang sedang mengikuti baru sering di lakukan di panti rehabilitasi.
program rehabilitasi 2) klien yang Penelitian ini adalah mereka mulai
memiliki kemampuan untuk menceritakan mengembangkan bakatnya setiap hari
pengalaman 3) klien yang bersedia ikut seperti main bola ketika sore hari atau
serta dalam penelitian. Teknik sebelum mandi sore suka bermain bola.
pengumpulan data Fokus grup diskusi Menurut Sukardi, bakat merupakan suatu
dilakukan dalam waktu 45-60 menit. kondisi atau suatu kualitas yang
41
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 39:46

memungkinkan individu itu untuk Bahwa sumber stres yang dinyatakan oleh
berkembang pada masa mendatang(dalam partisipan yaitu, saat merasa lelah disuruh
Sunaryo, 2004) membersihkan wisma, sugesti, saat hujan,
saat mau tidur, tidak dijenguk oleh orang
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tua, serta partisipan merasa dijajah berada
Nursetyo (2015), Motivasi Residen ditempat rehabilitasi. Pernyataan partisipan
Mengikuti Program Pelatihan Otomotif mengenai sumber stres saat hujan yaitu
Panti Sosial Pamardi Putra Purwomartani karena pada saat hujan enak untuk
kalasan Kabupaten Seleman. 1. Motivasi mengkonsumsi narkoba. Pernyataan
residen dalam mengikuti pelatihan partisipan mengenai sumber stres pada saat
otomotif di Panti Sosial Pamardi Putra mau tidur dikarenakan partisipan teringat
antara lain : a. Motivasi dalam diri residen masa lalunya. Pernyataan lain seperti tidak
muncul karena menyangkut kepuasan yang dijenguk orang tua dikarenakan partisipan
ada dalam diri atau disebut dengan merasa apabila bertemu dengan orang
cognitive motives. b. Dalam proses tuanya partisipan termotivasi untuk
pelatihan otomotif residen dituntut untuk menjalani masamasa pemulihan. Adapun
mengembangkan potensi dalam diri yang pernyataan partisipan merasa dijajah, hal
sudah ada agar kreativitas muncul motivasi itu dikarenakan partisipan merasa
tersebut dinamakan self expression. c. terkurung dan tidak bebas menjalani hari-
Terciptanya suasana kompetensi yang harinya. Strategi koping yang digunakan
sehat bagi residen lain disebut dengan self pertisipan yaitu strategi problem-focused
enhancement. d. Motivasi interinsik coping dan emotian-focused coping. Hal
muncul dari dalam diri residen yang ingin ini terlihat bahwa pertisipan ketika mereka
mengikuti pelatihan otomotif. kesukaan merasa tertekan, pertisipan berusaha untuk
dari residen tentang mesin sepeda motor mengatasi tekanan atau stressor dengan
roda dua, adanya bakat yang dimiliki cara meningkatkan aktivitas seperti
residen. e. Motivasi eksterinsik adanya membersihkan wisma, bermain gitar,
dukungan dari keluarga residen, staff, bermain pingpong serta sharing dengan
instruktur dan teman sesama residen di teman-teman yang berada di panti
panti agar mengikuti pelatihan otomotif rehabilitasi serta mendekatkan diri kepada
dan kelak bisa bekerja di bengkel sepeda Tuhan. Pertisipan juga selalu berfikir
motor. f. Pikah panti memberikan positif selama menjalani rehabilitasi, inilah
dukungan yang terbaik kepada residen yang menciptakan koping yang adaptif,
untuk memilih kegiatan pelatihan apa yang dengan koping yang baik ini maka masa
akan residen jalani selama mengikuti pemulihan pertisipan semakin mudah dan
proses rehabilitasi lancar.

2. Menerima apa yang diberikan oleh Panti 4. Konseling dengan konselor


Penelitian didapatkan dari ke delapan muncul persepsi yang berbeda-beda yang
partisipan pengguna NAPZA untuk diungkapkan oleh partisipan. Beberapa
meningkatkan status kesehatan, muncul partisipan mengungkapkan bahwa
persepsi sama yang diungkapkan oleh kebutuhan pengguna NAPZA dalam
partisipan. Beberapa partisipan meningkatkan status kesehatan yakin
mengungkapkan bahwa kebutuhan kepada diri sendiri dan sering tampil ketika
fisiologis pengguna NAPZA dalam ada grup dan speak up.
meningkatkan status kesehatan yakin Menurut Suherman, (dalam Susanto, 2018)
menerima dan permintaan. konseling merupakan hubungan yang
bersifat membantu agar konseling dapat
3. Sharing tumbuh ke arah yang dipilihnya juga dapat

42
Implementasi Hierarki Maslow Kebutuhan Klien Pengguna Napza (David Alfredo)

memecahkan masalah-masalah yang 6. Support


dihadapinya. Muncul persepsi yang berbeda-beda yang
Berdasarkan hasil penelitian Juliana, diungkapkan oleh partisipan. Beberapa
Himam dan Maarif (2016). Fungsi partisipan mengungkapkan bahwa
konseling adalah menciptakan kenyamanan kebutuhan pengguna NAPZA dalam
dan sebagai role model kedua fungsi meningkatkan status kesehatan yakni
tersebut dilaharkan melalui hasil olahan memberikan contoh yang terbaik. Menurut
dengan faktor konseling yaitu intuisi, partisipan berbagi pengalaman hal hal yang
sharing is big power, open mind, progress baik dengan partisipan lainnya saling
philosopy, panutan, pendekatan membantu untuk recorveri pemulihan.
pengalaman, ulet, keteladanan, hypotetic Menurut partisipan orang tua selalu
question, pendekatan ekspresi, family mensupport pemulihanya di panti
milieu concept, psikologi emosional, dan rehabilitasi, dengan membiayai partisipan
pengobatan cold turkey kemudian faktor dan mempercayai panti rehabilitas.
konseling juga mampu menjelaskan Berdasarkan hasil penelitian Nurhidayat
implikasi peran konseling terhadap dan Nurdibyanandaru (2014), tentang
ketahanan pribadi. Hubungan Antara Dukungan Sosial
Keluarga Dengan Self Esteem pada
5. Pola hidup sehat Penyalahguna Narkoba Di Rehabilitasi
Beberapa partisipan mengungkapkan Balai Besar Lido, dengan pendekatan
bahwa kebutuhan pengguna NAPZA kuantitatif desain explanatory research.
dalam meningkatkan status kesehatan Didapatkan hasil bahwa tingkat dukungan
yakin berolah raga makan teratur sosial keluarga yang sedang yaitu 31 dari
pola hidup sehat yaitu segala upaya 48 subjek atau sekitar 64,58%, dan
menerapkan kebiasaan yang baik dalam sebagian besar subjek dalam penelitian ini
menciptakan hidup yang sehat dan 32 dari 48 subjek (66,67%) memiliki
menghindari kebiasaan buruk yang dapat tingkat self esteem sedang maka dapat
mengganggu kesehatan (Soenarjo R.J, disimpulkan semakin tinggi dukungan
2002) berdasarkan hasil penelitian sosial keluarga maka semakin tinggi pula
Lasmawan dan Valentina (2015), Panti self esteem pada penyalahguna narkoba
Rehabil intasi Korban Ketergantungan yang sedang di rehabilitasi begitu pula
NAPZA di Manado. bahwa kualitas hidup sebaliknya
merupakan suatu gambaran mengenai
kehidupan yang dialami oleh seseorang 7. Perubahan Sikap
yang dinilai dari berbagai faktor seperti Beberapa partisipan mengungkapkan
pekerjaan, kesehatan, keteraturan pola bahwa kebutuhan pengguna NAPZA
hidup, ekonomi, pemenuhan kebutuhan, dalam meningkatkan status kesehatan
dan kenyamanan psikologis yang dirasakan yakni lebih peduli sesama family di panti
oleh masing-masing individu. Kualitas rehabilitasi dan lebih bisa aktif kembali.
hidup dikatakan baik apabila semua faktor Menurut partisipan berkontribusi dengan
dapat terpenuhi dengan baik dan secara peduli sesama family di panti rehabilitasi
seimbang dapat dinikmati oleh individu kalo ada yang sedang bekerja menanyakan
yang bersangkutan, serta hal yang paling ada yang mungkin bisa partisipan batu atau
utama yaitu terbebas dari narkoba dan tidak. komunikasi yang baik, ya baik baik
dapat menyelesaikan terapi metadon, aja yang wajar aja jangan mancing
sehingga dapat terciptanya kondisi mancing emosi.
kehidupan yang lebih baik dari
sebelumnya. Sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap juga
43
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 39:46

pandangan-pandangan atau perasaan yang cenderung mudah dipengaruhi menjadi


di sertai kecenderungan bertindak sesuai kondisi yang kondusif untuk seorang
sikap objektif sikap terdiri dari berbagai remaja memutuskan memakai NAPZA.
tingkatan yaitu menerima bahwa orang
mau dan memperhatikan stimulus yang di 8. Tetap Berpikir positif
berikan, merespon jawaban apabila Beberapa partisipan mengungkapkan
ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan bahwa kebutuhan pengguna NAPZA
tugas yang diberi adalah suatu indikasi dalam meningkatkan status kesehatan
sikap karena suatu usaha untuk menjawab yakin mau menghindari feel negatif ketika
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang di di luar, kumunitas-komunitas yang tidak
berikan, menghargai orang lain untuk baik seperti masih menggunakan napza dan
mengerjakan atau mendiskusikan dengan alkohol. Menurut partisipan dari sini
orang lain terhadap suatu masalah adalah mereka dilatih tidak menggunakan
suatu indikasi sikap tingkat tiga, NAPZA dan menjadi pemikiran partisipan
bertanggung jawab atas segala yang telah menjadi lebih positif ketimbang mereka
dipilihnya dengan segala resiko adalah masih memakai NAPZA. Partisipan juga
mempunyai sikap paling tinggi (Wawan ingin bisa lebih mengikukiti program yang
dan Dewi, 2010). biasanya tidak dilakukan oleh partisipan,
tidak memikirkan selalu ingin pulang dan
Berdasarkan hasil penelitian Purwandari partisipan ingin lebih bisa mengatur mood
(2008), Orientasi Nilai-nilai Hidup: Proses mereka. Partisipan juga ingin menjadi
Pengambilan Keputusan Berhenti orang yang berguna setelah mengikuti
Mengkonsumsi NAPZA dengan program rehabilitasi.
pendekatan kualitatif fenomenologis
menunjukkan adanya hubungan yang Menurut Albert (2012) “berpikir positif”
sejalan antara nilai-nilai hidup yang adalah kemampuan seseorang untuk
menjadi orientasi utama dengan peristiwa memfokuskan perhatian kepada sisi positif
pemicu keinginan terbebas dari NAPZA. dari suatu hal dan menggunakan bahasa
Pengambilan keputusan untuk sembuh dari positif untuk membentuk dan
NAPZA membutuhkan waktu, baik untuk mengungkapkan pikiran. Berfikir positif
berproses secara kognitif, afektif, maupun merupakan cara berfikir individu yang
konatif. Pada proses tersebut muncul selalu memandang sesuatu dari segi positif,
perilaku tertentu sebagai manifestasi baik terhadap diri sendiri, orang lain,
perubahan kondisi. Orientasi nilai-nilai maupun situasi yang dihadapi, seorang
hidup yang dominan secara berurutan yang berfikir positif maupun melihat setiap
mulai dari kenyamanan keluarga, masalah dari sudut pandang yang positif
perdamaian, dan bahagia. Yang kurang meskipun masalah yang di hadapi cukup
menjadi orientasi utama yakni keamanan, berat
kesamaan, dan kesenangan. Kenyamanan
keluarga sebagai centre of the values Hal ini sesuai dengan penelitian
karena di dalam keluarga yang nyaman Rahmawati (2014), Mekanisme Koping
dimungkinkan terjadi proses pembelajaran, Pecandu Napza Yang Menjalani
pengajaran, dan pelatihan nilai sehingga Rehabilitasi Di Wisma Sirih Rumah Sakit
terinternalisasi dalam diri individu. Alasan Khusus Kalimantan Barat. Menggunakan
seseorang memakai NAPZA berasal dari metode kualitatif dengan pendekatan
kuatnya pengaruh lingkungan, bisa fenomenologi. Hasil penelitian
pengaruh teman sebaya atau coba-coba. menyatakan bahwa jika strategi yang
Hal ini didukung oleh faktor usia yang digunakan efektif maka menghasilkan
rentan terhadap pengaruh luar sehingga adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola
kemampuan untuk berpikir kritis dan baru dalam kehidupan tetapi jika
44
Implementasi Hierarki Maslow Kebutuhan Klien Pengguna Napza (David Alfredo)

sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan penelitian Dalam kegiatan bimbingan


kesehatan fisik maupun psikologis. sosial disini mengarahkan pada klien untuk
Dampak yang dirasakan pecandu NAPZA bisa meningkatkan kepercayaan diri
yang menjalani pengobatan di rehabilitasi mereka di masyarakat. Dengan adanya
Wisma Sirih Rumah Sakit Khusus Provinsi layanan program bimbingan sosial ini klien
Kalimantan Barat ialah berupa dampak dapat mengenal sosok diri sendiri atau
positif yang membangun bagi para pribadi sebagai makhluk Tuhan Yang
pecandu yang menjalani proses Maha Esa serta menyadari dan mensyukuri
rehabilitasi. Dampak negatif yang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
dirasakan hanya merasa jauh dari keluarga. sekaligus menjadikan sebagai modal dalam
Harapan pasien selama menjalani meningkatkan bagi dirinya sendiri dan
rehabilitasi Wisma Sirih Rumah Sakit lingkungannya, mampu berkomunikasi,
Khusus Provinsi Kalimantan Barat adalah berinteraksi dan bekerja sama, dan klien
ingin kembali hidup seperti khalayak, mampu berfikir rasional. tentang Kemauan
hidup dengan baik, di terima di dan Usaha, Optimis, Lebih Mandiri, Tidak
masyarakant, dan mampu menemukan jati Mudah Menyerah, Mampu Menyesuaikan
diri berupa kepercayaan diri kembali. Diri, Memiliki dan Memanfaatkan
Kelebihan, dan Memiliki Fisik Mental dan
9. Percaya Diri Fisik yang Menunjang sehingga
Beberapa partisipan mengungkapkan menyebabkan rasa kepercayaan diri klien
bahwa kebutuhan pengguna NAPZA lebih meningkat dan bisa lebih dekat
dalam meningkatkan status kesehatan dengan masyarakat disekitar mereka. Klien
yakin kepada diri sendiri dan sering tampil sebelumnya minder dengan keadaan yang
ketika ada grup dan speak up. sedang mereka alami menjadi lebih
memiki kemauan dan berusaha untuk
Percaya diri berasal dari bahasa inggris melakukan hal yang lebih positif dalam
yakni self confidence yang artinya percaya hidupnya. Begitu pula klien yang
kepada kemampuan, kekuatan dan sebelumnya ragu atau pesimis untuk
penilaian diri sendiri. Jadi dapat dikatakan melakukan sesuatu untuk menjadi optimis
bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah dan berfikir positif dalam hidupnya.
berupa penilaian yang positif. Penilaian
positif inilah yang nantinya akan KESIMPULAN
menimbulkan sebuah motivasi dalam diri
individu untuk lebih ingin menghargai Berdasarkan hasil penelitian dan
dirinya. Pengertian sederhana dapat pembahasan didapat menunjukan bahwa
dikatakan sebagai suatu keyakinan implementasi hierarki maslow kebutuhan
seseorang terhadap aspek kelebihan yang pengguna NAPZA dalam meningkatkan
dimiliki oleh individu dan keyakinan status kesehatan mempunyai perasaan
tersebut membuatnya merasa mampu tersendiri bagaimana mereka memenuhi
untuk mencapai berbagai tujuan kebutuhan dalam dirinya sehari-hari berada
kehidupannya. (Thursan, 2002 ). di panti rehabilitasi Yayasan Sekar Mawar
Lembang. Penelitian ini menghasilkan 9
Hal ini sesuai dengan penelitian tema sesuai tujuan khusus tema yang
Noemalasari (2016), Pelaksanaan muncul dari pertanyaan-pertanyaan ke
Bimbingan Sosial Untuk Meningkatkan delapan partisipan tersebut antara lain : 1)
Kepercayaan Diri Pada Pecandu NAPZA menggali bakat, 2) menerima apa yang di
Di UPT Rehabilitasi Sosial Anak Nakal & berikan oleh panti, 3) sharing 4) konseling
Korban NAPZA (ANKN) Surabaya. dengan konselor 5) pola hidup sehat 6)
Menggunakan pendekatan kualitatif dukungan 7) Perubahan Sikap 8) Tetap
dengan desain fenomenologi. Hasil berpikir positif 9) percaya diri
45
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol. 5 No. 1, Januari 2019 39:46

SARAN Rehabil intasi Korban


Ketergantungan NAPZA di Manado
Berdasarkan kesimpulan diatas maka Noemalasari (2016), Diakses pada tanggal
disarankan hal-hal sebagai berikut: 25 Juli 2018. Pelaksanaan
1. Bagi Panti Rehabilitasi Yayasan Sekar Bimbingan Sosial Untuk
Mawar Lembang Meningkatkan Kepercayaan Diri
Penelitian ini diharapkan menjadi Pada Pecandu NAPZA Di UPT
sumber informasi bagi staff dalam Rehabilitasi Sosial Anak Nakal &
memberikan asuhan keperawatan Korban NAPZA (ANKN) Surabaya.
terhadap kebutuhan klien pengguna Surabaya:
NAPZA dalam meningkatkan http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
status kesehatan Nursetyo, (2015). Diakses pada tanggal 25
2. Bagi institusi pendidikan STIK Juli 2018. Motivasi Residen
Immanuel Bandung Mengikuti Program Pelatihan
Penelitian ini diharapkan dapat Otomotif Panti Sosial Pamardi Putra
menambah referensi dan juga dapat Purwomartani kalasan Kabupaten
menjadi bahan untuk menambah Seleman.
wawasan ataupun informasi Sleman:http://journal.student.uny.ac.i
mengenai upaya kebutuhan klien d
pengguna NAPZA dalam Putri dan Satwika. (2017). Diakses pada
meningkatkan status kesehatan tanggal 18 mei 2018. Pengalaman
3. Bagi peneliti selanjutnya Mantan Penyalahguna Napza Di Usia
Penelitian ini dapat digunakan Remaja Dalam Mencapai Resilensi.
sebagai data awal bagi penelitian Surabaya:
selanjutnya khususnya mengenai http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
kebutuhan klien pengguna NAPZA Rahmawati (2014), Diakses pada tanggal
. 25 Juli 2018. Mekanisme Koping
DAFTAR PUSTAKA Pecandu Napza Yang Menjalani
Rehabilitasi Di Wisma Sirih Rumah
Badan Narkotika Nasional. (2015). Sakit Khusus Kalimantan Barat.
Laporan Akhir Survei Nasional Kalimantan:
Perkembangan Penyalahgunaan http://journal.stikmuhptk.ac.id
Narkoba Tahun anggaran 2014. Santoso; Sahar; Wiarsih. (2012). Diakses
BNN- Republik Indonesia (Vol. 4). pada tanggal 18 mei 2018.
Jakarta: Pusat Penelitian Data dan Pengalaman Mantan Pengguna
Informasi BNN RI. Dalam Penyalahgunaan Napza
Creswell. (2007). Qualitative inquiry and Suntik. Palembang: http://jki.ui.ac.id
research design: Choosing Among Sugyono. (2016). Metode Penelitian
Five Traditional. Thousand Oaks. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Sage Publication Bandung: Alfabeta.
Juliana, Himam dan Maarif (2016). Sumiati dkk. (2009). Asuhan Keperawatan
Diakses pada tanggal 25 Juli 2018. Pada Klien Penyalahgunaan &
Peran Konseling Panti Rehabilitasi Ketergantungan . Jakarta Timur :
Dalam Menangani Pemuda Korban Trans Info Media.
Narkoba dan Implikasinya Terhadap Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk
Ketahanan Pribadi. Yogyakarta: Keperawatan. Jakarta : EGC
https://journal.ugm.ac.id Susanto, (2018). Bimbingan Dan
Lasmawan dan Valentina (2015), Diakses Konseling Di Sekolah Konsep, Teori
pada tanggal 25 Juli 2018. Panti dan Aplikasinya. Jakarta :
Prenadamedia Group
46

Anda mungkin juga menyukai