Modul Pertemuan 12
Modul Pertemuan 12
PERTEMUAN 12
INFLASI
A. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa/I dapat mendefinisikan inflasi dan mengetahui darimana sumber inflasi
dan dampak inflasi
B. Uraian Materi
Inflasi didefinisikan sebagai naiknya harga-harga untuk semua barang secara terus
menerus yang dapat menganggu bahkan dapat mengancam perekonomian suatu
negara. Menghitung tingkat inflasi berguna untuk menggambarkan perubahan harga-
harga yang berlaku dari satu tahun ke tahun yang berikutnya. Dalam hal ini perlu
dipedomani indeks harga konsumen dari suatu tahun ke tahun tertentu dan seterusnya
untuk dibandingkan dengan indeks harga pada tahun sebelumnya.
Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus dari
definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi
inflasi:
Kenaikan harga
Bersifat umum
Berlangsung terus menerus
1) Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jka menjadi lebih tinggi daripada harga periode
sebelumnya. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak waktu yang lebih
panjang: seminggu, sebulan, triwulan, dan setahun. Perbandingan harga juga bisa
dilakukan berdasarkan Patokan musim. Dengan demikian, dapat dikatakan pada musim
panceklik selalu terjadi kenaikan harga komoditi tertentu.
2) Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut
tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. Pengalaman Indonesia
menunjukkan setiap pemerintah menaikkan harga BBM, harga komoditas lain turut naik.
Karena, BBM merupakan komoditas strategis, maka kenaikan harga BBM akan
merambat kepada kenaikan harga komoditas yang lain.
3) Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika
terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitngan inflasi dilakukan dalam rentang waktu
minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat
umum dan terus-menerus. Dan waktu lainnya yg dijadikan patokan adalah triwulan dan
tahunan. Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah 10% berarti
akumulasi inflasi adalah 10% pertahun. Inflasi triwulan rata-rat 2,5% (10%:4),
sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83%(10%:12).
168
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
169
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
Inflasi
20,00%
18,00%
16,00%
14,00%
12,00%
10,00%
8,00%
6,00% Inflasi
4,00%
2,00%
0,00%
01/12/2002
01/12/2003
01/12/2004
01/12/2005
01/12/2006
01/12/2007
01/12/2008
01/12/2009
01/12/2010
01/12/2011
01/12/2012
01/12/2013
01/12/2014
01/12/2015
01/12/2016
01/12/2017
Gambar 34. Inflasi Periode 2002-2017
Gambar 32 inflasi di Indonesia mengalami penurunan inflasi dari tahun 2002
sampai 2017. Inflasi yang paling tinggi di tahun 2005 sebesar 18% dan terkecil
sebesar 2%.
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
01/12/2002
01/08/2003
01/04/2004
01/12/2004
01/08/2005
01/04/2006
01/12/2006
01/08/2007
01/04/2008
01/12/2008
01/08/2009
01/04/2010
01/12/2010
01/08/2011
01/04/2012
01/12/2012
01/08/2013
01/04/2014
01/12/2014
01/08/2015
01/04/2016
01/12/2016
01/08/2017
01/04/2018
-10,00%
-20,00%
-30,00%
-40,00%
Minyak Dunia
170
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
“Ditandai dengan kenaikan harga berjalan secara lambat dengan persentase yang
kecil serta dalam jangka waktu relatif”.
“Ditandai dengan kenaikan harga relative cepat atau perlu diwaspadai dampaknya
terhadap perekonomian”.
“Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan
dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang artinya
harga-harga minggu atau bulan ini lebih tinggi dari minggu atau bulan sebelumnya”.
Hyperinflasi : >100%
“Dimana inflasi ini paling parah akibatnya. Dimana masyarakat tidak lagi
berkeinginan menyimpan uang, nilai uang merosot dengan tajam sehingga ditukar
dengan barang”. Harga-harga naik lima sampai enam kali. Biasanya keadaan ini
timbul oleh adanya perang yang dibelanjai atau ditutupi dengan mencetak uang.
171
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
a. Inflasi Umum berdasar dari Indeks Harga Konsumen. Perubahan positif dari
IHK disebut inflasi dan jika negatif disebut deflasi. Perhitungan inflasi dari IHK
adalah ebagai berikut:
𝐼𝐻𝐾𝑡 − 𝐼𝐻𝐾𝑡−1
𝐼𝑁𝐹𝑡 = 𝑥 100
𝐼𝐻𝐾𝑡−1
b. Inflasi inti (core inflation), adalah “inflasi barang dan jasa yang perkembangan
harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum, seperti
ekspektasi inflasi , nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran
yang sifatnya cenderung permanen, persistent dan bersifat umum sesuai
dengan SBH 2007 sebanyak 692 komoditas seperti kontrak rumah, buruh, mie,
susu, mobil, sepeda motor dan sebagainya”.
c. Inflasi yang harganya diatur pemerintah (administrated prices inflation) sesuai
SBH 2007 jumlah komoditasnya 21 antara lain “bensin, tarif listrik, rokok dan
sebagainya”.
d. Inflasi bergejolak (volatile goods) Inflasi barang dan jasa yang perkembangan
harganya sangat bergejolak. Inflasi ini berdasarkan 61 bahan didominasi oleh
bahan makanan antara lain beras, minyak goring, cabe, daging ayam ras, dan
sebagainya.
172
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
d. Indeks harga yang dibayar petani adalah “indeks harga yang meliputi
pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi
pertaniannya”.
173
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat
inflasi menyebabkan barang-barang impor menjadi relatif murah maka impor akan
meningkat. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah
menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing sehingga
Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk atau defisit.
Penyebab Inflasi terbagi dua yaitu Inti dan Non Inti. Indikator Inflasi inti adalah
output gap, eksternal dan ekspektasi. Dimulai dari konsumsi, ekspor, dan investasi
yang mendukung permintaan sedangkan investasi, produksi, dan impor menfukung
penawaran. Kesenjangan antara permintaan dan penawaran agregat
menghasilkan ouput gap. Dari sisi, eksternal dan ekspektasi berasal dari inflasi
dunia dan nilai tukar. Indikator inflasi non inti adalah administered price dan volatile
food price. Administered price berasal dari pemerintah. Volatile food price dimulai
dari supply shock (guncangan penawaran) yang digolongkan impor makanan dan
produksi makanan yang mempengaruhi penawaran sedangkan populasi
mempengaruhi permintaan. Kesenjangan penawran dan permintaan membuat food
price menjadi volatile.
174
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
Hiperinflasi adalah kenaikan harga rata-rata dalam satu bulan yang kenaikannya
melewati 50% atau melewati 100% dari tahun sebelumnya. Kemudian, tidak sedikit
penelitian yang meneliti tentang asal muasal terjadinya hiperinflasi:
Salah satu negara yang terkena hiperinflasi baru baru ini adalah negara
Zimbabwe. Zimbabwe adalah negara yang berada di benua Afrika Timur, memiliki
luas 390 ribu km2, dengan populasi 15.2 juta jiwa pada 2014 dan angka GDP US$
14.2 miliar pada tahun yang sama. Zimbabwe merupakan kategori low-income
country.
Persoalan dimulai pada periode 1990 saat lahan pertanian petani pendatang
(Eropa) diambil alih oleh pemerintah dan diberikan ke petani 175efic, yang disebut
program redistribusi tanah karena masyarakat pribumi belum memiliki kapasitas
yang memadai untuk mengolah tanah secara produktif. Akibatnya, produksi
pertanian merosot tajam sebesar 85.7% dari total GDP pada periode 2002-2009.
Catatan lain bahwa pada tahun 2000 kurang lebih 4.3 juta ton namun di tahun 2009
sebesar 1.3 juta ton (Belajar Ekonomi, 2016). Isu lain adalah konflik negara dengan
negara –negara dalam satu kawasan. Menurut penelitian, keterlibatan Zimbabwe
dalam pertikaian dengan Congo memaksa negara Zimbabwe mengeluarkan US$
200 juta selama dua tahun saat konflik berlangsung. Selain itu, besarnya pemberian
jasa kepada para pejuang kemerdekaan dan veteran perang, yang mengambil
anggaran dua kali lipat dari program redistribusi tanah. Selain Tiga hal di atas,
Reserve Bank of Zimbabwe /RBZ menggelontorkan pinjaman secara massif
kepada pemerintah, perusahaan milik negara maupun pihak swasta untuk
menggenjot perkonomian.
Pada tahun 1997, inflasi melonjak lebih dari 50%. Sepuluh tahun kemudian
(pada tahun 2007) angka inflasi semakin parah sebesar 115 ribu persen. Ditandai
dengan langkanya persediaan pangan, berkurangnya pasokan bahan bakar untuk
produksi dan konsumsi serta kurang tersedianya fasilitas kesehatan. Bahkan pada
bulan Nopember 2008, inflasi meningkat sebesar 79 miliar persen. Pada tahun
tersebut kurs Z$/US$ adalah sebesar 50 juta Z$/ 1.2US$.
175
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
Venezuela
Hasil ekspor minyak mentah 50% dari total PDB dan bahkan di tahun berikutnya
PDB nmeningkat sebesar 95%.
Kemiskinan menurun dari 49%, menjadi 33.1%; kemiskinan ekstrim menyusut
dari 25.2% menjadi 10.2%.
Di sektor kesehatan tejadi penurunan angka kematian bayi 12.5/1000 kelahiran
di 1998, 10 kematian / 1000 kelahiran pada 2006.
Capaian dibidang pendidikan yaitu kenaikan tingkat melek huruf hingga 95%
atau setara dengan 1.1 juta penduduk.
Tingkat pengangguran menurun dari 13.9% menjadi 10% dari total populasi
penduduk.
Pertengahan 2008 terdapat resesi ekonomi di seluruh dunia dan berdampak
pada perekonomian domestic negara Venezuela. Pada 2008 harga minyak mentah
jatuh 50% dari US$130/barrel merost ke US$64/barrel, di tahun 2015 minyak
mentah menyentuh level terendah US$28/barrel.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2010 menukik hingga minus 6.2% dan sedikit
membaik menjadi minus 1.2% pada 2011;
Peningkatan angka pengangguran lebih dari 60%;
Jatuhnya nilai mata uang Bolivar;
Kenaikan inflasi Januari-September 2013 sebesar 38.7 %;
Kelangkaan bahan pangan;
Survei yang mengatakan 72% penduduk Venezuela berpandangan negative
tentang situasi domestic.
176
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
1) Permintaan Agregat
Permintaan agregat (aggregate demand/AD) adalah permintaan barang
dan jasa dalam suatu perekonomian selama satu periode tertentu. Bentuk
177
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
178
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
Kebijakan moneter
2) Penawaran Agregat
Kebijakan pemerintah juga sangat berpengaruh terhadap penawaran
agregat. Kebijakan moneter ekspansif, misalnya dengan memberikan
bantuan kredit, dapat meningkatkan penawaran agregat, sehingga kurva AS
dapat bergeser ke kanan. Demikian halnya dengan kebijakan fiscal.
Gambar 39. Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Kurva Penawaran Agregat
179
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
180
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
AS1. Naiknya biaya produksi disebabkan naiknya harga input pokok. Jika
berkurang adalah penawaran agregat, inflasi dan disertai kontraksi ekonomi,
sehingga jumlah output (PDB) menjadi lebih kecil(Y1<Y0).
6) Stagflasi
Stagflasi menerangkan kombinasi dari dua keaadaan buruk, yaitu
stagnasi dan inflasi. Stagnasi adalah kondisi dimana pertumbuhan ekonomi
sekitar nol persen pertahun.
C.Latihan Soal/Tugas
1. Jelaskan yang dimaksud dengn hyperinflasi?
2. Mengapa inflasi berdampak buruk terhadap perekonomian?
181
Teori Ekonomi Makro
Universitas Pamulang Prodi Manajemen
3. Jika uang beredar meningkat 10% dan yang lainnya tetap berapakah kenaikan
tingkat suku bunga nominal?
4. Jelaskan mengenai inflasi dorongan biaya!
5. Jelaskan mengenai stagflasi !
D.Referensi
Fauziyyah, S . (2017, Desember 29). Retrieved September 28, 2018, from Sarah Fauziyyah
Blogspot: http://contohsoalinflasidanjawab.blogspot.com/2017/12/contoh-soal-inflasi-
dan-jawaban.html
Rahardja, P., & Manurung, M. (2018). Teori Ekonomi Makro. Jakarte: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sukirno, S. (2017). Makroekonomi Teori Pengantar edisi satu cetakan XXI. Jakarta: Rajawali
Press.
182
Teori Ekonomi Makro