Anda di halaman 1dari 3

Saat bel jam pulang sekolah berbunyi ,siswa SMAN 4 segera menuju keparkiran, begitu juga

dengan 3 sahabat yaitu luna, utami, putri yang sudah berteman lama, mereka bertiga
berjalan menuju parkiran sambil bercanda tawa. Namun pada saat sudah sampai diparkiran
sekolah, utami lupa membawa buku catatannya yang tertinggal dilaci kelasnya, kemudian
Luna menunggu Utami dan Putri di tempat parkir sekolah. Luna berdiri sendiri diparkiran
sambil melamun dan kemudin datanglah ari yng tiba-tiba muncul dari belakang luna.

ARI: Udah lama nunggu? Maaf, ya! 


LUNA: [menoleh ke belakang] Nggak, kok. 
luna tersenyum ramah pada Ari.dia sedikit menjaga jarak darri kakak kelas dan
memperhatikan kanan kiri dan sedikit berpaling dari pandangan ari.
Ari pun juga menoleh kanan kiri kebingungan bertanya ke luna

ARI: Kenapa, sih? Nyari siapa?


LUNA: Nggak nyari siapa-siapa. Cuman gak enak aja ngobrol berdua gini, hehe. [Canggung]
ARI: Kamu gak suka ketemu kayak gini? [Mengernyitkan dahi]
LUNA: Eh, ng-nggak bukan begitu. Aku cuman ... [menggaruk tengkuk yang tidak gatal]
LUNA: Kakak, senior paling populer di sekolah. Kita akan jadi pusat perhatian semua orang
jika begini. Jujur, aku ngerasa kurang nyaman hanya berdua begini, maaf.
ARI: Aku tahu itu. Makanya aku minta bertemu di sini. Kebanyakan siswa parkir kendaraan
di depan. Di sini, hanya aku dan teman-temanku saja. Sekarang pun mereka sudah pergi dari
tadi. Jadi, gak perlu khawatir, okeh! [tersenyum]
LUNA: [mengangguk] Oh iya, ada apa Kak?
 
Ari bingung dan terdiam, seperti memikirkan kalimat yang akan dikeluarkannya. Sementara
Luna cukup penasaran dengan tujuan Ari memintanya bertemu.
 
ARI : Luna aku mau bicara sesuatu yang penting sama kamu
LUNA : [menghadap ari dengan rasa penasara], iya mau ngomong penting apa?
ARI: Aku cinta kamu! 
LUNA: [terbelalak] Hah???
ARI: Iya, aku cinta kamu, Luna. Mau gak jadi pacarku?
LUNA: Aku ...??
Kemudian utami melihat luna dan ari sedang berbicara berdua, setelah itu utami menghampiri
luna sambil dengan ekspresi tidak ramah.

Utami: Ayo pergi! [menggandeng tangan luna]


LUNA: Tapi ... [ditarik pergi]
PUTRI: Girls?! [bingung, ditinggal pergi]
PUTRI: A-maaf ya kak, kami permisi. Bye. [pergi menyusul kedua temannya]
ARI: [terdiam sendiri, bingung dengan apa yang terjadi]

farid dari lorong kelas menuju parkiran melihat ari sedang sendirin diparkiran,kemudian
menghampirinya.
Fahrid : hai bro,sendirian aja disini [sambil merangkul pundak ari]
ARI:  nggak kok, balik yuk
Mereka berdua berjalan menuju ke montor mreka dan meninggalkan sekolah.
Utami, Luna, dan Putri pergi meninggalkan sekolah dan berhenti di pinggir jalan menuju
halte bus.namun utami berjalan dengan cepat dan meninggalkan luna dibelakangnya.
Luna sambil mengejar utami dan meneriakinnya.
 
LUNA: [menahan langkah] Mi, tunggu! Lo kenapa, sih?
UTAMI: Harusnya gue yang tanya, lo ngapain? [kesal]
LUNA: Gue gak ngapa-ngapain. Lo kenapa marah gini, sih?
UTAMI: Lo ... Aahhh! Kesel [pergi begitu saja]
LUNA: Mi ... Utami! [teriak]
Utami pergi masuk kedalam bis dan meninggalkan luna dan putri sambil berexpresi marah.
Luna dan putri mereka berdua menunggu bis datang sambil berbincang-bincang,kemudian
luna bertanya kepada putri.
 
LUNA: Put, Tami kenapa sih? Aneh banget sikapnya.
PUTRI: Ari nembak lo? [menatap lekat]
LUNA: I-iya. [mengalihkan pandangan kurang nyaman]
PUTRI: terus Lo jawab apa ke Ari ? [penasaran tapi ekspresi khawatir]
LUNA: Gue gak jawab apa-apa. [malas]
PUTRI: Lo mau jawab apa? [menuntut]
LUNA: Gue gak tahu, Put. Gue ....
PUTRI: lo jujur ya lun, Lo suka Ari atau nggak? [menyela]
LUNA: Gak bisa disebut nggak suka juga, sih. 
PUTRI: apa..Lupain dia!
LUNA: Maksudnya?
PUTRI: Lo harus pilih, Ari atau Utami! [tegas, berlalu pergi]
LUNA : PUT tunggu put
 
Putri berlalu begitu saja, meninggalkan Luna yang masih kebingungan.
 
Di tempat lain, Utami dan Ari bertemu di taman. Utami menghampirinya dengan wajah
masam.
 
UTAMI: Jauhi Luna! [teriak tegas]
ARI: Jangan marah-marah, dong. Cantiknya ilang, loh.masa orang cantik galak [tersenyum]
UTAMI: Gak usah basa-basi lo
UTAMI : Gue tegasin lagi, jauhi Luna. Jangan mainin dia! [kesal]
ARI: Kalau lo mau gue jauhin luna boleh, tapi lo harus mau balikan sama gue? [mendekat]
UTAMI: Cuman orang gila yang mau balik sama orang kayak lo!
ARI: Galak banget sih,cantik-cantik galak banget ni anak ... 
Dari arah belakang luna dan putri melihat utami dan ari sedang berbicara dengan expresi
marah dan nada tegas sampai terdengar sampai belakang.

 
Ari hendak menyentuh wajah Utami. Namun tangannya dicegah dari arah belakang.
LUNA: Loooo,, Jangan pernah berani sentuh Utami! [menghempas tangan Ari]
 
Luna dan Putri berdiri ditengah menghalangi Utami dari Ari.
 
LUNA: Jangan pernah berani ganggu Tami atau orang disekitarnya lagi, ngerti lo![sambil
menunjuk muka ari]
ARI: Kalau gue gak mau? [mengejek]
LUNA: berani banget lo yaa,, Pihak sekolah yang akan bertindak.
PUTRI: Gak cuman itu, hukum juga akan bertindak. Lo gak akan bisa lolos.
ARI: BERANI BANGET LO YAA! [marah]
LUNA: Pihak berwajib datang ke rumah ketemu orang tua lo. Itu yang bakalan terjadi kalau
lo masih ganggu Tami. 
PUTRI: Gue tegasin lagi ya, Ini bukan ancaman tapi pemberitahuan. Lebih baik lo mulai
jaga sikap dari sekarang!
ARI: Br*ngs*k! [berlalu pergi]
 
Luna dan Putri menghela napas lega saat ari pergi meninggalkan mereka. Mereka pun
berbalik menatap Utami. Dengan mata berkaca-kaca, mereka langsung memeluk Utami
sambil menangis.
 
LUNA: Kenapa lo sembunyiin hal sebesar ini? Kita tuh sahabat. Lo bisa cerita apapun.
Jangan pernah simpan sendiri!
PUTRI: Itu bener. Lo gak boleh begini lagi.
UTAMI: Maaf... [menangis] Gue gak berani cerita kesiapapun.
LUNA: Gue tahu dari Putri, lo sama Ari pacaran. Tapi gue gak pernah nyangka, Ari
sebr*ngs*k itu.
PUTRI: Gue gak sengaja denger, waktu lo nangis di belakang sekolah. Lo bilang kalau, Ari
sering melecehkan baik verbal maupun fisik.
UTAMI: Gue gak ngelakuin....
PUTRI: Gue tahu. [menyela]
LUNA: Harusnya lo bilang dari awal. Waktu lo lari dari dia, harusnya lo cari gue. [kesal tapi
khawatir]
PUTRI: Itu bener, lo tahu kan kita atlit bela diri. Kalau aja saat itu kita tahu. Gue pastiin, dia
gak bakalan bisa bernafas lagi.
UTAMI: Sorry ... [memeluk dan menangis]
Putri dan Luna menenangkan Utami. Keduanya membawa Utami berjalan-jalan untuk
mengalihkan perhatian dari semua masalahnya.
 

Anda mungkin juga menyukai