Laporan Magang Final
Laporan Magang Final
LAPORAN MAGANG
C0061181022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkah dan karunia-nya penulis
dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Perawatan Tanaman Kelapa
Sawit Belum Menghasilkan Pt.Patiware Kecamatan Sungai Raya Kepualaun
Kabupaten Bengkayang”. Penulisan laporan ini merupakan upaya untuk memperoleh
gelar Ahli Madya pada bidang perkebunan di Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Andika Pramana Hardai HsB, S.P.,
M,Si., CMT., CHCM, CHT selaku Ganda Excellence Center Head PT Patiware yang
sudah bersedia menerima dalam melaksanakan praktik kerja lapangan (magang) dan
bapak Sarbino. M,P selaku pembimbing yang telah memberikan nasehat, arahan, dan
bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan doa dalam
menyelesaikan laporan magang ini.
2. Prof Dr. Ir. Hj. Denah Suswati, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak
3. Dr.Ir. Fadjar Rianto, MS selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak
4. Nur Arifin, S.P., M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan.
5. Dr. Supriyanto, S.P., M.Sc Selaku Dosen Penguji
6. Manager dan staff kebun Patiware II yang telah membimbing selama kegiatan
magang di lapangan.
7. Rekan-rekan yang sudah bersedia membantu, membimbing serta memberikan
semangat dalam menyelesaikan laporan magang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kerkurangan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
i
ii
Daftar isi
ii
iii
A. Kesimpulan ....................................................................................................20
B. Saran ...............................................................................................................20
V. Daftar Pustaka .....................................................................................................21
VI. Lampiran .............................................................................................................22
iii
iv
Daftar Tabel
No Halaman
1. Herbisida yang digunakan berdasarkan jenis gulma 10
2. Jenis pupuk, waktu dan dosis serta cara pengaplikasian 11
iv
v
Daftar Gambar
No Halaman
1. Peta Kebun Pt Patiware ....................................................................................4
2. Pemupukan Kelapa Sawit .................................................................................7
3. Pemangkasan Pelepah .......................................................................................8
4. Proses Pruning ..................................................................................................9
5. Pengaplikasian Rodentisida ..............................................................................11
6. Pengaplikasian Pupuk Cus04............................................................................12
7. Sensus BBC ......................................................................................................12
8. Kegiatan Garuk Piringan ..................................................................................13
9. Kondisi Blok Kelapa Sawit Yang Dipenuhi Gulma .........................................14
10. Pokok Kelapa Sawit Yang Tidak Dilakukan Kastrasi ......................................15
v
vi
Daftar Lampiran
Lampiran 1: Peta Kebun PT Patiware ........................................................................22
Lampiran 2: Jadwal Kegiatan Magang ......................................................................23
Lampiran 3: Struktur Organiasi PT Patiware .............................................................25
Lampiran 4: Perlengkapan Dan Cara Penyemprotan .................................................26
Lampiran 5 : Alat dan Proses Panen Kelapa sawit ....................................................27
vi
vii
1
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaesis guineensis Jacq) adalah salah satu tanaman perkebunan
yang memiliki peranan sebagai sumber penghasilan devisa Negara, selain tanaman
perkebunan seperti kopi, karet, kakao dan lainnya. Cerahnya prospek komoditi minyak
kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah
Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Pada tahun
2010 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 8.430.206 ha dan
mengalami peningkatan pada tahun 2020 menjadi seluas 14.996.010 (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2020).
Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Barat adalah
tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, dikarenakan nilai ekonomi yang
tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak
diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan
bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha,
sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5
ton/ha (Sunarko, 2007).
Para ahli telah membuat satu bagan yang menggambarkan multi guna kelapa sawit
dengam membuat “pohon industri kelapa sawit,” berdasarkan bagan industri dari
produk hulu kelapa sawit dapat menghasilkan jenis-jenis produk sebagai berikut; 1)
Minyak sawit (CPO) yang menghasilkan carotene, tocopherol, olein, stearin, soap
stok, dan free fatty acid, ; 2) Inti sawit menghasilkan minyak pati dan bungkil, ; 3)
Tempurung menghasilkan arang dan bahan baku, ; 4) Serat menghasilkan bahan bakar
dan sumber selulosa, ; 5) Tandan kosong digunakan sebagai sumber selulosa dan
pupuk kompos, ; 6) Sludge digunakan sebagai komponen makanan ternak
(Setyamidjaja, 2006).
Perguruan tinggi memiliki peran untuk mendidik dan menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas dan memiliki ilmu yang tinggi. Untuk mendapat ilmu
dan kualitas yang baik tidaklah dengan di perguruan tinggi saja tapi bisa mencari
pengalaman ke luar yang berguna dan mempunyai keuntungan untuk mendapatkan
1
2
B.Tujuan
C. Manfaat
Manfaat yang didapat dari kegiatan magang ini mahasiswa dapat mempelajari
lebih dalam mengenai perkebunan kelapa sawit, mendapatkan penggalaman kerja di
lapangan dan melatih sifat kepemimpinan
D. Batasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan yang berhubungan dengan pemeliharaan
tanaman belum menghasilkan kelapa sawit.
E. Metode Pendekatan
1. Praktik Kerja
Mahasiswa ikut berkerja di lapangan menyesuaikan dengan kegiatan yang ada di
lapangan
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan data mengenai
permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan dengan menanyakan
langsung kepada pihak yang terkait.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan ikut serta dalam kegiatan dilapangan untuk melatih
kemampuan dan memperoleh pengalaman kerja di kebun kelapa sawit serta
mempelajari kesesuaian antara teori diperkuliahan dengan praktik dilapangan dan
juga dapat memberikan gambaran bagi mahasiswa tentang bagaimana praktek dan
rasanya bekerja langsung di perkebunan kelapa sawit.
4. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber atau literatur yang berkaitan
dengan penulisan laporan magang seperti jurnal ilmiah, buku pedoman kelapa
sawit, dan buku standar operasional perusahaan. Metode ini digunakan untuk
memperkuat hasil penulisan sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam
penyusunan laporan magang
5. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperjelas suatu kegiatan yang dilaksanakan di
lapangan serta penggunaan foto atau gambar untuk memperkuat isi didalam
laporan.
4
A.Gambaran Umum
1. Sejarah PT Patiware
PT. Patiware merupakan salah satu anak perusahaan dari KPN Corp. yang
berlokasi di Desa Rukma Jaya, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten
Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. PT. Patiware termasuk dalam Group Estate
Bengkayang I yang dipimpin oleh seorang General Estate Manager (GEM) dan
terbagi menjadi 2 kebun yaitu Kebun Patiware I dan Kebun Patiware II. Kebun
Patiware II mulai memfokuskan dalam bidang usaha perkebunan kelapa sawit sejak
tahun 2007. Kebun terbagi menjadi 5 afdeling yang terdiri dari kebun inti dan kebun
plasma, dengan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 5.198,73 Ha sampai awal tahun 2018.
Secara umum pembagian luasan kebun inti dan kebun plasma 2.816,48 Ha untuk
kebun inti dan 2.382,25 Ha untuk kebun plasma.
2. Lokasi dan Tata Letak
Kebun Patiware II berlokasi di Desa Rukma Jaya, Kecamatan Sungai Raya
Kepulauan, Provinsi Kalimantan Barat.
Perbatasan Kebun Patiware II sebagai berikut :
Utara :Kebun Patiware II berbatasan langsung dengan Kebun Patiware I.
Barat :Kebun Patiware II berbatasan dengan Desa Rukma Jaya.
Timur :Kebun Patiware II berbatasan dengan Desa Mandor.
Selatan :Kebun Patiware II berbatasan dengan Desa Sungai Pangkalan 2.
3. Tanah dan Topografi
Jenis tanah yang tersebar di daerah kebun Patiware II secara umum berjenis
tanah gambut dan tanah pasir. Kondisi tanah tersebut cukup berpotensi untuk dijadikan
lahan pertanian dan perkebunan. Kebun Patiware II terdiri dari 5 afdeling yang
semuanya terletak di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang,
Provinsi Kalimantan Barat.
4. Visi dan Misi PT Patiware
Kebun Patiware II merupakan suatu perusahaan yang memiliki visi dan misi
sebagai berikut :
a. Visi : Menjadi salah satu perusahaan agribisnis Indonesia yang terkemuka
dengan pengelolaan terbaik dan memberikan keuntungan tinggi.
4
5
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Patiware Kecamatan Sungai Raya
Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan magang
berlangsung pada tanggal 8 Maret sampai 8 Mei 2021
2. Pelaporan, Perkenalan, dan Penyusunan Jadwal Kegiatan
Pelaporan dilakukan di kantor perkebunan dengan menunjukan dan menyerahkan
surat keterangan jalan dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
Perkenalan dilakukan antara mahasiwa dengan Group manager, Estate manager,
asisten dan karyawan agar dari pihak PT. Patiware mengetahui kehadiran
mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan magang sehingga dapat
berkoordinasi dengan baik. Penyusun kegiatan magang dilakukan untuk
mempermudah mahasiswa melakukan kegiatan di lapangan. Jadwal kegiatan
magang disusun oleh Mahasiswa dan menyesuaikan dengan kegiatan yang ada
dilapangan.
3. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan
a. Pemupukan
pekerjaan. sistem atau cara penyemprotan yaitu dengan sistem Blanket Spraying
(Penyemprotan seluruh permukaan). Pengaplikasiannya dilakukan setiap 3 bulan
sekali sesuai dengan pertumbuhan gulma, alat-alat yang digunakan dalam
pengaplikasian herbisida yaitu : masker, apron, sarung tangan, kacamata, sepatu
boot, topi, alat semprot (kep) dengan muatan bobot 16 liter air. Lampiran 3.
b. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma pada fase tanaman menghasilkan (TM) merupakan
pengendalian gulma campuran di piringan dan pasar pikul kelapa sawit. Tujuan
pengendalian ini untuk menghindari persaingan antara tanaman kelapa sawit
dengan gulma serta memudahkan perkejaan pemeliharaan lainya.
Metode yang digunakan dalam pegendalian gulma yang paling banyak digunakan
adalah pengendalian secara kimiawi mengunakan herbisida, metode ini lebih
praktis dan menguntukan karena tidak memerlukan banyak tenaga kerja dan waktu
pelaksanaan yang relatif singkat. Pada fase TM di PT Patiware teknis
pengendalian gulma antara fase TBM dan TM tidak ada perbedaan, masih
mengunakan sistem dan herbisida yang sama. Jenis Herbisida dan dosis yang
digunakan tertera pada Tabel
Tabel 1. Herbisida dan dosis yang digunakan berdasarkan jenis gulma
Jenis gulma Jenis herbisida Dosis blanket
Daun sempit Metil Metsufuron 75g/Ha
Daun lebar Glifosat 0,35L/Ha
Pakis Basta 0,020 kg/Ha
Sumber : Kebun Patiware II
keratan. Selain itu tikus juga membawa brondolan kesarangnya sehingga secara
langsung dapat mengurangi produksi sampai 5% atau lebih 240 kg minyak
sawit/ha/tahun, berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Patiware
jika populasi tikus mencapai 306 ekor/ha keretan tikus pada buah dapat
menyebabkan peningkatan asam lemak bebas (ALB).
Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi hama tikus di PT Patiware
dilakukan secara kimiawi dengan mengunakan rodentisida dengan merek dagang
STROM berbahan aktif flokumafen 0,005%. Pengaplikasian STROM sesuai SOP
Perusahaan dengan cara meletakan satu butir umpan pada pokok tanaman kelapa
sawit apabila hasil sensus tikus menunjukan serangan tikus pada tandan buah lebih
dari 5%. Pemberian umpan berikutnya dilakukan setiap tujuh hari sekali, umpan
yang hilang/rusak dimakan tikus harus diganti. Pengumpanan dihentikan apabila
jumlah umpan yang dimakan tikus sudah kurang dari 20%. Rodentisida dan cara
pengaplikasian dapat dilihat pada lampiran.
d. Pemupukan
Pada fase TM pemupukan adalah pekerjaan yang sangat penting untuk
tanaman kelapa sawit, guna memperoleh hasil produksi yang maksimal,
meningkatkan kesuburan serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak mengguntungkan. Pada Afdeling
1 Kebun KST PT Patiware pupuk yang digunakan adalah pupuk MOP/KCL yang
berfungsi untuk pertumbuhan buah, CUSO4 untuk merangsang pertumbuhan daun
kelapa sawit dan Urea. Dosis, rotasi dan cara pengaplikasian pupuk dapat diliat
pada tabel
11
e. Sensus Produksi
Sensus Produksi adalah kegiatan penghitungan produksi berdasarkan
pokok sampel/contoh yang telah ditetapkan dan dilakukan secara serentak dan
bersifat menyeluruh di seluruh areal yang sudah layak panen. Dengan sensus yang
benar akan diketahui potensi produksi per tahun.
Kriteria sensus produksi adalah buah sudah terbuka sempurna dan buah sudah
berwarna hitam, jika terdapat seludang buah yang belum terbuka atau buah sudah
berwarna kemerahan maka buah tersebut tidak termasuk ke dalam sensus produksi
Pada setiap blok sensus yang menjadi sampel yaitu pokok ke 10-11, 20-21, 30-
31 dan seterusnya.
12
f. Garuk Piringan
Garuk piringan merupakan kegiatan pembersihan area piringan kelapa
sawit dari kotoran, sisa gulma dan brondolan yang tertingal pada area piringan
kelapa sawit dalam radius 1,5 meter dari pokok. Alat yang digunakan yaitu sekop
dan ember untuk menampung kotoran yang kemudian dikumpulkan didalam
ember yang kemudian dibuang pada area gawangan mati. Tujuannya agar
mempermudah proses pemupukan tanaman dan mengurangi persaingan. Garuk
piringan dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan, terutama sebelum dilakukan
pemupukan.
/
Gambar 8 :Kegiatan Garuk Piringan
5. Panen
Panen merupakan kegiatan pengambilan tandan buah segar yang sudah
memenuhi kriteria matang panen dengan cara dipotong, pemotongan buah yang
13
berdasarkan brondolan yang lepas, yaitu BJR yang sudah ditentukan di setiap
blok tersebut dengan berat 5 kg maka brondolan yang jatuh berkisar 5 buah.
e. Alat panen
Alat yang digunakan pada saat panen di kebun Patiware II adalah dodos,
gancu, gerobak sorong, dan egrek. Gancu digunakan untuk mengangkat TBS
ke gerobak sorong dan jarai angkut, untuk selanjutnya dibawa ke TPH.
Sedangkan egrek digunakan untuk memotong tandan buah dan pelepah pada
pokok kelapa sawit yang ketinggiannya tidak dapat dijangkau oleh dodos.
15
A. Hasil
15
B. Pembahasan
yang disebabkan oleh gulma tersebut tidak kasat mata dan berlangsung perlahan,
disamping itu kehadiran gulma akan meningkatkan biaya karena adanya penambahan
kegiatan dipengendalianya.
Pengendalian gulma bertujuan untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan
melemahkan daya saing gulma. Pengendalian gulma dilakukan dengan pendekatan
konsep ambang ekonomis. Artinya selama kerugian yang ditimbulkan oleh kehadiran
gulma tersebut masih lebih kecil dari biaya yang harus dikeluarkan maka tidak perlu
dilakukan pengendalian gulma. Tujuan pengendalian gulma di piringan dan gawangan
yaitu, menguranggi kompetisi unsur hara, memudahkan memudahkan kontrol
pemupukan, menekan populasi hama, mempermudah kontrol pekerjaan dari satu
gawangan ke gawangan lain.
Pengendalian gulma di kebun Patiware II pada Afdeling I dilakukan secara kimiawi.
Pengendalian gulma dengan teknis penyemprotan herbisida secara menyeluruh
(blanket spraying). Jenis herbisida yang digunakan yaitu Glimax 480 SL dengan bahan
aktif Isopropilamina glifosat dan Metafuron 20 WP dengan bahan aktif metil
metsulfuron digunakan untuk menggendalikan jenis gulma berdaun lebar dan sempit
serta Basta 150 SL dengan bahan aktif Amonium glufosinat untuk gulma jenis pakis-
pakisan.
Perawatan area piringan dan gawangan di Afdeling I kebun Patiware II sudah
dilaksanakan, tetapi kurang efektif karena pengaplikasian herbisida tidak tepat dosis
hal ini disebabkan herbisida yang digunakan untuk menyemprot pada hari tersebut
kurang untuk menyemprot 1 area sehinga untuk mencukupi penyemprotan 1 area lahan
maka dosis herbisidanya dikurangi agar semua area dapat disemprot namun hal itu
menyebabkan gulma tumbuh kembali dengan cepat dan sulitnya kondisi area yang
semak tersebut menyebabkan terganggunya aktivitas pemeliharaan dan menjadi
sarang inang bagi hama di area pokok kelapa sawit.
Permasalahn gulma kelapa sawit pada fase tanaman belum menghasilkan (TBM) di
PT Patiware tidak bisa diangap remeh karena dapat menyebapkan penurunan
produktivitas, upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan
penyesuain dosis herbisida terhadap luasan lahan, memberi pelatihan kepada mandor
dalam mengawasi pekerjaaan dilapangan, bimbingan oleh mandor perawatan pada
18
tenaga kerja diarahkan dengan baik, pengawasan yang lebih aktif pada setiap tenaga
kerja yang melaksanakan kegiatan pengendalian gulma dilapangan.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam melakukan
pemeliharan tanaman adalah pihak perusahaan harus menambah tenaga kerja yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan di setiap luasan lahan. Pelaksanaan kastrasi dapat
dilaksanakan pada umur tanaman 14 bulan setelah ditanam dengan rotasi 2 bulan sekali
sampai tanaman berumur 26 bulan, banyaknya area yang dikastrasi oleh 1 tenaga kerja
sebanyak 1,0 – 1,5 ha/ hk. Penerapan kebijakan-kebijakan yang sudah ditentukan pihak
perusahaan seperti waktu kastrasi, banyaknya pokok yang harus dikastrasi dalam 1
hari kerja harus dilaksanakan dengan benar sehingga proses pertumbuhan tanaman
dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi buah kelapa sawit.
19
IV. PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
V. DAFTAR PUSTAKA
VI . LAMPIRAN
Lampiran 1: Peta Lokasi Kegiatan Magang
22
GEM
Bena Andrian
ESTATE MANAGER
Huibert. S
ASKEP
George Pasaribu
ASST. AFD 3
Joko S Silalahi
ASST. AFD 4
Reza Purnama
ASST. AFD 5
Ferry Aswandi
25