Anda di halaman 1dari 3

Rohatil athyaru tasydu, bi layaa lil maulidi, Delapan tahun usia

wa bariqunnu riyabdu, min ma’aani Ahmadi Kakek meninggalkannya


Wa bariqunnu riyabdu, min ma’aani Ahmadi Abu thalib pun menjaga
bi layaa lil maulidi Paman paling membela
Saat kecil menggembala
Dagang saat remaja
Umur dua puluh lima
Abdullah nama ayahnya Memperistri Khadijah
Aminah ibundanya yang penuh suka duka yang penuh suka duka
Abdul Muthallib kakeknya
Abu Thalib pamannya
Khadijah istri setia
Fathimah putri tercinta Di umur ketiga puluh
Semua bernasab mulia Mempersatukan bangsa
Dari Quraisy ternama.. Saat peletakan batu
Inilah kisah sang Rasul Hajar aswad mulia
yang penuh suka duka yang penuh suka duka Genap empat puluh tahun
Mendapatkan risalah
Ia pun menjadi Rasul
Akhir para Anbiya
Dua bulan di kandungan yang penuh suka duka yang penuh suka duka
Wafat ayahandanya
Tahun gajah dilahirkan
Yatim dengan kakeknya
Sesuai adat yang ada
Disusui Halimah
Enam tahun usianya
Wafat ibu tercinta
yang penuh suka duka yang penuh suka duka
Semoga bermanfaat Menunduk tak berani tatapkan muka.

Lagu ini dibuat berdasarkan keresahan melihat akhlaq santri


yang mulai terkikis zaman.
Tidak boleh memanggil nama gurunya.

Secara langsung tanpa gelar tingginya.


Songwriter: Ahmad Junaidi
Saat bersalaman ciumlah tangannya.
Singer: Bagus Rahmat Lil Alamin
Dengan hidung dan bibir bukan dahinya.
Back Voc: Tim Vocal Yayasan Yatim Piatu dan Dhuafa' Insan
Kamil.

Bila mendapati guru gampang marah.

Santri yang suka berbakti ke Gurunya. Wajib kita sabar ikhlas menerima.

Yaitu yang menjaga tingkah lakunya. Yakinlah bahwa kita kan dibenahi.

Itulah tanda santri akan bahagia. Walaupun tak salah jangan sakit hati.

Selamat di dunia barokah Ilmunya.

Bahkan yang lebih harus diwaspadai.

Ketika dipanggil disuruh gurunya. Jika guru jarang memarahi santri.

Bergegas datang lakukan perintahnya. Marah dan sedihnya tak diketahui.

Ketika berhadapan langsung dengannya. Santri harus peka dan berhati-hati.


Jika guru berjalan maka diamlah.

Musibah jika akrab pada gurunya. Kecuali diperintah Bergegaslah.

Dan tak bisa menjaga tingkah lakunya. Jika guru dalam keadaan duduk.

Bahkan terkadang juga sampai terjadi. Sedang kau berdiri maka wajib tunduk.

Gurunya seperti temannya sendiri.

Akrab dengan guru tak ada larangan.

Asalkan gunakan perangai yang sopan.

Dan juga harus menjaga perasaan.

Bedakanlah guru jangan disamakan.

Saat dalam kelas dengarkan seksama.

Penjelasan guru meskipun serupa.

Mulyakan keluarga anak cucunya.

Jangan dibedakan di dalam akhlaqnya.

Anda mungkin juga menyukai