TUGAS AKHIR
Disusun :
19307127
POLITEKNIK
2022
2
LEMBAR PENGESAHAN
Lulus Ujian :
Dr.H.K.Prihartono A.H.,Drs.,S.Sos.,S.Kom.,M.M.,MOS.,CMA.,MPM
NIDN.04-100568-01
LEMBAR PERSETUJUAN
4
LEMBAR TIM PENGUJI
Pada Tanggal
i
PERNYATAAN PENULIS
1. Tugas akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
professional Ahli Madya (A.Md) baik di politeknik Piksi Ganesha maupun perguruan
tinggi lainnya.
2. Tugas akhir ini adalah karya ilmiah yang murni dan bukan merupakan hasil plagiat atau
jiplakan serta hasil dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan pihak lain kecuali
bantuan pembimbing.
Demikian pernyataan ini dibuat sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang saya peroleh serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
di perguruan tinggi.
NPM 19307127
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat daripada-NYA dan
seijin-NYA, penlis dapat menyelesaikan penulis tugas akhir dengan judul “Evalusi
Penggunaan Obat Golongan PPI Pada Penderita GERD Di Apotek Darmawan”
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian tugas akhir ini, penulis memiliki
banyak kendala namun berkat bimbingan dan Kerjasama dari berbagai pihak dan karena
berkah-NYA, kendala – kendala tersebut dapat dihadapi.
Penulis terutama mengucapkan terima kasih kedua orang tua penulis,tidak ada kata-
kata yang mampu menggambarkan rasa terima kasih penulis kepada kedua orang tua penulis
atas segala budi dan jasa yang tinggi dan besarnya tidak terbatas dan juga dukungan dari
mereka untuk menyelesaikan pembuatan tugas akhir ini yang telah diberikan kepada penulis
juga ingin mengucapkan banyak terima kasih terhadap beberapa pihak yang turut serta dalam
pembuatan tugas akhir ini.
iii
Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat. Dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari banyal kekurangan dalam tugas akhir ini. Karena
itu penulis memohon maaf bila ada kesalahan atau sesuatu yang tidak berkenan dalam
tugas akhir ini.
iv
ABSTRAK
NPM 19.307.127
GERD (Gastroesofageal Reflux Disease) adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks
isi lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan
esofagus, faring, laring, dan saluran napas. Refluks gastro-esofageal adalah fenomena biasa
yang dapat timbul pada setiap orang sewaktu-waktu, pada orang normal refluks ini terjadi pada
posisi tegak sewaktu habis makan, karena sikap posisi tegak tadi dibantu oleh adanya kontraksi
peristaltik primer, isi lambung yang mengalir ke esofagus segera kembali ke lambung, refluks
sejenak ini tidak merusak mukosa esofagus dan tidak menimbulkan keluhan. Keadaan ini
dikatakan patologis bila refluks terjadi berulang-ulang dan dalam waktu yang lama. Tujuannya
untuk mengetahui evaluasi penggunaan obat golongan PPI pada penyakit GERD di apotek
Darmawan Kota Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berarti data yang telah didapatkan
dideskripsikan secara objektif dengan memaparkan fenomena yang terjadi dengan bantuan
tabel atau gambar. Hasil evaluasi obat golongan PPI (Protont Pump Inhibitor) pada penderita
GERD (Gastro-Oesophageal Reflux Disease) pasien di Apotek Darmawan selama April-
Agustus 2022 terdapat 98 pasien dengan obat lansoprazole sebanyak 34 pasien (34,7%),
omeprazole 30 pasien (30,6%), dan pantoprazole 34 pasien (34,7%).
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................................. vi
2.5 Patosilogi.......................................................................................................................... 4
2.6 Diagnosis.......................................................................................................................... 5
1. Populasi ................................................................................................................... 8
2. Sampel ..................................................................................................................... 8
vi
D. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 9
4.2 Pembahasan.................................................................................................................... 11
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
GERD (Gastroesfagel Reflux Disease) adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat
refluksi isi lambung. Ke dalam esofagus dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan
esofagus, faring, laring, dan saluran napas. Refluks gastro-esofageal adalah fenomena biasa
yang dapat timbul pada setiap orang sewaktu-waktu, pada orang normal refluks ini terjadi pada
posisi tegak sewaktu habis makan, isi lambung yang mengalir ke esofagus segera Kembali ke
lambung, refluks sejenak ini tidak termasuk mukosa efagus dan tidak menimbulkan keluhan.
Keadaan ini dikatakan patologis bila refluks terjadi berulang-ulang dan dalam waktu yang lama
(Guyton dan Hall,2007).
Menurut penelitian yang dilakukan Maulidiyah (2011) tentang faKtor penyebab GERD
sering dianggap disebabkan oleh obat-obatan makanan berlemak, kafein, alcohol, merokok,
hormone dan obesitas, GERD sering dianggap penyakit ringan namun dapat menyebabkan
kambuh dan menyebabkan kematian, jika ini terus dibiarkan maka akan semakin parah dan
akan membuat luka pada ulkus, yang menyebabkan muntah darah (Aprianto, 2009).
Pengobatan yang digunakan pada penyakit GERD antara lain adalah golongan PPI
(protont pump inhibitor). PPI adalah obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan atau rasa
sakit yang berhubungan dengan asam lambung, yang bekerja dengan cara memblok pompa
proton lambung yang terdapat di membran sel pada lambung. Obat golongan PPI yang sering
digunakan antara lain Esomeprazole, Lansoprazole, Omeprazole, Pantoprazole, Rabeprazole.
Diantara golongan obat PPI ada kelebihan yaitu lebih efektif terhadap mengontrol asam
lambung pada pasien asam lambung (Miner dkk,2003; Bestari,2011).
Pada tahun 1997 penderita GERD mencapai hingga 6% dan naik drastis pada tahun
2002 menjadi 26% berdasarkan penelitian penderita GERD meningkat pada orang-orang yang
memiliki rentang usia berkisar 12-46+ menurut penelitian bahwa jenis kelamin tidak
mempengaruhi insiden penderita GERD, penyebab GERD sendiri adalah kelemahan pada
dinding esofagus bagian bawah yang dapat dipicu oleh pola hidup yang kurang sehat ataupun
Genetik, Obesitas , Stres psikis.
1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana evaluasi penggunaan obat golongan PPI pada penyakit GERD di Apotek
Darmawan Kota Bandung?
Mengetahui evaluasi penggunaan obat golongan PPI pada penyakit GERD di apotek
Darmawan Kota Bandung.
Hasil peelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat yang akan diperoleh
dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tambahan untuk instansi dan mahasiswa yang akan melakukan
penelitian sejenis.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang dan menambah ilmu khususnya di bidang
Kesehatan.
3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini kita dapat lebih mengerti dan evaluasi
pengunaan obat golongan PPI pada penderita GERD.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN
Refluks gastroeseofageal adalah fenomena biasa yang dapat timbul pada setiap orang
sewaktu-waktu, pada orang normal refluks ini terjadi pada posisi tegak sewaktu habis makan,
karena sikap posisi tegak tadi dibantu oleh adanya kotraksi otot pada saluran pencernaan, isi
lambung yang mengalir ke esofagus segera Kembali ke lambung, refluks sejanak dapat
merusak mukosa esofagus dan tidak menimbulkan keluhan. Keadaan ini dikatakan patologis
refluks terjadi berulang ulang dan dalam waktu yang lama (wiliams and schade, 2008).
Golongan Penghambat
Low Dose Full Dose Double Dose
Pompa Proton (PPIs)
Esomeprazole - Sehari sekali 20 mg Sehari sekali 40 mg
Lansoprazole Sehari sekali 15 mg Sehari sekali 30 mg Sehari dua kali 30 mg
Omeprazole Sehari sekali 10 mg Sehari sekali 20 mg Sehari sekali 40 mg
Pantoprazole Sehari sekali 20 mg Sehari sekali 40 mg Sehari dua kali 40mg
Rebreprazole Sehari sekali 10 mg Sehari sekali 20 mg Sehari dua kali 20mg
Golongan Antagonis Dosis pada Malam
Reseptor H2 Dosis Lazim (Sebagai Tambahan
(H2RAs Pantoprazole) PPIs)
Famotidine Sehali dua kali 20-40 -
mg
Ranitidine Sehari dua kali 150 Sehari dua kali 150 mg
mg
(ACG, 2017)
3
2.3 Etiologi
GERD diakibatkan oleh prosedur yang dilakukan secara multifactor. Pada usia dewasa
fariabel fariabel yang menurunkan tekanan otot kerongkongan sehingga terjadi refluks
gastrosefagus antara lain coklat, obat obatan (misalnya aspirin), alcohol, rokok. Faktor anatomi
seperti Tindakan bedah, obesitas, pengosongan lambung yang terlambat dapat menyebabkan
tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dantekanan otot kerongkongan bawah sehingga
menimbulkan refluks gastroesofagus (Sudoyo AW, 2009).
Gejala klinis yang khas dari GERD adalah nyeri atau rasa tidak enak di ulu hati
(epigastrium) atau nyeri dada (restrosternal) bagian bawah. Rasa nyeri dideskripsikan sebagai
rasa terbakar pada dada (heartburn) terkadang bercampur dengan gejala kesulitan menelan
makanan (disfagia), mual dan rasapahit di lidah. Walaupun demikian derajat berat ringannya
keluhan heartburn ternyata tidak selalu berkorelasi dengan temuan endoskopik. Terkadang
timbul rasa tidak enak nyeri pada tulang dada yang mirip dengan angin duduk (angina pektoris).
Disfagia yang timbul saat makan makanan yang padat mungkin terjadi karena penyempitan
kerongkongan (striktur esofagus) atau keganasan yang berkembang dari Barret’s esophagus
(sel yang melapisi kerongkongan rusak karena asam perut). Nyeri pada saat menelan
(odinofagia) bisa muncul jika sudah terjadi ulerasi esofagus yang berat.
2.5 Patosilogi
GERD terjadi akibat adanya ketidak seimbangan antara factor perlindungan system
pertahanan esofagus adalah LES (lower esophageal sphinchter), mekanisme bersihan
esofagus, dm epitel esofagus, LES merupakan struktur anatomi berbentuk sudut yang
memisahkan esofagus dengan lambung. Terganggunya fungsi LES pada GERD disebabkan
oleh turunnya tekanan LES akibat penggunaan obat-obatan makanan, factor hormonal atau
kelainan strukturual.
4
Mekanisme ketahanan epitel esofagus terdiri dari membrane sel persimpangan antara
sel yang membatasi difusi ion H ke dalam jaringan esofagus, aliran darah esofaus yang
mempunyai nutrient oksigen dan bikarbonat serta mengeluarkan ion H dan CO sel esofagus
mempunyai kemampuan mentransport ion H dan CI.
2.6 Diagnosis
Menurut ACG pada tahun 2005, telah mempublikasikan Updated Guidelines for the
Diagnosis and Treatment of Gastroesophageal Reflux Disease, untuk diagnosis, yaitu:
1. Jika gejala pasien khas untuk GERD tanpa komplikasi, maka terapi empiris (termasuk
modifikasi gaya hidup) adalah hal yang tepat. Endoskopi saatpasien masuk dilakukan
jika pasien menunjukkan gejala-gejala komplikasi, atau berisiko untuk Barret’s
esophagus (sel yang melapisi kerongkongan rusak karena asam perut), atau pasien dan
dokter merasa endoskopi dini diperlukan.
2. Endoskopi adalah teknik pilihan yang digunakan untuk mengidentifikasi dugaan
Barret’s esophagusdan untuk mendiagnosis komplikasi GERD. Pengambilan jaringan
tubuh (biopsi) harus dilakukan untuk mengkonfirmasi adanya epitel Barret dan untuk
mengevaluasi perkembangan sel atau jaringan yang tidak normal (displasia).
3. Pemantauan ambulatoar (ambulatory monitoring) esofagus membantu untuk
konfirmasi reluks gastroesofageal pada pasien dengan gejala menetap (baik khas
maupun tidak khas) tanpa adanya kerusakan mukosa, juga dapat digunakan untuk
memantau pengendalian refluks pada pasien tersebut di atas yang sedang menjalani
terapi.
4. Manometri esofagus dapat digunakan untuk memastikan lokasi penempatan
penyelidikan tempat rawat jalan dan dapat membantu sebelum dilakukannya
pembedahan anti refluks.
5
2.7 Terapi Farmakologi GERD
Tujuan utama terapi GERD adalah menurunkan iritasi radang pada kerongkongan dari
refluksat isi lambung. Hal ini dapat dilakukan dengan terapi medik maupun pembedahan:
PPI merupakan obat terbaik yang tersedia untuk terapi GERD karena menurunkan
refluks asam dan menyembuhkan radang kerongkongan. Ada 5 penghambat proton inhibitor
yang sering digunakan dalam pengobatan GERD yaitu Esomeprazole, Lansoprazole,
Omeprazole, Pantoprazole, Rabeprazole. Obat ini bekerja dengan menghamba tsekresi ion H+
oleh sel parietal. PPI memiliki beberapa efek samping, tetapi dapat ditoleransidengan
penggunaan jangka panjang. PPI harus diberikan selama delapan minggu sebagai pengobatan
awal GERD (Kosensus Nasiona, 2004).
A. Esomeprazole
B. Lansoprazole
6
otot (sfingter) yang berfungsi sebagai pintu satu arah untuk masuknya makanan dari
kerongkongan ke lambung dan mencegah naiknya kembali makanan dari lambung ke
kerongkongan.
Masalah yang terjadi pada otot tersebut menyebabkan asam terlepas naik ke
atas dan menyebabkan iritasi pada kerongkongan, sehingga munculah gejala- gejala
penyakit asam lambung yaitu GERD. Dosis lansoprazole untuk dewasa pengidap
refluks asam lambung 15 mg secara oral sekali sehari. Terapi harus dilanjutkan hingga
8 minggu. Dosis lansoprazole untuk anak pengidap GERD terapi jangka pendek (hingga
12 minggu) yaitu umur 1-11 tahun ≤ 30 kg = 15 mg sekali sehari, Lebih dari 30 kg =
30 mg sekali sehari, 12-17 tahun 15 mg sekali sehari selama 8 minggu (Harding and
Barton,2002).
C. Omeprazole
D. Pantoprazole
7
E. Rabeprazole
Rabeprazole adalah obat yang digunakan untuk mengobati masalah perut dan
kerongkongan tertentu (seperti refluks asam, tukak lambung). Obat ini bekerja dengan
mengurangi jumlah kadar asam yang diproduksi oleh lambung. Obat ini mengurangi
gejala seperti sakit maag, kesulitan menelan, dan batuk terus- menerus. Obat ini
membantu menyembuhkan kerusakan asam pada perut dan kerongkongan, membantu
mencegah bisul, dan dapat membantu mencegah kanker kerongkongan. Dosis Normal
untuk orang dewasa penderita GERD adalah 20 mg diminum sekali sehari, setelah
makan pagi. Terapi harus dilanjutkan selama 4 sampai 8 minggu. Terapi pemeliharaan
mungkin diperlukan pada beberapa pasien sebagai bagian untuk mengatasi
kekambuhan esofagitis erosif atau penyakit gastroesophageal reflux ulserativa yang
tidak biasa. Penelitian telah menunjukkan Rabeprazole 20 mg diminum sekali sehari
selama 52 minggu untuk memberikan 86% sampai 90% pemeliharaan penyembuhan.
A. Rancangan Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang telah didapatkan dan
dideskripsikan secara objektif dengan memaparkan fenomena yang terjadi dengan bantuan
tabel atau gambar (Arikunto, 2010).
Pada penelitian yang dilakukan ini populasi yang digunakan adalah semua keluhan
pasien yang datang ke apotek serta tracing stok obat golongan PPI periode April-Agustus
2022.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien penderita GERD pada periode April-
Agustus 2022.
8
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data
dilakukan secara retrospektif yaitu peneliti melihat kebelakang, dengan menggunakan
semua keluhan pasien yang datang ke apotek serta tracing stok obat golongan PPI periode
April-Agustus 2022.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer melalui
observasi langsung kepada pasien dengan gejala GERD di Apotek Darmawan. Selain itu,
dilakukannya penelusuran kepustakaan atau referensi dari buku, makalah, hasil penelitian
dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Dilihat berdasarkan karakteristik umur pasien 16-36 tahun yang datang ke Apotek
Darmawan sebanyak 19 orang (19,4%), sedangkan umur pasien >36 tahun (80,6%).
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin laki-laki yang datang ke Apotek Darmawan sebanyak
46 orang (46,9%%), perempuan sebanyak 52 orang (53,1%%).
Tabel 3 Evaluasi Golongan Obat PPI Pada Pasien GERD di Apotek Darmawan
Golongan obat
Laki-laki Perempuan Persentasi (%)
PPI
Lansoprazole 19 15 34,7%
Omeprazole 12 18 30,6%
Pantoprazole 15 19 34,7%
Total 46 52 100%
Apotek Darmawan mempunyai tiga golongan obat PPI yang diberikan kepada pasien.
Dilihat dari tabel 3 jumlah pasien yang menggunakan terapi obat lansoprazole sebanyak 34
pasien (34,7%), omeprazole 30 pasien (30,6%), dan pantoprazole 34 pasien (34,7%).
10
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian terhadap evaluasi penggunaan obat PPI pada pasien GERD di Apotek
Darmawan berjumlah 98 pasien, dimana karakteristik pasien terbagi atas jenis kelamin dan
usia. Jenis kelamin perempuan berjumlah 52, lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Shaha M (2012) bahwa penderita GERD
pada perempuan mempunyai prevalensi lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan faktor hormonal pada perempuan dan laki-laki, dimana
hormon tersebut terjadi pada wanita hamil dan menoupause. Pada wanita hamil, hormon
tersebut dikarenakan menurunnya tekanan LES (Lower Esophageal Sphinchter) yang terjadi
akibat peningkatan kadar progesrtron. Sedangkan pada wanita menoupause, hormon tersebut
dikarenakan menurunnya tekanan LES terjadi akibat terapi hormon estrogen.
Usia sangat berpengaruh terhadap penyakit GERD, pada masyarakat awam sering
dijumpai pemberian nutrisi pada orang dewasa dan lansia yang tidak sesua dengan keadaan
fisik dan kebutuhan. Jika dilihat dari tabel 2 hasi kelompokumur > 36 tahun (80,6%). Hasil ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa insidensi GERD tinggi pada
usia lebih dari 40 tahun. Kelompok usia dewasa dan lansia menjadi faktor resiko seseorang
mengalami GERD, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor gaya hidup seperti merokok,
mengkonsumsi kafein atau alkohol yang biasanya dilakukan oleh usia dewasa dan usia lanjut
sehingga menyebabkan terjadinya tekanan LES menurun dan menimbulkan GERD (Hawkey,
2012).
PPI merupakan salah satu obat untuk terapi GERD yang memiliki keefektifan serupa
dengan terapi pembedahan. Jika dibandingkan dengan obat lain, PPI terbukti paling efektif
mengatasi gejala serta menyembuhkan lesi esophagitis. Yang termasuk obat-obat golongan PPI
adalah omeprazole 20 mg, pantoprazole 40 mg, lansoprazole 30 mg, esomeprazole 40 mg, dan
rabeprazole 20 mg. PPI dosis tunggal umumnya diberikan pada pagi hari sebelum makan pagi.
Sedangkan dosis ganda diberikan pagi hari sebelum makan pagi dan malam hari sebelum
makan malam.
Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat perbedaan efektifitas yang bermakna
antara lansoprazole (34,7%), pantoprazole (34,7%) dan omeprazole (30,6). Penelitian
sebelumnya juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
pemberian lansoprazole, omeprazole dan pantoprazole pada penderita GERD. Pada penelitian
Blum dkk membandingkan lansoprazole dengan golongan PPI lainnya, yang medapatkan
11
lansoprazole menjaga pH > 3 secara signifikan dan rerata pH 24 jam lebih baik dibandingkan
dengan golongan PPI lainnya (Blum dkk, 2010).
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Hasil evaluasi obat golongan PPI (Protont Pump Inhibitor) pada penderita GERD
(Gastro-Oesophageal Reflux Disease) pasien di Apotek Darmwan selama April-Agustus 2022
terdapat 98 pasien dengan obat lansoprazole sebanyak 34 pasien (34,7%), omeprazole 30
pasien (30,6%), dan pantoprazole 34 pasien (34,7%).
4.2 Saran
Berdasarkan Hasil dan Pembahasan, maka saran penulis untuk penelitian selanjutnya
yaitu perlu evaluasi terhadap efektifitas jenis obat golongan PPI serta membandingkan antara
keluhan pasien atau gejala dengan obat yang akan digunakan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Blum, C. A., dkk., (2010). Teaching caring nursing to RN-BSN student using simulation
technology. International Journal for Human Caring, 14 (2), 41-50. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:EGC.
Hawkey P 2012. Guidelines for the for the laboratory diagnosis and susceptibillity testing of
methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA).
Kaltenbach T, Crockett S, Gerson LB. Are lifestyle measures effective in patients with
gastroesophageal reflux disease? An evidence-based approach. Arch Intern Med
2006;166:965- 71.
Miner, P., KATZ, P. O., CHEN, Y. & SOSTEK, M. 2003. Gastric Acid Control
With Esomeprazole, Lansoprazole, Omeprazole, Pantoprazole and
Rabeplazole: A Five-Way Crossover Study. The American journal of
Gastroenterology, 98,2614-2620.
prianto. 2009. Faktor Resiko Gastritis pada pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Lubuan Baji dan Rumah Sakit Pelamonia Tingkat II Kota
Makassar Tahun 2009. Makassar .
Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
14
Wells, B. G.,dan Posey, L. M., Pharmacotherapy A Pathophysiologic
Approach, NewYork, McGraw-Hill.
15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NIM : 19307127
Agama : Islam
No Hp : 0881022292788
Email : ajengamalia60@gmail.com
Pendidikan:
16