Anda di halaman 1dari 28

RPS Pertemuan 15-17

• Entalphi (15-17)
• Menghitung perubahan entalpi, sebagai salah satu bentuk
perubahan energi, berdasarkan sifatnya sebagai fungsi
keadaan
• Menjelaskan interaksi intramolekul dan antarmolekul.
• Menjelaskan energi sebagai fungsi keadaan dan
perubahannya
Ruang lingkup:
• Wujud zat (gas, cair, padatan:; struktur dan
interaksi di tingkat molekuler)
• Konsep energi sebagai fungsi keadaan, jenis energi,
dan perubahannya dalam sistem kimia.
• Konsep temperatur, kalor, dan kerja pV.
WUJUD ZAT
WUJUD ZAT
Sifat dan perubahan
Jenis materi Sifat fisik Sifat kimia

Paku besi Warna abu-abu, smooth, can be Rusts when exposed to air or
cut in half left in the rain

pisang Yellow, squishy, can be peeled Digestable inside the stomach

kayu Hard, floats in water, can be Turns to ash when burning in


painted blue a fire

tembaga Orange color, conducts electricity, Dissolves in acid


can be ground into powder
Peralihan fasa
Peralihan fasa
Fasa Gas
Beberapa Hukum Gas
Bila jumlah gas dan temperatur tetap. tekanan ditingkatkan  BOYLE

p V = (constant)
or
V = (constant) / p
Hukum Gas

 CHARLES

V = (constant) T

JUMLAH DAN TEKANAN


GAS
Hukum Gas

 Avogadro : Mr diketahui dapat dihitung massa.

V = (constant) n T. P
Hukum Gas

 Dalton :
Gas Nyata → Faktor kompresibilitas
Penyimpangan sifat ideal gas N2 sebagai pengaruh temperatur
Persamaan gas ideal
PV = nRT
Asumsi pada gas ideal
1. Molekul sangat elastis, tidak mungkin saling melekat
2. Molekul tidak memiliki ukuran
3. Molekul bergerak secara acak

1. T rendah → kondensasi (cair)


2. Cairan memiliki volum molar
3. p tinggi,  tinggi, gaya tarik kuat
sehingga momentum kecil
koreksi terhadap tekanan karena adanya tumbukan

Bila molekul berdekatan, melekat :

Koreksi volume jika tekanan dan kerapatan meningkat


Persamaan gas nyata

Koreksi terhadap gaya


Koreksi terhadap
tarik molekul
volume molekul
Fasa Cair
Pembahasan terpisah
Fasa Padat
Zat Padat
Sistem Kristal

Sistem Sudut Sumbu Kisi ruang


Kubus  =  =  = 90o a=b=c Sederhana, berpusat muka,
berpusat badan
Tetragonal  =  =  = 90o a=b≠c Sederhana, berpusat badan
Heksagonal  =  = 90o a=b≠c Sederhana
 = 120o
Rombohedral  =  =  ≠ 90o a=b=c Sederhana
atau trigonal
Ortorombik  =  =  = 90o a≠b≠c Sederhana, berpusat muka,
berpusat badan, berpusat
dasar
Monoklin  =  = 90o a≠b≠c Sederhana, berpusat dasar
 ≠ 90o
Triklin  ≠  ≠  ≠ 90o a≠b≠c Sederhana
Zat Padat :
dengan orientasi
berbeda (allotrop)
Bidang Kisi
Pada Gambar berikut :

a=2
b=3 Indeks Weiss = 2 : 3 : 4
c=4
Indeks Miller : 1. Ambil kebalikannya = ½ , 1/3 , ¼
2. Kalikan dengan perbandingan
terbesar (12) → 6,4,3
3. Indeks Miller ( 6 4 3 )

Persamaan Bragg
n  = 2 d sin 

d
 = 2 sin 
n
 = 2d hkl sin 
h k l = indeks Miller; d hkl = n = jarak antar bidang; orde pantulan;  = panjang gelombang sinar-X,  = sudut (sinar
datang dan bidang kristal)

a
d hkl = a = panjang rusuk kubus
h +k +l
2 2
Contoh kubus
Jumlah partikel dan jari-jari

Sederhana berpusat badan berpusat muka

1 1 1
r= a r= a 3 r= a 2
2 4 4
Interaksi
Molekular
Gaya antar molekul
Gaya antarmolekul gaya tarik antar molekul-molekul.
Gaya intramolekul mengikat atom-atom dalam molekul.
antarmolekul vs intramolekul
• 41 kJ untuk menguapkan 1 mol air (antar)
• 930 kJ untuk memutus ikatan2 O-H dlm 1 mol air (intra)

Beberapa Jenis gaya antarmolekul


❑ Dipol-dipol
❑ Ion – dipol
❑ Dispersi
❑ Ikatan hidrogen
Gaya Antarmolekul
Gaya Dipol-Dipol : antara molekul-molekul polar
Arah Molekul Polar dalam Padatan

Gaya Ion-Dipol : ion dan molekul polar


Interaksi Ion-Dipol
Gaya Antarmolekul
Gaya Dispersi

Gaya yang timbul dari dipol terinduksi sementara


pada atom atau molekul.

Interaksi dipol terinduksi-ion

Interaksi dipol-terinduksi dipol

12.2
Gaya Antarmolekul
Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen jenis khusus interaksi dipol-dipol antara atom
hidrogen dalam ikatan polar seperti ikatan N-H, O-H, atau F-
H dengan atom elektronegatif O, N, atau F.
A H…B atau A H…A
A & B adalah N, O, atau F

12.2

Anda mungkin juga menyukai