Anda di halaman 1dari 3

Pengalamanku Selama Magang

(PKL / Praktik Kerja Lapangan)

Halo, perkenalkan nama saya Nurul Octaviani dari jurusan KGSP atau Konstruksi
Gedung Sanitasi dan Perawatan di SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang. Saat ini
saya adalah siswi kelas 4 atau bisa juga disebut sebagai siswi kelas 13. Disini saya akan
menyampaikan pengalaman saya selama melaksanakan program magang atau praktik kerja
lapangan. Saya melaksanakan magang di Proyek Rehabilitasi Pasar Johar Selatan Semarang
yang dikerjakan oleh salah satu kontraktor besar di Semarang yaitu PT. Sinar Cerah
Sempurna.

Program magang di Stemba ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari 3 Mei 2021
sampai 3 November 2021. Dalam pelaksanaan magang ini tentu saya tidak sendirian karna
dalam pelaksanaannya dibagi menjadi beberapa kelompok dan saya mendapatkan kelompok
yang berisi 4 anggota, antara lain Saya, Andhika, Safira, dan Yusuf dengan pebimbing
magang adalah salah satu guru KGSP yaitu Bu Tri Budi Handayani. Mendapatkan tempat
magang di salah satu proyek besar seperti Rehabilitasi Pasar Johar Selatan Semarang ini tentu
tidak mudah, kita harus meminta ijin ke proyek apakah menerima siswa magang dan juga kita
harus berlomba untuk mendapatkan suatu tempat magang terlebih dahulu jika tidak ingin
didahului kelompok lain.

Pertama kali kita datang ke proyek sebagai siswa magang adalah saat sedang bulan
puasa. Masih ingat jelas ketika kita datang pertama disuruh menemui Site Manager PT. SCS
yang bernama Pak Roni. Kita sangat semangat sampai menentukan untuk datang jam 7 pagi,
dan ketika sampai sana benar-benar masi sepi. Kita menunggu Pak Roni di tempat duduk luar
kantor hinggga jam 11 siang dan bapaknya sama sekali belum terlihat. Ketika kita bertanya
kepada salah satu karyawan, ternyata Pak Roni sedang pulang ke kota asalnya dan akan
pulang 2 hari lagi. Mulai disitu kita sudah bingung harus apa. Apalagi itu saat-saat puasa,
melihat banyaknya para tukang yang tidak puasa membawa minuman atau makanan benar-
benar membuat kita tergoda. Tetapi tenang, kita tetap masih kuat puasa sampai bulan puasa
berakhir.

Dua hari setelahnya, kita bisa bertemu dengan Pak Roni dan dia menjelaskan apa saja
laporan yang harus kita buat. Pak Roni juga menyuruh kita menemui seseorang bernama
Ridlo Ahmad atau biasa kita panggil dengan Mas Ridho. Dari situlah awal kita bertemu
dengan mas Ridho, sosok pembimbing yang bisa menjadi kakak kita sekaligus bapak yang
mengayomi kita seakan-akan kita adalah anak-anaknya. Mas Ridho lah yang mengajari ilmu
kepada kita saat magang, terutama untuk materi ukur tanah. Mas Ridho ini juga lulusan dari
Stemba, sehingga kelompok kita sangat beruntung sekali bisa mendapat proyek besar dengan
pembimbing yang juga alumni Stemba. Setiap hari kita keliling lapangan atau melakukan
pekerjaan survey dengan Mas Ridho. Dan ketika sudah kelelahan kita akan ditraktir minuman
yang dibelikan di kantin proyek. Itu adalah momen yang sederhana tetapi sangat sangat
membuat bahagia.

Selain Mas Ridho kita juga bertemu dengan para pekerja atau biasa disebut tukang.
Mereka sangat ramah, terkadang ada juga mandor yang membelikan kelompokku minuman,
ah itu sangat menyentuh. Ada juga salah satu tukang yang selalu menganggap aku dan Safira
adalahnya anaknya. Dia selalu menyebut dirinya sebagai bapak, seperti “Anak cewe, sini sini
dari tadi bapak cari”, itu sangat menggemaskan. Kita juga bertemu dengan kakak kakak
magang yang lain. Kenapa aku sebut kakak? karena mereka semua adalah mahasiswa. Ya,
disitu yang magang sebagai anak SMK hanya kelompok ku, jadi kita ini selalu mereka
anggap sebagai adik-adik lucu. Mereka sangat baik dan ramah. Tidak hanya berasal dari
Semarang, banyak juga yang berasal dari luar kota sehingga juga menambah pertemanan kita.

Magang selama 6 bulan sangat tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat hingga
pelaksanaan magang kelompok kami hampir selesai bersamaan dengan proyek yang juga
hampir selesai. Banyak kakak-kakak magang yang sudah selesai waktu magangnya
menyisakan kelompokku dengan kelompok magang mahasiswa UMS, atau Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Menjelang pelepasan magang, kami memikirkan kenang-
kenangan apa yang dapat kita kasih ke Mas Ridho sebagai bentuk rasa terimakasih kami
karena sudah diberi ilmu yang sangat bermanfaat. Hingga akhirnya kita memilih untuk
memberi Mas Ridho sebuah waist bag karena dia selalu memakai waisbag saat bekerja.
Sehingga dengan kita membelikan waist bag itu, kita berharap jika Mas Ridho akan selalu
mengingat kita.

Kesimpulan yang saya peroleh dari pengalaman magang ini adalah saya dapat
meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah dengan ilmu yang dilaksanakan di
lapangan, sehingga hasil dari magang dapat berguna untuk terjun ke dunia kerja yang
sebenarnya sekaligus menjadikan pengalaman penting bagi saya dan teman-teman kelompok
saya. Disini saya dan teman-teman saya juga bersyukur mendapatkan teman-teman baru yang
sangat baik hati. Merasakan magang di sebuah proyek terutama untuk seorang perempuan
seperti saya adalah pengalaman yang sangat mmembanggakan, sehingga ayo belajar bersama
mengambil jurusan Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan di SMK Negeri 7 Semarang
ini. Bersama-sama kita membangun negeri Indonesia maju.

Sekian cerita pengalaman magang saya yang menurut saya sangat berharga. Semoga
dari pengalaman saya ini dapat meningkatkan semangat para adik kelas untuk lebih giat
belajar meraih masa depan. Bila ada salah kata saya mohon maaf. Demikian cerita
pengalaman magang saya, terimkasih.

Anda mungkin juga menyukai