Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua manusia yang hidup akan mengalami berbagai perkembangan

kehidupan mulai dari masa kanak-kanak hingga masa tua. Masa tua

biasanya dikenal dengan nama lanjut usia atau lansia. Lansia dipandang

se bagai masa kemundura n, masa ke lema han fis ik dan me al. Menurut

nta Bnda ese


K n
hata Dunia usia njla ut dimul
ai dari ia 60 tahun

usus(K hari
ya di, 2010)
.

Usia yang dija dikan pa tokan untuk la njut usia berbe da- da umumnya

berkisar a nta ra 60- 65 tahun. Me nurut WHO lanjut usia( rly) usia 60-
elde
n a( ) - ta sa at (very old) >
74 tahun, la jut usia tu old usia 75 90 hun, usia ng
tuata I sia e e i la a lah 60 tahun

90a s,hun.
te Di
a tndone batasan -m ng na ta
njut usia 2016 tentang

daseke tae an rdnjpa ia padaUndang


dalam ab 1 undang
asal 1 noyat 25
2, 5, dan 6. Di

Indonesia dalam dua dekade ini, terjadi peningkatan populasi penduduk

lansia dari 4,48% pada tahun 1971 menjadi 9,77% pada tahun 2010.

Bahkan pada tahun 2020 di prediksi akan terjadi ledakan jumlah penduduk

lansia sebesar 11,34% juta jiwa (Fatmah, 2010).

1
2

Jumlah lansia di Jawa Tengah mencapi 3,35 juta jiwa atau 10,34% dari

seluruh penduduk Provinsi Jawa Tengah, kemudian naik menjadi 3,57 juta

jiwa atau sebesar 10,81% pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan hasil

Angka Proyeksi Penduduk tahun 2015, jumlah lansia di Provinsi Jawa

Tengah meningkat menjadi 3,98 juta jiwa atau sebesar 11,79 % (Profil

Lansia Jateng, 2015).

Pe nduduk lanjut usia di a


K bupa ten
Cilacap deng usia an tahun keatas

60 pada tahun 2016 se kitar 2,35 ut


j a iwa
j atau
9,34% da , n tahun 2020

apada
n dka kan na pe han
ipredisi mbaj ahuml k la t nju
pendudu ia menjadi 2,55

usa a u . eda n sa a eksi penduduk

tahun 2016,ju mlah lansia di Ka bupaten Cilacap me t menjadi 2,97

a ji ajut
ningka atau w
se r r l (P
besa 10,76% a ofi
ia La ns Kn lacap, 2016).

bupate Ci

e e a a n lah la disebabkan

oleh penurunan angka fertilitas penduduk, perbaikan status kesehatan dan

status transisi epidimiologi, dan peningkatan usia harapan hidup, serta

perubahan gaya hidup. Peningkatan jumlah lansia mempengaruhi aspek

kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologi,

psikologi, sosial, dan munculnya penyakit degeneratif akibat proses

penuaan tersebut. Peningkatan jumlah penduduk Lansia disebabkan

karena: tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan


3

dibidang pelayanan kesehatan, tingkat pengetahuan masyarakat yang

meningkat (Menkokesra, 2009 dalam Husnawati, 2010).

Proses penuaan tidak dapat dihindari oleh semua orang. Proses penuaan

sering disertai oleh adanya peningkatan gangguan organ dan fungsi tubuh,

terjadinya perubahan komposisi tubuh, terjadi penurunan massa bebas

lemak dan peningkatan ma ssa lema k. Dengan demikian i penurunan


terjad
“ ” a u ke tan t ga - en. e tan otot pada
strength ta kua oto hing 30 40 pers K kua
ia j a an an salah a a angan yang
lans ug berhubung deng ma terj diny
ai res la h rjat e an dapat di
keseimb mempuny iko nsia muda te uh. P
bat a b a ai t a jas a yang baik.
roses penua perlam pa il mempuny tingka kebug
Ke buga ran jasmani pada lansia sa ngat penti ng mendorong

an a iv asktse itri- ha nhari


untuk melakuk ke da n
mandiria 8).

(Amrum, 200

e ga s a er kan sa h s ak ha n masyarakat

setiap kelompok masyarakat termasuk lansia. Lansia yang mempunyai

kebugaran jasmani yang tinggi selain sehat dan segar juga dapat

melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Kebugaran jasmani yang

buruk pada lansia sering membuat lansia terlihat tidak sehat dan sering

mengalami cidera akibat terjatuh (Suharjana, 2009).


4

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani lansia yang ada di

Indonesia, antara lain adalah umur atau usia, jenis kelamin, genetika atau

keturunan, riwayat kerja, status gizi atau nutrisi, kegiatan fisik, lingkungan

(suhu atau iklim), kebiasaan yang kurang baik (merokok, miras, dan lain

sebagainya) dan keadaan ekonomi. Berbagai faktor seperti faktor genetik,

tekanan darah, gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar

mengakibatkan gangguan fungsi daripada penambahan usia itu sendiri

(Darmojo, 2011).

Be rdasarkan has il s tudi penda huluan tanggal 25 Ja nuari 2017 penulis

mendapatkan data dari Ke pala Desa Ta mbakreja, Desa Ta akreja terdiri

dari4 dusunyai tu dusun Reja dadi, dusun Suren, Dusun Ke ngbulu, dan
mb
du
. a e e ai nsia yang berjumlah
dusun Cemaran Desa T mbakr ja ini m mpuny la
ya te e r 4 yang a e Tambakreja,
108 orang ng rs ba dari dusun da di D sa
r t ya n atas ya bar diempat
te dapa 41 orang ng berusia 60 tahu ke ng
yang a a a ( r j lah la ia perdusun
terse dusun da di Desa T mbakrej Dafta um
terlampir pada lampiran 15.

Berbagai program kegiatan yang dilakukan oleh posyandu di Desa

Tambakreja antara lain penimbangan berat badan, pengukuran tekanan

darah, pemeriksaan cek kesehatan pada lansia, memberikan penyuluhan

yang terkait dengan lansia dan pemberian suplemen seperti vitamin.

Posyandu yang dilakukan di Desa Tambakreja ini dilaksanakan satu bulan

satu kali, setiap satu bulan dibagi waktunya menjadi empat kali

pertemuan
5

untuk memberikan penyuluhan disetiap dusun yang ada posyandunya di

Desa Tambakreja.

Hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan kader posyandu di Dusun

Suren didapatkan pernyataan sebagai berikut: “ iya, di Posyandu Mawar

Dusun Suren ini masih banyak lansia yang menderita tekanan darah tinggi

dan banyak juga lansia yang mengalami masalah dengan berat badan

mereka kare nake banya kan la nsia dis ini itu susah untuk mengontrol pola
as upan maka nannya”. Se telah me ndapatkan informa sidari kader posyandu

mawar dusun Suren penulis j uga i ngin me ngeta huite ntang formasi dari

ia,
in lans r besar
da nka sil
ha a w wanc
ara ngan
de a la ia di Desa
lim

a T mbakr
ns eja t n ka masala
di dapa h te nan
ka gi
darah ting nsia ada tiga

lansia la
pada ya ng mempunyai riwayat darah tinggi, gaya hidupyang tidak baik

(mer okok), dan as upan atau ma kanan la nsia yang g terpenuhi.

e
kuran ar n
B rdas kaasala
permn te ha
e pe
rs but la me
nulis an kuk litian dengan

pene “judul
a F-faktor yaktor gan
ng berhubun andeng akebugjasmani pada

ranialans a T mbakr
di Desa eja, ecaK atan
m e K gre
dun , jaa K aten Cilacap

tahun 2017”.
6

A. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kebugaran jasmani pada lansia di Desa Tambakreja,

Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap tahun 2017?”

B. Tujuan Penelitian

1. Tuj uan umum

Untuk mengeta huifa ktor- faktorya ng ber hubungan an kebugaran

deng jasmani lansia edi D asa aT mb, kreja


eca K
a n Kedungreja,

ma ta n lacap t .

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengeta hui karakterist ik responden (usia ia dan jenis

lans kelamin)e di Da sa aT mb
eja kra K ten
bupa Cilacap 2017.

tahun eta an te nan an kebugaran

s a la
b. Untuk meng di hui sahubung
a e ka darah deng

c. Untuk mengetahui hubungan merokok dengan kebugaran jasmani

lansia di Desa tambakreja tahun 2017.

d. Untuk mengetahui Hubungan asupan gizi (IMT) dengan kebugaran

jasmani lansia di Desa Tambakreja tahun 2017.


7

C. Manfaat penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan

menambah pengetahuan yang telah ada tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kebugaran jasmani, serta dapat dijadikan sebagai

dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Ins titusi Pendidikan

Hasil penelitian i ni diha rapkan dapat men jadi bahan ustaka untuk
an
p menentuk t odepe
me ja rante taru maberkaitan dengan
mbela

kebuga ran jasamani, te kanan darah, merokok, as an gizi dan


up
se bagi s umber penge tahuan untukpe mbaca.

b. Bagi Posyan du Di Desa Ta mbakre ja

Me mberikan ga mbaran ten tang faktor- faktor yang berhubungan

dengan kebuga ran jas mani la nsia seh ingga t digunakan

se dapa
gai ba nbaha an
pertimbang la da m
e m
a ng bijakan dan

strategi
mbil dalam
ke pelayanan kesehatan di wilayah Desa Tambakreja,

Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap tahun 2017.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai dasar untuk pengembangan penelitian yang spesifik,

dengan didasarkan pada faktor resiko yang terbukti secara statistik

mempunyai hubungan dengan kebugaran jasmani lansia.


i::
t,i
:~ c
O t,i
i:: eo
<1) .5
Q., -ra -
. "' ·- :,Q c.:i

Anda mungkin juga menyukai