REKAYASA PONDASI DALAM

MATERI SEMESTER 5
MINGGU KE-8
DIAPHRAGM WALL & PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE
MATERI MINGGU KE-8

DIAPHRAGM WALL
- PENDAHULUAN
- SKEMA PANEL DIAPHRAGM WALL
- SEQUENCE OF WORK

PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE

- SLIDING
- STRUCTURAL
- OVERTUNING
- ECT.

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

 1. PENDAHULUAN
Diaphragm Wall Umumnya untuk 3 tipe konstruksi
sebagai berikut:
1. Structural Walls : digunakan sebagai struktur
dinding penahan seperti umum digunakan untuk
dinding powerhouse, dinding basement, dinding
stasiun MRT, stabilitas lereng, dll

2. Load Bearing Walls : digunakan sebagai sebagai

pondasi dalam pada bangunan – bangunan berat
seperti high rise, jembatan, pilar, dll.

3. Cut Off Walls : digunakan sebagai dinding penyekat

aliran air (lapiran kedap) dibawah tanah untuk
mengatasi seepage seperti pada bawah bendungan,
embung dan untuk kebutuhan konstruksi galian.

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

1. PENDAHULUAN

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

2. SKEMA PANEL DIAPHRAGMA WALL
CONTOH SPESIFIKASI RENCANA D-WALL:
Depth L = 35 m, Tebal 800 mm, Sepanjang 60 m, Join 0.4 m

OPSI 1 : Panel Primer Efektif 2 m – 2.4 m + Panel Sekunder 2.8 m (Guide Wall H-Beam)
Join 0.4 m Join 0.4 m Join 0.4 m Join 0.4 m
Tampak Atas

P. Primer P. Sekunder P. Primer P. Sekunder P. Primer DST

2.8 m 2.8 m 2.8 m 2.8 m 2.8 m

Eff = 2.4 m Eff = 2.8 m Eff = 2 m Eff = 2.8 m Eff = 2 m 1 JAW OPENING 2.8 m

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

2. SKEMA PANEL DIAPHRAGMA WALL
CONTOH SPESIFIKASI RENCANA D-WALL:
Depth L = 35 m, Tebal 800 mm, Sepanjang 60 m, Join 0.4 m

OPSI 2 : Panel Primer Efektif 2 m – 2.4 m + Panel Sekunder 5.6 m (Guide Wall Beton)
Join 0.4 m Join 0.4 m Join 0.4 m
Tampak Atas

P. Primer P. Sekunder P. Primer P. Sekunder DST 1 PANEL 5.6 M

2.8 m 5.6 m 2.8 m 5.6 m

Eff = 2.4 m Eff = 5.6 m Eff = 2 m Eff = 5.6 m

Baid 1 Panel = Baid 1 + Baid 2

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.
2. SKEMA PANEL DIAPHRAGMA WALL
A. METODE GALI 1 PANEL = 1 BAID (2.8 M) B. METODE GALI 1 PANEL = 2 BAID (2.8 M + 2.8 M)

1 PANEL 2.8 M 800 mm 1 PANEL 5.6 M 800 mm

L = 35 m L = 35 m

Panel = Baid Baid 1 Panel = Baid 1 + Baid 2

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

3. PERALATAN UTAMA

Daftar Peralatan Utama :

1. 1 unit Hydraulic Grab 22 Ton + 800mm Jaw
2. 1 unit Crane Service 85 ton
3. 1 set Bentonite Slurry Plant
4. 2 set Generator + Pompa – Pompa
5. 1 unit Koden Test
6. 2 set Tremmie Pipe + Rack
7. 1 unit Excavator dan Dumptruck (Mainkon)
8. 6 unit Truck Mixer (Mainkon)
9. Aksesoris Lainnya
10. 1 unit Hyd Drilling Rig (Back Up)

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

3. PERALATAN UTAMA
HYDRAULIC GRAB XG500E
(TAHUN 2019)
3. PERALATAN UTAMA
GRABING WITH VERTICALITY
CONTROL & MONITORING SYSTEM

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

3. PERALATAN UTAMA
CRAWLER CRANE SWRK85
85 TON (TAHUN 2019)

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan
b) Grabing dengan slury
c) Koden Test + Airlift
d) Pengecoran

• Penyiapan prasarana & Lahan kerja

• Setting out as dinding
• Setting Guide Wall (Beton / H-Beam)
• Penyiapan Bentonite Slurry

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan Bentonite slurry berfungsi stabilitas
b) Grabing dengan slury dinding parit pada saat grab
c) Koden Test + Airlift
d) Pengecoran
PROPERTIES BENTONITE SLURRY
Viscositas 32 - 25 Detik
Density 1.03 - 1.37 g/cm³
Pengujian Ph 6.5 – 11
Filtrate loss 15 – 25 ml
Ketebalan cake 1 – 3 jam

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan
b) Grabing dengan slury
c) Koden Test + Air Lift
d) Pengecoran

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan
b) Grabing dengan slury
c) Koden Test + Air Lift
d) Pengecoran

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan
b) Grabing dengan slury
c) Koden Test + Air Lift
d) Pengecoran

Vertikalitas grab diperiksa

dengan sensor monitoring
alat, dan koreksi dilakukan
bila terjadi penyimpangan
(sistem tersedia di alat) .
Untuk memastikan kembali
juga telah dilakukan Koden
Test.

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan
Sebelum pengecoran, dilakukan
b) Grabing dengan slury cleaning dengan Grab dan
c) Koden Test + Air Lift Air Lift (Jika Diperlukan)
d) Pengecoran

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan Pengecoran pipa tremi ø10 hingga dasar panel.
b) Grabing dengan slury
Double tremi untuk panel besar
c) Koden Test + Air Lift
d) Pengecoran Bentonite slurry dipompa kembali untuk recycle.

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

 4. METODE PELAKSANAAN
a) Persiapan
b) Grabing dengan slury
c) Koden Test + Air Lift
d) Pengecoran
Beton plastis terdiri dari: semen, air, pasir, split dan bentonite slurry.
Pembuatan beton plastis dilakukan di Batching Plant kemudian
dikirim ke site dengan truck mixer. Untuk workability, slump beton
plastis yang digunakan adalah 18 cm ± 2.5 cm.

Contoh Beton Plastis 1.2 Mpa & 10-8 m/s, komposisi per m3 :
- Semen : 180 kg
- Aggregate 20 mm : 350 kg
- Aggregate 10 mm : 250 kg
- Pasir : 800 kg
- Bentonite Slurry : 400 liter
(1 m3 slurry: 120 kg bentonite + 1000 lt air + 0.6 lt dispersant)

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

5. DOKUMENTASI

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE
1. SLIDING
Kegagalan geser tidak lain adalah tergelincirnya
dinding menjauhi timbunan bila terjadi kegagalan
geser pada dasar dinding.

Faktor keamanan terhadap sliding adalah, <1,5

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE

1. SLIDING

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE

1. SLIDING

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE

1. SLIDING

Friction  W

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE
2. OVERTURNING

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE

3. OVERTURNING

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE

3. OVERTURNING

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

6. PROBLEM IN LATERAL STRUCTURE

4. STRUCTURAL CAPACITY FAILURE

Jenis ini dapat terjadi jika bagian-bagian komponen dinding penahan seperti batang, kaki,
dan tumit masing-masing bertindak sebagai balok penopang yang salah desain. Sebab itu,
ini harus dirancang dengan kekuatan yang cukup.

REKAYASA PONDASI DALAM Dr. ANDREAS WIDHATAMA K., ST. MSc.

REKAYASA PONDASI DALAM

TERIMA KASIH