Anda di halaman 1dari 2

4.

PEMBAHASAN

Pada kegiatan praktikum ini kami mengamati berbagai jaringan meliputi jaringan daun,
batang, dan akar. Adapun bahan yang digunakan yaitu tanaman jagung (Zea mays) dan beringin
(Ficus benjamina). Pada tanaman jagung diamati bagian daun, akar dan batang. Sedangkan pada
beringin diamati bagian daun adaksial dan abaksial. Tanaman tersebut digunakan sebagai sampel
karena memiliki jaringan yang terlihat jelas, sehingga dapat membedakan macam-macam
jaringan yang terdapat pada organ tumbuhan tersebut.

a.Daun

Jagung merupakan tumbuhan monokotil dengan pertulangan daun sejajar berbentuk seperti
pita, sehingga pada pengamatan epidermis adaksial dan epidermis abaksial dengan perbesaran
16 x 10 ditemukan stomata dengan letak sejajar. Stomata pada bagian adaksial lebih banyak dan
ukurannya pun lebih besar dibanding dengan stomata abaksial. Stomata yang terlihat ini bertipe
diasitik. Letak stomata pada Zea mays tersusun berderet sejajar. Sel penutupnya berbentuk
seperti halter yang bagian ujungnya membesar dan berdinding tipis. Bagian tengahnya
memanjang, berdinding tebal, dan lumennya sempit. Menurut Mulyono (2011), jaringan penutup
pada tumbuhan berfungsi sebagai pelindung organ-organ dari pengaruh luar yaitu berupa:
epidermis, stomata, trikoma, dan endodermis.

Jaringan epidermis daun jagung yang terlihat memiliki struktur sel rapat, pada bagian atas
dilapisi kutikula (lapisan lilin) sehingga terlihat mengkilap dibandingkan dengan epidermis
bagian bawah. Sel epidermis hanya terdiri dari satu lapisan sel saja. Selain itu juga terdapat sel
kipas yang fungsinya untuk pelekukan pada saat musim kemarau. Pengamatan selanjutnya
mengamati daun beringin, daun dibuat sayatan epidermis atas dan epidermis bawah. Dari hasil
pengamatan dibawah mikroskop dengan perbesaran 16 x 10, bagian epidermis atas tersapat
jaringan parenkim namun tidak ditemukan stomata. Epidermis atas juga ditemukan kutikula
(lapisan lilin) yang menyebabkan permukaan daun terlihat licin. Sedangkan pada pengamatan
epidermis bawah (abaksial) ditemukan stomata dengan susunan mentebar, bentuk sel stomata
berukuran besar tersebar di permukaan daun.

b. Batang

Pada pengamatan batang digunakan tanaman jagung, sayatan jagung yang diamati
merupakan sayatan melintang dan membujur. Dilihat dari struktur morfologinya tanaman jagung
mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris. Pada sayatan membujur batang
jagung terdapat tiga komponen jaringan utama, yaitu epidermis, jaringan pembuluh, dan
empulur. Jaringan pembuluh terbentuk dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan jaringan
pembuluh yang tinggi dan lingkaran menuju perikarp dekat epidermis.

Didalam jaringan pembuluh terdapat xylem dan floem dengan tipe radial yaitu xylem dan
floem terletak berselang-seling secara radial. Diluar berkas pembuluh dikelilingi oleh jaringan
parenkim, pada parenkim korteks ditemukan jenis parenkim penimbun, dimana jaringan ini
berfungsi untuk penyimpanan cadangan makanan. Dalam pengamatan pada bagian batang juga
terdapat kolenkim angular (kolenkim sudut). Pada sayatan membujur terlihat empulur yang
terdapat di bagian tengah, selain itu terdapat pula xylem dan floem yang berfungsi sebagai alat
pengangkut. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal berfungsi untuk mengangkut air dan
garam-garam mineral dari akar menuju daun. Sedangkan floem memilki bentuk sel seperti
tabung dan bagian ujung berlubang. Jaringan ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan
mekanik atau penguat tumbuhan memegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-
organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

c. Akar

Pengamatan selanjutnya dilakukan pengamatan akar jagung. Akar jagung yang kami amati
meliputi sayatan melintang dan sayatan membujur. Pada sayatan melintang akar jagung terdapat
epidermis, korteks, perisikel, endodermis, floem, dan xylem serta bagian empulur. Akar tanaman
jagung (Zea mays) mempunyai yaitu memiliki jumlah ikatan xylem yang banyak. Menurut
Mulyono (2011), struktur umum dari bagian luar ke dalam adalah sebagai berikut: epidermis
(pada akar muda, jika tua digantikan oleh peridermis berupa jaringan gabus), parenkim, korteks,
stele, dan berkas pembuluh. Jaringan penyusun akar adalah epidermis, korteks, endodermis,
perisikel, dan stele (jaringan pengangkut).

Bagian epidermis selnya berdinding tipis, tersusun rapat. Selnya mengalami modifikasi
menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi
kutikula. Dalam pengamatan terlihat epidermis dari akar jagung tumbuh rambut akar, rambut
akar ini merupakan perluasan sel epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penyerapan
mineral dan air. Kotreks ditemukan di bagian dalam epidermis tersusun atas beberapa lapis sel
yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang penting untuk pertukaran udara.

Anda mungkin juga menyukai