Anda di halaman 1dari 14

PAPER TUGAS KELOMPOK

“Generasi Muda Sebagai Pelopor Dalam Kampanye Menyuarakan Pesan Positif Anti
Napza”

Dosen Pengampu:

I Nyoman Sardana,S.H.,M.H.

Nama Kelompok :

1. Gede Sukhwan Oka Winawan 2114101183


2. Made Wahyu Andika 2114101185
3. Gede Made Adhi Vawira Diputra 2114101186
4. Putu Gita Sunia Sari 2114101187
5. Gede Eka Pratama 2114101191
6. Ni Putu Evi Nirmala Sari 2114101205
7. Putu Satya Mahesa Ariartha 2114101209

5F

MATA KULIAH HUKUM ANTI NAPZA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2023
ABSTRAK
Salah satu permasalahan yang terjadi di kalangan remaja adalah penyalah gunaan
narkoba. Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda akan berpengaruh negatif
terhadap kelangsungan pembangunan nasional. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui mengetahui mengenal NAPZA, kemudian Generasi Muda Sebagai Pelopor
Pencegahan Napza, Program Kampanye Dalam Pencegahan Menyuarakan Pesan Positif Anti
Napza. Tantangan Atau Hambatan Generasi Muda Dalam Berperan Aktif Mecegah Narkoba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye yang dlakukan oleh generasi muda
ini berupaya memberikan informasi dan edukasi, untuk usaha pencegahan agar masyarakat
ataupun pelajar yang mengikuti kampanye anti narkoba, memahami dan mengerti sehingga
mempunyai daya tangkal terhadap dirinya sendiri untuk menolak yang namanya narkoba
ataupun sejenisnya.Program kampanye anti narkoba ini memberikan pesan-pesan positif
diantaranya dengan memberikan penyuluhan dan mengedukasi masyarakat terutama generasi
muda dalam hal ini pelajar tentang bahaya narkoba,Generasi muda dapat membantu
mengurangi stigma yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dan orang-orang yang
terlibat dalamnya
Kata Kunci: Generasi muda, Kampanye, Narkotika

ABSTRACT
One of the problems that occurs among teenagers is drug abuse. Drug abuse among
the younger generation will have a negative impact on the continuity of national
development.The aim of this research is to find out about getting to know NAPZA, then the
Young Generation as Pioneers in Drug Prevention, the Campaign Program in Prevention
Communicates Positive Anti-Drug Messages. Challenges or Obstacles for the Young
Generation in Playing an Active Role in Preventing Drugs.
The results of the research show that the campaign carried out by the young
generation seeks to provide information and education, for prevention efforts so that the
public or students who take part in the anti-drug campaign, understand and understand so
that they have the power to resist themselves to reject drugs or similar things. Campaign
program This anti-drug campaign provides positive messages, including by providing
counseling and educating the public, especially the younger generation, in this case students,
about the dangers of drugs. The younger generation can help reduce the stigma associated
with drug abuse and the people involved in it.
Keywords: Young generation, Campaign, Narcotics

1
PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah yang belum bisa teratasi. Banyak kasus
yang menggambarkan makin mengerikannya masalah tersebut. Untuk menyelesaikan
masalah penyalahgunaan narkoba tidak hanya bisa diselesaikan oleh salah satu
pihak saja. Saat ini banyak pihak baik dari pemerintah, mahasiswa, maupun LSM
yang telah menyuarakan dan peduli dengan masalah narkoba ini namun ini belum
bisa mengatasi permasalahan tersebut. Penyalahgunaan narkoba ini memang seperti
fenomena gunung es yang kelihatannya sudah habis namun dalam dasarnya masih
banyak, bila dihadapkan dengan kenyataan yang ada masalah penyalahgunaan ini
memerlukan perhatian khusus. Mencermati kondisi tersebut maka diperlukan
pembekalan pengetahuan bagi remaja tentang bahaya penyalahgunaan narkoba,
sehingga mereka bisa menjadi sumber informan yang baik dan benar serta mampu
mendidik teman-temannya dalam menhindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba.
Mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bukan upaya yang
mudah. Permasalahan yang sangat kompleks, dan melibatkan beberapa faktor yang
kompleks pula. Penyalahgunaan narkoba dapat menimpa siapa saja, akan tetapi ada
orang yang mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menyalahgunanakan narkoba
bila dibandingkan dengan rata-rata penduduk. Masa remaja cenderung rawan
menggunakan narkoba. Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa.
Terjadi perubahan yang pesat secara biologis, Psikologis, dan sosial. Perkembangan fisik
menyamai orang dewasa, namun emosinya belum dapat mengikuti perkembangan fisik yang
pesat itu.
Keterbatasan cara pandangnya menyebabkan remaja sulit menunda pemuasaan
keinginan seketika, karena itu remaja lebih mirip anak kecil yang berbadan besar daripada
orang dewasa. Itu sebabnya remaja rawan terhadap stres dan frustasi, sehingga rawan
menyalahgunakan narkoba. Ciri remaja yang ingin tahu dan ingin mencoba juga dapat
menjadi penyebab remaja menyalahgunakan narkoba karena penggunaan narkoba
biasanya bermula dari rasa ingin tahu, ingin mencoba, dan agar diterima oleh
lingkungannya. Remaja juga senang melakukan hal-hal yang mengandung resiko, seperti
ngebut, merokok, dan mencoba narkoba. Ciri lain dari remaja adalah setia dengan
kelompok sebayanya. Remaja merasa ada keterikatan atau keberasamaan dengan kelompok
sebayanya. Ada kebudayaan remaja, yaitu kesamaan dalam berpakaian, berbicara,

2
bahasa, hobi, serta sikap dan perilaku. Ada kecenderungan remaja tidak mau berbeda
dengan kelompok sebayanya, sebab ia ingin diterima dan diakui oleh kelompoknya.
Kelompok remaja berperan penting sebagai teman senasib, partner, atau
saingan. Melalui kehidupan kelompok remaja dapat berperan, bereksperimen, dan
mengekspresikan dirinya. Ia ingin diterima dalam segala bentuk keberhasilan dan kegagalan.
Jika kelompok sebaya memiliki nilai-nilai positif , maka perkembangan remaja pun
positif. Namun Jika kelompok sebaya memiliki nilai negatif maka remaja ada
kemungkinan terjerumus kepada berbagai perbuatan berbahaya dan tidak
bertanggung jawab . Oleh karena itu remaja harus mampu memilih dan memutuskan
nilai-nilai yang baik dan positif bagi dirinya demi masa depan dirinya. Penyalahgunaan
narkoba mengancam generasi muda kita terutama anak usia remaja, disini yang sungguh
mengkhawatirkan adalah kebanyakkan diusia ini anak memperoleh pendidikan sekolah
yang kemudian bisa dikatakan sebagai seorang pelajar.

METODE PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode penulisan kulitatif
deskriptif dimana penelitian ini dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk uraian
kalimat berdasarkan fakta dan data. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya mengenai NAPZA,
kemudian Generasi Muda Sebagai Pelopor Pencegahan Napza, Program Kampanye Dalam
Pencegahan Menyuarakan Pesan Positif Anti Napza. Tantangan Atau Hambatan Generasi
Muda Dalam Berperan Aktif Mecegah Narkoba.

Dalam teknik pengambilan data ini berupa data yang diperoleh melalui penelitian
kepustakaan dalam bentuk bahan-bahan hukum berupa peraturan UU, serta bahan literatur
buku, jurnal dan tesis. Data di peroleh dari data – data kepustakaan (data sekunder) terutama
bentuk bahan – bahan yang berupa bahan sekunder yaitu bahan – bahan yang memberikan
penjelasan tentang bahan primer. Dalam hal ini, yang digunakan adalah pendapat
maupun tulisan – tulisan para ahli dan tokoh penting yang ada hubungannya dengan topik
yang diteliti, yang tertuang dalam karangan ilmiah terutama dalam bentuk jurnal dan buku.

3
PEMBAHASAN

A. Mengenal Tentang Napza


Pengertian NAPZA Menurut Undang - Undang RI No.22/1997 (diperbaharui
UU RI No. 35 Tahun 2009) tentang Narkotika dan No.5/1997 tentang Psikotropika,
merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya adalah bahan
atau zat yang dapat mempengaruahi kondisi kejiwaan/psikologis seseorang (pikiran,
perasaan dan prilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis.
Narkoba / Napza Istilah yang dipakai di dunia ialah Drugs/Substance
sedangkan secara umum NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain). Bila
zat ini masuk dalam tubuh manusia, akan menimbulkan pengaruh pada kerja otak.
Dampak buruk dari Napza / Narkoba memiliki daya adiksi (ketagihan), daya
toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga
menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari pemakainya. Salah-satu
penyalahgunaan Napza / Narkoba yaitu pemakaian melalui hisapan. Dampak zat ini
dapat menyebabkan kerusakan paru karena iritasi jalan pernafasan. Namun yang jauh
lebih serius adalah kerusakan akibat pemakaian melalui jarum suntik yaitu overdosis
yang dapat menyebabkan kematian, tertular infeksi hepatitis, endokarditis, bahkan
beresiko terkena HIV/AIDS.

B. Generasi Muda Sebagai Pelopor Pencegahan Napza


Apa dan siapa yang termasuk ke dalam kelompok generasi muda itu? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka harus ditelusuri terlebih dahulu pengertian
generasi muda. Generasi muda dalam pengertian umum adalah golongan manusia
yang berusia 0 – 35 tahun. Secara sosiologis dan praktis, anggota atau pribadipribadi
yang masuk dalam kelompok itu memiliki pengalaman yang sama, khususnya
peristiwa besar yang dialami secara serentak oleh seluruh masyarakat, misalnya
generasi pembangunan. Dari segi biologis, terdapat istilah bayi, anak, remaja,
pemuda, dan dewasa.
a. Bayi : 0 – 1 tahun
b. Anak : 1 – 12 tahun
c. Remaja : 12 – 15 tahun
d. Pemuda : 15 – 30 tahun

4
e. Dewasa : 30 tahun ke atas
Dari segi budaya atau fungsional: dikenal istilah anak, remaja, dan dewasa. yaitu :
a. Anak : 0 -12 tahun
b. Remaja : 13 – 18 tahun
c. Dewasa : 18 – 21 tahun ke atas
Pada masa remaja berkembang sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk
menyerah dan mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby) atau
keinginan teman sebayanya. Perkembangan sikap konformitas pada remaja ini dapat
memberikan dampak positif maupun negatif bagi dirinya (Rahim., Kau., Usman.,
Puluhulawa; 2021).
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang terjebak dalam penggunaan
narkoba. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri individu, seperti
ketidakmampuan menghadap pengaruh teman sebaya, memiliki masalah yang tidak
ditemukan solusinya, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, rendahnya komitmen
dalam menjauhi pengaruh narkoba. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri
individu, seperti teman sebaya, kurangnya pengawasan orang tua, situasi keluarga
yang tidak harmonis atau broken home, upaya sekolah yang belum maksimal, serta
konten-konten di media sosial.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Generasi muda
semakin hari semakin rapuh di grogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf yang
menyebabkan generasi pemuda tidak dapat berpikir jernih. Sehingga, generasi
penerus bangsa yang berkualitas akan digrogoti oleh narkoba. Bahaya narkoba selalu
mengincar generasi penerus bangsa kapan saja.
Remaja adalah kelompok yang rentan yang pada setiap saat dapat menjadi
korban narkoba, karena anak pada usia remaja merupakan fase usia yang cukup rawan
khususnya bahaya narkoba dengan menjadi pihak penyalahguna narkoba. Masa
remaja merupakan masa atau fase pencarian identitas dan jati diri. Remaja cenderung
menyerap berbagai nilai-nilai dan norma baru yang dianggap dapat memperkuat
identitas serta jati dirinya. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ada
keinginan untuk mencoba halhal yang baru, termasuk hal-hal yang berbahaya atau
beresiko (risk taking behavior). Mayoritas remaja yang mengkonsumsi narkoba, mulai

5
menggunakannya ketika ditawari oleh teman atau kelompoknya. Remaja pada posisi
ini akan sulit untuk menolak tawaran tersebut karena terdorong beberapa alasan
seperti: ingin diterima dalam kelompok, ingin dianggap sudah dewasa, adanya
dorongan yang kuat untuk mencoba, ingin menghilangkan rasa jenuh dan bosan,
adanya rasa kesepian, dan adanya stress atas persoalan yang sedang dihadapinya.
terlebih lagi di masa pandemi ini, banyak sekali orang-orang termasuk remaja yang
menjadi stress dan depresi akibat situasi yang tidak normal, sehingga tidak tertutup
kemungkinan banyak orang yang mengkonsumsi narkoba untuk menghilangkan rasa
stress dan depresi tersebut.
Generasi muda adalah calon pemimpin bangsa ini ke depan, jika mereka
terbebas dari Narkoba maka mereka akan menjadi pemimpin bangsa ini yang baik.
Untuk mewujudkan semua itu, pembekalan kepada anak-anak sekolah perlu dilakukan
karena di semua lini sekarang ini sudah dimasuki narkoba. Oleh karena itu, mari kita
rapatkan barisan bersama-sama bersatu padu untuk menyatakan perang terhadap
narkoba.
Dari segi penanganan bagi penyalahguna Narkotika menurut Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dalam Pasal 7 dikatakan bahwa Narkotika
hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya Orang yang menggunakan
Narkotika secara tanpa hak, ia telah melawan hukum , dalam konteks ini
diklasifikasikan sebagai pecandu dan pengedar yang menggunakan dan melakukan
peredaran gelap Narkotika.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam mencegah
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja/generasi muda, yaitu :
a. Berperan sebagai konselor yang membantu mencegah penggunaan narkoba,
seperti: melaksanakan diskusi tentang bahaya narkoba bagi generasi muda,
bekerjasama dengan badan narkotika kabupaten/kota dalam mengsosialisasikan
dampak narkoba, bekerjasama dengan organisasi PIK-R (Pusat Informasi
Konseling Remaja) yang ada di sekolah-sekolah), menyiapkan media informasi
bahaya narkoba dalam bentuk leaflet yang disebarkan melalui media sosial (Face
Book, WhatsApp, Instagram), ataupun leaflet yang disebarkan secara langsung
kepada generasi muda dan masyarakat desa pada umumnya secara door to door.
b. Isilah masa remaja yang penuh antusiasme dengan menyalurkan hobby yang
positif misalnya dengan olahraga, melukis, menulis, dan lain sebagainya. Hal ini

6
selain meningkatkan keterampilan, juga membatasi lingkungan pergaulan pada
orang-orang yang memiliki ide dan kreasi yang positif pula. Orang yang tidak
memiliki kesibukan lebih mudah untuk diajak melakukan hal-hal yang negatif
termasuk menggunakan narkoba.
c. Mengikuti ekstrakurikuler KSPAN di sekolah. Program Kelompok Siswa Peduli
AIDS dan Narkoba (KSPAN) merupakan program yang mengupayakan
terwujudnya generasi muda yang sehat dan sejahtera.

C. Program Kampanye Dalam Pencegahan Menyuarakan Pesan Positif Anti Napza


kampanye adalah suatu kegiatan komunikasi antara komunikator (penyebar
pesan) kepada komunikan (penerima pesan) yang dilakukan secara intensif dalam
jangka waktu tertentu secara berencana dan berkesinambungan. Proses kampanye
melalui komunikasi antara lain merupakan penyebaran informasi, pengetahuan,
gagasan atau ide untuk membangun atau menciptakan kesadaran dan pengertian
melalui teknik komunikasi.
Dalam upaya pencegahan, tindakan yang dijalankan dapat diarahkan pada dua
sasaran proses. Pertama diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja dari
lingkungan yang tidak baik dan diarahkan suatu lingkungan yang lebih membantu
proses perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam
mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu
proses pendamping kepada si remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar
selain rumah dan sekolah).
Kampanye yang diberikan adalah seperti edukasi informasi melalui tatap
muka, baik kepada masyarakat maupun kepada pelajar. Masuk ke sekolah-sekolah,
masuk ke kegiatan-kegiatan di desa-desa, seperti mengadakan pertemuan dengan
perangkat desa serta dengan ibu-ibu pengajian atau ibu-ibu PKK, selain itu generasi
muda juga menggunakan media luar ruang seperti, spanduk dan baliho untuk
menyampaikan pesan edukasi dan informasi
Bentuk kampanye anti narkoba yang diberikan dalam pencegahan narkoba
yaitu dengan cara melakukan advokasi dan diseminasi kepada masyarakat,
melaksanakan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan penggiat anti narkoba,
melakukan rehabilitasi dan pemberantasan narkoba kepada para pengedar
Upaya yang diberikan dalam kampanye pastinya memberikan informasi dan
edukasi, untuk usaha pencegahan agar masyarakat ataupun pelajar yang mengikuti

7
kampanye anti narkoba, memahami dan mengerti sehingga mempunyai daya tangkal
terhadap dirinya sendiri untuk menolak yang namanya narkoba ataupun sejenisnya.
Program kampanye anti narkoba ini memberikan pesan-pesan positif
diantaranya dengan memberikan penyuluhan dan mengedukasi masyarakat terutama
generasi muda dalam hal ini pelajar tentang bahaya narkoba, serta melibatkan seluruh
unsur masyarakat agar terlibat langsung dalam melakukan pencegahan dan proaktif
melaporkan apabila ada salah satu keluarga yang terindikasi menggunakan narkoba
untuk direhabilitasi oleh BNN
Contoh kecilnya yakni bagaimana urgensi peran kampanye tersebut
dilingkungan sekolah menjadi sangat penting, mengingat siswa-siswi atau kaum
pelajar merupakan generasi muda yang harus dibimbing agar tidak terjerumus
kedalam lingkaran narkoba. Adanya kampanye anti narkoba mengurangi akan dapat
mengurangi angka penggunaan narkoba, khususnya bagi remaja,
Sehingga harapan dengan adanya program kampanye menjadikan remaja
mengerti bahaya dari penyalahgunaan narkoba, dengan sendirinya jika kita sering
melaksanakan kampanye tentunya kasus-kasus narkoba kita harapkan akan berkurang
dan ini bukan hanya kerja polisi, namun kerja dari semua pihak. misalkan
bekerjasama dengan BNN, pihak sekolah, dan masyarakat.
Generasi muda memiliki pengaruh yang signifikan dalam lingkungan mereka
dan bisa menjadi agen perubahan yang efektif dalam upaya pencegahan narkoba.
Berikut beberapa peran utama yang dimainkan oleh generasi muda dalam kampanye
pencegahan narkoba:
1. Meningkatkan Kesadaran:
Generasi muda dapat menjadi sumber informasi yang kuat bagi teman-teman
sebaya mereka. Mereka dapat menyebarkan pengetahuan tentang bahaya narkoba,
risiko kesehatan, dan konsekuensi sosial yang terkait dengan penyalahgunaan
narkoba.
2. Menghilangkan Stigma:
Generasi muda dapat membantu mengurangi stigma yang terkait dengan
penyalahgunaan narkoba dan orang-orang yang terlibat dalamnya. Dengan
mengedukasi orang lain tentang sifat penyakit kecanduan, mereka dapat
membantu memperbaiki persepsi masyarakat.
3. Memberikan Dukungan Emosional:

8
Generasi muda dapat menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan
emosional kepada teman-teman sebaya yang mungkin terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba. Mereka dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi
teman-teman yang ingin mencari pertolongan.
4. Menggalang Dukungan Komunitas:
Generasi muda dapat mengorganisir kampanye dan acara komunitas untuk
mendukung pencegahan narkoba. Ini termasuk pengorganisasian seminar,
konferensi, atau permainan olahraga amal yang mempromosikan gaya hidup
sehat.
5. Melibatkan Diri dalam Kegiatan Positif:
Generasi muda dapat memperkuat alternatif positif bagi teman-teman mereka. Ini
bisa mencakup mengorganisir klub atau kelompok hobi, mengadakan kegiatan
olahraga, atau terlibat dalam seni dan budaya.
6. Menggunakan Media Sosial:
Generasi muda sering aktif di media sosial, sehingga mereka memiliki platform
yang kuat untuk menyebarkan pesan pencegahan narkoba. Mereka dapat membuat
konten edukasi, kampanye, atau video yang memengaruhi positif.
7. Menggalang Dukungan untuk Program Rehabilitasi:
Generasi muda dapat berperan dalam mengadvokasi untuk peningkatan akses dan
dukungan terhadap program rehabilitasi narkoba. Mereka bisa menjadi suara yang
keras dalam mendorong pemahaman bahwa pemulihan itu mungkin.
8. Menjadi Role Model:
Generasi muda yang hidup tanpa narkoba dan mengikuti gaya hidup sehat dapat
menjadi model peran bagi teman-teman mereka. Dengan mempraktikkan pilihan
sehat, mereka dapat mempengaruhi teman-teman mereka untuk mengikuti jejak
yang sama. Keseluruhan, generasi muda memiliki potensi besar untuk
menciptakan perubahan positif dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Dengan menyatukan upaya mereka dalam kampanye pencegahan narkoba, mereka
dapat membantu membangun masyarakat yang lebih aman dan lebih sehat.

D. Tantangan Atau Hambatan Generasi Muda Dalam Berperan Aktif Mecegah


Narkoba
Masalah utama anak muda berawal dari pencarian jati diri, mereka mengalami
krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa

9
sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal
ini merupakan masalah bagi setiap anak muda di belahan dunia ini. Oleh karena
pergumulan di masa muda ini, maka anak muda mempunyai kebutuhan sosialisasi
yang seoptimal mungkin, serta dibutuhkan pengertian dan dukungan orangtua dan
keluarga dalam kerentanan di masa muda. Bila kebutuhan anak muda kurang
diperhatikan, maka anak muda akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang
lemah, bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan
narkoba. betapa pentingnya tugas perkembangan bagi anak muda. Jika tugas
perkembangan tidak dilewati dengan baik dapat mengakibatkan terbentuknya karakter
atau perilaku yang menyimpang dan melanggar norma-norma sosial maupun agama.
Hingga sekarang, penyalahgunaan narkoba semakin luas di masyarakat kita,
terutama semakin banyak di kalangan anak muda yang sifatnya ingin tahu dan ingin
coba-coba. Banyak alasan mengapa banyak yang terjerumus ke bahan terlarang dan
berbahaya ini kemudian tidak mampu melepaskan diri lagi. Alasannya antara lain:
1. Hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa ini.
2. Dibujuk orang agar merasakan manfaatnya.
3. Ingin lari dari masalah yang ada, untuk merasakan kenikmatan sesaat.
4. Ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti.

Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia


1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri.
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
5. Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat
atau kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang
normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir
bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi
semua itu tidak benar

Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi generasi muda untuk dapat melewati
masa mudanya dengan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya semaksimal
mungkin dan melawan gencarnya peredaran gelap narkoba. Namun, hal apa yang
dapat dilakukan generasi muda agar dapat memaksimalkan potensinya dan melawan

10
tantangan dari gencarnya peredaran narkoba hal terpenting dan yang terutama ialah
dengan memulainya dari diri sendiri. Dimana semua keputusan dan perilaku yang
ditunjukkan berasal dari diri masing-masing individu. Dengan begitu, tentunya
diharapkan generasi muda mampu membekali diri dalam menghadapi tantangan
bahaya narkoba.
Selain itu kalangan pemuda tetap memiliki kerentanan untuk di pengaruhi oleh
narkoba. Remaja adalah masa transisi/peralihan dari masa kanakkanak menuju masa
dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial
Kondisi yang labil serta mudahnya terpengaruh fear group menjadikan
kelompok ini kerap menjadi sasaran sindikat narkoba untuk dimanfaatkan. Hal
tersebut menyebabkan ancaman yang cukup serius bagi generasi muda.

11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian NAPZA Menurut Undang - Undang RI No.22/1997 (diperbaharui
UU RI No. 35 Tahun 2009) tentang Narkotika dan No.5/1997 tentang Psikotropika,
merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya adalah bahan
atau zat yang dapat mempengaruahi kondisi kejiwaan/psikologis seseorang (pikiran,
perasaan dan prilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis.
Hingga sekarang, penyalahgunaan narkoba semakin luas di masyarakat kita, terutama
semakin banyak di kalangan anak muda yang sifatnya ingin tahu dan ingin coba-coba.
Banyak alasan mengapa banyak yang terjerumus ke bahan terlarang dan berbahaya ini
kemudian tidak mampu melepaskan diri lagi. generasi muda yang harus dibimbing
agar tidak terjerumus kedalam lingkaran narkoba. Adanya kampanye anti narkoba
mengurangi akan dapat mengurangi angka penggunaan narkoba, khususnya bagi
remaja, Sehingga harapan dengan adanya program kampanye menjadikan remaja
mengerti bahaya dari penyalahgunaan narkoba, dengan sendirinya jika kita sering
melaksanakan kampanye tentunya kasus-kasus narkoba kita harapkan akan berkurang
dan ini bukan hanya kerja polisi, namun kerja dari semua pihak. Dalam upaya
pencegahan, tindakan yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran proses.
Pertama diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja dari lingkungan yang
tidak baik dan diarahkan suatu lingkungan yang lebih membantu proses
perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam
mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu
proses pendamping kepada si remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar
selain rumah dan sekolah).

B. Saran
Berdasarkan pokok pembahasan tulisan yang telah dipaparkan sebelumnya,
besar harapan penulis semoga apa yang ada dalam pokok pembahasan paper ini
bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis
menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna akan tetapi besar harapan
paper ini bermakna bagi pembaca. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan agar paper ini nantinya dapat disusun menjadi lebih
baik dari sebelumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, L. S., Lubis, A. E., Fazri, A., & Prayuti, R. D. (2021). Upaya Menghindari
Penyalahgunaan Napza Dikalangan Remaja Melalui Layanan Bimbingan Kelompok.
Al-Mursyid: Jurnal Ikatan Alumni Bimbingan dan Konseling Islam (IKABKI), 3(1).
Hanifah, A., & Unayah, N. (2011). Mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan napza
Melalui peran serta masyarakat. Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial dan
Usaha Kesejahteraan Sosial, 16(1).
Alifia, U. (2020). Apa Itu Narkotika dan Napza?. Alprin.
Kristiono, N., Astuti, I., Latifah, H., & Pangestu, G. R. (2020). Peran Kelompok Aksi Pelajar
Anti Narkoba Dalam Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba. Harmony:
Jurnal Pembelajaran IPS Dan PKN, 5(2), 126-133.
Mellisa Fitri (2014). Sosialisasi Dan Penyuluhan Narkoba. Volume 2. Nomor 2. Jurnal
Inovasi dan Kewirausahaan
Rika Rosita (2022). Efektivitas Kampanye Anti Narkoba Dalam Memberikan Pemahaman
Bahaya Narkoba Bagi Siswa Sman 1 Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan
BNN Sukabumi (2022). Penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan
Solusinya. sukabumikab.bnn.go.id/

13

Anda mungkin juga menyukai