Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN PERAN ANTARA FARMASIS DAN INFORMATIKA

FARMASI

Nama : Handa Riyatul Masruroh


NIM : 22103069
Kelas : Farmasi 22B

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Apakah Peran Farmasis Dapat Digantikan Dengan Adanya Teknologi
Informatika Farmasi?

Informatika farmasi adalah bidang ilmiah yang fokus pada pengobatan yang
berhubungan dengan data, informasi dan pengetahuan dalam sistem kesehatan
termasuk, penyimpanan, penggunaan analistis, dan penyebaran dalam pengiriman
obat yang optimal terkait pengobatan dan kesembuhan pasien. Informatika farmasi
termasuk metode yang baru digunakan di berbagai klinik, puskesmas, dan rumah
sakit di sekitar kita. Metode ini dapat mempermudah dokter, apoteker, dan pekerja
rumah sakit lainnya untuk memastikan riwayat medis pasien dan catatan resep yang
tersedia bagi mereka yang membutuhkan. Fungsi lainnya adalah mepermudah apotek
dan rumah sakit dalam berkomunikasi dan memberikan pelayanan bagi masyarakat
lainnya. Informatika farmasi memiliki kelebihan yaitu lebih cepat dalam hal
pelayanan, mudah diakses, pengecekan data lebih mudah, dan mempermudah
pengolahan data. Metode ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya
bergantung pada listrik, bergantung pada computer, perlu pelatian khusus.
Kebanyakan rumah sakit telah menerapkan informatika farmasi, sebenarnya bisa juga
dengan cara manual akan tetapi, prosesnya lebih lama daripada menggunakan
teknologi informatika farmasi. Setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya
masing-masing, dalam informatika farmasi itu kita perlu bantuan dari komputer
tetapi, jika komputer error kita akan sulit untuk mengimplementasikan informatika
farmasi lalu sementara menggunakan cara manual. Saat ini informatika farmasi
belum banyak diterapkan di apotek karena sulit untuk mengatur sebab di apotek itu
pasien biasanya membeli obat yang tidak diperoleh resep dari dokter jadi kita tidak
tahu pasien memiliki keluhan yang lainnya. Pada dasarnya teknologi informasi
dalam bidang farmasi ini tidak bisa berdiri sendiri harus ada orang yang
mengelolanya jadi jika tidak ada apoteker maka informatika farmasi ini tidak akan
bisa berjalan.
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk obat. Mahasiswa jurusan
Farmasi nantinya akan menjadi Apoteker atau bisa disebut juga dengan Farmasis
apabila meneruskan ke tahap profesi selama kurang lebih satu tahun. Jurusan Farmasi
ini banyak digemari oleh para remaja, sebab peluang kerja yang sangat luas. Seorang
Apoteker itu tidak hanya mempelajari tentang obat-obatan dan cara meracik obat saja,
tetapi juga belajar tentang teknologi sebab teknologi pada zaman sekarang itu sangat
penting apalagi di era modern ini semuanya serba teknologi, jadi seorang Apoteker
harusnya menguasai di bidang teknologi tidak hanya menguasai tentang obat-obatan
saja. Apoteker memiliki beberapa tugas salah satunya adalah memastikan pasien
mendapatkan obat yang sesuai dengan keluhannya. Jadi, seharusnya apoteker
memiliki sikap yang ramah agar pasien puas dalam berkonsultasi. Jika Apoteker
miliki sikap yang kurang mengenakkan dalam melayani pasien maka pasiennya akan
kurang puas dan tidak ingin kembali untuk berkonsultasi. Menurut pendapat saya
Mengapa peran farmasis tidak dapat digantikan oleh teknologi informatika?
Pertama, Apoteker memang membutuhkan teknologi informatika tetapi, walaupun
apoteker tidak menggunakan teknologi tersebut keadaannya akan tetap bisa berjalan,
berbeda halnya dengan sekedar menggunakan informatika farmasi tanpa bantuan
manusia ataupun Apoteker progamnya tidak akan bisa berjalan karena tidakada yang
mengendalikannya. Bisa juga dengan keterbatasan penggunaan komputer di rumah
sakit atau yang lainnya
Kedua, jika suatu saat nanti ada yang menciptakan sebuah robot yang bisa mendeteksi
obat-obatan layaknya Apoteker itu tidak akan mudah, sebab misalnya jika ada
seseorang yang menderita batuk lalu yang melayaninya sebuah robot maka robot itu
tidak akan memberikan obat yang keras karena menurutnya berbahaya untuk
dikonsumsi. Tetapi, jika manusia yang melayaninya kita bisa memberikan obat yang
keras asalkan kita bisa mengira-ngira kalau dikonsumsi tidak membahayakn
pasiennya. Jadi, robot tidak bisa mengira-ngirakan hanya bisa memilih berbahaya dan
tidak. Kalau manusia masih bisa mengira-ngirakan asalkan tidak membahayakan
oranglain.
Ketiga, jika hanya menggunakan informatika farmasi saja, siapa yang akan
memberikan obat tersebut kepada pasien? Dan siapa yang akan memberi pelayanan
medis kepada pasien? Tidak ada solusinya bukan. Oleh sebab itu, informatika farmasi
masih belum memiliki kriteria untuk menggantikan posisi sebagai pengganti
Apoteker. Alasannya kebanyakan hanya apoteker yang dapat mengatasi solusinya
seperti meracik obat dan melayani pasien-pasien yang berkonsultasi pasti Apoteker
yang mengerjakannya. Informatika farmasi itu hanya membantu Apoteker dalam
mengelola data dan apapun yang berhubungan dengan computer atau data.
Keempat, cara mengoprasikan informatika farmasi adalah dengan komputer,
komputer pasti menggunakan listrik jika terjadi pemadaman pastinya komputer tidak
akan bisa digunakan. Berbeda dengan rumah sakit atau klinik yang mempunyai solusi
untuk berjaga-jaga jika terjadi pemadaman contoh dengan generator. Masalah lainnya
adalah apabila komputernya bermasalah, maka pelayanan kepada pasien juga akan
buruk.

Begitulah beberapa alasan yang menurut saya peran farmasis tidak dapat digantikan
oleh teknologi informatika farmasi dalam dunia kesehatan. Lebih baik jika antara
farmasis dan informatikafarmasi saling melengkapi.
Kesimpulan :
Informatika farmasi adalah bidang ilmiah yang fokus pada pengelolaan data,
penyimpanan stok obat yang biasa digunakan di rumah sakit atau klinik. saat ini
informatika farmasi masih belum banya diterapkan di rumah sakit ataupun klinik
lainnya, mungkin hanya beberapa saja yang sudah menerapkan metode ini. Begitu
juga dengan apotek yang lebih susah untuk menerapkan metode informatika farmasi.
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara meracik obat, dan mempelajari
tentang jenis obat-obatan. Jika nantinya selesai sampai profesi akan mendapatkan
gelar sebagai Apoteker. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-
masing salah satunya adalah cara bekerjanya. Apoteker sebagai pengoprasi
informatika farmasi, kalau informatika farmasi sebagai alat untuk membantu
meringankan pekerjaan Apoteker dalam menjalankan tugasnya.
Sebenarnya, antara farmasis dan informatika farmasi itu sama-sama sangat
dibutuhkan dikalangan dunia kesehatan tidak hanya diambil salah satunya saja,
karena jika farmasis tidak menggunakan informatika farmasi akan mengalami
kesulitan dalam megelola data pasien dan mengalami kesulitan dalam mengetahui
stok obat yang ada di rumah sakit atau klinik tertentu. Sama halnya dengan
informatika farmasi, apabila tidak ada farmasis maka teknologi tersebut tidak dapat
berjalan dengan sendirinya karena tidak ada yang mengoprasikannya.

Anda mungkin juga menyukai