By:
HELMI YUSUF, MA.
I. KETENTUAN UMUM
Skripsi adalah bagian akhir dari tugas seorang mahasiswa yang akan
menyelesaikan perkuliahannya. Penulisan skripsi harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1. Penyusunan skripsi bisa dilaksanakan setelah dinyatakan lulus ujian
proposal, ditandai dengan surat keputusan bimbingan skripsi.
2. Penyusunan skripsi dilakukan selama enam bulan terhitung sejak
dikeluarkannya surat keputusan bimbingan skripsi.
3. Skripsi yang telah melewati batas waktu enam bulan sesuai surat keputusan
bimbingan skripsi dinyatakan batal dan mahasiswa yang bersangkutan
berhak mengajukan permohonan surat keputusan bimbingan skripsi yang
baru atau mengajukan proposal baru untuk diujikan kembali dengan
memenuhi syarat-syarat administrasi keuangan fakultas.
4. Apabila setelah diujikan terbukti bahwa skripsi terjadi tindakan plagiat,
maka Ketua Prodi berhak membatalkan sidang dan memberikan sanksi atas
tindakan tersebut.
5. Jenis penelitian yang disusun dapat berbentuk :
a. Studi kepustakaan.
b. Studi lapangan dengan pendekatan kualitatif.
c. Studi lapangan dengan pendekatan kuantitaif (terkhusus untuk
mahasiswa ekonomi syariah).
6. Skripsi haruslah karya sendiri, bukan jiplakan atau plagiat. Skripsi jiplakan
atau plagiat berakibat pada pembatalan nilai, dikeluarkan dari Perguruan
Tinggi dan pencabutan gelar.
f. Mengutip terlalu banyak kalimat dan ide dari suatu sumber meskipun
memberikan keterangan sumber yang digunakan.
8. Jenis huruf latin untuk penulisan teks adalah Times New Roman ukuran
12 dan ukuran 10 untuk catatan kaki.
9. Jenis huruf arab untuk penulisan teks adalah Arabic Transparent atau
Traditional Arabic ukuran 16 untuk teks dan ukuran 12 untuk catatan
kaki.
10.Jarak baris dalam teks 1,5 spasi, dan dalam catatan kaki 1 spasi. Tidak
diperbolehkan ada jarak antar paragraf dan antar nomor catatan kaki.
11.Skripsi minimal 60 halaman dengan ketentuan; BAB I 10%, BAB II dan
BAB III 50%, BAB IV 35%, BAB V 5%. Tidak termasuk halaman
bagian awal skripsi, daftar pustaka, dan lampiran.
12.Analisis pembahasan tidak boleh terpisah dari deskripsi data melainkan
harus inheren dan integrasi.
13.Wajib menggunakan sumber bahan/literatur terbaik dan paling otoritatif
minimal berbahasa Indonesia, Arab, dan Inggris.
14.Kutipan ayat al-Qur’an dan hadist harus merujuk ke sumber primer (buku
tafsir dan hadist).
15.Rata-rata setiap halaman wajib didukung minimal tiga referensi.
16.Jangan melakukan cut/copy and paste (potong dan tempel/kliping).
17.Penunjukan sumber wajib menggunakan catatan kaki (footnote) bukan
bodynote atau endnote.
18.Tidak diperbolehkan menggunakan ibid, op.cit atau loc.cit melainkan
harus ditulis informasi nama pengarang dan judul secara singkat, tepat,
jelas, dan konsisten.
19.Transliterasi wajib digunakan secara konsisten dengan berpedoman
kepada pedoman transliterasi Library of Congress.
20.Kesalahan sepele (stupid mistakes) dalam penulisan skripsi misalnya
kesalahan ejaan, kesalahan nama orang, kesalahan nama tempat,
kesalahan judul buku, kesalahan transliterasi, dan sejenisnya dapat
berakibat pada pembatalan rencana ujian, pembatalan ujian dan atau
pemberian nilai suatu ujian atau mata kuliah.
21.Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus wajib menyerahkan copy
skripsinya ke fakultas berukuran A5.
3
II.PENYUSUNAN PROPOSAL
a. Identifikasi Masalah
Dalam konteks ini penting dijelaskan berbagai kemungkinan
permasalahan yang muncul dari judul (dengan meninjaunya dari berbagai
perspektif), sehingga diketahui bahwa judul yang akan dibahas banyak
permasalahan yang bisa muncul karena berbagai tinjauan. Permasalahan dapat
juga ditemukan antara lain apabila:
1) Suatu teori berlawanan/tidak sesuai dengan teori lainnya,
2) Suatu kenyataan berlawanan atau tidak sesuai dengan teori atau sebaliknya,
3) Suatu kenyataan berlawanan atau tidak sesuai dengan kebijakan atau
sebaliknya,
4) Suatu kebijakan berlawanan atau tidak sesuai dengan kebijakan lain,
5) Empirik berlawanan atau tidak sesuai dengan normatif atau sebaliknya.
b. Pembatasan Masalah
Penelitian yang akan dilakukan hendaknya tidak membahas semua
kemungkinan masalah yang muncul atau yang ditemukan dalam identifikasi.
Oleh sebab itu perlu dipilih permasalahan yang paling mungkin, urgen, dan atau
laik. Masalah yang akan diteliti dapat dibatasi dari segi waktu (periodisasi),
4
ruang (lokasi geografis), obyek, tema atau lainnya. Permasalahan tersebut boleh
jadi sudah pernah dibahas, tetapi berdasarkan suatu alasan, peneliti perlu
menguji kembali kebenaran atau memperkuat atau membantah atau
meruntuhkan hasil penelitian yang telah ada. Pemilihan terhadap masalah ini
perlu diberikan alasan yang cukup rasional dan lengkap dengan menyajikan data
pendukung.
c. Perumusan Masalah
Setelah permasalahan dibatasi, peneliti harus merumuskan lebih konkret
permasalahan yang hendak dijawab pada kesimpulan penelitian. Dengan kata
lain, rumusan masalah merupakan operasionalisasi dari pembatasan masalah.
Rumusan konkret permasalahan yang akan dijawab ini dicantumkan dalam
perumusan masalah. Masalah dapat dirumuskan dengan kalimat tanya atau
pernyataan.
4. Penelitian Terdahulu yang Relevan (Kajian Pustaka)
Penelitian Terdahulu yang Relevan dimaksud adalah penelitian pustaka
dan sumber-sumber lain yang terkait dalam penelitian. Sebuah penelitian yang
akan dilaksanakan harus melihat kepada penelitian terdahulu yang relevan.
Untuk itu peneliti harus memperhatikan pustaka terbaru, relevan dan asli dari
jurnal ilmiah atau hasil penelitian lain. Penelitian terdahulu yang relevan
dipahami sama dengan tinjauan pustaka, telaah kepustakaan atau kajian pustaka
atau istilah lain yang sama maksudnya. Karena itu, penulis hendaknya
menguraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian terdahulu yang relevan menguraikan teori, temuan, dan bahan
penelitian lain yang diperoleh dan acuan, yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian yang diusulkan, sehingga jelas distingsi studi yang akan
dilakukan. Uraian dalam penelitian terdahulu yang relevan diarahkan untuk
menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat dibagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dirumuskan berdasarkan permasalahan umum yang telah
ditetapkan. Adapun tujuan khusus dirumuskan berdasarkan rumusan yang lebih
spesifik dari perumusan masalah penelitian yang ditetapkan. Dalam
perumusannya, penyusun proposal tidak harus menyebutkan secara eksplisit
kedua tujuan dimaksud. Kata-kata operasional yang dapat digunakan dalam
perumusan tujuan penelitian adalah “mengetahui, menjelaskan, mengelaborasi,
mengungkap, membuktikan, mencari hubungan atau perbedaan antara
membangun atau merumuskan konsep, menilai, dan sebagainya.
5
A. Bagian Awal
Secara keseluruhan, bagian awal ini diberi nomor angka Romawi (huruf
kecil) sebagai penanda halaman, meskipun angkanya hanya dicantumkan pada
halaman yang terdiri dari dua lembar atau lebih. Hanya saja, pada lembar
sampul, judul, pernyataan, persetujuan dan pengesahan, nomor halaman tidak
dimunculkan.
1. Lembar Sampul
Lembar sampul terdiri dari dua bagian, sampul luar dan sampul dalam.
Sampul luar berbentuk hard cover dengan warna kertas yang sesuai dengan
warna bendera fakultas masing-masing. Adapun lembar sampul dalam (lembar
judul), berisi teks yang sama dengan apa yang tertera pada sampul luar, tetapi
ditulis di atas kertas biasa. Teks lembar sampul luar dan sampul dalam tersebut
terdiri dari (letak sesuai urutan):
a. Judul skripsi
b. Kategori karya dan keterangan tujuan penulisan
c. Logo Institut PTIQ Jakarta
d. Nama penulis
e. Nomor induk mahasiswa
f. Nama Program Studi, Fakultas, dan Institut PTIQ.
g. Tahun penyelesaian skripsi (Masehi dan Hijrah).
Huruf yang digunakan untuk bagian lembar sampul ini adalah Times New
Roman, dengan ukuran yang dianjurkan adalah 16 untuk judul, 14 untuk nama
penulis, nomor induk mahasiswa, nama Program Studi, Fakultas, Universitas
dan tahun penyelesaian skripsi, serta ukuran 12 untuk bagian “keterangan tujuan
penulisan”. Semua teks tersebut disusun secara simetris tengah (center).
Judul skripsi, harus menarik, positif, singkat, spesifik, tetapi cukup jelas
untuk menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul
hendaknya menghindari kata-kata klise seperti penelitian pendahuluan, studi
penelaahan, studi perbandingan, penelitian empiris, dan kata kerja pada awal
judul. Lembar sampul dilengkapi dengan teks punggung, yang berisi: nama
penulis, nomor mahasiswa; judul karya; singkatan nama fakultas dan
universitas, dan tahun ujian.
2. Lembar Judul
Komponen teks pada bagian lembar judul ini sama persis dengan
komponen teks pada lembar sampul; yang membedakannya hanya jenis
8
kertasnya. Lembar judul dihitung sebagai halaman Romawi pertama dan bagian
awal karya, dengan nomor “i”, meski nomor halaman tidak perlu dimunculkan.
3. Lembar Pernyataan (Keaslian Karya)
Lembar ini berisi pernyataan dari penulis tentang keaslian karyanya, dan
kesiapan untuk memberikan pertanggungjawaban jika ditemukan unsur
penjiplakan. Lembar peryataan dibubuhi tanda tangan penulis. Kata “Lembar
Pernyataan” ditulis tebal (bold) dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah,
dengan 3 (tiga) ketukan ké bawah.
7. Abstrak
Abstrak merupakan ulasan singkat berisi tentang mengapa dan bagaimana
sebuah penelitian dilakukan, serta apa hasil atau temuan terpenting sebagai
kesimpulan penelitian tersebut. Abstrak berkisar antara 200 hingga 450 kata,
diketik satu spasi.
Abstrak diperlukan agar pembaca mengetahui dengan cepat garis besar
atau intisari isi sebuah skripsi. Penyajian abstrak harus informatif dan faktual.
Karena itu, temuan dan keterangan lain yang bersifat baru bagi ilmu
9
pengetahuan harus ditonjolkan. Abstrak hanya memuat teks, tidak perlu ada
acuan pustaka, gambar, dan tabel.
Kata “Abstrak” ditulis tebal dengan huruf kapital serta diletakkan di
tengah, dengan 3 (tiga) ketukan kebawah. Nama lengkap penulis diketik dengan
huruf kapital dua spasi di bawah judul dan dimulai dari sisi kiri, kemudian
disusul judul penelitian. Huruf pertama setiap kata pada judul diketik dengan
huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung.
Komponen Abstrak terdiri dari :
a. Paragraf pertama; nama penulis, judul skripsi, program studi, fakultas,
institut, tahun. Tanpa ada aliniea.
b. Paragraf kedua; berisi tentang permasalah yang dibahas dalam
penelitian.
c. Paragraf ketiga; berisi tentang metode penelitian yang digunakan.
d. Paragraf keempat; berisi tentang hasil penelitian dan rekomendasi atau
saran yang diajukan.
8. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi. Ucapan terima kasih
disampaikan secara wajar, tidak berlebihan, tidak terlalu merendahkan diri, dan
tidak perlu ada ucapan permintaan maaf atas segala kekurangan yang terdapat di
dalam skripsi, karena skripsi tersebut merupakan karangan ilmiah yang bersifat
obyektif. Kata “Kata Pengantar” ditulis tebal dengan huruf kapital serta
diletakkan di tengah, dengan 3 (tiga) ketukan ke bawah
9. Daftar Isi
Daftar isi memuat judul-judul dan sub-judul isi skripsi. Adapun semua
lembar yang terletak sebelum kata pengantar tidak perlu dicantumkan dalam
daftar isi.
Cara penulisan judul-judul dan sub-judul itu ialah; kata “BAB” ditulis
dengan huruf kapital di tepi sebelah kiri, kemudian diikuti nomor dan judul bab.
Selanjutnya, di bawah judul bab dicantumkan nomor dan judul-judul sub-bab.
Nomor halaman yang menunjukkan letak masing-masing bagian dicantumkan
di sebelah kanan dihubungkan melalui titik-titik secukupnya. Kata “Daftar Isi”
ditulis tebal dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah, dengan 3 (tiga)
ketukan ke bawah.
B. Bagian Inti
Tiap perguruan tinggi biasanya mempunyai style atau pola tertentu dalam
penulisan skripsi. Secara umum bagian tengah skripsi meliputi :
1. PENDAHULUAN
Secara keseluruhan, isi pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan
yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi. Bagian
pendahuluan ini merupakan satu bab tersendiri yang umumnya terdiri dan
beberapa sub-bab berikut:
b. Identifikasi Masalah
Bagian ini merupakan pemaparan penulis mengenai berbagai masalah
yang ditemukan sebagaiman termaktub di dalam latar belakang masalah yang
11
d. Tujuan Penelitian.
Bagian ini merupakan pernyataan tentang hasil yang ingin diperoleh dari
kegiatan penelitian. Tujuan penelitian sebaiknya menggunakan kata kerja yang
hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti menjajaki, menguraikan,
menerangkan, menguji, membuktikan, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian
juga ditulis dalam butir-butir pernyataan yang paralel dengan butir-butir
rumusan masalah di atas, sehingga tujuan penelitian merupakan sasaran yang
ingin diperoleh melalui penelitian.
e. Manfaat Penelitian
Bagian ini mengemukakan pernyataan bahwa penelitian yang dilakukan
memiliki nilai guna, baik kegunaan akademis (pengembangan teori, penolakan,
atau pembuktian teori) maupun untuk kegunaan praktis.
g. Kerangka Teori
Dari penelusuran pustaka diturunkan teori-teori yang berhubungan
dengan masalah penelitian yang merupakan dasar untuk menyusun kerangka
12
atau konsep yang digunakan dalam penelitian. Bagian ini juga dapat dilengkapi
dengan mengemukakan kerangka berpikir atau konsep dan penelitian yang
dilakukan dengan cara menjelaskan keterkaitan antara variabel-variabel yang
diteliti. Jika diperlukan, bagian ini diakhiri dengan pengajuan hipotesis
penelitian.
Sama halnya dengan bagian metodologi, pada penelitian-penelitian
tertentu, bagian ini tidak jarang dijadikan sebagai bab tersendiri. Dalam hal ini,
semuanya diserahkan kepada penulis dalam bidang keilmuan masing-masing,
karena yang terpenting adalah substansi pembahasan tetap dikemukakan.
h. Metode Penelitian
Bagian ini menguraikan secara terperinci bagaimana dan melalui
pendekatan apa penelitian akan dilakukan. Kekeliruan dalam menentukan
metode penelitian akan berakibat kepada terganggunya validitas penelitian,
sehingga kebenaran hasil penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Penelitian untuk menghasilkan skripsi dapat berbentuk penelitian
lapangan, eksperimen dan pustaka. Teknik pengumpulan data juga dapat
dilakukan, baik melalui penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif.
Pada bagian ini juga dijelaskan bahwa secara umum, teknik penulisan
laporan hasil penelitian akan mengacu pada buku pedoman yang diterbitkan
fakultas atau program studi masing-masing. Dalam penelitian-penelitian tertentu
yang memerlukan uraian metodologi secara panjang lebar, tidak jarang
penjelasan tentang metodologi ini dijadikan sebagai bab tersendiri. Oleh
karenanya, pola yang dlkemukakan di sini tidak bersifat mutlak, dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
Isi metodologi penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian yang
dilakukan, terdiri dari: Studi kepustakaan, studi lapangan kualitatif, dan studi
lapangan kuantitatif.
i. Sistematika Penulisan
Bagian ini menjelaskan pembagian bab secara keseluruhan, disertai
uraian singkat tentang isi masing-masing bab tersebut. Sistematika penulisan
pada dasarnya adalah daftar isi yang diuraikan dalam bentuk narasi.
2. PEMBAHASAN
Dibandingkan dengan bagian-bagian lain, bagian pembahasan ini
merupakan bagian yang paling lentur (fleksibel), karena isinya berupa bab-bab
yang disesuaikan dengan bidang keilmuan masing-masing. Dapat dipastikan
bahwa model dan kebutuhan sistematika bab akan sangat bervariasi antara satu
bidang keilmuan dengan bidang keilmuan lainnya. Hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah penyajian data dalam setiap bab harus tetap mengacu
kepada rumusan awal desain penelitian. dan umumnya dimulai dari pembahasan
13
yang bersifat umum, sebelum kemudian masuk pada pembahasan yang sangat
spesifik, yang menjadi topik utama penelitian.
Untuk memperjelas dan mempersingkat uraian, pembahasan dalam
bagian ini dapat dilengkapi dengan tabel, gambar, grafik, ilustrasi, atau alat
bantu lainnya. Data yang terlalu ekstensif perlu dibuat ikhtisarnya dan diulas
dengan kata-kata, sementara data yang terlalu rumit sebaiknya ditempatkan
dalam lampiran, karena dapat menyulitkan pembaca. Nomor tabel dan gambar
harus disebut dalam teks dan diletakkan tidak jauh dari teks yang bersangkutan.
Hasil yang diperoleh ditafsirkan dengan memperhatikan dan menyesuaikannya
dengan masalah atau hipotesis yang diungkapkan dalam pendahuluan.
Perlu juga diperhatikan bahwa selama proses penulisan pembahasan,
penulis hendaknya membaca lagi hipotesis, rumusan, dan tujuan penelitian, agar
data yang diperoleh dapat ditempatkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
yang telah ditentukan.
3. PENUTUP
Pada bagian ini, ada dua hal yang perlu dikemukakan:
a. Kesimpulan.
Pada prinsipnya, kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah.
Dalam hal ini, penulis harus dapat mengemukakan uraian yang memberikan
gambaran tentang jawaban masalah yang diteliti. Kesimpulan ditarik dari
pembuktian atau dari uraian yang ditulis sebelumnya dan berkaitan erat dengan
pokok masalah (pertanyaan penelitian). Dengan demikian tidak dapat
dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab penguraian diambil
sebagai kesimpulan. Kesimpulan bukanlah merupakan ringkasan dari apa yang
telah ditulis terdahulu. lkhtisar dapat saja di1akukan, tetapi dengan tujuan untuk
mencapai hubungan antara sekelompok data dan pokok masalah agar sampai
kepada kesimpulan-kesimpulan tertentu. Bagian ini juga dapat memuat uraian
yang menunjukkan proses pemikiran untuk sampai kepada kesimpulan itu. Data
atau informasi baru tidak dapat dimasukkan dalam bab kesimpulan ini.
Sebagai bagian dari kesimpulan, penulis dapat juga mengemukakan
analisis mengapa hipotesis awal yang diajukan diterima atau ditolak, serta apa
kelemahan atau keterbatasan dan penelitian yang sudah dilakukan. Penjelasan
ini akan sangat berguna bagi penelitian penelitian lanjutan berikutnya.
1. Daftar Pustaka
Semua sumber kepustakaan, primer maupun sekunder, baik berupa
ensikiopedi, buku-buku, majalah, artikel, surat kabar, dan lain-lain, perlu
disusun dalam daftar tersendiri yang diletakkan pada akhir karangan.
Penyusunan daftar pustaka ini harus benar-benar mempertimbangkan
kemudahan pembaca dalam mencari sebuah sumber kepustakaan yang dirujuk
dalam pembahasan. Urutan pengarang disusun secara alfabetis, dengan
mengenyampingkan partikel “al” untuk nama-nama Arab.
Sumber-sumber kepustakaan yang menggunakan tulisan Arab,
seyogyanya dialihaksarakan, sehingga memudahkan pembacaan bagi yang tidak
mampu membaca dalam aksara aslinya. Ketentuan alih aksara mengacu pada
pedoman yang telah ditentukan.
Untuk skripsi berbahasa Arab, penyusunan daftar pustakanya dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok pustaka berbahasa Arab (al-
masâdir al‘arabiyyah) dan kelompok pustaka berbahasa non-Arab (al-masâdir
al-a‘jamiyyah). Pada masing-masing kelompok ini, nama pengarang tetap
disusun secara alfabetis, baik berdasarkan abjad Arab maupun huruf Latin.
2. Lampiran
Isi lampiran ialah hal-hal yang merupakan kelengkapan pembahasan,
tetapi tidak mempunyai kaitan yang terlalu langsung dengan masalah yang
dikemukakan, misalnya kopi halaman sebuah sumber primer (manuscript),
kuesioner, tanda bukti penelitian, hasil wawancara, table-tabel perhitungan,
foto-foto yang berkaitan dengan penelitian, dan lain-lain. Sistematika lampiran
disusun sesuai dengan urutan masalah yang dikemukakan dalam pembahasan.
15
C. Penulisan Kata
1. Penulisan kata mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.
2. Bilangan bernama, seperti Rp.50, pukul 12.00, tidak boleh dipenggal.
Sementara apabila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dan bukan
16
D. Sistem Penomoran
1. Nomor halaman bagian awal pada skripsi, makalah atau skripsi yang
menggunakan huruf Latin, berupa angka Romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv, dan
seterusnya, dimulai dan halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah
bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada skripsi yang
menggunakan huruf Arab, angka Romawi kecil diganti dengan abjad Arab,
seperti ( ج، ب، )اdan seterusnya.
2. Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan
seterusnya, nomor halamannya berupa angka Arab (1,2,3), ditulis pada sudut
kanan atas untuk skripsi, makalah atau skripsi yang menggunakan huruf
Latin, dan sudut kiri atas untuk skripsi yang menggunakan huruf Arab,
17
G. Kutipan Langsung Ayat Alquran dan Hadis atau Kitab Suci Lain
Dalam pengutipan secara utuh ayat Alquran, Hadis atau ayat-ayat dari
Kitab Suci lain, maka kutipan itu ditulis terlebih dahulu dalam bahasa aslinya
(jika memungkinkan), dan dicantumkan terjemahannya dengan tanda kutip
ganda (“) pada awal dan akhir kutipan serta ditulis menjorok (tabbing) dalam 1
(satu) spasi. Contoh penulisannya adalah:
Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa puasa merupakan kewajiban
bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan dalam
Sürah al-Baqarah [2]: 183 berikut:
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
“Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS.Al-Baqarah [2]:183)
7. Buku atau Kumpulan tulisan yang dicetak lebih dari 1 (satu) kali
a. William R. Shepherd, Historical Atlas. 8 th ed. (New York: Bames & Noble.
1956), 62-71
b. Shepherd, Historical Atlas, 69.
c. ،)1967 ، مكتبة النهضة المصرية: (القاهرة2 ط، األسس النفسية للتعليم الثانوي،أحمد زكى صالح
21
d. 22 ، األسس النفسية للتعليم الثانوي،صالح
8. Buku atau kumpulan tulisan yang cetakan selanjutnya bukan dari penerbit edisi
awal
a. Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia (Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga Press. 1985; reprint. Bandung: Mizan, 1993), 9
b. Ali, Ilmu Perbandingan Agama, 19-26
c. أعيد طبعه بمكتبة،1967، مكتبة النهضة المصرية: التعلم أسسه ونظريته (القاهرة،أحمد زكي صالح
األنجلو
45 ) 2002 ،المصرية
d. 55، التعلم أسسه ونظريته،أحمد زكي صالح
c. الكتاب،" أسس الكتاب المدرسي" فى أبو الفتوح رضوان وآخرون،مجمد عبد الهادي عفيفي
المدرسي فلسفته
234 ،)1962 ، مكتبة األنجلو المصرية: (القاهرة،وتاريخه وأسسه
d. 255 ،"" أسس الكتاب المدرسي،مجمد عبد الهادي عفيفي
14.Wawancara pribadi
a. Wawancara pribadi dengan Komaruddin Hidayat, Jakarta 16 Juli 2004
b. Wawancara pribadi dengan Komaruddin Hidayat
c. .2004 يوليو19 جاكرتا،حوار شخصي مع قمرالدين هداية
d. ،حوار شخصي مع قمرالدين هداية
20.Ulasan buku
a. Ismatu ropi, "Kisah Adam Dalam Literatur Muslim Indonesia". Studia
Islamika 6. No 2 (1999),123-136, review buku Karel A. Steenbrink, Adam
Redivavus: Muslim Elaborations of the Adam Saga with Special Reference to
the Indonesia Literary Tradition (utrecht: meinema zoetemeer, 1998), 56.
b. Ropi. Kisah adam dalam literatur, 135
c. .2003 سبتمبر،4 العدد، جامعة األزهر،على جمعة "اإلسالم والحرية الدينية" دورية كلية الدعوة
عرض،78
.2003 ، مكتبة النهضة: القاهرة، األديان والديموقراطية،كتاب عبد الصبور شاهين
d . 78 "على جمعة "اإلسالم والحرية الدينية
7. Buku atau Kumpulan tulisan yang dicetak lebih dari satu kali
a. Shepherd, William R., Historical Atlas. 8 th ed. New York: Bames
& Noble. 1956
b. . 1967 ، مكتبة النهضة المصرية: القاهرة،2 ط، أسسه ونظرياته، التعلم،أحمد زكي صالح
8. Buku atau kumpulan tulisan yang cetakan selanjutnya bukan dari penerbit
edisi awal
a. Ali, Mukti. Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia. Yogyakarta:
IAIN Sunan Kalijaga Press. 1985; reprint. Bandung: Mizan, 1993
b. ،1967 ، مكتبة النهضة المصرية: القاهرة، أسسه ونظرياته، التعلم،أحمد زكي صالح
.2002 ،أعيد طبعه بمكتبة األنجلو المصرية
1. Konsonan.
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam system tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transkripsi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dengan
huruf dan tanda sekaligus. Berikut daftar huruf Arab dan transliterasi dengan
huruf latin. dengan mengacu kepada translitersi Arab – Latin ALA-LC
ROMANIZATION TABLES1
Transliterasi2
1
SPS UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Bahasa Indonesia, Transliterasi, dan Pembuatan
Notes dalam Karya Ilmiyah, (Jakarta, SPS UIN Syahid: 2011), 1-10
2
Table of the system of transliteration of Arabic words and names used by the Institute of Islamic
Studies, McGill University. 08 Juni 2001.
29
Perlu diketahui bahwa dalam penulisan arab tidak ada lambang c, g, ny, ng,
jika dibutuhan maka penulis menambahkan untuk huruf – huruf tersebut;
چ jim titik tiga C Ce
ڬ kaf titik satu G Ge
ڠ ghain titik tiga NG En Ge
ڽ nun titik tiga NY En Ye
Berikut disajikan penulisan huruf hijaiyyah dan lambangnya
3. Alif ( )اwawu ()و, dan ya ( )يketika digunakan sebagai wadah untuk hamzah
( )ءmaka tidak dapat dilambangkan.
4. Alif waslah dan mad tidak dilambangkan.
5. Alif ( )اdan wawu ( )وyang digunakan sebagai tanda ortografi, juga tidak
dilambangkan. Contoh:
Fa’alu : فعلوا
Ula`ika : أولئك
‘ilman wa amalan : علما وعمال
7. Huruf pada akhir kata akan muncul pada beberapa kasus tertentu
a. Sebagai alif maqsurah dengan vocal a ( )ـىyang ditempatkan pada
posisi alif yang dilambangkan dengan â, contoh:
h}attâ : حتى
kubrâ : كبرى
Yah}yâ : يحيى
Mus}t}afâ : مصطفى
32
b. Sebagai ( )ــّىdengan vocal i, dari kata benda atau sifat yang berasal
dari fa'il, hal ini akan dilambangkan dengan î, bukan îy, contoh:
Rad}î al-Dîn : رضي الدين
Al-Rad}î : الرضي
c. Sebagai sifat dari nisbat ( )ــّىdengan vocal i, dilambangkan dengan î,
bukan îy, contoh:
Al-Makkî : المكي
Al-Madanî : المدني
8. Ta Marbut}ah ()ة
a. Jika kata benda atau sifat yang diakhiri ( )ةberarti ia tidak tertentu, atau
jika diawali artikel tertentu, maka ( )ةdilambangkan dengan h.
s}alâh: : صالة
Al-Risâlah al-bahiyah : الرسالة البهية
Mir `âh : مرآة
Urjûzah fî al-t}ibb : أرجوزة فى الطب
b. Jika kata diakhiri ( )ةdalam susunan id}afat maka dilambangkan
dengan t.
Wizarat al-Tarbiyah : وزارة التربية
Mir`ât al-zamâan : مرآة الزمان
c. Jika kata diakhiri dengan ( )ةsebagai keterangan, dan ( )ةberharakat
tanwin dibaca tan, maka dilambangkan dengan tan.
Faj`atan : فجأة
Khamsatan : خمسة
9. Hamzah ()ء
a. Jika berada pada posisi awal kata, atau mengikuti awalan kata
depan, atau kata penghubung/sambung atau mengikuti kata sandang
tertentu, Hamzah ( )ءtidak dilambangkan, jika berada di tengah atau
akhir, Hamzah ( )ءdilambangkan sebagai ` (alif), contoh:
Asad : أسـد
Uns : أنس
Idhâ : إذا
Mas`alah : مسألة
Dâ`im : دائم
Mala`a : مأل
Khat}i`a : خطئ
b. Hamzah ( )ءwasal tidak dilambangkan. Jika Hamzah ( )ءwasal
bersambung dengan ( )الmaka ia dilambangkan a. Jika sebuah kata
diawali dengan Hamzah ( )ءwasal, maka Hamzah ( )ءdilambangkan
dengan i, contoh:
Rihlat Ibn Jubayr :رحلة ابن جبير
Al-istidrâk :االستدراك
33
10. Akhir kata kerja infleksi tetap dilambangkan, kecuali jika waqf
Man waliya Mis}r : من ولي مصر
Ma'rifat mâ yajibu lahum : معرفة ما يجب لهم
S}allâ Allâh 'alayhi wa salam : صلى هللا عليه وسلم
Al-lu`lu al-maknûn fî h}ukm : اللؤلو المكنون فى حكم
Al-akhbâr 'ammâ sayakûn : األخبار عما سيكون
Anna : أن
Annahu : أنه
Bayna yadayhi : بين يديه
b. Kata depan, kata penghubung, dan awalan lain yang tak terpisah
(muttas}il), maka dihubungkan dengan dengan tanda penghubung
(-) :
Bi-hî :به
Wa- ma'ahu :ومعه
Lâ-silkî : ال سلكى
16.Tanda garis makron atau aksen akut digunakan untuk menunjukkan vocal
panjang termasuk bahasa arab yang berakhiran huruf illat (mu'tal akhîr).
35
Tanda garis makron atau aksen akut ini tetap digunakan sekalipun pada
tulisan vocal panjang yang dipendekkan dalam pengucapan sebelum
hamzat al was}l, contoh:
Ibrâhîm : ابرهيم- ابراهيم
Dâ`ûd : دؤود داود
Abû al-H}asan : أبو الحسن
Dhâlika : ذلك
'ala al-'ayn : على العين
17.sebagaimana yang terjadi pada perlambangan dari bahasa lain, kata asing
yang terjadi dalam kontek bahasa dan tulisan arab, maka perlambangan
mengikuti aturan romanisasi arab, contoh:
Jârmânûs ( Germanos atau Germanus) : جارمانوس
Lûrd Ghrânfîl (bukan Lord Granville) : لورد غرانفيل
Îsâghûjî (bukan Isagoge) : إيساغوجي
Allâh : هللا
Billâh : باهلل
Lillâh : هلل
Bismillâh : بسم هللا
Al-Mustansir billâh : المستنصر باهلل
21.Romanisasi kata ()مائـــة, kata ini termasuk kata yang ganjil dan
diromanisasikan dengan mi`ah.
36