Anda di halaman 1dari 8

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

MODUL – 01
Bidang Keahlian : Teknika Perkuliahan ke- :1
Mata Kuliah : Fisika Terapan Materi Kuliah : Besaran dalam SI

1. Kompetensi Dasar
Mampu menjelaskan besaran fisika dalam Sistem Internasional
2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Besaran dalam Sistem Internasional
3. Indikator Pencapaian
 Menyebutkan besaran pokok, besaran tambahan dan besaran turunan.
 Menyebutkan satuan untuk tiap-tiap besaran pokok dan beberapa besaran turunan.
 Menggunakan prefix satuan multiple dan sub multiple.
 Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan
ketepatan.
 Menentukan titik berat suatu benda yang homogen
 Mengukur densitas suatu zat dengan menggunakan hidrometer
4. Materi

BESARAN DALAM SISTEM INTERNASIOANAL


1. BESARAN

 BASE UNITS
Unit of length →metre (m)
Unit of mass →kilogramme (kg)
Unit of time →second (s)
Unit of electric current →ampere (A)
Unit of temperature →Kelvin (K)
Unit of luminous intensity →Candela (Cd)

 SUPPLEMENTARY UNITS
Plane angle → the radian (rad)
Solid angle → the steradian (sr)

 DERIVED UNITS
Example: velocity → metre per second (m/s)
Density → kilogramme per cubic metre (kg/m3)
Force → kilogramme metre per square second (kg m/s2)

Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 1


Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

 MULTIPLES AND SUB-MULTIPLES


Tabel 1.1 Faktor Pengali
Factor by wich unit
Basic Unit Prefix symbol
is multiplied
Ampere, metre,second 1012 Tera T
etc 109 Giga G
Example : 106 Mega M
Milliamp (mA) 103 kilo k
Kilometer (km) 102 hecto h
Microsecond (μs) 10 deka da
Megavolt (MV)
10-1 deci d
10-2 centi c
10-3 milli m
10-6 micro μ
10-9 nano n
10-12 pico p
10-15 femto f
10-18 atto a

2. TEORI KESALAHAN PADA PENGUKURAN

Benar atau salahnya teori-teori dalam ilmu fisika pembuktiannya selalu didasarkan pada percoban-
percobaan dalam ilmu fisika itu sendiri; artinya dapat diterimanya suatu teori jika telah terbukti
bahwa teori itu memang sesuai dengan kenyataan yang ditunjukkan dalam percobaan fisika itu
sendiri.

Didalam percoban-percoban yang selalu ingin kita ketahui besaran-besaran fisikanya yakni dengan
besaran standar yang sudah ditentukan, seperti mengukur panjang sesuatu, adalah
membandingkan dengan ukuran panjang standar. Begitu pula mengukur (menimbang) berat
sebuah benda dengan cara membandingkannya dengan ukuran (besaran) standara satu kilogram
yang sudah kita tentukan sebelumnya.

Dalam melakukan semua pengukuran itu selalu tidak dapat mengukur tepat 100% atau tanpa
kesalahan. Karena dalam fisika sangat penting artinya pengukuran yang seteliti mungkin, maka
perlu kita mengetahui derajat ketelitian pengukuran kita tersebut. Untuk hal itu diadakan patokan-
patokan untuk mengukur ketelitian sesuatu pengukuran sampai seberapa cermatnya, yang antara
lain dinyatakan dengan keseksamaan sesuatu pengukuran atau besarnya kesalahan sesuatu
pengukuran dinyatakan dalam % (persen).

Pengukuran suatu besaran tertentu biasanya diulang beberapa kali, maksudnya untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan yang diperbuat. Kesalahan-kesalahan pengukuran tersebut dapat
disebabkan beberapa hal :
i) kurang cermatnya pada saat melakukan pengukuran
ii) kesalahan karena faktor alat pengukurnya
iii) karena factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi alat ukur

Misal sebuah pensil diukur panjangnya sampai tiga kali :


a. hasil pengukuran :
Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 2
Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

x1 = 18,70 cm
x2 = 18,80 cm
x3 = 18,75 cm
b. hasil pengukuran rata-rata :
x  x2  x3
( x= 1 )
3

18,70 18,80 18,75


x=
3
= 18,75 cm

c. kesalahan mutlak :
∆x = x  x

∆x1 = x  x 1

= 18,75 – 18,70 = 0,05 cm

∆x2 = x 2  x

= 18,80– 18,75 = 0,05 cm

∆x3 = x 3  x

= 18,75– 18,75 = 0,00 cm

d. kesalahan mutlak rata-rata :


ΔX 1  ΔX 2  ΔX 3
∆x =
3

0,05  0,05  0,00


∆x = = 0,03 cm
3
Jadi hasil pengukuran pada pensil dinyatakan panjang pensil :

x = (18,75 ± 0,03 cm)

(18,75 – 0,03) cm ≤ x ≤ (18,75 + 0,03) cm

e. kesalahan relatif rata-rata :


ΔΧ
= x 100%
Χ

0,03
= x 100% = 0,17%
18,75

f. Ketelitian = 100% - 0,17% = 99,83%

Selain menggunakan deviasi rata-rata, ketidakpastian hasil pengukuran dapat menggunakan


simpangan baku contoh dan simpangan baku nilai rata-rata.

Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 3


Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

a. Simpangan baku contoh (SN)

𝛴(𝑥𝑖 − 𝑥̅ 𝑁 )2
(𝑆𝑁 ) = √
𝑛−1
b. Simpangan baku nilai rata-rata (𝑆𝑥̅𝑁 )

𝑆𝑁
(𝑆𝑥̅𝑁 ) =
√𝑁

3. TITIK BERAT ATAU CENTRE OF GRAVITY

Pusat Berat dari sebuah benda adalah suatu titik yang senantiasa dilalui gaya berat benda yang
arahnya vertical ke bawah.
C.G

W = 1 tonf
Sebagai contoh, bila sebuah batang homogen panjang 10 m dan massanya 1 ton maka gaya berat
sebesar 1 tonf bekerja vertical ke bawah melalui satu titik 5 m dari salah satu ujung batang (C.G).
Bila pada titik tersebut diberi tumpuan (sebuah prop tunggal) maka batang akan setimbang, dimana
gaya berat batang 1 tf bekerrja ke bawah dan equilibrant 1 tf bekerja ke atas.

 Pusat Berat Beberapa Benda


1. Symetrical Figure ( square, circle, sphere, H section girder ), C.G pada pusat geometris.
2. Triangular area ( lamina )
A
AE = BE ; EG = 1/3 CE
D BD = CD ; DG = 1/3 AD
G
G = centre of gravity
B E C

DG = 1/3 AD
G

B D C

3. Hollow cone atau pyramid


A
A
C.G 1/3 di atas CG dari
alas ke puncak

D
G B D
D G = 1/3 AD E GE = 1/3 AE
B C
C
Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 4
Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

4. Solid cone atau pyramid


C.G ¼ di atas C.G dari alas ke puncak

Centre of Parallel Forces


Suatu massa M terdiri dari partikel-partikel m1, m2,
m3, m4 …
m2 G m4 Dengan berat W1, W2, W3, W4…
m1 M = Σm
m3
W1 = m1.g…
x4 ΣW = W1 + W2 + W3 + W4…
x3 W1.x1 + W2.x2 + W3.x3 + W4.x4 = ΣW.OG
𝑊1 .𝑥1 + 𝑊2 .𝑥2 + 𝑊3 .𝑥2 + 𝑊4 .𝑥4
x2 OG = 𝛴𝑊
ΣW.x
x1 OG = ΣW
G
O
W1 W2 W3 W4
ΣW
Σmoment berat
Jadi OG = Σberat

Σmoment volume
OG =
Σvolume

Σmoment area
OG = Σarea

Contoh soal no. 1


o Sebuah batang AB homogen berat 200 kg panjang 12 m, di tumpu pada ujung “A” dan pada
titik C 9 m dari A. Membawa beban-beban 32 kg di B dan 60 kg 4 m dari A. Tentukan
gaya-gaya reaksi pada titik-titik tumpuan.

9m
RA
4m RC
C.G
A B
C
32 kgf
60 kgf
200 kgf
12 m

 Gaya-gaya ke atas = gaya-gaya ke bawah


RA + RC = 60 + 200 + 32
RA + RC = 292 …………………….(i)
 Titik putar pada A
Clockwise moment = Anti clockwise moment

Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 5


Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

60 . 4 + 200 . 6 + 32 . 12 = RC . 9
RC = 1824/9 = 202,7 kgf
Subtitusi ke (i) RA = 292 – 202,7
= 89,3 kgf

Soal latihan
1. Sebuah batang AB panjang 4 m berat 20 kg ditumpu pada titik-titik M dan N dimana AM =
0,6 m dan BN = 1,2 m. Pada ujung A digantung beban 4 kg dan di ujung B beban 12 kg.
Tentukan gaya reaksi pada setiap tumpuan.
2. Batang AB massa 200 kg, panjang 10 m ditumpu pada ujung-ujungnya. Tentukan dimana
sebuah massa 220 kg harus digantung agar gaya reaksi di titik B dua kali gaya reaksi di titik
A.

Contoh soal no. 2


o Sebuah poros (shaft) dibuat atas tiga bagian seperti gambar di bawah, dan tiap bagian
berbentuk silinder. Bagian I massa 24 kg tebal 6 cm, bagian II massa 80 kg panjang 30 cm,
dan bagian III massa 460 kg panjang 60 cm. Tentukan posisi centre gravity poros tersebut.

6 cm 60 cm
30 cm

O G

25 kgf 80 kgf 460 kgf

R (total berat)
 R = 25 + 80 + 460 = 565 kgf
 Ambil momen pada titik putar O
Momen total poros = jumlah momen bagian-bagian
565 . OG = 25 . 0,03 + 80 . 0,21 + 460 . 0,66
565 OG = 0,75 + 16,8 + 303,6
OG = 321,15/565
= 0,568 m
Jadi C.G poros 0,568 m dari O
 Bila diketahui radius bagian I = 11,5 cm, radius II = 9,2 cm dan radius bagian III = 15,6 cm
maka :
VI = π x 11,52 x 6 = 793,5 π cm
VII = π x 9,22 x 30 = 2539 π cm
VIII = π x 15,62 x 60 = 14601,6 π cm
V total adalah : 17934,3 π cm
Ambil momen volume pada titik putar O
Momen volume total = Jumlah momen volume bagian-bagian
17934,3 π x OG = 793,5 π x 3 + 2539 π x 21 + 14601,6 π x 66
OG = 56,8 cm

Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 6


Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

4. MASSA DAN BERAT

Massa suatu benda adalah kuantitas zat yang dipunyai oleh benda tersebut

 massa adalah konstan terkecuali zatnya ditambah atau dikurangi


 satuannya adalah kilogram
 simbol m
Berat suatu benda adalah gaya vertikal ke bawah akibat dari gaya tarikan bumi atas massa tersebut
yaitu gravity.

 bila gravity berubah maka berat juga berubah


 satuannya adalah Newton atau bias juga dipakai dalam “kilogramme-force” missal massa benda
5 kg, berarti mempunyai berat 5 kgf
 simbol W → W = m . g

5. DENSITY
Massa sepotong baja tidak sama dengan massa sepotong kayu walaupun volumenya sama karena
kerapatan baja lebih besar daripada kayu.

𝑚𝑎𝑠𝑠
(i) 𝑀𝑎𝑠𝑠 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝑚
𝜌= [𝑘𝑔⁄𝑚 3 ]
𝑣

Misal : Density dari fresh water : 100 kg/m3


Density dari ice pada 00C : 920 kg/m3

Maka ice terapung dalam air karena kerapatannya lebih kecil.

𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
(ii) 𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝑊
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠) → 𝑤 = [𝑁⁄𝑚 3 ]
𝑉

Contoh : specific weight dari fresh water adalah 9,81 x 103 N/m3

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒
(iii) 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝑓𝑟𝑒𝑠ℎ 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟

19300 𝑘𝑔 ⁄𝑚 3
Contoh untuk gold : 𝑅. 𝐷𝑔𝑜𝑙𝑑 = 1000 𝑘𝑔⁄𝑚 3
= 19,3

6. HYDROMETER

Dalam hukum pengapungan (the law of flotation) menyatakan bahwa setiap benda yang terapung
akan memindahkan beratnya sendiri.
Hukum inilah yang merupakan prinsip dari hydrometer yang digunakan untuk mencari ”Relative
Density” atau “Specific Gravity” dari suatu cairan.

Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 7


Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

Prinsip Hydrometer

(a) (b)

C E

F
D

Misal :
R.D cairan (b) dua kali dari cairan (a) → kolom EF adalah ½ x kolom CD

Benda terapung : → draft adalah berbanding terbalik dengan density cairan

𝑑𝑟𝑎𝑢𝑔ℎ𝑡1 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦2
=
𝑑𝑟𝑎𝑢𝑔ℎ𝑡2 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦1

Contoh : sebuah barge mengapung dalam dock water dengan R.D. 1,016. Berapa draft dalam sea
water bila R.D. nya 1,025. Draft dalam dock water 3,86 m

𝑠𝑒𝑎 𝑑𝑟𝑎𝑢𝑔ℎ𝑡 𝑑𝑜𝑐𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦


=
𝑑𝑜𝑐𝑘 𝑑𝑟𝑎𝑢𝑔ℎ𝑡 𝑠𝑒𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

3,86 𝑥 1016
𝑠𝑒𝑎 𝑑𝑟𝑎𝑢𝑔ℎ𝑡 = = 3,83 𝑚
1025

Modul Fisika Terapan untuk Jurusan Teknika 8


Oleh : Soenajono Dj, Denny Fitrial

Anda mungkin juga menyukai