Dalam rangka identifikasi kondisi pelayanan kesehatan di jejaring layanan kesehatan swasta, akan
dilakukan kunjungan lapangan ke Puskesmas, Klinik, Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Bidan di 5 Provinsi (Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
Selatan). Sehubungan dengan hal tersebut, maka diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota dapat memilih fasilitas kesehatan yang akan dikunjungi sesuai kriteria (kerangka acuan
kegiatan terlampir) serta memfasilitasi dan mendampingi dalam kegiatan tersebut.
Pelaksanaan kegiatan bersumber dari anggaran Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat TA
2022. Narahubung kegiatan ini Sdri. Aila Nadiya (085711283315).
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran Surat Undangan
Nomor : YP.02.01/B.VI/782/2022
Tanggal : 09 Agustus 2022
DAFTAR LAMPIRAN
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran Surat Undangan
Nomor : YP.02.01/B.VI/782/2022
Tanggal : 09 Agustus 2022
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KUNJUNGAN LAPANGAN IDENTIFIKASI PELIBATAN JEJARING
LAYANAN KESEHATAN SWASTA
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan ibu dan kesehatan balita masih menjadi prioritas utama dalam
pembangunan nasional bidang kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam dokumen
Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dari
hasil SUPAS 2015 menyebutkan AKI 305/100.000 kelahiran hidup (KH), dan target RPJMN
2024 sebesar 183/100,000 Kelahiran Hidup. Sebanyak 70% AKI terjadi di rumah sakit dan
paling banyak disebabkan oleh pendarahan. Sehingga diperlukan penanganan dan rujukan
yang cepat.
Angka Kematian Neonatal (AKN) masih tinggi di Indonesia. Hasil SDKI 2017
menyebutkan AKN adalah 15/1.000 KH dengan target 2024 adalah 10 per 1000 kelahiran
hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 24/1.000 KH dengan target 2024 adalah 16/1000 KH.
Sedangkan target 2030 secara global untuk AKI adalah 70/1000 KH, AKB mencapai
12/1.000 KH dan AKN 7/1.000 KH. Beberapa penyebab kematian pada ibu menurut Komdat
2021 disebabkan oleh 26,5% perdarahan, 24,2% hipertensi, 7,7% jantung, 5% infeksi, dan
4,9% COVID-19. Selanjutnya beberapa penyebab kematian pada bayi menurut komdat
2021 disebabkan oleh 35,3% BBLR, 29,02% asfiksia, 11,5% kelainan kongengital, dan 3,4%
infeksi.
Strategi pencapaian penurunan AKI dan AKB salah satunya melalui peningkatan
akses pelayanan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan pemberdayaan
masyarakat dan penguatan tata kelola. Data menunjukkan bahwa persalinan lebih banyak
dilakukan di fasilitas swasta yaitu sebesar 53%. Begitu juga dengan data Susenas 2019
menunjukkan bahwa 62,3% masyarakat memilih fasilitas swasta sebagai tempat
melahirkan. Salah satu pelayanan kesehatan umumnya pada ibu hamil adalah antenatal
care (ANC), dimana lebih dari setengah (56,22%) dilakukan di fasyankes swasta, dan
sebagian besar dilakukan oleh bidan dan hanya 5% dilakukan oleh dokter. Peserta JKN
yang menggunakan JKN untuk pelayanan ANC baru sekitar 30%.
Mengingat pelayanan ibu hamil tidak hanya diberikan di fasilitas kesehatan milik
pemerintah, tetapi juga di fasilitas kesehatan lainnya seperti klinik dan tempat praktik mandiri
tenaga kesehatan, maka diperlukan pelibatan jejaring layanan kesehatan sebagai upaya
untuk mengurangi angka kematian ibu dan balita. Jejaring pelayanan kesehatan yang
dikembangkan mencakup klinik swasta, klinik TNI-Polri, klinik BUMN, Praktik Mandiri Dokter,
dan Tempat Praktik Mandiri Bidan. Selain sebagai upaya dalam peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil, pengembangan jejaring layanan kesehatan juga diperlukan
untuk mengoptimalkan pelaksanaan program imunisasi, pencegahan dan penanggulangan
AIDS, Tuberkulosis, Malaria, serta skrining 14 penyakit dan sistem rujukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan kunjungan lapangan ke beberapa
fasilitas pelayanan kesehatan swasta untuk mendapatkan gambaran dan identifikasi
pelaksanaan layanan kesehatan ibu hamil, imunisasi, skrining 14 penyakit, ATM (AIDS, TB,
Malaria), termasuk sistem rujukan, serta mekanisme koordinasi dan pembinaan oleh
Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Hasil kunjungan akan digunakan sebagai masukan
dalam penyusunan pedoman pelibatan jejaring layanan kesehatan.
B. TUJUAN
a. Mengidentifikasi kondisi pelayanan kesehatan di jejaring layanan kesehatan swasta,
khususnya terkait layanan kesehatan ibu hamil, skrining 14 penyakit, imunisasi, dan
ATM (AIDS, TB, Malaria).
b. Mengidentifikasi mekanisme koordinasi dan pembinaan oleh Puskesmas dan Dinas
Kesehatan terhadap jejaring layanan kesehatan swasta di beberapa fasyankes swasta
(klinik pratama, dokter praktik mandiri, bidan praktik mandiri).
c. Mengidentifikasi hambatan (bottleneck) dalam pelibatan jejaring layanan kesehatan
swasta khususnya dalam layanan kesehatan ibu hamil, skrining 14 penyakit, imunisasi,
dan ATM (AIDS, TB, Malaria).
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, melalui kunjungan lapangan dan wawancara dengan
Dinkes Provinsi, Dinkes Kab/Kota, Puskesmas, serta fasyankes swasta: klinik pratama,
dokter praktik mandiri, dan bidan praktik mandiri menggunakan instrumen monev. Kriteria
Puskesmas serta fasyankes swasta yang menjadi responden di tiap kabupaten adalah
sebagai berikut:
a. 1 Puskesmas yang aktif melakukan pendampingan kepada jejaring.
b. 2 klinik pratama (1 sudah bekerja sama dengan BPJS, 1 belum bekerja sama dengan
BPJS).
c. 2 dokter praktik mandiri (1 sudah bekerja sama dengan BPJS, 1 belum bekerja sama
dengan BPJS).
d. 2 Tempat Praktik Mandiri Bidan/TPMB (1 sudah bekerja sama dengan BPJS, 1 belum
bekerja sama dengan BPJS).
F. PESERTA
Kegiatan kunjungan lapangan ini diikuti oleh:
a. Pusat : Direktorat Tata Kelola Kesmas, Tim Inisiatif Jejaring Layanan Kesehatan
b. Daerah : pendamping dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
G. JADWAL PELAKSANAAN
Tanggal Kegiatan
Perjalanan menuju Provinsi
Hari I Advokasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi
Kunjungan ke 1 Puskesmas
Kunjungan ke 2 Klinik
Hari II
Kunjungan ke 2 Praktik Mandiri Dokter
Kunjungan ke 2 Tempat Praktik Mandiri Bidan
Hari III
Perjalanan kembali ke Jakarta
H. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan Rapat Pembahasan Jejaring Layanan Kesehatan dibebankan pada
DIPA Satker Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Tahun 2022.