Anda di halaman 1dari 44

KEBIJAKAN

MONETER
ISLAM
OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D
BOCOR
SOLUSI DENGAN KEBIJAKAN MONETER

PERMINTAAN SELALU LEBIH PENAWARAN


AGREGAT KECIL DARI AGREGAT

KEBIJAKAN
MONETER

FASILITAS
DISKONTO

PERMINTAAN MENURUNKAN MENGALAMI


KREDIT SUKU BUNGA PENINGKATAN

MENGALAMI JUMLAH UANG MENIMBULKAN


PENINGKATAN BEREDAR INFLASI
KEBIJAKAN MONETER
KONVENSIONAL

KONDISI
SUKU BUNGA SUKU BUNGA
EKONOMI
DITURUNKAN DINAIKKAN
MELAMBAT

EKONOMI EKONOMI
INFLASI INFLASI
LINGKARAN
SETAN
SUKU BUNGA EKONOMI SUKU BUNGA
DINAIKKAN DITURUNKAN

EKONOMI
MELAMBAT
SELURUH HARTA KEKAYAAN
TUBUH EKONOMI ISLAM:
EKONOMI PASAR SYARI’AH
PRA PASAR:
KEPEMILIKAN

8
1 2 3 4 5 6 7 KEADILAN 7 6 5 4 3 2 1
PASAR MEKANISME PASAR:
MEKANISME PASAR
KEPEMILIKAN INDIVIDU SYARI’AH

POLITIK EKONOMI ISLAM


KEPEMILIKAN KEPEMILIKAN
UMUM ZAKAT INFAQ NEGARA
PASCA PASAR:
SHODAQOH WAQAF
POLITIK EKONOMI
BAITUL MAL ISLAM
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
KESEJAHTERAAN MONETER
FISKAL ISLAM
SELURUH RAKYAT ISLAM
KEBIJAKAN
MONETER ISLAM

•Islam akan mengatur mata uang


dalam dua aspek:
1. Jenis mata uangnya.
2. Penggunaan mata uangnya.
1. JENIS
MATA
UANGNYA
OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D
1. JENIS MATA UANG
MATA UANG ISLAM  Adanya taqrir Rasulullah saw terhadap
penggunaan dinar Romawi dan dirham Parsi
DINAR SYAR’I  Adanya taqrir Rasulullah saw terhadap
DIRHAM SYAR’I
penggunaan timbangan (wazan) Quraisy
 Rasul mengkaitkannya dengan pelaksanaan
HUKUM MENGGUNAKANNYA hukum-hukum syari’at yang lain

 Adanya taqrir Rasulullah saw


MUBAH BAGI
 Adanya kemubahan pertukaran dalam jual-
INDIVIDU
beli dan sewa-menyewa
HUKUM MENCETAK MATA UANG
BAGI NEGARA

 Adanya taqrir Rasulullah saw


MUBAH  Adanya fi’lur Rasul saw yang tidak pernah
mencetak mata uang sendiri untuk negaranya
BOLEH MENCETAK BOLEH TIDAK MENCETAK
JIKA TIDAK MENCETAK MENGGUNAKAN
MATA UANG ASING

EKONOMI NEGARA KARENA DAPAT DIKENDALIKAN


DALAM BAHAYA OLEH NEGARA ASING
(DHARAR) MELALUI MATA UANGNYA

Qaidah syara’:
WAJIB MENCETAK MATA
UANG SENDIRI Maa laa yatimmul wajibu
illa bihi fahuwa wajib
JIKA MENCETAK MATA
UANG SENDIRI

APA JENIS MATA UANG YANG


HARUS DICETAK?

WAJIB DENGAN JENIS EMAS


DAN PERAK
MENGAPA WAJIB?

ADA HUKUM SYARI’AT YANG WAJIB


DILAKSANAKAN OLEH NEGARA

BERSIFAT QATH’IY (TIDAK BERUBAH) Hukum-hukum syari’at:


1. Hukum kanzul mal.
PELAKSANAANNYA ADA
2. Hukum zakat mal.
YANG TERKAIT LANGSUNG
3. Hukum diyat.
DENGAN EMAS DAN PERAK
4. Hukum potong tangan.
5. Hukum sharf.
KEWAJIBAN TERSEBUT TIDAK
Qaidah syara’:
SEMPURNA KECUALI DENGAN
EMAS DAN PERAK Maa laa yatimmul wajibu
illa bihi fahuwa wajib
TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN MATA
UANG ASING SEBAGAI WASILAH JIKA Qaidah syara’:
MENIMBULKAN DHARAR Al wasilatu ilal harami haram

NEGARA WAJIB MENCETAK MATA UANG EMAS DAN PERAK SENDIRI


HUKUM SYARI’AT YANG TERKAIT
1. HUKUM KANZUL MAL
َّ ‫ب َو ْال ِف‬
ً‫ضةَ َوالَ ٌُن ِفقُونَ َها ِف‬ َ ‫ون الذَّ َه‬َ ‫ٌن ٌَ ْك ِن ُز‬َ ‫• َوالَّ ِذ‬
﴾٣٤﴿ ‫ب أ َ ِل ٌٍم‬ ٍ ‫ش ْر ُهم ِبعَ َذا‬
ّ ِ َ‫ّللا فَب‬
ِ ّ ‫س ِبٌ ِل‬ َ
• “Dan orang-orang yang menimbun emas dan perak, dan
tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka berilah kabar
gembira kepada mereka akan azab yang pedih.” (QS At
Taubah : 34)
2. HUKUM ZAKAT MAL
• Sabda Rasulullah SAW, ”Pada setiap 20 dinar (zakatnya)
setengah dinar”.
• Rasulullah SAW bersabda, “Dan pada setiap 200 dirham
(zakatnya) 5 dirham”.
HUKUM SYARI’AT YANG TERKAIT
3. HUKUM DIYAT
• Rasulullah SAW bersabda,”Bahwa dalam jiwa
seorang mu`min (yang terbunuh) ada diyat 100
ekor unta... Dan bagi yang mempunyai dinar,
(diyatnya) 1000 dinar.” (HR. An Nasa`i).
4. HUKUM QOTH’U YAD
• Diriwayatkan dari ‘Aisyah RA, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “Tidak dipotong tangan pencuri
kecuali dalam (barang senilai) seperempat dinar
atau lebih.” (HR. Khamsah)
HUKUM SYARI’AT YANG TERKAIT

5. HUKUM SHARF
َ ‫ َال ت َ ِبٌعُوا الذَّ َه‬:‫سلَّ َم‬
‫ب‬ َ ‫علَ ٌْ ِه َو‬َ ُ‫ّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫ّللا‬ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫• قَا َل َر‬
‫س َوا ًء‬ َّ ‫ضةَ ِب ْال ِف‬
َ ‫ض ِة ِإ َّال‬ َّ ‫اء َو ْال ِف‬ ٍ ‫س َو‬َ ‫س َوا ًء ِب‬ َ ‫ب ِإ َّال‬ِ ‫ِبالذَّ َه‬
‫ْف‬َ ٌ‫ب َك‬ ِ ‫ضةَ ِبالذَّ َه‬ َّ ‫ض ِة َو ْال ِف‬ َّ ‫ب ِب ْال ِف‬َ ‫اء َو ِبٌعُوا الذَّ َه‬ ٍ ‫س َو‬ َ ‫ِب‬
‫ِشئْت ُ ْم‬
• Diriwayatkan dari Abi Bakrah RA, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Rasulullah SAW melarang jual beli perak dengan
perak dan emas dengan emas, kecuali dengan nilai setara (sama
nilainya). Beliau membolehkan kita membeli perak dengan emas
menurut kehendak kita, serta membolehkan kita membeli emas
dengan perak menurut kehendak kita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
MATA UANG JENIS LAIN YANG MUBAH DICETAK OLEH NEGARA

MATA UANG DENGAN UNTUK KEPERLUAN TRANSAKSI


SATUAN YANG KECIL YANG NILAINYA KECIL

TIDAK BOLEH SYARAT:


DICAMPUR DENGAN DI BACKUP DENGAN EMAS
LOGAM LAIN ATAU PERAK 100%

MENCETAK MATA UANG KARENA ADA


BUKAN EMAS DAN PERAK PERTIMBANGAN
TERTENTU

MATA UANG KERTAS, BRONS,


TEMBAGA DLL.
SYARAT:
NEGARA HARUS MENYIMPAN
MUBAH EMAS DAN PERAK YANG SAMA
DENGAN NOMINAL MATA
UANG YANG DICETAK
DIGUNAKAN SEBAGAI MATA
UANG RESMI NEGARA
JIKA NEGARA MENCETAK MATA UANG SENDIRI

BOLEHKAH INDIVIDU MENGGUNAKAN


MATA UANG LAIN?
KEMBALI PADA KEMUBAHAN
MUBAH PERTUKARAN DENGAN
MENGGUNAKAN APA SAJA

NEGARA TIDAK BOLEH TIDAK BOLEH MENGHARAMKAN


MEMAKSA RAKYATNYA SESUATU YANG MUBAH

JIKA TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN


HARUS DISTANDARISASI
HUKUM SYARI’AT YANG TERKAIT DENGAN
DENGAN EMAS DAN PERAK
EMAS DAN PERAK
Qaidah syara’:
JIKA ADA MATA UANG TERTENTU YANG Kullu fardin min afradil amril mubah idza kana
DAPAT MENIMBULKAN DHARAR dlaran au mu`ddiyan ila dharar hurrima dzalikal
fardu wa zhallal amru mubahan” (Setiap satuan
dari satuan-satuan perkara yang mubah, jika
NEGARA HARUS MELARANG bermudharat atau dapat membawa
PENGGUNAANNYA KHUSUS kemudharatan, maka satuan itu diharamkan
MATA UANG TERSEBUT sedang perkaranya sendiri tetap mubah)
2. PENGGUNAAN
MATA
UANGNYA
OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D
ATURAN PENGGUNAAN MATA UANG ISLAM

1. ATURAN PERTUKARAN MATA UANG (SHARF)


2. LARANGAN RIBA
3. LARANGAN KANZUL MAL
4. LARANGAN JUDI
5. LARANGAN TABDZIR DAN ISRAF
6. LARANGAN TARIF
7. LARANGAN TAQTIR (BAKHIL)
ATURAN
PENGGUNAAN
MATA UANG

1. ATURAN
SHARF
ATURAN SHARF PERTUKARAN MATA UANG)

• Hukum pertukaran mata uang sejenis:


1. Harus sama takarannya atau timbangannya.
2. Jika ada perbedaan hukumnya haram, karena telah
melakukan riba fadhal.
3. Harus dilakukan secara yaddan bi yaddin (secara kontan
dan dalam satu majelis aqad).
4. Jika jual beli secara kredit atau online, hukumnya haram,
karena telah melakukan riba fadhal.
KESIMPULAN HUKUM (lanjutan)

• Hukum pertukaran mata uang tidak sejenis:


1. Boleh dilakukan secara suka sama suka.
2. Tidak harus sama takaran atau timbangannya.
3. Harus dilakukan secara yaddan bi yaddin (secara
kontan dan dalam 1 majelis aqad).
4. Jika tukar-manukarnya secara kredit atau online,
hukumnya haram, karena telah melakukan riba
fadhal.
DALIL PERTUKARAN MATA UANG (SHARF)

ِ ‫ب ِبالذَّ َه‬
‫ب‬ ِ ‫ع ْن بٌَْعِ الذَّ َه‬ َ ‫سلَّ َم ٌَ ْن َهى‬َ ‫علَ ٌْ ِه َو‬
َ ُ‫ّللا‬َّ ‫صلَّى‬ َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ت َر‬ ُ ‫س ِم ْع‬ َ
ِ ‫ح‬ ْ
‫ل‬ ‫م‬
ِ ْ
‫ال‬‫و‬ ‫ر‬ ‫م‬
ْ َّ
َ ِ ِ ِ َ ِ‫ت‬‫ال‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫م‬
ْ َّ ‫ت‬‫ال‬‫و‬ ‫ٌر‬ ‫ع‬ ِ َّ
‫ش‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫ٌر‬
ِ ِ ‫ع‬ِ َّ
‫ش‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ر‬ّ ُ
َ ِ ِ ِ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ر‬
ّ ُ ‫ب‬ ْ
‫ال‬‫و‬ ‫ة‬
ِ ‫ض‬
َّ ‫ف‬
ِ ْ
‫ال‬ ‫ب‬
ِ ‫ة‬
ِ ‫ض‬
َّ ‫ف‬
ِ ْ
‫ال‬ ‫َو‬
‫از َدا َد فَقَ ْد أ َ ْربَى فَ َر َّد‬ ْ ‫ع ٌْنًا ِبعٌَ ٍْن فَ َم ْن زَ ا َد أ َ ْو‬ َ ‫اء‬ ٍ ‫س َو‬ َ ‫س َوا ًء ِب‬ َ ‫ِب ْال ِم ْلحِ ِإ َّال‬
(‫اس َما أ َ َخذُوا)صحٌح مسلم‬ ُ َّ‫الن‬
“Aku telah mendengar bahwa Rasulullah SAW telah melarang jual-beli
emas dengan emas, perak dengan perak, bur dengan bur, sya’ir dengan
sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, sama dan sepadan,
secara kontan. Maka siapa saja yang menambahkan atau minta
tambahan, maka dia telah melakukan riba, maka manusia dilarang
untuk mengambilnya” (HR. Muslim).
DALIL BERIKUTNYANYA

“Dia bertransaksi dengan Thalhah bin Ubaidillah di Makkah sebesar


seratus dinar. Kemudian Thalhah mengambil uang emas tersebut dan
mulai dilihat-lihat darinya, kemudian berkata: ‘Tunggu, sampai datang
bendaharaku dari hutan’. Saat itu Umar mendengar hal ini, lalu dia
berkata: ‘Demi Allah, dia tak boleh berpisah kecuali sampai dia
mendatangkan uang tersebut. Karena Rasulullah SAW bersabda’:
َّ ‫ب ِب ْال ِف‬
‫ض ِة ِربَا َّإال َها َء َو َها َء‬ ُ ‫الذَّ َه‬
“Menjual emas dengan perak akan mengandung riba kecuali bila
kontan” (HR Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Daud).
DALIL BERIKUTNYA

ِ ‫ب ِب ْال َو ِر‬
‫ق ِربَا إالَّ َها َء َو َها َء‬ ُ ‫الذَّ َه‬
“Menjual emas dengan uang (perak) akan mengandung riba kecuali
bila kontan” (HR Bukhari, Abu Daud dari Umar).

‫ْف ِشئْت ُ ْم ٌَدًا ِبٌَ ٍد‬


َ ٌ‫ك‬َ ‫ة‬
ِ ‫ض‬
َّ ‫ف‬
ِ ْ
‫ال‬ َ ‫ِبٌعُوا الذَّ َه‬
‫ب ِب‬
(‫)سنن الترمذي‬
“Juallah emas dan perak sesuka kalian, dengan (syarat harus) kontan”
(HR. At-Tirmidzi).
ATURAN
PENGGUNAAN
MATA UANG

2. LARANGAN
RIBA
APAKAH RIBA ITU?
Riba secara bahasa: tambahan (ziyadah)
Riba menurut istilah syari’ah:
‫الربا هو كل زيادة ألحد المتعاقدين في عقد المعاوضة من غير‬
‫مقابل أو هو السيادة في مقابل األجل‬
“Riba adalah setiap tambahan bagi salah satu pihak yang berakad
dalam akad pertukaran, tanpa ada pengganti, atau riba adalah
tambahan sebagai pengganti dari waktu”.
(Abdul Aziz al-Khayyath, Asy-Syarikat, 2/168)
P AS’
AD
AS
AS”
P2 E’
E
P1 E”
P3

Y2 Y1 Y3 Y
Gambar 3. Turunnya Harga jika Riba dihapuskan
ATURAN
PENGGUNAAN
MATA UANG

3. LARANGAN
KANZUL MAL
3. LARANGAN IHTINAZ (Kanzul Mal)
• Praktik ihtinaz (kanzul mal) adalah menyimpan atau menimbun uang tanpa
ada tujuan untuk dibelanjakan dimasa yang akan datang.
• Praktik ini diharamkan berdasarkan firman Allah SWT:
﴾٣٤﴿ ‫ب أ َ ِل ٌٍم‬
ٍ ‫ش ْر ُهم بِعَذَا‬
ّ ِ َ‫ّللا فَب‬ َّ ‫ب َو ْال ِف‬
َ ًِ‫ضةَ َوالَ ٌُن ِفقُونَ َها ف‬
ِ ّ ‫سبٌِ ِل‬ َ ‫ون الذَّ َه‬ َ ‫• َوالَّ ِذ‬
َ ‫ٌن ٌَ ْكنِ ُز‬
• “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
membelanjakannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,” (QS. At-Taubah: 34).
• Islam menghendaki agar mata uang senantiasa dibelanjakan dengan cara
yang halal, agar uang terus berputar di pasar, sehingga roda perekonomian
dapat terus bergerak.
• Hukum itu berbeda dengan menabung (iddikhar), yaitu menyimpan uang
dengan niat untuk dibelanjakan untuk masa yang akan datang.
TEORI KUANTITAS UANG

• TEORI IRFING – FISHER


• MV = PT
•M = Money Supply (Jumlah uang yang beredar)
•V = Velocity of Money (perputaran dari uang)
•P = Price (harga dar barang dan jasa)
•T = Transactions (transaksi perdagangan)
CONTOH PERHITUNGAN
• MV = PT
• M = PT
V
• 50.000 = 10.000 X 5
1
• JUMLAH UANG DITAMBAH:
• 100.000 = 20.000 X 5  TERJADI INFLASI
1
CONTOH PERHITUNGAN
• TRANSAKSI DITINGKATKAN:
• 100.000 = 10.000 X 10  TIDAK TERJADI INFLASI
1

• JIKA JUMLAH UANG TIDAK NAIK?


• PERPUTARAN UANG HARUS DITINGKATKAN (LARANGAN KANZUL
MAL):
• 50.000 = 10.000 X 10  TIDAK TERJADI INFLASI & JUMLAH UANG TETAP
2
ATURAN
PENGGUNAAN
MATA UANG

4. LARANGAN
JUDI (MAYSIR)
4. LARANGAN JUDI (QIMAR ATAU MAYSIR)

ً ‫شٌْئا‬ ِ ُ‫ب ِم َن ْال َم ْغل‬


َ ‫ب‬ ُ ‫أن ٌُئْ َخذَ الغَ ِل‬ ُ ‫ب ٌُ ْشت َ َر‬
ْ ‫ط فِ ٌْ ِه‬ ٍ ‫ار ُه َو ُك ُّل لَ ْع‬
ُ ‫• ال ِق َم‬
• “Judi adalah setiap permainan yang mensyaratkan pemenang
mengambil sesuatu (harta) dari yang kalah”
• Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al Maidah: 90:
ٌ ‫اب َواأل َ ْزالَ ُم ِر ْج‬
‫س‬ ُ ‫ص‬َ ‫ن‬َ ‫أل‬‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ر‬
ُ ‫س‬
ِ ٌ
ْ ‫م‬ ْ
‫ال‬
َ َ ‫و‬ ‫ر‬
ُ ‫َم‬
ْ ‫خ‬ ْ
‫ال‬ ‫ا‬‫م‬ َّ
َ ِ َ‫ن‬‫إ‬ ْ ‫ا‬ ‫و‬ُ ‫ن‬‫م‬‫آ‬ ‫ٌن‬
َ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ َ
َ ‫• ٌَا أ‬
ُّ ٌ
﴾٩ٓ﴿ ‫ون‬ َ ‫اجت َ ِنبُوهُ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح‬
ْ َ‫ان ف‬ ِ ‫ط‬ َ ٌْ ‫ش‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬ َ ‫ِ ّم ْن‬
• “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.
4. LARANGAN JUDI (lanjutan)

• Dari definisi judi di atas, maka kita dapat menyimpulkan


bahwa ada empat unsur pokok yang harus ada dalam
perjudian:
1. Ada pihak-pihak yang terlibat dalam perjudian.
2. Adanya harta yang disetorkan oleh para peserta.
3. Adanya suatu permainan yang dipertaruhkan.
4. Ada pihak yang menang dan ada yang kalah.
• Saat ini praktik bisnis yang banyak mengandung unsur
perjudian banyak terjadi di lantai bursa.
ATURAN
PENGGUNAAN
MATA UANG

5. LARANGAN TABDZIR,
TARIF DAN TAQTIR
5. Larangan tabdzir (boros)

• Makna bahasa dari tabdzir adalah farraqahu israfan yang


artinya menghambur-hamburkannya.
• Dapat juga diartikan sebagai perbuatan boros.
• Boros ada yang hukumnya makruh, yaitu membelanjakan
uangnya atau hartanya untuk keperluan yang lebih dari
kepentingan wajar dalam hidupnya.
• Tabdzir yang hukumnya haram adalah membelanjakan uangnya
atau hartanya untuk perkara yang diharamkan oleh Allah.
• Contohnya adalah belanja untuk melakukan kemaksiatan (untuk
prostitusi), membeli barang yang diharamkan (membeli
minuman keras, daging babi), digunakan untuk menyuap
(riswah) dsb.
5. Larangan tabdzir (lanjutan)

• Larangan itu ditunjukkan Allah SWT melalui firman-Nya:


﴾٢٧﴿ ً ‫ان ِل َر ِبّ ِه َكفُورا‬
ُ ‫ط‬َ ٌْ ‫ش‬
َّ ‫ان ال‬
َ ‫ٌن َو َك‬
ِ ‫اط‬
ِ َ ٌ‫ش‬َّ ‫ال‬ ‫ان‬
َ ‫و‬ ْ
‫خ‬
َ ِ ‫إ‬ ْ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ن‬‫ا‬ َ
‫ك‬ ‫ٌن‬
َ ‫ر‬ِ ّ ‫ذ‬
ِ َ ‫ب‬‫م‬ُ ْ
‫ال‬ ‫• ِإ َّن‬
• “Janganlah kamu berbuat boros (tabdzir). Sebab, sesungguhnya
orang yang melakukan tindakan boros (tabdzir) itu adalah
saudaranya setan” (QS. Al-Isra’: 27).
﴾٢٦﴿ ً ‫س ِبٌ ِل َوالَ تُبَ ِذّ ْر ت َ ْب ِذٌرا‬ َ ‫ت ذَا ْالقُ ْربَى َحقَّهُ َو ْال ِم ْس ِك‬
َّ ‫ٌن َواب َْن ال‬ ِ ‫• َوآ‬
• “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”
(QS. Al-Isra’: 26).
6. Larangan Tarif

• Makna bahasa dari tarif adalah bermewah-mewah atau berfoya-


foya.
• Makna tarif yang hukumnya haram adalah berfoya-foya atau
bermewah-mewah dengan jalan membelanjakan uangnya atau
hartanya untuk perbuatan penyalahgunaan nikmat, berbuat
maksiyat, sombong (takabur) dan membangkang kepada Allah,
karena banyaknya nikmat yang diterimanya.
ِ ‫• َحتَّى ِإذَا أ َ َخ ْذنَا ُمتْ َر ِفٌ ِهم ِب ْالعَذَا‬
َ ‫ب ِإذَا ُه ْم ٌَ ْجأ َ ُر‬
﴾٦٤﴿ ‫ون‬
• “Hingga apabila Kami timpakan adzab kepada orang-orang yang
hidup mewah (mutrafi) di antara mereka dengan serta merta,
maka mereka akan memekik minta tolong” (QS. Al-Mu’minun: 64).
7. Larangan Taqtir (Kikir)

• Taqtir atau bakhil adalah perbuatan kikir.


• Ada kikir yang hukumnya makruh, yaitu tidak mau
membelanjakan hartanya untuk menunjukkan kenikmatan
Allah SWT yang telah dikaruniakan kepadanya.
• Sedangkan yang dimaksud taqtir atau bakhil yang diharamkan
adalah kikir karena tidak mau menafkahkan uangnya atau
hartanya untuk keperluan yang haq,
• Contohnya: tidak mau menafkahi orang yang menjadi
tanggungan kewajibannya, tidak mau membayar zakat, tidak
mau membantu orang sangat memerlukan pertolongan dsb.
7. Larangan Taqtir (lanjutan)

• Dalil-dalil yang berkaitan dengan larangan taqtir dan bakhil:


‫ض ِل ِه َوأ َ ْعت َ ْدنَا‬
ْ َ‫ّللاُ ِمن ف‬ َ ‫اس ِب ْالبُ ْخ ِل َوٌَ ْكت ُ ُم‬
ّ ‫ون َما آتَا ُه ُم‬ َ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ون‬
َ ‫ر‬ُ ‫م‬ ْ
ُ ‫ون َوٌَأ‬ َ ‫• الَّ ِذ‬
َ ُ‫ٌن ٌَ ْب َخل‬
﴾٣٧﴿ ً ‫عذَابا ً ُّم ِهٌنا‬
َ ‫ٌن‬َ ‫ِل ْل َكافِ ِر‬
• “(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan
menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka.
Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang
menghinakan” (QS. An-Nissa’: 37).
﴾٧٦﴿ ‫ون‬
َ ‫ض‬ُ ‫ض ِل ِه بَ ِخلُواْ ِب ِه َوت َ َولَّواْ َّو ُهم ُّم ْع ِر‬
ْ َ‫• فَلَ َّما آتَا ُهم ِ ّمن ف‬
• “Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-
Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah
orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran)” (QS. At-Taubah: 76).
KEBIJAKAN MONETER ISLAM
• PENGATURAN • PELARANGAN
• Wajib mencetak mata • Melarang riba nashiah.
uang emas dan perak. • Melarang riba fadl.
• Nilai mata uang emas • Melarang jual beli mata
dan perak ditentukan uang (sharf) secara tidak
berdasarkan beratnya. kontan dan di tempat.
• Boleh bertransaksi • Melarang penimbunan
dengan emas perak uang (kanzul mal).
selain koin resmi.
• Melarang judi (spekulasi)
• Ekspor impor dengan
emas dan perak. • Larangan tabdzir, tarif, israf
dan taqtir.
BAGAIMANA
POLITIK EKONOMI ISLAM?

•JANGAN KEMANA-MANA
•TETAP BERSAMA KAMI
SEKIAN
Wassalaamu’alaikum
Warahmatullahi
Wabarakaatuh

Anda mungkin juga menyukai