Anda di halaman 1dari 36

METODOLOGI PENULISAN KARYA ILMIYAH

By:
HELMI YUSUF, MA.

I. KETENTUAN UMUM
Skripsi adalah bagian akhir dari tugas seorang mahasiswa yang akan
menyelesaikan perkuliahannya. Penulisan skripsi harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1. Penyusunan skripsi bisa dilaksanakan setelah dinyatakan lulus ujian
proposal, ditandai dengan surat keputusan bimbingan skripsi.
2. Penyusunan skripsi dilakukan selama enam bulan terhitung sejak
dikeluarkannya surat keputusan bimbingan skripsi.
3. Skripsi yang telah melewati batas waktu enam bulan sesuai surat keputusan
bimbingan skripsi dinyatakan batal dan mahasiswa yang bersangkutan
berhak mengajukan permohonan surat keputusan bimbingan skripsi yang
baru atau mengajukan proposal baru untuk diujikan kembali dengan
memenuhi syarat-syarat administrasi keuangan fakultas.
4. Apabila setelah diujikan terbukti bahwa skripsi terjadi tindakan plagiat,
maka Ketua Prodi berhak membatalkan sidang dan memberikan sanksi atas
tindakan tersebut.
5. Jenis penelitian yang disusun dapat berbentuk :
a. Studi kepustakaan.
b. Studi lapangan dengan pendekatan kualitatif.
c. Studi lapangan dengan pendekatan kuantitaif (terkhusus untuk
mahasiswa ekonomi syariah).
6. Skripsi haruslah karya sendiri, bukan jiplakan atau plagiat. Skripsi jiplakan
atau plagiat berakibat pada pembatalan nilai, dikeluarkan dari Perguruan
Tinggi dan pencabutan gelar.

7. Bentuk plagiat antara lain:


a. Karya orang lain diakui sebagai karya pribadi,
b. Mengutip kalimat atau ide orang lain tanpa keterangan sumber
c. Memberikan informasi yang salah tentang sumber yang dikutip
d. Mengutip ide orang lain dengan menggunakan struktur kalimat yang
sama meskipun dengan redaksi yang berbeda tanpa memberikan
keterangan sumber.
e. Mengutip ide karya diri sendiri dengan menggünakan struktur kalimat
yang sama meskipun dengan redaksi yang berbeda tanpa memberikan
keterangan sumber (self plagiarism)
2

f. Mengutip terlalu banyak kalimat dan ide dari suatu sumber meskipun
memberikan keterangan sumber yang digunakan.

8. Jenis huruf latin untuk penulisan teks adalah Times New Roman ukuran
12 dan ukuran 10 untuk catatan kaki.
9. Jenis huruf arab untuk penulisan teks adalah Arabic Transparent atau
Traditional Arabic ukuran 16 untuk teks dan ukuran 12 untuk catatan
kaki.
10.Jarak baris dalam teks 1,5 spasi, dan dalam catatan kaki 1 spasi. Tidak
diperbolehkan ada jarak antar paragraf dan antar nomor catatan kaki.
11.Skripsi minimal 60 halaman dengan ketentuan; BAB I 10%, BAB II dan
BAB III 50%, BAB IV 35%, BAB V 5%. Tidak termasuk halaman
bagian awal skripsi, daftar pustaka, dan lampiran.
12.Analisis pembahasan tidak boleh terpisah dari deskripsi data melainkan
harus inheren dan integrasi.
13.Wajib menggunakan sumber bahan/literatur terbaik dan paling otoritatif
minimal berbahasa Indonesia, Arab, dan Inggris.
14.Kutipan ayat al-Qur’an dan hadist harus merujuk ke sumber primer (buku
tafsir dan hadist).
15.Rata-rata setiap halaman wajib didukung minimal tiga referensi.
16.Jangan melakukan cut/copy and paste (potong dan tempel/kliping).
17.Penunjukan sumber wajib menggunakan catatan kaki (footnote) bukan
bodynote atau endnote.
18.Tidak diperbolehkan menggunakan ibid, op.cit atau loc.cit melainkan
harus ditulis informasi nama pengarang dan judul secara singkat, tepat,
jelas, dan konsisten.
19.Transliterasi wajib digunakan secara konsisten dengan berpedoman
kepada pedoman transliterasi Library of Congress.
20.Kesalahan sepele (stupid mistakes) dalam penulisan skripsi misalnya
kesalahan ejaan, kesalahan nama orang, kesalahan nama tempat,
kesalahan judul buku, kesalahan transliterasi, dan sejenisnya dapat
berakibat pada pembatalan rencana ujian, pembatalan ujian dan atau
pemberian nilai suatu ujian atau mata kuliah.
21.Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus wajib menyerahkan copy
skripsinya ke fakultas berukuran A5.
3

II.PENYUSUNAN PROPOSAL

Proposal penulisan skripsi sekurang-kurangnya berisi hal-hal berikut:


1. Judul
Judul skripsi hendaknya singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas memberi
gambaran mengenai penelitian yang diusulkan. Harus dipertimbangkan juga
agar judul bisa dijangkau, baik dalam segi substansi, penelitian, dana, dan
waktu.
2. Latar Belakang Masalah
Dalam Latar Belakang Masalah, perlu dijelaskan tentang pentingnya
judul yang akan diteliti baik dan segi historis, ekonomi, politis, pendidikan,
hukum, dakwah, maupun lainnya. Sehubungan dengan hal itu maka penulis
perlu menyajikan referensi yang relevan berdasarkan studi pendahuluan untuk
memperkuat alasan pemilihan judul dan pokok permasalahan sehingga latar
belakang masalah merupakan kegelisahan akademik penulis.
Pada alinea akhir di latar belakang masalah perlu ada penegasan dari
penulis bahwa penelitian yang akan dilakukan memang laik berdasarkan
beberapa alasan yang telah dikemukakan. Latar belakang masalah sebaiknya
juga mengangkat argumen, hipotesis, teori penulis tentang subyek yang dibahas,
yang bisa menjadi kerangka kerjanya.
3. Permasalahan
Dalam menguraikan tentang permasalahan ini perlu dijelaskan hal-hal
berikut:

a. Identifikasi Masalah
Dalam konteks ini penting dijelaskan berbagai kemungkinan
permasalahan yang muncul dari judul (dengan meninjaunya dari berbagai
perspektif), sehingga diketahui bahwa judul yang akan dibahas banyak
permasalahan yang bisa muncul karena berbagai tinjauan. Permasalahan dapat
juga ditemukan antara lain apabila:
1) Suatu teori berlawanan/tidak sesuai dengan teori lainnya,
2) Suatu kenyataan berlawanan atau tidak sesuai dengan teori atau sebaliknya,
3) Suatu kenyataan berlawanan atau tidak sesuai dengan kebijakan atau
sebaliknya,
4) Suatu kebijakan berlawanan atau tidak sesuai dengan kebijakan lain,
5) Empirik berlawanan atau tidak sesuai dengan normatif atau sebaliknya.

b. Pembatasan Masalah
Penelitian yang akan dilakukan hendaknya tidak membahas semua
kemungkinan masalah yang muncul atau yang ditemukan dalam identifikasi.
Oleh sebab itu perlu dipilih permasalahan yang paling mungkin, urgen, dan atau
laik. Masalah yang akan diteliti dapat dibatasi dari segi waktu (periodisasi),
4

ruang (lokasi geografis), obyek, tema atau lainnya. Permasalahan tersebut boleh
jadi sudah pernah dibahas, tetapi berdasarkan suatu alasan, peneliti perlu
menguji kembali kebenaran atau memperkuat atau membantah atau
meruntuhkan hasil penelitian yang telah ada. Pemilihan terhadap masalah ini
perlu diberikan alasan yang cukup rasional dan lengkap dengan menyajikan data
pendukung.

c. Perumusan Masalah
Setelah permasalahan dibatasi, peneliti harus merumuskan lebih konkret
permasalahan yang hendak dijawab pada kesimpulan penelitian. Dengan kata
lain, rumusan masalah merupakan operasionalisasi dari pembatasan masalah.
Rumusan konkret permasalahan yang akan dijawab ini dicantumkan dalam
perumusan masalah. Masalah dapat dirumuskan dengan kalimat tanya atau
pernyataan.
4. Penelitian Terdahulu yang Relevan (Kajian Pustaka)
Penelitian Terdahulu yang Relevan dimaksud adalah penelitian pustaka
dan sumber-sumber lain yang terkait dalam penelitian. Sebuah penelitian yang
akan dilaksanakan harus melihat kepada penelitian terdahulu yang relevan.
Untuk itu peneliti harus memperhatikan pustaka terbaru, relevan dan asli dari
jurnal ilmiah atau hasil penelitian lain. Penelitian terdahulu yang relevan
dipahami sama dengan tinjauan pustaka, telaah kepustakaan atau kajian pustaka
atau istilah lain yang sama maksudnya. Karena itu, penulis hendaknya
menguraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian terdahulu yang relevan menguraikan teori, temuan, dan bahan
penelitian lain yang diperoleh dan acuan, yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian yang diusulkan, sehingga jelas distingsi studi yang akan
dilakukan. Uraian dalam penelitian terdahulu yang relevan diarahkan untuk
menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.

5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat dibagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dirumuskan berdasarkan permasalahan umum yang telah
ditetapkan. Adapun tujuan khusus dirumuskan berdasarkan rumusan yang lebih
spesifik dari perumusan masalah penelitian yang ditetapkan. Dalam
perumusannya, penyusun proposal tidak harus menyebutkan secara eksplisit
kedua tujuan dimaksud. Kata-kata operasional yang dapat digunakan dalam
perumusan tujuan penelitian adalah “mengetahui, menjelaskan, mengelaborasi,
mengungkap, membuktikan, mencari hubungan atau perbedaan antara
membangun atau merumuskan konsep, menilai, dan sebagainya.
5

6. Manfaat dan Signifikansi Penelitian


Penyusun proposal dapat menjelaskan manfaat dan signifikansi yang akan
diteliti dari segi teoritis maupun praktisnya. Manfaat atau signifikansi terkait
erat dengan produk atau hasil penelitian yang dicapai dan atau pihak-pihak yang
akan memanfaatkannya (mahasiswa, universitas/institusi, pemerintah, pimpinan
suatu lembaga, peneliti, dan pembaca). Kata-kata operasional yang dapat
digunakan untuk merumuskan manfaat atau signifikansi penelitian adalah:
“memberikan, menambah khazanah ilmiah, menyumbangkan, memudahkan,
mengembangkan, meningkatkan, mengaplikasikan, menjadi sumber inspirasi,
menjadi bahan kajian atau pemikiran lebih lanjut, mengambil kebijakan” dan
sebagainya.
7. Metodologi Penelitian
Dalam konteks ini dijelaskan secara rinci langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam melakukan penelitian untuk menjawab permasalahan yang
ditetapkan, sejak dari penentuan jenis penelitian, sumber data yang dijadikan
pokok penelitian (primer dan sekunder), pendekatan, definisi operasional (jika
perlu) penentuan populasi, sampel dan teknik sampling (jika perlu), instrumen
dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, analisis data kualitatif
dan/atau kuantitatif (jika perlu ada uji hipotesis), sampai pada penyajian hasil
penelitian dan keterbatasan penelitian.
8. Sistematika Penulisan
Di bagian ini dicantumkan rancangan sistematika penulisan yang berisi
logika pembaban dan berisi nama judul bab dan sub bab. Pembaban ini akan
tergambar logika penulis dalam menjawab permasalahan yang akan dijawab.
Secara umum, pengaturan bab dapat ditentukan sebagai berikut:
Bab I berisi Pendahuluan,
Bab II berisi kerangka teori yang berisi perdebatan akademik sesuai dengan
tema skripsi.
Bab III dan IV berisi uraian inti yang terdiri atas argumentasi, indikator, dan
bukti dan kesimpulan yang dibangun.
Bab V berisi kesimpulan dan implikasi penelitian.
9. Daftar Pustaka
Di dalam bagian ini dicantumkan referensi, literatur, unduhan dari
internet yang sudah dijadikan sumber dalam penyusunan proposal dan dapat
ditambahkan dengan bacaan lain yang diperkirakan relevan dengan bahan
penulisan skripsi yang akan dilakukan
10. Daftar Isi (Out Line)
Penulis wajib mencantumkan daftar isi (out line) secara lengkap proposal
yang dibuat.
11. Teori-teori Pendukung
Berisikan teori-teori yang berkenaan variabel-variabel dalam penelitian
kuantitatif.
6

III. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI


Yang dimaksud dengan sistematika penulisan ini adalah susunan skripsi
dalam bentuk laporan hasil penelitian yang merupakan skripsi. Sebagai sebuah
skripsi, penulisan skripsi harus mengacu kepada ketentuan-ketentuan penulisan
ilmiah. Misalnya, antara lain, penggunaan bahasa baku, efisien, dan tidak
ambigu; menuliskan rujukan untuk setiap kutipan, serta merupakan laporan
yang utuh dan berkesinambungan antara judul, permasalahan, teori, metode
penelitian, pengolahan data, kesimpulan, diskusi, dan saran yang diberikan.
Dengan demikian, skripsi akan menjadi kesatuan karangan ilmiah yang tersusun
secara sistematik dan logis.
Bagian ini disebut sebagai sistematika umum, karena pada dasarnya apa
yang dikemukakan dalam bagian ini merupakan ketentuan umum yang
berkaitan dengan sistematika penulisan skripsi tersebut. Pada bagian-bagian
tertentu, kebutuhan sistematika penulisan tersebut berbeda-beda antara satu
bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya, dan oleh karenanya diserahkan
sepenuhnya kepada kebutuhan masing-masing. Daftar rincian dan urutan skripsi
ilmiah secara umum adalah :

BAGIAN AWAL a. Lembar sampul


b. Lembar judul
c. Lembar pernyataan
d. Lembar persetujuan pembimbing
e. Lembar pengesahan
f. Pedoman transliterasi (jika
diperlukan)
g. Abstrak
h. Kata pengantar
i. Daftar isi
j. Daftar table (jika diperlukan)
k. Daftar gambar (jika diperlukan)
l. Daftar lampiran (jika diperlukan)
m. Daftar istilah (jika diperlukan)
BAGIAN INTI a. Pendahuluan (BAB I)
b. Pembahasan (BAB II,III,IV)
c. Penutup (BAB V-Kesimpulan
/saran)
BAGIAN AKHIR a. Daftar pustaka
b. Lampiran-lampiran (jika
diperlukan)
7

Adapun penjelasan atas masing-masing bagian tersebut adalah:

A. Bagian Awal
Secara keseluruhan, bagian awal ini diberi nomor angka Romawi (huruf
kecil) sebagai penanda halaman, meskipun angkanya hanya dicantumkan pada
halaman yang terdiri dari dua lembar atau lebih. Hanya saja, pada lembar
sampul, judul, pernyataan, persetujuan dan pengesahan, nomor halaman tidak
dimunculkan.
1. Lembar Sampul
Lembar sampul terdiri dari dua bagian, sampul luar dan sampul dalam.
Sampul luar berbentuk hard cover dengan warna kertas yang sesuai dengan
warna bendera fakultas masing-masing. Adapun lembar sampul dalam (lembar
judul), berisi teks yang sama dengan apa yang tertera pada sampul luar, tetapi
ditulis di atas kertas biasa. Teks lembar sampul luar dan sampul dalam tersebut
terdiri dari (letak sesuai urutan):
a. Judul skripsi
b. Kategori karya dan keterangan tujuan penulisan
c. Logo Institut PTIQ Jakarta
d. Nama penulis
e. Nomor induk mahasiswa
f. Nama Program Studi, Fakultas, dan Institut PTIQ.
g. Tahun penyelesaian skripsi (Masehi dan Hijrah).

Huruf yang digunakan untuk bagian lembar sampul ini adalah Times New
Roman, dengan ukuran yang dianjurkan adalah 16 untuk judul, 14 untuk nama
penulis, nomor induk mahasiswa, nama Program Studi, Fakultas, Universitas
dan tahun penyelesaian skripsi, serta ukuran 12 untuk bagian “keterangan tujuan
penulisan”. Semua teks tersebut disusun secara simetris tengah (center).
Judul skripsi, harus menarik, positif, singkat, spesifik, tetapi cukup jelas
untuk menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul
hendaknya menghindari kata-kata klise seperti penelitian pendahuluan, studi
penelaahan, studi perbandingan, penelitian empiris, dan kata kerja pada awal
judul. Lembar sampul dilengkapi dengan teks punggung, yang berisi: nama
penulis, nomor mahasiswa; judul karya; singkatan nama fakultas dan
universitas, dan tahun ujian.

2. Lembar Judul
Komponen teks pada bagian lembar judul ini sama persis dengan
komponen teks pada lembar sampul; yang membedakannya hanya jenis
8

kertasnya. Lembar judul dihitung sebagai halaman Romawi pertama dan bagian
awal karya, dengan nomor “i”, meski nomor halaman tidak perlu dimunculkan.
3. Lembar Pernyataan (Keaslian Karya)
Lembar ini berisi pernyataan dari penulis tentang keaslian karyanya, dan
kesiapan untuk memberikan pertanggungjawaban jika ditemukan unsur
penjiplakan. Lembar peryataan dibubuhi tanda tangan penulis. Kata “Lembar
Pernyataan” ditulis tebal (bold) dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah,
dengan 3 (tiga) ketukan ké bawah.

4. Lembar Persetujuan Pembimbing


Lembar persetujuan pembimbing merupakan bukti bahwa pembimbing
sudah mengetahui dan dapat menyetujui isi karya penulis. Teks lembar ini
terdiri dari judul karya, keterangan, nama penulis, nomor induk mahasiswa, dan
dibubuhi tanda tangan pembimbing. Lembar persetujuan pembimbing
merupakan prasyarat agar sebuah skripsi dapat diujikan.
5. Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan merupakan pernyataan bahwa skripsi sudah diujikan
di depan sidang penguji, dan sudah diperbaiki sesuai dengan masukan dan saran
anggota penguji. Oleh karenanya, selain mencantumkan tanggal berlangsungnya
ujian, lembar pengesahan ini juga dibubuhi tanda tangan tim penguji dan semua
anggota panitia ujian lainnya. Dengan ditandatanganinya lembar pengesahan ini
berarti tim penguji dan anggota panitia ujian telah mengetahui dan menyetujui
versi akhir sebuah skripsi.
Lembar pengesahan ini merupakan prasyarat agar ijazah dan transkrip
nilai yang asli dapat diberikan kepada penulis. Kata “Pengesahan Ujian” ditulis
tebal dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah, dengan tiga ketukan ke
bawah.

6. Lembar Pedoman Transliterasi


Pada skripsi yang ditulis dalam bahasa Indonesia, alih aksara
(transliterasi) merupakan hal penting yang harus dilakukan secara konsisten.
Karenanya, lembar ini berisi daftar padanan aksara Arab dalam aksara Latin,
sesuai pedoman yang ditentukan perguruan tinggi yang bersangkutan

7. Abstrak
Abstrak merupakan ulasan singkat berisi tentang mengapa dan bagaimana
sebuah penelitian dilakukan, serta apa hasil atau temuan terpenting sebagai
kesimpulan penelitian tersebut. Abstrak berkisar antara 200 hingga 450 kata,
diketik satu spasi.
Abstrak diperlukan agar pembaca mengetahui dengan cepat garis besar
atau intisari isi sebuah skripsi. Penyajian abstrak harus informatif dan faktual.
Karena itu, temuan dan keterangan lain yang bersifat baru bagi ilmu
9

pengetahuan harus ditonjolkan. Abstrak hanya memuat teks, tidak perlu ada
acuan pustaka, gambar, dan tabel.
Kata “Abstrak” ditulis tebal dengan huruf kapital serta diletakkan di
tengah, dengan 3 (tiga) ketukan kebawah. Nama lengkap penulis diketik dengan
huruf kapital dua spasi di bawah judul dan dimulai dari sisi kiri, kemudian
disusul judul penelitian. Huruf pertama setiap kata pada judul diketik dengan
huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung.
Komponen Abstrak terdiri dari :
a. Paragraf pertama; nama penulis, judul skripsi, program studi, fakultas,
institut, tahun. Tanpa ada aliniea.
b. Paragraf kedua; berisi tentang permasalah yang dibahas dalam
penelitian.
c. Paragraf ketiga; berisi tentang metode penelitian yang digunakan.
d. Paragraf keempat; berisi tentang hasil penelitian dan rekomendasi atau
saran yang diajukan.

8. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi. Ucapan terima kasih
disampaikan secara wajar, tidak berlebihan, tidak terlalu merendahkan diri, dan
tidak perlu ada ucapan permintaan maaf atas segala kekurangan yang terdapat di
dalam skripsi, karena skripsi tersebut merupakan karangan ilmiah yang bersifat
obyektif. Kata “Kata Pengantar” ditulis tebal dengan huruf kapital serta
diletakkan di tengah, dengan 3 (tiga) ketukan ke bawah

9. Daftar Isi
Daftar isi memuat judul-judul dan sub-judul isi skripsi. Adapun semua
lembar yang terletak sebelum kata pengantar tidak perlu dicantumkan dalam
daftar isi.
Cara penulisan judul-judul dan sub-judul itu ialah; kata “BAB” ditulis
dengan huruf kapital di tepi sebelah kiri, kemudian diikuti nomor dan judul bab.
Selanjutnya, di bawah judul bab dicantumkan nomor dan judul-judul sub-bab.
Nomor halaman yang menunjukkan letak masing-masing bagian dicantumkan
di sebelah kanan dihubungkan melalui titik-titik secukupnya. Kata “Daftar Isi”
ditulis tebal dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah, dengan 3 (tiga)
ketukan ke bawah.

10. Daftar Tabel


Kalau dalam sebuah skripsi atau skripsi terdapat lebih dari lima buah
tabel, perlu dibuatkan daftar tabel tersendiri beserta nomor tabel dan nomor
halamannya. Kata-kata “Daftar Tabel” ditulis tebal dengan huruf kapital serta
diletakkan di tengah bagian atas, dengan 3 (tiga) ketukan ke bawah. Selanjutnya
10

judul-judul tabel tersebut dicantumkan secara berurutan, masing-masing diikuti


nomor halaman yang memuatnya.

11. Daftar Gambar (Ilustrasi)


Kalau dalam sebuah skripsi terdapat lebih dari lima buah ilustrasi seperti
diagram, grafik, gambar, dan sebagainya, diperlukan daftar ilustrasi tersendiri.
Cara penyusunannya sama dengan tabel. Kata-kata “Daftar Ilustrasi” ditulis
tebal dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah, dengan 3 (tiga) ketukan ke
bawah.

12. Daftar Istilah


Dalam beberapa bidang keilmuan tertentu, tidak tertutup kemungkinan
adanya istilah-istilah teknis yang hanya diketahui kalangan tertentu yang akrab
dengan bidang keilmuan tersebut. Mengingat hasil sebuah penelitian diharapkan
dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh kalangan yang lebih luas, maka diperlukan
sebuah daftar istilah yang berisi definisi dan penjelasan atas beberapa istilah
teknis tersebut. Kata-kata “Daftar Istilah” ditulis tebal dengan huruf kapital serta
diletakkan di tengah, dengan tiga ketukan ke bawah.

B. Bagian Inti
Tiap perguruan tinggi biasanya mempunyai style atau pola tertentu dalam
penulisan skripsi. Secara umum bagian tengah skripsi meliputi :

1. PENDAHULUAN
Secara keseluruhan, isi pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan
yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi. Bagian
pendahuluan ini merupakan satu bab tersendiri yang umumnya terdiri dan
beberapa sub-bab berikut:

a. Latar Belakang Masalah


Bagian ini mengemukakan alasan mengapa penelitian atas topik yang
diajukan penting dilakukan. Alasan yang ditulis secara naratif tersebut harus
diungkapkan secara meyakinkan, sehingga penelitian yang akan dilakukan
benar-benar dapat dirasakan sebagai sesuatu yang sangat penting. Dengan
demikian peneliti harus menguraikan sebuah pembahasan yang dapat
mengantarkan pembaca pada alasan mengapa permasalahan yang diteliti
tersebut perlu diteliti. Uraian pada bagian ini ditutup dengan penjelasan dan
identifikasi masalah yang akan diteliti serta pendekatan apa yang akan
digunakan dalam penelitian.

b. Identifikasi Masalah
Bagian ini merupakan pemaparan penulis mengenai berbagai masalah
yang ditemukan sebagaiman termaktub di dalam latar belakang masalah yang
11

dikemukakan. Identifikasi masalah ditulis secara nomerik dalam bentuk


pernyataan dengan jumlah minimal enam masalah yang teridentifikasi.

c. Batasan dan Rumusan Masalah


Bagian ini diawali dengan batasan masalah apa saja, dari keseluruhan
masalah yang sudah diidentifikasi di bagian latar belakang, yang akan menjadi
fokus perhatian penelitian. Batasan masalah ini kemudian diikuti dengan
rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (research
questions), mulai dari yang bersifat umum sampai yang paling spesifik.

d. Tujuan Penelitian.
Bagian ini merupakan pernyataan tentang hasil yang ingin diperoleh dari
kegiatan penelitian. Tujuan penelitian sebaiknya menggunakan kata kerja yang
hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti menjajaki, menguraikan,
menerangkan, menguji, membuktikan, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian
juga ditulis dalam butir-butir pernyataan yang paralel dengan butir-butir
rumusan masalah di atas, sehingga tujuan penelitian merupakan sasaran yang
ingin diperoleh melalui penelitian.

e. Manfaat Penelitian
Bagian ini mengemukakan pernyataan bahwa penelitian yang dilakukan
memiliki nilai guna, baik kegunaan akademis (pengembangan teori, penolakan,
atau pembuktian teori) maupun untuk kegunaan praktis.

f. Tinjauan Pustaka (penelitian terdahulu yang relevan)


Tinjauan pustaka minimal empat sumber penelitian berupa buku dan
skripsi. Bagian ini memuat tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan
dengan topik pembahasan, atau bahkan yang memberikan inspirasi dan
mendasari dilakukannya penelitian. Pustaka yang diulas hendaknya mencakup
pustaka terbaru, dan juga pustaka terbitan lama, yang relevan dengan bidang
yang diteliti. Dalam hal ini, pustaka primer atau sumber pertama harus
diprioritaskan.
Dalam bagian ini juga dikemukakan hubungan antara penelitian-
penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir sangat membantu untuk
mengetahui dengan jelas status penelitian dalam bidang tertentu. Kumpulan
pustaka yang memadai akan meningkatkan kepercayaan diri penulis sewaktu
memilih metode penelitian, melaksanakan penelitian, dan menyusun
argumentasi dalam pembahasan.

g. Kerangka Teori
Dari penelusuran pustaka diturunkan teori-teori yang berhubungan
dengan masalah penelitian yang merupakan dasar untuk menyusun kerangka
12

atau konsep yang digunakan dalam penelitian. Bagian ini juga dapat dilengkapi
dengan mengemukakan kerangka berpikir atau konsep dan penelitian yang
dilakukan dengan cara menjelaskan keterkaitan antara variabel-variabel yang
diteliti. Jika diperlukan, bagian ini diakhiri dengan pengajuan hipotesis
penelitian.
Sama halnya dengan bagian metodologi, pada penelitian-penelitian
tertentu, bagian ini tidak jarang dijadikan sebagai bab tersendiri. Dalam hal ini,
semuanya diserahkan kepada penulis dalam bidang keilmuan masing-masing,
karena yang terpenting adalah substansi pembahasan tetap dikemukakan.

h. Metode Penelitian
Bagian ini menguraikan secara terperinci bagaimana dan melalui
pendekatan apa penelitian akan dilakukan. Kekeliruan dalam menentukan
metode penelitian akan berakibat kepada terganggunya validitas penelitian,
sehingga kebenaran hasil penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Penelitian untuk menghasilkan skripsi dapat berbentuk penelitian
lapangan, eksperimen dan pustaka. Teknik pengumpulan data juga dapat
dilakukan, baik melalui penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif.
Pada bagian ini juga dijelaskan bahwa secara umum, teknik penulisan
laporan hasil penelitian akan mengacu pada buku pedoman yang diterbitkan
fakultas atau program studi masing-masing. Dalam penelitian-penelitian tertentu
yang memerlukan uraian metodologi secara panjang lebar, tidak jarang
penjelasan tentang metodologi ini dijadikan sebagai bab tersendiri. Oleh
karenanya, pola yang dlkemukakan di sini tidak bersifat mutlak, dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
Isi metodologi penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian yang
dilakukan, terdiri dari: Studi kepustakaan, studi lapangan kualitatif, dan studi
lapangan kuantitatif.

i. Sistematika Penulisan
Bagian ini menjelaskan pembagian bab secara keseluruhan, disertai
uraian singkat tentang isi masing-masing bab tersebut. Sistematika penulisan
pada dasarnya adalah daftar isi yang diuraikan dalam bentuk narasi.

2. PEMBAHASAN
Dibandingkan dengan bagian-bagian lain, bagian pembahasan ini
merupakan bagian yang paling lentur (fleksibel), karena isinya berupa bab-bab
yang disesuaikan dengan bidang keilmuan masing-masing. Dapat dipastikan
bahwa model dan kebutuhan sistematika bab akan sangat bervariasi antara satu
bidang keilmuan dengan bidang keilmuan lainnya. Hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah penyajian data dalam setiap bab harus tetap mengacu
kepada rumusan awal desain penelitian. dan umumnya dimulai dari pembahasan
13

yang bersifat umum, sebelum kemudian masuk pada pembahasan yang sangat
spesifik, yang menjadi topik utama penelitian.
Untuk memperjelas dan mempersingkat uraian, pembahasan dalam
bagian ini dapat dilengkapi dengan tabel, gambar, grafik, ilustrasi, atau alat
bantu lainnya. Data yang terlalu ekstensif perlu dibuat ikhtisarnya dan diulas
dengan kata-kata, sementara data yang terlalu rumit sebaiknya ditempatkan
dalam lampiran, karena dapat menyulitkan pembaca. Nomor tabel dan gambar
harus disebut dalam teks dan diletakkan tidak jauh dari teks yang bersangkutan.
Hasil yang diperoleh ditafsirkan dengan memperhatikan dan menyesuaikannya
dengan masalah atau hipotesis yang diungkapkan dalam pendahuluan.
Perlu juga diperhatikan bahwa selama proses penulisan pembahasan,
penulis hendaknya membaca lagi hipotesis, rumusan, dan tujuan penelitian, agar
data yang diperoleh dapat ditempatkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
yang telah ditentukan.
3. PENUTUP
Pada bagian ini, ada dua hal yang perlu dikemukakan:
a. Kesimpulan.
Pada prinsipnya, kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah.
Dalam hal ini, penulis harus dapat mengemukakan uraian yang memberikan
gambaran tentang jawaban masalah yang diteliti. Kesimpulan ditarik dari
pembuktian atau dari uraian yang ditulis sebelumnya dan berkaitan erat dengan
pokok masalah (pertanyaan penelitian). Dengan demikian tidak dapat
dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab penguraian diambil
sebagai kesimpulan. Kesimpulan bukanlah merupakan ringkasan dari apa yang
telah ditulis terdahulu. lkhtisar dapat saja di1akukan, tetapi dengan tujuan untuk
mencapai hubungan antara sekelompok data dan pokok masalah agar sampai
kepada kesimpulan-kesimpulan tertentu. Bagian ini juga dapat memuat uraian
yang menunjukkan proses pemikiran untuk sampai kepada kesimpulan itu. Data
atau informasi baru tidak dapat dimasukkan dalam bab kesimpulan ini.
Sebagai bagian dari kesimpulan, penulis dapat juga mengemukakan
analisis mengapa hipotesis awal yang diajukan diterima atau ditolak, serta apa
kelemahan atau keterbatasan dan penelitian yang sudah dilakukan. Penjelasan
ini akan sangat berguna bagi penelitian penelitian lanjutan berikutnya.

b. Rekomendasi atau Saran-saran


Di dalam bagian ini, penulis dapat mengajukan rekomendasi, yaitu
berupa saran-saran. baik teoritis maupun praktis, sesuai dengan temuan hasil
penelitian. Disampaikan juga hal-hal apa saja yang perlu ditindak lanjut pihak-
pihak tertentu sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Rekomendasi
ini diharapkan tidak berisi ungkapan-ungkapan klise yang terkesan dibuat-buat
dan berbunga-bunga.
14

Uraian kesimpulan dan rekomendasi dapat ditulis dalam bentuk butir-


butir per nomor, atau narasi yang logikanya saling berkaitan antara satu paragraf
dengan paragraf lainnya.
C. Bagian Akhir.
Dalam sebuah skripsi ilmiah, substansi pembahasan penelitian berakhir
pada bagian kesimpulan di atas. Oleh karenanya, bagian akhir ini tidak lagi
berisi uraian pembahasan atas topik yang diteliti, melainkan lebih merupakan
kelengkapan (supplements) yang harus dikemukakan, berkaitan dengan
penulisan skripsi tersebut secara keseluruhan. Adapun komponen yang
umumnya terdapat dalam bagian akhir ini adalah:

1. Daftar Pustaka
Semua sumber kepustakaan, primer maupun sekunder, baik berupa
ensikiopedi, buku-buku, majalah, artikel, surat kabar, dan lain-lain, perlu
disusun dalam daftar tersendiri yang diletakkan pada akhir karangan.
Penyusunan daftar pustaka ini harus benar-benar mempertimbangkan
kemudahan pembaca dalam mencari sebuah sumber kepustakaan yang dirujuk
dalam pembahasan. Urutan pengarang disusun secara alfabetis, dengan
mengenyampingkan partikel “al” untuk nama-nama Arab.
Sumber-sumber kepustakaan yang menggunakan tulisan Arab,
seyogyanya dialihaksarakan, sehingga memudahkan pembacaan bagi yang tidak
mampu membaca dalam aksara aslinya. Ketentuan alih aksara mengacu pada
pedoman yang telah ditentukan.
Untuk skripsi berbahasa Arab, penyusunan daftar pustakanya dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok pustaka berbahasa Arab (al-
masâdir al‘arabiyyah) dan kelompok pustaka berbahasa non-Arab (al-masâdir
al-a‘jamiyyah). Pada masing-masing kelompok ini, nama pengarang tetap
disusun secara alfabetis, baik berdasarkan abjad Arab maupun huruf Latin.

2. Lampiran
Isi lampiran ialah hal-hal yang merupakan kelengkapan pembahasan,
tetapi tidak mempunyai kaitan yang terlalu langsung dengan masalah yang
dikemukakan, misalnya kopi halaman sebuah sumber primer (manuscript),
kuesioner, tanda bukti penelitian, hasil wawancara, table-tabel perhitungan,
foto-foto yang berkaitan dengan penelitian, dan lain-lain. Sistematika lampiran
disusun sesuai dengan urutan masalah yang dikemukakan dalam pembahasan.
15

IV. TEKNIK PENULISAN SKRIPSI


Teknik penulisan skripsi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
proses belajar-mengajar. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
penulisan makalah atau skripsi, antara lain adalah jenis dan ukuran kertas,
margin pengetikan, pemenggalan kata, cara membuat penomoran, cara
mengutip dan teknik penulisan kutipan, cara penulisan catatan kaki, dan
penulisan daftar pustaka.
Saat ini komputer lazim digunakan untuk pengetikan skripsi. Dengan
program pengolah kata dan menu yang bisa dikatakan lengkap, penulis skripsi
sangat dimudahkan dalam pekerjaannya. Ini tentu berbeda dengan mesin tik
manual yang lebih terbatas kemampuannya. Karena itu teknik pengetikan
skripsi pada buku pedoman ini mengacu kepada pengetikan dengan
menggunakan komputer.
A. Jenis dan Ukuran Kertas
Jenis kertas yang digunakan untuk menulis skripsi, baik makalah, skripsi,
tesis, maupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram ukuran A4 (21 X 29,7 cm).
B. Margin Pengetikan
1. Pada setiap lembar kertas skripsi, yang boleh digunakan untuk pengetikan
hanya satu muka (halaman), tidak diperbolehkan bolak-balik (dua muka
halaman).
2. Skripsi diketik 1,5 spasi. Batas pinggir kertas (margin) yang harus
dikosongkan adalah 4 cm pada tepi kiri (left margin) untuk makalah atau
skripsi yang menggunakan huruf Latin, dan 4cm pada tepi kanan (right
margin) untuk makalah atau skripsi yang menggunakan huruf Arab.
3. Batas pinggir kertas sebelah kanan (right margin) untuk makalah atau
skripsi yang menggunakan huruf Latin adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri
(left margin) untuk makalah atau skripsi yang menggunakan huruf Arab
juga 3 cm.
4. Tepi sebelah atas (top margin) dan tepi sebelah bawah (bottom margin)
yang harus dikosongkan masing-masing adalah 3 cm, baik untuk
makalah atau skripsi yang menggunakan huruf Latin maupun huruf Arab.
5. Pada setiap alinea (paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing)
dari garis margin.

C. Penulisan Kata
1. Penulisan kata mengikuti aturan baku tata bahasa Indonesia.
2. Bilangan bernama, seperti Rp.50, pukul 12.00, tidak boleh dipenggal.
Sementara apabila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dan bukan
16

singkatan, pemenggalan boleh dilakukan, seperti 10 kilometer, 15.000


rupiah, dan sebagainya.
3. Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dan nama keseluruhan
(lengkap), seperti: R.A. [dipisah dari] Kartini, H.A. [dipisah dari]
Salim.
4. Dalam tulisan Arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata,
termasuk kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.
5. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dan satu atau dua kata ditulis
penuh dengan huruf. Bilangan lebih dari dua kata ditulis dengan angka.
Contoh: “Rata-rata penduduk Indonesia makan tiga kali sehari”, “Jarak
Jakarta-Cirebon sejauh 300 kilometer dapat ditempuh dalam waktu lima
jam.”.
6. Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon, pecahan
desimal, dan bilangan yang disertai dengan singkatan harus ditulis dengan
angka. Contoh: 10%, 26 Desember 2007, Rp.10.000, Jalan Jeruk nomor
5, telepon 7401925, 0,08, 7 km.
7. Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka untuk menghindari itu,
susunan kalimat harus diubah. Kalau terpaksa kalimat itu tidak dapat
diubah susunannya, maka angka itu ditulis penuh dengan huruf.
8. Judul buku, nama majalah, koran, jumal, dan kata asing termasuk kata
yang berasal dari bahasa daerah yang bukan merupakan kata baku dalam
bahasa Indonesia, diketik miring (italics). Sementara nama-nama asing,
seperti nama lembaga, tidak diketik miring. Contoh: World Health
Organization, Râbitah al-’Alam al-Islâmy.
9. Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.
Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu
dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nür Khâlis Majid;
Mohamad Roem, bukan Muhammad Rum; Fazlur Rahman, bukan Fadl
al-Rahmân.

D. Sistem Penomoran
1. Nomor halaman bagian awal pada skripsi, makalah atau skripsi yang
menggunakan huruf Latin, berupa angka Romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv, dan
seterusnya, dimulai dan halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah
bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada skripsi yang
menggunakan huruf Arab, angka Romawi kecil diganti dengan abjad Arab,
seperti (‫ ج‬،‫ ب‬،‫ )ا‬dan seterusnya.
2. Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan
seterusnya, nomor halamannya berupa angka Arab (1,2,3), ditulis pada sudut
kanan atas untuk skripsi, makalah atau skripsi yang menggunakan huruf
Latin, dan sudut kiri atas untuk skripsi yang menggunakan huruf Arab,
17

kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I), BAB-BAB selanjutnya,


dan DAFTAR PUSTAKA. Nomor pada halaman-halaman yang disebut
terakhir ditempatkan di tengah bagian bawah (bottom-center) halaman
sebagaimana nomor halaman pada bagian awal. Di belakang nomor halaman
tidak diberi tanda titik.
3. Nomor pada bab ditulis dengan angka Romawi besar, seperti BAB I, BAB
II, BAB III dan seterusnya, diletakkan di tengah (center) di atas judul bab
untuk skripsi, makalah atau skripsi yang menggunakan huruf Latin.
Sedangkan untuk skripsi yang menggunakan huruf Arab, bab itu ditulis
penuh dengan huruf, seperti (‫)الفصل االول‬
4. Penomoran selanjutnya, yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab, dan seterusnya
digunakan kombinasi angka dan huruf Latin. Dengan demikian, untuk
skripsi yang menggunakan huruf Latin sistem penomoran adalah sebagai
berikut angka Romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital Latin untuk
sub-bab, angka Arab (1, 2,3 ) untuk sub- sub bab, dan seterusnya.
5. Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab baru. Karena
itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan lengkap.
6. Penulisan tabel terdiri dari kepala tabel disertai nomor tabel dimulai dari
angka 1 dan seterusnya hingga akhir skripsi, judul tabel dan isi data pada
tabel.
7. Penulisan gambar terdiri dari kepala gambar disertai nomor gambar dimulai
dari angka 1 dan seterusnya hingga akhir skripsi, dan judul gambar.

E. Kutipan Langsung dan Buku atau Artikel


Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah
pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dan sumber yang
digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni kalimat
interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan kalimat maupun
tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang terpenting
saja).
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisan yang digunakan
adalah: ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan mencantumkan
tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan sumber kutipan dalam
catatan kaki. Contoh pengutipan kalimat interpolasi seperti di bawah ini:
Bagi Yüsuf Qaradhawi, inilah yang menjadi kekurangan yang
terpenting dalam kebudayaan Barat yang cenderung materialistis tanpa
memberikan perhatian yang besar bagi kehidupan moral sebagai esensi
dan kehidupan. Ungkapan Qaradhawi (seorang tokoh kharismatik
gerakan ini) menarik untuk dikutip.
“Pada dasarnya, kemajuan yang mereka tawarkan sarat dengan
nilai-nilai material. Mereka mampu menerobos ruang angkasa atau
menciptakan born atom, tetapi mereka tidak manpu mencapai
akhlak dan esensi manusia yang oleh orang lain dirasakan sebagai
18

kebahagiaan. Bagi kita, nilai-nilai kemanusiaan yang diperoleh


melalui hubungan harmonis antara ayah dan anaknya, antara ibu
dan anaknya, atau antar tetangga merupakan esensi hidup.”

Sedangkan dalam pengutipan kalimat elips, cara penulisannya adalah:


dikutip mengikuti paragraf yang ada dalam spasi ganda dengan memberikan
tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan tiga buah titik sebelum
atau sesudah pengutipan kalimat elips tadi sesuai dengan keperluan. Contohnya
adalah sebagai berikut:
Bagi Yusuf Qaradhawi, inilah yang menjadi kekurangan yang
terpenting dalam kebudayaan Barat yang cenderung materialistis tanpa
memberikan perhatian yang besar bagi kehidupan moral sebagai esensi
dari kehidupan. Menurutnya, walaupun “... Mereka mampu menerobos
ruang angkasa atau menciptakan bom atom, tetapi rnereka tidak mampu
mencapai akhlak dan esensi manusia yang oleh orang lain dirasakan
sebagai kebahagiaan ....
F. Kutipan Tidak Langsung dari Buku atau Artikel
Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang
hanya mengambil artinya dalam bentuk saduran, kesimpulan atau parafrase.
Pada akhir kutipan kalimat tidak Iangsung ini dicantumkan catatan kaki yang
menjelaskan sumber ide, kesimpulan atau parafrase itu berasal. Contoh dan
kutipan tidak langsung adalah:
Lalu apakah aktivis Islam ini memang sejatinya menyuarakan
keinginan untuk kembali ke model Islam masa keemasan? Hal ini yang
sering kali disalahpahami dari gerakan mereka. Sebab, pilihan ideologi,
institusi dan cita-cita yang mereka perjuangkan merefleksikan orientasi,
karakter dan agenda yang sama sekali modern. Wacana gerakan ini, yang
dianggap aneh oleh kelompok yang berbeda dengan mereka,
sesungguhnya rasional, karena mereka mengadopsi bentuk
pengembangan diri, mobilitas sosial dan ekonomi dengan bahasa yang
sepenuhnya modere. Meminjam istilah Foucault, apa yang mereka
lakukan merupakan bentuk technologies of self, yakni melalui pendidikan
praktis mereka mengembangkan diri dan kelompoknya secara swadaya,
atau bantuan yang lain, sejumlah tindakan terhadap diri mereka, ruh,
pikiran, prilaku dan jalan hidup yang mampu mentransformasikan diri
mereka untuk mendapatkan kebahagiaan tertentu, kesucian, kearifan,
kesempurnaan dan keabadian, yang dalam hal ini adalah kemajuan Islam
dan masyarakat Muslim.’
19

G. Kutipan Langsung Ayat Alquran dan Hadis atau Kitab Suci Lain
Dalam pengutipan secara utuh ayat Alquran, Hadis atau ayat-ayat dari
Kitab Suci lain, maka kutipan itu ditulis terlebih dahulu dalam bahasa aslinya
(jika memungkinkan), dan dicantumkan terjemahannya dengan tanda kutip
ganda (“) pada awal dan akhir kutipan serta ditulis menjorok (tabbing) dalam 1
(satu) spasi. Contoh penulisannya adalah:
Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa puasa merupakan kewajiban
bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan dalam
Sürah al-Baqarah [2]: 183 berikut:
‫يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون‬
“Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS.Al-Baqarah [2]:183)

H. Kutipan Tidak Langsung Ayat Alquran dan Hadis atau Kitab


Suci Lain
Dalam pengutipan bagian-bagian terpenting (elipsing) dari ayat Alquran,
Hadis atau ayat-ayat dan kitab suci lain yang menjadi bagian dan naskah tulisan,
maka contoh penulisannya adalah:
Pada titik ini, hak untuk mendapat pendidikan yang layak bagi
wanita lebih bersifat komplementer. Maksudnya, betapapun wanita dan
pria memiliki kewajiban yang sama untuk menuntut ilmu setinggi
mungkin, namun pada prinsipnya hal ini lebih diorientasikan agar ia
(wanita itu) memiliki kemampuan dalam kehidupan rumah tangga,
mengurus suami dan mendidik anak mereka yang lebih baik. Begitu juga
halnya berkaitan dengan kemungkinan wanita menjadi pemimpin politik.
Betapapun beberapa ayat dalam Alquran seperti dalam Sürah al-Nisâ’
[6]:34 yakni “Al-rijâlu qawwâmuna ‘ala al-nisâ” (“lelaki adalah
pemimpin bagi kaum wanita”) atau Hadis riwayat Muslim yang
menyatakan “Lan yuflaha qawmun wallaw amrahum imra‘ah” (“tidak
akan berbahagia suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada
wanita”) sering dijadikan argumentasi teologis yang melarang
kepemimpinan wanita. Namun pada dasarnya kemungkinan wanita untuk
menjadi pemimpin tetap terbuka. Hanya saja, sekali lagi, kewajiban
utama wanita, sebagaimana yang dapat disimpulkan dari literatur-literatur
itu, adalah dalam hal domestik dan inilah bentuk pemuliaan Islam
terhadap kedudukan wanita.
20

I. Penulisan Catatan Kaki (Footnote)


Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf yang
dikutip baik langsung maupun tidak langsung dan ditandai dengan nomor yang
tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari huruf atau angka yang
digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi sumber tulisan yang
digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau
tulisan (ditulis miring/italic), tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman
yang dirujuk. Untuk penanda halaman, tidak lagi digunakan huruf (h) untuk
tulisan latin, dan (‫ )ص‬untuk tulisan Arab.
Jika sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka penulisannya
hanya mencantumkan kata nama belakang penulis, nama buku (tiga kata), dan
halaman. Dan, bila sumber tulisan yang sama dipakai kembali setelah disela
sumber tulisan lain, maka nama penulis (boleh dipendekkan dan tidak
disingkat), judul buku atau tulisan (ditulis miring, boleh dipendekkan dan tidak
disingkat), dan halaman saja, yang harus ditulis. Jika penulis yang sama menulis
karya yang berbeda, maka prosedur awal diulang kembali.

V. TATA CARA PENULISAN FOOTNOTE

1. Buku oleh satu orang penulis


a. Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Jakarta: Bulan
Bintang. 1973), 2.
b. Nasution. Falsafat dan Mistisisme, 54
c. 43 ،)1959 ،‫ مكتبة النهضة المصرية‬:‫ األسس النفسية للتعليم الثانوي (القاهرة‬،‫أحمد زكى صالح‬
d. 83 ، ‫ األسس النفسية للتعليم الثانوي‬،‫صالح‬

2. Buku oleh dua orang penulis


a. Taufik Adnan Amal dan Samsu Rizal Panggabean, Tafsir Kontekstual
Alquran sebuah Kerangka Konseptual (Bandung Mizan, 1989), 18.
b. Amal dan Panggabean. Tafsir Kontekstual Alquran, 27-39.
c. ‫ مكتبة النهضة‬: ‫ مناهج البحث فى التربية وعلم النفس (القاهرة‬،‫جابر عبد الحميد و أحمد كاظم‬
35 ،)1987، ‫العربية‬
d. 78، ‫ مناهج البحث فى التربية وعلم النفس‬،‫الحميد و كاظم‬

3. Buku oleh tiga orang (atau lebih) penulis


a. Taufik Abdullah, dkk., Sejarah Lokal di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1985), 109-115
b. Abdullah, Sejarah Lokal, 107
c. ،‫ األنجلو المصرية‬:‫ (القاهرة‬، ‫ الكتاب المدرسي فلسفته وتاريخه‬،‫أبو الفتوح رضوان وأخرون‬
78 ،)1962
d. 88 ،‫ الكتاب المدرسي فلسفته وتاريخه وأسسه‬،‫رضوان وأخرون‬
21

4. Buku tanpa penulis yang jelas


a. New Life Options: The Working Women’s Resource Book (New York:
McGraw-Hill, 1976),42.
b. New Life Options, 49.
c. 14 ،)1994 ،‫ المكتبة اللبنانية‬:‫الوسائل التعليمية (بيروت‬
d. 17،‫الوسائل التعليمية‬
5. Institusi dan asosiasi (atau yang sejenis) sebagai penulis
a. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Profil Organisasi dan
Kegiatan Tahunan 2002 (Jakarta: ICMI, 2003), 86.
b. ICMI, Profil Organisasi dan Kegiatan Tahunan 2002, 47
c. 15 ،) 2002 ،‫ مكتبة الكلية‬:‫ المناهج الدراسية (القاهرة‬،‫كلية التربية جامعة األزهر‬
d. 19 ،‫ المناهج الدراسية‬،‫كلية التربية جامعة األزهر‬

6. Kumpulan tulisan dengan editor


a. Ali Munhanif, ed., Mutiara Terpendam: Perempuan dalam Literatur Islam
Klasik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 143.
b. Munhanif, Mutiara Terpendam, 147-150.
c. 24 ،)1989 ،‫ مكتبة النهضة‬:‫أحمد عيسى (المحرر) مقاالت فى التربية (القاهرة‬
d. 29 ، ‫أحمد عيسى (المحرر) مقاالت فى التربية‬

7. Buku atau Kumpulan tulisan yang dicetak lebih dari 1 (satu) kali
a. William R. Shepherd, Historical Atlas. 8 th ed. (New York: Bames & Noble.
1956), 62-71
b. Shepherd, Historical Atlas, 69.
c. ،)1967 ،‫ مكتبة النهضة المصرية‬:‫ (القاهرة‬2 ‫ط‬،‫ األسس النفسية للتعليم الثانوي‬،‫أحمد زكى صالح‬
21
d. 22 ،‫ األسس النفسية للتعليم الثانوي‬،‫صالح‬

8. Buku atau kumpulan tulisan yang cetakan selanjutnya bukan dari penerbit edisi
awal
a. Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia (Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga Press. 1985; reprint. Bandung: Mizan, 1993), 9
b. Ali, Ilmu Perbandingan Agama, 19-26
c. ‫ أعيد طبعه بمكتبة‬،1967،‫ مكتبة النهضة المصرية‬:‫ التعلم أسسه ونظريته (القاهرة‬،‫أحمد زكي صالح‬
‫األنجلو‬
45 ) 2002 ،‫المصرية‬
d. 55،‫ التعلم أسسه ونظريته‬،‫أحمد زكي صالح‬

9. Tulisan didalam buku atau kumpulan tulisan


a. Idris Thaha. Syariat Islam Jiwai UUD 1945 dalam Sarifuddin H.A dan
Kurniawan Zein, ed., Syariat Islam Yes. Syariat Islam No: Dilema Piagam
Jakarta dalam Amandemen UUD 1945 (Jakarta: Paramadina, 2001), 133
b. Thaha. Syariat Islam Jiwai UUD 1945, 136
22

c. ‫ الكتاب‬،‫" أسس الكتاب المدرسي" فى أبو الفتوح رضوان وآخرون‬،‫مجمد عبد الهادي عفيفي‬
‫المدرسي فلسفته‬
234 ،)1962 ،‫ مكتبة األنجلو المصرية‬:‫ (القاهرة‬،‫وتاريخه وأسسه‬
d. 255 ،"‫" أسس الكتاب المدرسي‬،‫مجمد عبد الهادي عفيفي‬

10.Prosiding konferensi, workshop atau seminar yang dipublikasikan


a. D. Winger. "Society in an Industrial Revolution." In Richard L. Ehrtich, ed.,
Immigrants in Industrial America 1850-1920: Proceedings of the National
Immigration Society Held in Philadelphia. PA 1-3 November 1973 (Oxford:
Oxford University Press. 1997), h. 15
b. D. Winger. Society in an Industrial Revolution, 18
c. ‫ بحث منشور فى مجموعة أبحاث فى مؤتمر "التربية‬،"‫محمود عبده "التربية الخلقية فى اإلسالم‬
‫اإلسالمية" بجامعة‬
23 ،)2002 ،‫ مطبعة جامعة عين شمس‬:‫ (القاهرة‬، 2002 ‫ يناير‬2-1 ‫عين شمس فى الفترة من‬
d. 45،"‫محمود عبده "التربية الخلقية فى اإلسالم‬

11.Dokumen elektronik dari internet


a. Nicholas Blanford. Anti-US Anger Grows Among Arab Moderates, artikel
diakses pada 5 Desember 2002 dari
http://www.christiansciencemonitororg/2002/1205 /p01s03. wome.html
b. Blanford. Anti-US Anger Grows
c. ‫ مارس‬21 ‫ مادة علمية مأخوذة فى‬،"‫ "تطوير تدريس اللغة العربية لغير العرب‬،‫فتحى على يونس‬
،2004
http:/www.mitpress.mit.edu:80/Index.htm ‫من‬
d. ،"‫ "تطوير تدريس اللغة العربية لغير العرب‬،‫فتحى على يونس‬

12.Entri ensiklopedia tanpa nama penulis dan editor


a. Mindoro dalam Collier’s Encyclopedia, vol II (New York: Harper. 1994), h.
675
b. Mindoro p. 679
c. 34 ‫ (ص‬،‫ مكتبة النهضة العربية‬:‫( القاهرة‬،2 ‫ العدد‬،‫"المناهج" فى معجم المصطلحات التربوية‬
.1990
d. 38 "‫"المناهج‬

13.Entri ensiklopedia dengan nama penulis dan editor


a. C. Hugh Holman. Romanticism dalam Ruth N. Anshen. Ed., Encyclopedia
Americana vol IX (New York: Harper & Bros. 1952), 663-669
b. Holman. Romanticism, . 665
c. ‫ مكتبة‬: ‫ (الرياض‬،‫ "إدراك المفاهم" فى معجم مصطلحات العلوم التربية‬،‫شوقي السيد محمد الشريفي‬
8 )2000 ،‫العبيكان‬
d. 8 "‫ "إدراك المفاهم‬،‫شوقي السيد محمد الشريفي‬
23

14.Wawancara pribadi
a. Wawancara pribadi dengan Komaruddin Hidayat, Jakarta 16 Juli 2004
b. Wawancara pribadi dengan Komaruddin Hidayat
c. .2004 ‫ يوليو‬19 ‫ جاكرتا‬،‫حوار شخصي مع قمرالدين هداية‬
d. ،‫حوار شخصي مع قمرالدين هداية‬

15.Artikel dalam koran


a. Arief Budiman. Moralitas Para Intelektual. Kompas, 21 Januari 2003, 4
b. .5 .2004 ‫ يناير‬21 ،‫ "المسلمون فى الغرب" جريدة ربوبليكا‬،‫أنيس منصور‬

16.Berita dalam koran


a. Pemerintahan Menaikkan Tarif Bensin. Rakyat Susah. Republika, 21 April
2002, 1
b. .4 .2004 ‫ يناير‬21 ،‫ جريدةسوارا فمبهاروان‬،"‫"إرتفاع األسعار قبيل اإلنتخابات العامة‬

17.Artikel dalam jurnal atau majalah akademik berkala


a. Didin Syafruddin, Argumen supremasi atas Perempuan. Penafsiran Klasik
QS. Al-Nisa 34. Ulumul Qur’an V, no 5-6 (Desember 1994),70
b. Syafruddin. Argumen Supremasi atas Perempuan, 76
c. ،‫ مجلة كلية التربية جامعة األزهر‬،"‫ "األخطاء الشانعة فى الكتابات اإلمالئية‬،‫عبد المجيد سليمان‬
. 45 .‫ السنة الثالثة‬،32 ‫العدد‬
d. . 49 "‫ "األخطاء الشانعة فى الكتابات اإلمالئية‬،‫عبد المجيد سليمان‬

18.Artikel dalam jurnal atau majalah non akademik berkala


a. Robin Knight, Poland’s feud in the family, U.S News and World Report, 10
September 1990, 52
b. Knight. Poland’s feud in the family, 59
c. ‫ العدد‬،‫ تقرير مؤسسة األهرام للدراسات االستراتيجية‬،"‫ "الحرب من أجل الماء‬،‫محمد علي سليمان‬
.45 .1989 ،‫ السنة الرابعة‬،4
d. .45 "‫ "الحرب من أجل الماء‬،‫محمد علي سليمان‬

19.Skripsi, tesis atau disertasi


a. Abdullah kahfi. Konsep Ibadah Dalam Islam dan Hindu. Sebuah
Perbandingan, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2003), 14
b. Kahfi. Konsep Ibadah Dalam Islam dan Hindu, 17
c. "‫ "أثر أسلوب التعلم لإلتقان فى تحصيل التالميذ واتجاهاته نحو مادة التجويد‬،‫مصطفى عبد هللا‬
،‫رسالة ماجستير‬
. 254 .2001 ،‫ كلية التربية جامعة األزهر‬،‫غير منشورة‬
d. . 257 "‫ "أثر أسلوب التعلم لإلتقان فى تحصيل التالميذ واتجاهاته نحو مادة التجويد‬،‫مصطفى عبد هللا‬
24

20.Ulasan buku
a. Ismatu ropi, "Kisah Adam Dalam Literatur Muslim Indonesia". Studia
Islamika 6. No 2 (1999),123-136, review buku Karel A. Steenbrink, Adam
Redivavus: Muslim Elaborations of the Adam Saga with Special Reference to
the Indonesia Literary Tradition (utrecht: meinema zoetemeer, 1998), 56.
b. Ropi. Kisah adam dalam literatur, 135
c. .2003 ‫ سبتمبر‬،4 ‫ العدد‬،‫ جامعة األزهر‬،‫على جمعة "اإلسالم والحرية الدينية" دورية كلية الدعوة‬
‫ عرض‬،78
.2003 ،‫ مكتبة النهضة‬:‫ القاهرة‬،‫ األديان والديموقراطية‬،‫كتاب عبد الصبور شاهين‬
d . 78 "‫على جمعة "اإلسالم والحرية الدينية‬

21. Buku terjemahan


a. Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhui. Penerjemah Suryana A.
Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 32
b. Al-Farmawi. Metode Tafsir Maudhui, 34

22. Buku tanpa nama tempat terbit


a. Kiai Yasadipura 1, Serat Dewarutji (T.tp: Bratakesawa, 1958), 23
b. Yasadipura. Serat Dewarutji, 39
c. 73 )2004 ،‫ مكتبة األعالم‬:‫ النحو الواضح (دم‬،‫علي جارم‬
d. 73 ،‫ النحو الواضح‬،‫علي جارم‬

21.Buku tanpa nama penerbit


a. Bratakesawa, Kunci Swarga (Yogyakarta: T.pn.,1952), 23
b. Bratakesawa. Kunci Swarga, 39
c. .12 ،)2004 ،‫ دن‬:‫ (القاهرة‬،‫ البالغة الواضحة‬،‫علي جارم‬
d. .32 ،‫ البالغة الواضحة‬،‫علي جارم‬

22.Buku tanpa tahun terbit


a. Effendi Zarkasyi, Unsur Islam Dalam Pewayangan, (Bandung: al-Ma’arif,
t.t.), 23
b. Zarkasyi. Unsur Islam Dalam Pewayangan, 39
c. .21 ،)‫ دت‬،‫ النهضة المصرية‬:‫ التربية اإلسالمية (القاهرة‬، ‫علي جارم‬
d. .25 ،‫ التربية اإلسالمية‬، ‫علي جارم‬

23.Kutipan hadis dan buku-buku hadis


a. ،2345 ‫ الحديث رقم‬،‫ كتاب الوضوء‬،4 ‫ ط‬،1 ‫ ج‬،‫ صحيح البخاري‬,‫ إسماعيل البخاري‬،‫البخاري‬
‫ مكتبة البابي‬:‫(القاهرة‬
257 ،)1959 ،‫الحلبي‬
b. 256 ،3463 ‫ الحديث رقم‬،‫ كتاب كتاب المسح على الخفين‬،4 ‫ ط‬،2 ‫ ج‬،‫ صحيح البخاري‬،‫البخاري‬
25

VI. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang benar-


benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Entri sumber disusun
secara alfabitis dengan mendahulukan nama keluarga penulis dan informasi
lengkap karya yang dihasilkan. Berikut ini adalah panduan penulisan daftar
pustaka dan perhatikan penggunaan tanda baca yang digunakan.

1. Buku oleh satu orang penulis


a) Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisisme Dalam Islam, Jakarta:
Bulan Bintang, 1973.
b) 1959 ،‫ مكتبة النهضة المصرية‬:‫ القاهرة‬.‫ األسس النفسية للتعليم الثانوي‬،‫أحمد زكي صالح‬

2. Buku oleh dua orang penulis


a) Amal, Taufik Adnan dan Panggabean, Samsu Rizal. Tafsir
Kontekstual Alquran Sebuah Kerangka Konseptual,
Bandung: Mizan, 1989.
b) .‫ مناهج البحث فى التربية وعلم النفس‬.‫جابر عبد الحميد جابر وأحمد خيري كاظم‬
.1987 ،‫ دار النهضة العربية‬:‫القاهرة‬

3. Buku oleh tiga orang (atau lebih) penulis


a. Abdullah, Taufik dkk., Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1985.
b. ‫ األنجلو‬:‫ القاهرة‬.‫ فلسفته وتاريخه وأسسه‬،‫ الكتاب المدرسي‬،‫أبو الفتح رضوان وآخرون‬
.1962 ،‫المصرية‬

4. Buku tanpa penulis yang jelas

a) New Life Options: The Working Women’s Resource Book. New


York: McGraw-Hill, 1976.
b) 1994 :‫ مكتبة اللبنانية‬:‫ بيروت‬.‫الوسائل التعليمية‬

5. Institusi dan asosiasi (atau yang sejenis) sebagai penulis


a. Ikatan cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Profil
Organisasi dan Kegiatan Tahunan 2002 . Jakarta ICMI, 2003
b. .2002 ،‫ مكتبة الكلية‬:‫ القاهرة‬.‫ المناهج الدراسية‬.‫كلية التربية جامعة األزهر‬

6. Kumpulan tulisan dengan editor


a. Munhanif, Ali, ed., Mutiara Terpendam: Perempuan dalam
Literatur Islam Klasik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
b. ،1998 ،‫ مكتبة النهضة‬:‫ القاهرة‬،‫ مقاالت فى التربية‬،)‫عيسى أحمد عيسى (المحرر‬
26

7. Buku atau Kumpulan tulisan yang dicetak lebih dari satu kali
a. Shepherd, William R., Historical Atlas. 8 th ed. New York: Bames
& Noble. 1956
b. . 1967 ،‫ مكتبة النهضة المصرية‬:‫ القاهرة‬،2 ‫ ط‬، ‫ أسسه ونظرياته‬،‫ التعلم‬،‫أحمد زكي صالح‬

8. Buku atau kumpulan tulisan yang cetakan selanjutnya bukan dari penerbit
edisi awal
a. Ali, Mukti. Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia. Yogyakarta:
IAIN Sunan Kalijaga Press. 1985; reprint. Bandung: Mizan, 1993
b. ،1967 ،‫ مكتبة النهضة المصرية‬:‫ القاهرة‬،‫ أسسه ونظرياته‬،‫ التعلم‬،‫أحمد زكي صالح‬
.2002 ،‫أعيد طبعه بمكتبة األنجلو المصرية‬

9. Tulisan didalam buku atau kumpulan tulisan


a. Thaha, Idris. "Syariat Islam Jiwai UUD 1945." Dalam Sarifuddin
H.A dan Kurniawan Zein, ed., Syariat Islam Yes. Syariat Islam No:
Dilema Piagam Jakarta dalam Amandemen UUD 1945. Jakarta:
Paramadina, 2001.
b. ‫ الكتاب‬.‫ "أسس الكتاب المدرسي" فى أبو الفتح رضوان وأخرون‬،‫محمد عبد الهادي عفيفي‬
.1962 ،‫ مكتبة األنجلو المصرية‬: ‫ القاهرة‬.‫ فلسفته وتاريخه وأسسه‬،‫المدرسي‬

10. Prosiding konferensi, workshop atau seminar yang dipublikasikan


a. Winger, D. "Society in an Industrial Revolution." Dalam Richard
L. Ehrtich, ed., Immigrants in Industrial America 1850-1920:
Proceedings of the National Immigration Society Held in Philadelphia.
PA 1-3 November 1973 Oxford: Oxford University Press. 1997
b. ‫ بحث منشور فى مجموعة أبحاث فى مؤتمر‬،‫ التربية الخلقية فى اإلسالم‬،‫محمود عبده‬
‫ مطبعة جامعة "التربية اإلسالمية" بجامعة عين‬: ‫ القاهرة‬،2002 ‫ يناير‬2-1 ‫ فى الفترة من‬،‫شمس‬
.2002 ،‫عين شمس‬

11. Dokumen elektronik dari internet


a. Blanford. Nicholas. Anti-US Anger Grows Among Arab
Moderates, artikel diakses pada 5 Desember 2002 dari http: //www.
Christiansciencemonitororg /2002/ 1205/ p01s03. wome.html
‫ مارس‬21 ‫ مادة عملية مأخوذة في‬،‫ تطوير تدريس اللغة العربية‬،‫فتحي علي يونس‬
b. ‫ من‬،2004
http:/www.mitpress.mit.edu:80/Index.htm

12. Entri ensiklopedia tanpa nama penulis dan editor


a. "Mindoro". Dalam Collier’s Encyclopedia, vol II New York:
Harper. 1994
b. .1990 ،‫ مكتبة النهضة العربية‬:‫ القاهرة‬،2 ‫ العدد‬،‫"المناهج" فى معجم المصطلحات التربوية‬

13. Entri ensiklopedia dengan nama penulis dan editor


27

a. Holman. C. Hugh. "Romanticism." In Ruth N. Anshen. Ed.,


Encyclopedia Americana. Vol. IX New York: Harper & Bros. 1952
b. : ‫ الرياض‬،‫ "إدراك المفاهم" فى معجم مصطلحات العلوم التربية‬،‫شوقي السيد محمد الشريفي‬
،‫مكتبة العبيكان‬
.2000

14. Wawancara pribadi


a. Wawancara Pribadi dengan Komaruddin Hidayat, Jakarta 16 Juli
2004
b. .2004 ‫ يوليو‬19 ‫ جاكرتا‬،‫حوار شخصي مع قمرالدين هداية‬

15. Artikel dalam koran


a. Budiman, Arief. Moralitas para intelektual. Kompas, 21 Januari
2003
b. .2004 ‫ يناير‬21 ،‫ "المسلمون فى الغرب" جريدة األخبار‬،‫أنيس منصور‬

16. Berita dalam koran


a. "Pemerintahan menaikkan tarif bensin, Rakyat susah." Republika,
21 April 2002
b. .2004 ‫ يناير‬21 ،‫ جريدة أخبار اليوم‬،"‫"إرتفاع األسعار قبيل اإلنتخابات العامة‬

17. Artikel dalam jurnal atau majalah akademik berkala


a. Syafruddin. Didin. Argumen supremasi atas perempuan. Penafsiran
klasik QS. Al-Nisa 34. Ulumul Qur’an V, no 5-6 (Desember 1994)
b. ‫ مجلة كلية التربية جامعة‬،"‫ "األخطاء الشانعة فى الكتابات اإلمالئية‬،‫عبد المجيد سليمان‬
.‫ السنة الثالثة‬،2 ‫ العدد‬،‫األزهر‬
18. Artikel dalam jurnal atau majalah non akademik berkala
a. Knight. Robin. "Poland’s feud in the family." U.S News and World
Report, 10 September 1990.
b. ‫ تقرير مؤسسة األهرام للدراسات‬،"‫ "الحرب من أجل الماء‬،‫محمد علي سليمان‬
،4 ‫ العدد‬،‫االستراتيجية‬
.1989 ،‫السنة الرابعة‬
19. Skripsi, tesis atau disertasi
a. Kahfi, Abdullah. "Konsep Ibadah Dalam Islam dan Hindu.
Sebuah Perbandingan," Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003
b. "‫ "أثر أسلوب التعلم لإلتقان فى تحصيل التالميذ واتجاهاته نحو مادة التجويد‬،‫مصطفى عبد هللا‬
.2001 ،‫ كلية التربية جامعة األزهر‬،‫ غير منشورة‬،‫رسالة ماجستير‬

20. Ulasan buku


a. Ropi, Ismatu. "Kisah Adam dalam Literatur Muslim Indonesia."
Studia Islamika 6. No 2 (1999): h. 123-136, review buku Karel A.
Steenbrink, Adam Redivavus: Muslim Elaborations of the Adam Saga
28

with Special Reference to the Indonesia Literary Tradition. Utrecht:


Meinema - Zoetemeer, 1998
b. ،4 ‫ العدد‬،‫ جامعة األزهر‬،‫على جمعة "اإلسالم والحرية الدينية" دورية كلية الدعوة‬
:‫ القاهرة‬،‫ األديان والديموقراطية‬،‫ عرض كتاب عبد الصبور شاهين‬،78 ‫ ص‬.2003 ‫سبتمبر‬
.2003 ،‫مكتبة النهضة‬

VII. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Konsonan.
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam system tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transkripsi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dengan
huruf dan tanda sekaligus. Berikut daftar huruf Arab dan transliterasi dengan
huruf latin. dengan mengacu kepada translitersi Arab – Latin ALA-LC
ROMANIZATION TABLES1

Transliterasi2

b = ‫ب‬ z = ‫ز‬ f = ‫ف‬


t = ‫ت‬ s = ‫س‬ q = ‫ق‬
th = ‫ث‬ sh = ‫ش‬ k = ‫ك‬
j = ‫ج‬ s{ = ‫ص‬ l = ‫ل‬
h{ = ‫ح‬ d{ = ‫ض‬ m = ‫م‬
kh = ‫خ‬ t{ = ‫ط‬ n = ‫ن‬
d = ‫د‬ z{ = ‫ظ‬ h = ‫ه‬
dh = ‫ذ‬ ‘ = ‫ع‬ w = ‫و‬
r = ‫ر‬ gh = ‫غ‬ y = ‫ي‬

1
SPS UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Bahasa Indonesia, Transliterasi, dan Pembuatan
Notes dalam Karya Ilmiyah, (Jakarta, SPS UIN Syahid: 2011), 1-10
2
Table of the system of transliteration of Arabic words and names used by the Institute of Islamic
Studies, McGill University. 08 Juni 2001.
29

Perlu diketahui bahwa dalam penulisan arab tidak ada lambang c, g, ny, ng,
jika dibutuhan maka penulis menambahkan untuk huruf – huruf tersebut;
‫چ‬ jim titik tiga C Ce
‫ڬ‬ kaf titik satu G Ge
‫ڠ‬ ghain titik tiga NG En Ge
‫ڽ‬ nun titik tiga NY En Ye
Berikut disajikan penulisan huruf hijaiyyah dan lambangnya

Awal Tengah Akhir Tersendiri Lambang


‫ا‬ ‫ـا‬ ‫ـا‬ ‫ا‬ Omit
‫بـ‬ ‫ـبـ‬ ‫ـب‬ ‫ب‬ b
‫تـ‬ ‫ـتــ‬ ‫ـت‬ ‫ت‬ t
‫ثـ‬ ‫ـثـ‬ ‫ـث‬ ‫ث‬ th
‫جـ‬ ‫ـجـ‬ ‫ـج‬ ‫ج‬ j
‫حـ‬ ‫ـحـ‬ ‫ـح‬ ‫ح‬ h}
‫خـ‬ ‫ـخـ‬ ‫ـخ‬ ‫خ‬ kh
‫د‬ ‫ــد‬ ‫ــد‬ ‫د‬ d
‫ذ‬ ‫ــذ‬ ‫ــذ‬ ‫ذ‬ dh
‫ر‬ ‫ــر‬ ‫ــر‬ ‫ر‬ r
‫‪30‬‬

‫ز‬ ‫ــز‬ ‫ــز‬ ‫ز‬ ‫‪z‬‬


‫سـ‬ ‫ــسـ‬ ‫ــس‬ ‫س‬ ‫‪s‬‬
‫شـ‬ ‫ـشـ‬ ‫ـش‬ ‫ش‬ ‫‪sh‬‬
‫صـ‬ ‫ـصـ‬ ‫ــص‬ ‫ص‬ ‫}|‪s‬‬
‫ضـ‬ ‫ـضـ‬ ‫ــض‬ ‫ض‬ ‫}‪d‬‬
‫طــ‬ ‫ــطــ‬ ‫ــط‬ ‫ط‬ ‫}‪t‬‬
‫ظــ‬ ‫ــظــ‬ ‫ــظ‬ ‫ظ‬ ‫}‪z‬‬
‫عـ‬ ‫ـعـ‬ ‫ــع‬ ‫ع‬ ‫)‪' (ayn‬‬
‫غـ‬ ‫ـغـ‬ ‫ــغ‬ ‫غ‬ ‫‪gh‬‬
‫فــ‬ ‫ـفـ‬ ‫ــف‬ ‫ف‬ ‫‪f‬‬
‫قــ‬ ‫ـقـ‬ ‫ــق‬ ‫ق‬ ‫‪q‬‬
‫كـ‬ ‫ــكـ‬ ‫ــك‬ ‫ك‬ ‫‪k‬‬
‫لــ‬ ‫ــلـ‬ ‫ــل‬ ‫ل‬ ‫‪l‬‬
‫مـ‬ ‫ـمـ‬ ‫ــم‬ ‫م‬ ‫‪m‬‬
‫نـ‬ ‫ـنـ‬ ‫ــن‬ ‫ن‬ ‫‪n‬‬
‫هـ‬ ‫ـهـ‬ ‫ـه‬ ‫هـ‬ ‫‪h‬‬
‫و‬ ‫ــو‬ ‫ــو‬ ‫و‬ ‫‪w‬‬
‫يـ‬ ‫ـيـ‬ ‫ـي‬ ‫ي‬ ‫‪y‬‬

‫‪Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:‬‬


‫‪) ada beberapa kemungkinan:‬ي( ‪) dan ya‬و( ‪2. Untuk penulisan wawu‬‬
‫‪) sebagai berikut:‬ي( ‪) dan ya‬و( ‪(a) Lambang konsonan wawu‬‬
‫'}‪Wad‬‬ ‫وضع ‪:‬‬
‫}‪'Iwad‬‬ ‫عوض ‪:‬‬
‫‪Dalw‬‬ ‫دلو ‪:‬‬
‫‪Yad‬‬ ‫يد ‪:‬‬
‫‪H}iyal‬‬ ‫حيل ‪:‬‬
‫‪T}ahy‬‬ ‫طهي ‪:‬‬
31

(b) Lambang _ocal panjang â, î, û, sebagai berikut:


Ûlâ : ‫أولى‬
S}ûrah : ‫صورة‬
Dhû : ‫ذو‬
Îmân : ‫إيمان‬
Jîl : ‫جيل‬
Fî : ‫في‬
Kitâb : ‫كتاب‬
Sah}ab : ‫سحاب‬
Jumân : ‫جمان‬
(c) Lambang diftong aw dan ay sebagai berikut:
Awj : ‫أوج‬
Nawm : ‫نوم‬
Law :‫لو‬
Aysar : ‫أيسر‬
Shaykh : ‫شيخ‬
‘aynay : ‫عيني‬

3. Alif (‫ )ا‬wawu (‫)و‬, dan ya (‫ )ي‬ketika digunakan sebagai wadah untuk hamzah
(‫ )ء‬maka tidak dapat dilambangkan.
4. Alif waslah dan mad tidak dilambangkan.
5. Alif (‫ )ا‬dan wawu (‫ )و‬yang digunakan sebagai tanda ortografi, juga tidak
dilambangkan. Contoh:
Fa’alu : ‫فعلوا‬
Ula`ika : ‫أولئك‬
‘ilman wa amalan : ‫علما وعمال‬

6. Vokal panjang dengan menggunakan alif (‫ )ا‬dilambangkan dengan â. Alif


seperti ini juga seringkali tidak digunakan pada beberapa kata. Contoh;
Fâ'il : ‫فاعل‬
Rid}â : ‫رضى‬
Ibrâhîm : ‫ إبرهيم‬-‫إبراهيم‬
Dâ 'ûd : ‫ دود‬- ‫داود‬
Dhâlika : ‫ذلك‬

7. Huruf pada akhir kata akan muncul pada beberapa kasus tertentu
a. Sebagai alif maqsurah dengan vocal a (‫ )ـى‬yang ditempatkan pada
posisi alif yang dilambangkan dengan â, contoh:
h}attâ : ‫حتى‬
kubrâ : ‫كبرى‬
Yah}yâ : ‫يحيى‬
Mus}t}afâ : ‫مصطفى‬
32

b. Sebagai (‫ )ــّى‬dengan vocal i, dari kata benda atau sifat yang berasal
dari fa'il, hal ini akan dilambangkan dengan î, bukan îy, contoh:
Rad}î al-Dîn : ‫رضي الدين‬
Al-Rad}î : ‫الرضي‬
c. Sebagai sifat dari nisbat (‫ )ــّى‬dengan vocal i, dilambangkan dengan î,
bukan îy, contoh:
Al-Makkî : ‫المكي‬
Al-Madanî : ‫المدني‬

8. Ta Marbut}ah (‫)ة‬
a. Jika kata benda atau sifat yang diakhiri (‫ )ة‬berarti ia tidak tertentu, atau
jika diawali artikel tertentu, maka (‫ )ة‬dilambangkan dengan h.
s}alâh: : ‫صالة‬
Al-Risâlah al-bahiyah : ‫الرسالة البهية‬
Mir `âh : ‫مرآة‬
Urjûzah fî al-t}ibb : ‫أرجوزة فى الطب‬
b. Jika kata diakhiri (‫ )ة‬dalam susunan id}afat maka dilambangkan
dengan t.
Wizarat al-Tarbiyah : ‫وزارة التربية‬
Mir`ât al-zamâan : ‫مرآة الزمان‬
c. Jika kata diakhiri dengan (‫ )ة‬sebagai keterangan, dan (‫ )ة‬berharakat
tanwin dibaca tan, maka dilambangkan dengan tan.
Faj`atan : ‫فجأة‬
Khamsatan : ‫خمسة‬

9. Hamzah (‫)ء‬
a. Jika berada pada posisi awal kata, atau mengikuti awalan kata
depan, atau kata penghubung/sambung atau mengikuti kata sandang
tertentu, Hamzah (‫ )ء‬tidak dilambangkan, jika berada di tengah atau
akhir, Hamzah (‫ )ء‬dilambangkan sebagai ` (alif), contoh:
Asad : ‫أسـد‬
Uns : ‫أنس‬
Idhâ : ‫إذا‬
Mas`alah : ‫مسألة‬
Dâ`im : ‫دائم‬
Mala`a : ‫مأل‬
Khat}i`a : ‫خطئ‬
b. Hamzah (‫ )ء‬wasal tidak dilambangkan. Jika Hamzah (‫ )ء‬wasal
bersambung dengan (‫ )ال‬maka ia dilambangkan a. Jika sebuah kata
diawali dengan Hamzah (‫ )ء‬wasal, maka Hamzah (‫ )ء‬dilambangkan
dengan i, contoh:
Rihlat Ibn Jubayr :‫رحلة ابن جبير‬
Al-istidrâk :‫االستدراك‬
33

Kutub iqtanathâ :‫كتب اقتنتها‬


Bi ihtimâm 'abd al-Majîd : ‫باهتمام عبد المجيد‬

10. Akhir kata kerja infleksi tetap dilambangkan, kecuali jika waqf
Man waliya Mis}r : ‫من ولي مصر‬
Ma'rifat mâ yajibu lahum : ‫معرفة ما يجب لهم‬
S}allâ Allâh 'alayhi wa salam : ‫صلى هللا عليه وسلم‬
Al-lu`lu al-maknûn fî h}ukm : ‫اللؤلو المكنون فى حكم‬
Al-akhbâr 'ammâ sayakûn : ‫األخبار عما سيكون‬

11.Akhir infleksi kata benda dan kata sifat


a. Akhir vokal tidak dilambangkan, kecuali disertai kata ganti, atau teks
merupakan ayat suci, contoh:
Ma'had mawlâya al-Hasan : ‫معهد موالي الحسن‬
Us}uluhâ al nafsiyah : ‫أصولها النفسية‬
Wa t}uruq tadrîsihâ : ‫وطرق تدريسها‬
Ilâ yawminâ hâdhâ : ‫إلى يومنا هذا‬
b. Tanwin (d}ammatayn, fath}atayn, atau kasratayn, yang berbunyi
un, an, dan in) tidak dilambangkan, kecuali ada aturan khusus;
misalnya pada kata benda nakirah yang bersal dari akar kata yang
mu'tal akhîr. Atau menunjukkan keterangan kata benda atau sifat,
contoh;
Qâd}in : ‫قاض‬
Ma'nan : ‫معنى‬
T}ab'an : ‫طبعا‬
Al-mushtarik wad}'an : ‫المشترك وضعا‬
Al-muftariq suq'an : ‫المفترق سقعا‬

12.Kata ganti, kata ganti akhiran, dan kata tunjuk


a. Vokal akhir tetap dilambangkan
Anâ wa anta : ‫أنا و أنت‬
Hâdhihi al-hal : ‫هذه الحال‬
Mu`allafâthu wa shurûhuhâ : ‫مؤلفاته وشروحها‬
b. Sebelum akhiran ungkapan atau kalimat, bagian akhir
dilambangkan dengan waqf
H}ayâtuhû wa as}ruh : ‫حياته وعصره‬
Tawfîq al-H{akîm : ‫توفيق الحكيم‬
Afkaruh wa atharuh : ‫أفكاره وآثاره‬

13.Kata depan dan kata penghubung


a. Vokal akhir dari kata depan yang terpisah (munfas}il) dan kata
penghubung tetap dilambangkan.
34

Anna : ‫أن‬
Annahu : ‫أنه‬
Bayna yadayhi : ‫بين يديه‬
b. Kata depan, kata penghubung, dan awalan lain yang tak terpisah
(muttas}il), maka dihubungkan dengan dengan tanda penghubung
(-) :
Bi-hî :‫به‬
Wa- ma'ahu :‫ومعه‬
Lâ-silkî : ‫ال سلكى‬

14. Kata tertentu (Isim ma'rifat)


a. kata sandang (‫ )ال‬yang ada pada sebuah kata dihubungkan dengan
(-)
al-kitâb al-thânî : ‫الكتاب الثاني‬
al-ittihâd : ‫اإلتحاد‬
al-asl : ‫األصل‬
al-âthar : ‫اآلثار‬
b. Jika (‫ )ال‬merupakan awal dari kata, dan jika (‫ )ال‬mengikuti kata
depan dan kata penghubung yang terpisah (Munfas}il) biasanya (‫)ال‬
dilambangkan tanpa memperhatikan apakah ia awal kata, akhir
kata vocal, atau konsonan. Beda halnya jika ada (‫ )ل‬mengikuti
sebuah kata sandang, contoh :
ilâ al-ân : ‫إلى اآلن‬
Abû al-wafâ : ‫أبو الوفاء‬
Maktabat al-nahdah al-misriyah : ‫مكتبة النهضة المصرية‬
Bi al-tamâm wa al-kamâl : ‫بالتمام و الكمال‬
Lil-shirbini : ‫للشربيني‬
c. (‫ )ل‬dilambangkan dengan huruf l apakah ia diikuti oleh a "sun
letter" atau tidak, tanpa memperhatikan apakah ada perpaduan ucapan
huruf awal konsonan sebuah kata yang disambungkan;
Al-hurûf al-abjadiyah : ‫الحروف األبجدية‬
Abû al-Layth al-samarqandî : ‫أبو الليث السمرقندي‬

15. Lambang ejaan bahasa Arab (ortografi)


a. Aturan penggunaan huruf kapital mengikuti aturan bahasa Inggris,
kecuali kata sandang tentu (al) dituliskan dalam huruf kecil dalam
semua posisi.
b. Diakritik digunakan baik pada huruf besar ataupun huruf kecil
Al-Îjî : ‫اإليجي‬
Al-Âlûsî : ‫اآللوسي‬

16.Tanda garis makron atau aksen akut digunakan untuk menunjukkan vocal
panjang termasuk bahasa arab yang berakhiran huruf illat (mu'tal akhîr).
35

Tanda garis makron atau aksen akut ini tetap digunakan sekalipun pada
tulisan vocal panjang yang dipendekkan dalam pengucapan sebelum
hamzat al was}l, contoh:
Ibrâhîm : ‫ابرهيم‬- ‫ابراهيم‬
Dâ`ûd : ‫دؤود داود‬
Abû al-H}asan : ‫أبو الحسن‬
Dhâlika : ‫ذلك‬
'ala al-'ayn : ‫على العين‬

17.sebagaimana yang terjadi pada perlambangan dari bahasa lain, kata asing
yang terjadi dalam kontek bahasa dan tulisan arab, maka perlambangan
mengikuti aturan romanisasi arab, contoh:
Jârmânûs ( Germanos atau Germanus) : ‫جارمانوس‬
Lûrd Ghrânfîl (bukan Lord Granville) : ‫لورد غرانفيل‬
Îsâghûjî (bukan Isagoge) : ‫إيساغوجي‬

18.Romanisasi Lafaz Jalâlah


Lafaz Jalâlah (‫ )هللا‬dalam keadaan tersendir dan bersambung dengan kata
yang lain dilambangkan dengan :

Allâh : ‫هللا‬
Billâh : ‫باهلل‬
Lillâh : ‫هلل‬
Bismillâh : ‫بسم هللا‬
Al-Mustansir billâh : ‫المستنصر باهلل‬

19.Romanisasi nama perseorangan


Tâhâ : ‫طه‬
Yâsîn : ‫يس – يسن‬
'Amr : ‫عمرو‬
Bahjat : ‫بهجت – بهجة‬

20.Romanisasi kata (‫ بن‬- ‫)ابن‬


Kedua kata (‫ بن‬- ‫ )ابن‬dilambangkan dengan ibn pada semua keadaan
Ah}mad ibn Muh}ammad ibn Abî al-Rabî' : ‫أحمد بن محمد بن أبي الربيع‬
Sharh} Ibn 'Aqîl 'alâ Alfiyat : ‫شرح أبن عقيل على ألفية‬
Ibn Mâlik : ‫ابن مالك‬

21.Romanisasi kata (‫)مائـــة‬, kata ini termasuk kata yang ganjil dan
diromanisasikan dengan mi`ah.
36

Anda mungkin juga menyukai