Anda di halaman 1dari 22

XI.

D E R E T
(DERET HITUNG DAN DERET UKUR)
DERET

Pengertian dari Deret ialah serangkaian bilangan yang tersusun


secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Susunan bilangan-bilangan yang merupakan unsur pembentuk
sebuah deret dinamakan Suku.
Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk sebuah deret
terlihat dari “pola perubahan” bilangan-bilangan tersebut dari
satu suku ke suku berikutnya.

Yang perlu diketahui dalam mempelajari suatu deret bilangan,


ada 2 (dua) pola perubahan bilangan pada suku-sukunya yaitu
deret hitung dan deret ukur.
DERET HITUNG
Deret Hitung ialah suatu deret yang pola perubahan suku-
sukunya mempunyai selisih atau bilangan pembeda yang sama
antara nilai-nilai 2 (dua) suku yang berurutan.

Contoh:
7, 12, 17, 22, 27, 32, (pembeda  5)
93, 83, 73, 63, 53, 43, 33, (pembeda  -10)

a. Menentukan Suku Ke-n

Sn = a + (n – 1)b
Keterangan: Sn : Suku ke-n
a : Suku ke-1 (pertama) = S1
b : pembeda atau selisih
n : Indeks Suku ke 1, 2, 3, ... n
a. Menentukan Suku ke-n

Contoh Soal (1):

Data 7 12 17 22 27 32 .........  ?
Sn S1 S2 S3 S4 S5 S6 .........  Sn

Pada data di atas, diketahui nilai suku pertamanya (a) adalah 7 dan
pembedanya (b) adalah 5.
Tentukan data ke-duapuluhtiga (S23)...!

Penyelesaian:
Diketahui: a = 7; b = 5; n = 23  Sn = a + (n – 1)b
S23 = 7 + (23 – 1)5
= 7 + (22)(5)
= 7 + 110
S23 = 117
Pembuktian  S6 = a + (n – 1)b
= 7 + (6 – 1)5
= 7 + (5)(5)
= 7 + 25
S6 = 32 (benar!)

Contoh Soal (2):


Data 93 83 73 63 53 43  ...
Sn S1 S2 S3 S4 S5 S6  Sn
Pembuktian,
a = 93; b = -10; n = 5  S5 = a + (n – 1)b
S5 = 93 + (5 – 1)(-10)
= 93 + (4)(-10)
= 93 – 40
S5 = 53
Contoh berikutnya:

Jika suatu data diketahui pembedanya (b) adalah 8, dan suku ke-seratusnya
(S100) adalah 1000, maka tentukanlah nilai suku pertamanya (a)...!
Penyelesaian:
Diketahui: b = 8; S100 = 1000  Sn = a + (n – 1)b
S100 = a + (100 – 1)8
1000 = a + (99)(8)
= a + 792  a = 1000 – 792
a = 208

Jika suatu data diketahui suku pertamanya (a) adalah 60, dan suku ke-
duapuluhlimanya (S25) adalah -36, tentukanlah selisih suku-sukunya (b)!
Penyelesaian:
Diketahui: a = 60; S25 = -36  Sn = a + (n – 1)b
S25 = 60 + (25 – 1)b
-36 = 60 + 24b
60:36
-24b = 60 + 36  b =
;24
b = -4
Contoh berikutnya:

Jika suatu data diketahui suku pertamanya (S1) adalah 50, dan suku ke-lima
(S5) adalah 150, maka tentukanlah suku ke-seratusnya (S100)...!
Penyelesaian:
Diketahui: a = 50; S5 = 150  Sn = a + (n – 1)b
S5 = 50 + (5 – 1)b
150 = 50 + 4b
4b = 150 – 50  4b = 100
b = 25
maka,
S100 = 50 + (100 – 1)25
= 50 + (99)(25)
= 50 + 2475
S100 = 2525
b. Menentukan Jumlah n suku

Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain
adalah jumlah nilai-nilai suku-sukunya, sejak suku pertama (S1
atau a) sampai dengan suku ke-n (Sn) yang bersangkutan.
Untuk menentukan jumlah n suku, terdapat 4 (empat) formula
yang dapat digunakan, yaitu:
n
(a) Jn = i<1 Si = S1 + S2 + S3 + ... + Sn
6
misal: J6 = i<1 Si = S 1 + S2 + S 3 + S 4 + S5 + S6

n
(b) Jn = (a + Sn)  dimana Sn = a + (n – 1)b, maka dapat
2
diuraikan menjadi:
n
(c) Jn = (a + (a + (n – 1)b)
2
n
(d) Jn = na + (n – 1)b
2
Keterangan: Jn : Jumlah suku ke-n
n : indeks suku ke 1, 2, 3, 4, 5, ... n
a : suku pertama (S1)
b : pembeda atau selisih dua suku yang berurutan
Sn : suku ke-n

Misalkan dari pembahasan materi menentukan nilai suku ke-n, pada


contoh soal (1), data pada contoh soal tsb, dimana diketahui S1 atau a
yaitu 7 dan suku ke-enam (S6) yaitu 32, maka jumlah deretan
bilangan sejak suku pertama (S1) sampai dengan suku ke-enam (S6)
adalah:
n 6
Jn = (a + Sn)  J6 = (7 + S6) = 3 (7 + 32) = 117
2 2

Misalkan lagi dari contoh soal (2), dimana diketahui S1 atau a yaitu 93
dan pembedanya atau b yaitu -10, maka jumlah deretan bilangan
sejak suku pertama (S1) sampai dengan suku ke-enam (S6) adalah:
n 6
Jn = na + (n – 1)b  J6 = (6)(93) + (6 – 1)(-10)
2 2
= 558 + (3)(5)(-10) = 408
DERET UKUR
Deret Ukur ialah suatu deret yang perubahan suku-sukunya
berdasarkan perkalian dengan bilangan tertentu, dimana hasil
bagi dari nilai sebuah suku terhadap nilai suku didepannya
disebut pengganda (P) atau multiplier.
Contoh:
5, 10, 20, 40, 80, 160, 320, (pengganda  2)
516, 256, 128, 64, 32, 16, (pengganda  0,5)

a. Menentukan Suku Ke-n

Sn = a.P n-1
Keterangan: Sn : Suku ke-n
a : Suku ke-1 (pertama) = S1
P : pengganda atau multiplier
n : Indeks Suku ke 1, 2, 3, ... n
Contoh Soal (3):

Suatu data berbentuk deret ukur berikut ini: 10, 20, 40, 80, 160, 320,
tentukanlah suku ke-sepuluh (S10)...!

Penyelesaian:
Diketahui: S1 = a = 10
20 40 80 160 320
P = 2  diperoleh dari 10
= 2; 20
= 2; 40
= 2; 80
= 2; 160
= 2
Jawab: Sn = a.P n-1
S10 = 10 (210-1)
= 10 (29)
= 10 (512)
S10 = 5120
Contoh Soal (4):
Jika suatu data diketahui suku ke-lima (S5) yaitu 80, dan nilai
penggandanya (P) sebesar 2, tentukanlah suku ke-sepuluh (S10)...!
Penyelesaian:
Diketahui: S5 = 80
P = 2
Jawab: Sn = a.P n-1
S5 = a (25-1)
80 = a (24)
= 16.a
80
a =
16

a = 5  maka suku ke-10 (S10) diperoleh:


Sn = a.P n-1
S10 = 5 (210-1)
= 5 (29)
= 5 (512)
= 2560
Contoh Soal (5):
Jika suatu data diketahui suku ke-enam (S6) yaitu 16, dan suku per-
tamanya (S1) yaitu 512, tentukanlah nilai penggandanya (P)...!
Penyelesaian:
Diketahui: S1 = a = 512
S6 = 16
Jawab: Sn = a.P n-1
S6 = 512 (P6-1)
16 = 512 (P5)
16
P5 =
512

P5 = 0,03125
P = 0,03125(1/5)

P = 0,03125(0,2)
P = 0,5
b. Menentukan Jumlah n suku

Untuk menentukan jumlah n suku pada suatu deret ukur, yaitu


sejak suku pertama (S1) sampai dengan suku ke-n (Sn), terdapat 2
(dua) formula yang dapat digunakan, yaitu:
𝐚 (𝟏 ; 𝐏𝐧)
(a) jika penggandanya < 1, rumusnya Jn =
𝟏;𝐏
𝐚 (𝐏𝐧 ; 𝟏)
(b) jika penggandanya > 1, rumusnya Jn =
𝐏;𝟏

Contoh Soal (6):


Mengambil hasil penyelesaian dari contoh soal (4), dimana
diketahui a = 5 dan P = 2, tentukanlah jumlah suku-sukunya sejak
suku pertama (S1) sampai dengan suku ke-sepuluh (S10)...!
a (Pn ; 1)
Penyelesaian: Jn =
P ;1
5 (210 ; 1) 5 (1024 ; 1)
J10 = = = 5(1023) = 5115
2 ;1 1
Contoh Soal (6):

Mengambil hasil penyelesaian dari contoh soal (5), dimana diketahui


suku pertama (S1) = a yaitu 512, dan suku ke-enam (S6) yaitu 16, maka
tentukanlah:
(a) Nilai pengganda (P)
(b) Nilai suku ke-sepuluh (S10)
(c) Jumlah deret ukur sejak suku pertama (S1) sampai dengan suku ke-
sepuluh (S10)

Penyelesaian:
(a) Nilai pengganda (P) dicari dari: Sn = a (Pn-1)
S6 = 512 (P6-1)
16 = 512 . P5
16
P5 =
512

P5 = 0,03125
P = 0,03125(1/5)
P = 0,03125(0,2)
P = 0,5
(b) Nilai Suku ke-10 (S10) yaitu  Sn = a (Pn-1)
S10 = 512 {(0,5)10-1}
= 512 {(0,5)9}
S10 = 1

(c) Jumlah S1 sampai dengan S10 yaitu:


karena penggandanya (P) = 0,5 < 1, maka digunakan rumus
a (1 ; Pn)
Jn =
1;P
512 (1 ; (0,5)10)
J10 =
1 ; 0,5
512 (0,999)
=
0,5
511,5
=
0,5

J10 = 1023
Penerapan Teori Deret dalam Ekonomi

Teori atau prinsip-prinsip deret sering diterapkan dalam kasus-


kasus yang menyangkut perkembangan atau pertumbuhan
suatu usaha. Apabila perkembangan atau pertumbuhan usaha
menunjukkan gejala tertentu berpola sebagaimana pola
perubahan nilai-nilai suku-suku pada sebuah deret, maka teori
deret akan relevan diterapkan untuk menganalisisnya.

Misalkan pada suatu kegiatan usaha, perkembangan beberapa


variabel-variabelnya misalnya dari hasil produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal,
menunjukkan perkembangan yang berpola seperti deret hitung
(artinya variabel tsb bertambah secara konstan dari satu
periode ke periode berikutnya), maka teori deret hitung dapat
digunakan untuk menganalisis perkembangan variabel
tersebut.
Contoh Kasus (1):

Perusahaan genteng UD.SOKARAYA, menghasilkan 3.000 buah


genteng pada bulan pertama produksinya. Dengan penambahan
tenaga kerja harian dan peningkatan produktivitasnya, perusahaan
mampu menambah produksinya sebanyak 500 buah setiap bulannya.
Jika penambahan produksinya konstan setiap bulannya:
a) Berapa buah genteng yang dihasilkan pada bulan ke-lima?; dan
b) Berapa jumlah total genteng yang telah dihasilkan sejak bulan
pertama produksi sampai dengan bulan ke-lima tsb?

Penyelesaian:
Diketahui: S1 = a = 3.000; b = 500; n = 5
Jawab: a) Sn = a + (n – 1)b
S5 = 3.000 + (5 – 1)500
= 3.000 + (4)(500)
= 3.000 + 2.000
S5 = 5.000
n
Jawab: b) Jn = (a + Sn)
2
5
J5 = (a + S5)
2
5
J5 = (3.000 + 5.000)
2
= 2,5 (8.000)
J5 = 20.000
Jadi dapat dianalisis perkembangan produksi genteng pada bulan ke-
lima (S5) adalah sebanyak 5.000 buah, dan jumlah total seluruh
genteng yang diproduksi sampai dengan bulan tersebut adalah
sebanyak 20.000 buah.
Contoh Kasus (2):
Besarnya penerimaan PT. MEGA PERSADA dari hasil penjualan
produksinya yaitu sebesar 720 (juta rupiah) pada tahun ke-lima, dan
mencapai 980 (juta rupiah) pada tahun ke-tujuh.
Apabila pertambahan penerimaan penjualannya berpola seperti
deret hitung:
a) Berapa perkembangan penerimaannya per tahun?;
b) Berapa besarnya penerimaan pada tahun pertama?; dan
c) Pada tahun keberapa penerimaannya sebesar 460 (juta rupiah)?

Penyelesaian:
Diketahui : S5 = 720; S7 = 980;
Jawab : a) Sn = a + (n – 1)b
S7 = 980  a + (7-1)b = a + 6b = 980
S5 = 720  a + (5-1)b = a + 4b = 720 _
2b = 260
260
b =
2
b = 130
Jawab: a) Jadi besarnya perkembangan penerimaan per tahun
(merupakan pembeda atau b) yaitu 130 (juta rupiah)
b) misalkan:
S5 = 720  a + (5-1)b = a + 4b = 720
a + 4(130) = 720
a + 520 = 720
a = 720 – 520
a = 200
Jadi besarnya penerimaan pada tahun pertama (S1 = a)
yaitu sebesar 200 (juta rupiah).
c) Sn = a + (n – 1)b
Sn = 200 + (n – 1)130
460 = 200 + 130n – 130
= 70 + 130n
390
130n = 460 – 70  130n = 390  n = n=3
130
Jadi penerimaan sebesar 460 (juta rupiah) diterima
pada tahun ke-3.
materi pertemuan yang akan datang...

XII. Model Perhitungan Bunga


(Bunga Sederhana Dan Bunga Majemuk)

Anda mungkin juga menyukai