Perkembangan Pencak Silat dewasa ini menunjukkan adanya suatu perkembangan sangat pesat
sekali , sehingga diperlukan adanya Peraturan Peraturan yang bisa mengantisipasi segala
persoalan-persoalan yang terjadi di dalam suatu pertandingan Pencak Silat .
Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT) sebagai induk organisasi Pencak Silat di Dunia
telah berulang kali mengadakan penyempurnaan Peraturan Pertandingan Pencak Silat , sampai
akhirnya dalam Rapat Teknik Negara Pendiri PERSILAT yang diselenggarakan pada tanggal 1
3
April 2012 di Jakarta telah menetapkan Peraturan Pertandingan Pencak Silat Antarabangsa yang
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua anggota PERSILAT beserta seluruh jajarannya .
Pertandingan Pencak Silat bisa terlaksana secara baik dan benar , jika Aparat Pertandingan yang
bertugas dalam pertandingan tersebut dapat bertindak sesuai dengan maksud dan tujuan yang
diharapkan oleh Peraturan tersebut . Perwasit-Jurian sebagai pelaksanaan dari ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pertandingan harus benar-benar mewujudkan bentuk-
bentuk pelaksanaan pertandingan sesuai dengan dasar dan tujuan dari pertandingan itu sendiri .
Oleh karena itu sangatlah diperlukan tenaga-tenaga Wasit dan Juri yang pengetahuannya tentang
Peraturan Pertandingan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan serta bisa menjabarkan
Peraturan tersebut dalam pelaksanaan suatu Pertandingan .
Berhasil atau tidaknya Wasit dan Juri melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya,
akan sangat menentukan citra Pencak Silat dimata Dunia.
Oleh sebab itu dipandang perlu adanya bahasa yang sama dalam perwasitan dan penjurian , yang
tidak cukup hanya dengan apa yang tersurat maupun yang tersirat dalam Peraturan Pertandingan
saja , namun dibutuhkan suatu pedoman pelaksanaan yang sejiwa dengan makna dari ketentuan-
ketentuan dasarnya .
Pedoman Pelaksanaan Tugas Wasit Juri ini memberikan “rambu-rambu” pelaksanaan bagi Wasit
dan Juri untuk dapat menterjemahkan Peraturan Pertandingan , serta sebagai bekal untuk
menjalankan tugasnya secara baik dan benar . Tugas-tugas Wasit di gelanggang serta tugas-tugas
Juri sebagai penilai digariskan dan diatur secara khusus dalam rangka koordinasi tugasnya dalam
penentuan hasil pertandingan .
1
BAB I
Bekal utama seorang Wasit dan Juri adalah memahami peraturan pertandingan secara baik dan
benar yang meliputi segala sesuatu yang menjadi jiwa peraturan dan ketentuan teknis
pelaksanaannya .
Pertandingan Pencak Silat mempunyai prinsip menghargai teknik “sambut” , yaitu serangan yang
didahului oleh pembelaan dinilai lebih tinggi dari serangan langsung .
Pesilat melakukan pola taktik “jual beli” lebih memungkinkan mendapat kemenangan.
Pola taktik yang perlu dikembangkan adalah bagaimana Pesilat menghindarkan atau memunahkan
serangan lawan dan membalas dengan serangan masuk. Pola inilah yang perlu dicermati dan
diamati oleh Wasit dan Juri, terutama dalam hal pemberian nilai oleh Juri.
Kaidah bertanding yang perlu dikembangkan adalah dimulainya Pesilat membuat sikap pasang,
melakukan pola langkah untuk mencapai jarak yang ideal guna melakukan serang bela dengan
koordinasi yang baik ( maksimal 6 jenis serangan untuk seorang pesilat ) dan kembali membuat
sikap pasang.
Diharapkan Pesilat tidak hanya melakukan pukulan dan tendangan saja , tetapi mengembangkan
teknik yang mempunyai kemungkinan nilai yang benar , yaitu teknik sambut dan teknik
menjatuhkan .
Jika Pesilat dapat dituntun / diarahkan untuk melakukan kaidah bertanding yang baik , artinya
dapat melakukan kembali sikap pasang setelah terjadinya serang bela yang terkoordinasi dengan
baik dan benar , maka teknik dan taktik dapat dikembangkan .
Pertandingan akan berlangsung dengan lancar dan konsentrasi Pesilat diharapkan dapat
menggunakan akal pikirannya untuk mengembangkan taktiknya .
Pengamatan pada ketentuan pelanggaran harus secermat mungkin . Usaha mengenai bagian yang
bukan merupakan sasaran yang sah secara langsung dan sengaja , patut mendapat hukuman .
Cara memberikan pembinaan dan hukuman harus dilakukan secara jelas dengan bahasa isyarat ,
sehingga dapat dimengerti oleh Pesilat maupun penonton / publik lainnya .
Wasit yang baik merupakan guru bagi para Pesilat untuk menerapkan peraturan perwasitan dan
pertandingan, sehingga para Pesilat tahu mana yang benar dan mana yang salah dalam
pelaksanaan pertandingan .
Sebagai hakim , Wasit harus dapat memutuskan hukuman bagi pelanggaran yang dibuat oleh
Pesilat secara tegas . Dengan sendirinya Wasit sebagai pemimpin pertandingan harus mempunyai
wibawa dalam memimpin , baik dalam penampilan fisik maupun tindakannya .
Untuk lebih jelas memahami unsur unsur pertandingan Pencak Silat , marilah kita melihat pada
skema pertandingan dibawah ini :
2
SKEMA PERTANDINGAN PENCAK SILAT
PERATURAN
PERTANDINGANLandasan :
Norma olahraga
Kaidah Pencak Silat
TARGET PRESTASI
BELAAN Elakan / Tangkisan SERANGAN
Pukulan & Tendangan
Teknik menjatuhkan
PENILAIAN
KEPUTUSAN
PEMENANG
NILAI
- Menang Angka
Menang Teknik
Menang WMP
Menang Mutlak
- Menang Diskualifikasi
Menang Undur Diri
2. Kaidah Pencak Silat , dimaksudkan bahwa pengembangan teknik dan taktik bertanding
berdasarkan kaidah Pencak Silat , yaitu adanya sikap pasang , pola langkah dan
koordinasi yang baik dalam melakukan serang bela dan kembali pada sikap pasang .
Teknik dan taktik sambut lebih diutamakan untuk dikembangkan , dan mempunyai nilai
lebih tinggi dari pada serangan langsung .
3
Dalam menilai hasil pertandingan , pedoman yang dapat dipakai adalah pengamatan aksi dan
reaksi ( jual beli ) . Dalam suatu rangkaian serang bela yang kemungkinan terdiri dari 6 jenis ,
perlu diamati secara seksama aksi dan reaksi kedua Pesilat . Dengan pedoman jual beli diawali
sikap pasang , seorang Wasit - Juri harus dapat mengamati gerak serang bela kedua Pesilat ,
apakah merupakan serangan langsung yang disambut ataukah serangan langsung yang beruntun .
Kemungkinan seorang Pesilat setelah melakukan taktik serangan , kemudian melakukan
pembelaan untuk menerima serangan lawan .
Dalam suatu rangkaian serang bela , seorang juri harus dapat merekam nilai dengan pengamatan
pada serangan termasuk taktiknya . Kalau serangan masuk tersebut diawali dengan pembelaan
(elakan / tangkisan ) maka Pesilat tersebut berhak mendapat tambahan nilai :
1 ( satu ) + “x” . ( 1 + 1 / 1 + 2 / 1 + 3 ) .
Target prestasi yang mungkin dicapai oleh Pesilat menjadi dasar bagi penilaian . Juri
berkonsentrasi mengamati serangan masuk dengan tangan ( pukulan ) dan serangan masuk
dengan kaki ( tendangan ) yang dilakukan oleh Pesilat . Termasuk nilai tambahan 1 ( satu ) + “x”
jika Pesilat melakukan sambut atas serangan lawan .
Nilai teknik jatuhan yang berhasil , ditulis atas keputusan pengesahan Wasit . Diamati benar
terhadap teknik jatuhan yang diawali dengan pembelaan , dimana Pesilat berhak mendapat nilai
tambahan 1 ( satu ) + 3 . Keputusan Wasit atas nilai jatuhan harus ditulis oleh Juri . Jika ada
pendapat Juri berbeda dengan keputusan Wasit, hendaknya ditulis pada kolom catatan sebagai
bahan( Manual ). Bila penilaian mengunakan sistem digital juri dapat menekan tombol yang
ditentukan.
Seorang Wasit dan Juri harus mengerti tentang jenis-jenis keputusan pemenang serta unsur-
unsurnya , yaitu :
1. Menang Angka
a. Bila pertandingan dapat berlangsung selama 2 ( Dua ) babak untuk golongan usia
dini dan pra remaja dan 3 ( tiga ) babak untuk remaja ,dewasa dan pendekar,
jumlah Juri yang menentukan menang atas seorang Pe silat lebih banyak dari pada
lawannya , dinyatakan sebagai pemenang .
Penentuan kemenangan dilaksanakan oleh masing-masing Juri .
b. Bila hasilnya masih sama , maka Pesilat yang tidak mendapat nilai hukuman atau
Pesilat yang paling sedikit mendapat nilai hukuman adalah pemenangnya .
c. Bila hasilnya masih sama , maka pemenangnya adalah Pesilat yang berhasil
mengumpulkan nilai prestasi teknik tertinggi / paling banyak .
d. Bila hasilnya masih sama , maka pertandingan ditambah 1 ( satu ) babak lagi .
e. Bila nilainya masih sama, maka dilihat dari hasil penimbangan berat badan 15
menit sebelum bertanding . Pesilat yang lebih ringan timbangannya dinyatakan
sebagai pemenang .
f. Bila hasilnya masih sama , maka diadakan undian oleh Ketua Pertandingan dengan
disaksikan oleh Tecknical Delegate dan kedua Menejer Tim .
Hasil penilaian Juri diumumkan pada papan nilai ( Manual ) , setelah penentuan
kemenangan selesai dilaksanakan. Kecuali penilaian mengunakan sistem digital.
4
2. Menang Teknik
d. Keputusan Wasit.
Pesilat tidak dapat melanjutakan pertandingan setelah mendapatkan hitungan
teknik ke 10 dari Wasit.
3. Menang Mutlak
Disebabkan karena Pesilat jatuh akibat serangan yang sah dan menjadi tidak dapat segera
bangkit dan atau nanar , maka setelah hitungan Wasit ke 10 ( 10 detik ) tidak dapat
berdiri tegak dengan sikap pasang .
Catatan : Pertama-tama harus diperhatikan adalah apakah serangan yang masuk
tersebut adalah merupakan serangan masuk yang sah atau serangan masuk
yang tidak sah . Jika serangan masuk tersebut sah , maka Wasit harus
segera melakukan hitungan menurut tata cara yang telah ditentukan .
Begitu pula jika serangan masuk tersebut tidak sah , maka Wasit harus
segera memberikan hukuman ( teguran / peringatan ) sesuai kadar
pelanggarannya kepada Pesilat yang melakukan serangan .
5. Menang Diskualifikasi
5
c. Lawan melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai sportivitas dan
melanggar norma-norma olahraga .
d. Lawan pada saat penimbangan berat badan ( 15 menit sebelum bertanding ), tidak
sesuai dengan ketentuan berat badan dari kelas yang diikutinya .
6. Menang Undur Diri
Disebabkan karena lawan tidak hadir di gelanggang setelah pemanggilan yang ketiga .
Tenggang waktu setiap pemanggilan adalah 30 ( Tiga puluh ) detik .
Enam kemungkinan Keputusan Kemenangan ini harus benar-benar dipahami oleh Wasit dan Juri
serta menjadi pegangan dalam memimpin pertandingan Pencak Silat .
BAB II
PEDOMAN MEWASITI
Sebelum seorang Wasit melaksanakan tugasnya memimpin pertandingan , ada beberapa hal yang
harus menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas , yaitu :
1. Tata cara Pembukaan
2. Tata cara Penutupan
3. Sikap laku memimpin pertandingan
4. Pengamatan dan Pengambilan Keputusan
Setelah Pesilat masing-masing sudut diperiksa tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan pertandingan yang meliputi antara lain : kuku Pesilat, Cap Protector, Pelindung sendi
dan lain-lain ( diluar gelanggang ) , maka prosesi selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Wasit memasuki gelanggang bersama kelima Juri dari sebelah kanan Ketua Pertandingan ,
dalam posisi berbanjar dengan urutan : Juri 2 , Juri 1 , Juri 5 , Juri 4 dafi Juri 3
(Wasit berada didepan Juri ) , selanjutnya dengan dipimpin oleh Wasit memberi hormat
serta memberi laporan kepada Ketua Pertandingan ( Wasit dan Juri siap
melaksanakan tugas ) .
b. Dengan komando Wasit , semuanya “balik kanan” dan memberi hormat kepada publik
( hormat gerak / tegak gerak ).
c. Wasit dan Juri menuju dan menempati kursi masing-masing dengan urutan :
Juri 2 , Juri 1 dafi Wasit memasuki gelanggang dari arah sudut netral disebelah kiri
menuju sudut diagonal sudut netral lainnya serta Juri 3 , Juri 4 dafi Juri 5 menuju
kursi masing-masing melalui arah sudut Biru .
d. Sebelum duduk dikursi Juri , semua Juri dalam keadaan berdiri , dan atas komando Wasit
untuk duduk , kelima Juri duduk secara bersamaan .
e. Setelah semua Juri sudah berada dalam posisi kursi masing-masing , Wasit
mempersilahkan Pesilat sudut merah dan Pesilat sudut Biru untuk memasuki gelanggang ,
memberi hormat kepada Wasit dan Ketua Pertandingan secara bergantian .
f. Wasit memanggil kedua Pesilat untuk memasuki gelanggang pertandingan ,
mempersilahkan kedua Pesilat berjabat tangan serta memberikan arahan secukupnya
(tidak perlu bertele-tele ) tentang pelaksanaan pertandingan , menempatkan Pesilat
dalam posisi masing-masing diluar lingkaran kecil ( diameter 3 meter ) , memberikan
tanda kepada seluruh Aparat Pertandingan bahwa pertandingan sudah siap dilaksanakan .
6
g. Wasit memberikan aba-aba BERSEDIA Pesilat harus melaksanakan sikap pasang ,
minimal 1 tangan diatas pusar dilanjutkan dengan aba-aba MULAI .
Setelah selesainya pertandingan , maka beberapa hal yang harus dilakukan oleh Wasit adalah
sebagai berikut :
b. Setelah peluit berbunyi dan Lampu Pemenang menyala ( bendera pemenang dikibarkan
oleh Ketua Pertandingan apabila lampu pemenang tidak menyala ) , Wasit mengangkat
tangan Pesilat yang menang selama 5 detik , kemudian diturunkan kembali dengan
menundukkan kepala .
e. Wasit melaporkan kepada Ketua Pertandingan ( Wasit Juri telah melaksanakan tugas
laporan selesai ), dan memberi hormat kepada Ketua Pertandingan ( Hormat gerak /
tegak gerak ).
f. Wasit dan kelima Juri kembali ketempat Wasit Juri dari arah sebelah kiri Ketua
Pertandingan ( hadap kanan maju jalan ). Dalam posisi berbaris denagan urutan Juri 2,
juri 1, juri 5, juri 4, juri 3, Wasit .
1. Posisi Wasit dalam memimpin pertandingan harus dalam posisi segi tiga sama kaki
dengan Pesilat . Pengambilan jarak tidak terlalu dekat atau terlalu jauh dengan
Pesilat .
2. Pengambilan langkah dalam mengikuti gerak perpindahan Pesilat tidak terlalu pendek
atau lari-lari kecil , tetapi langkah panjang yang taktis dan effisien . Diusahakan tidak
terlalu mengadakan perpindahan jika tidak perlu .
4. Jika Pesilat belum melakukan sikap pasang , dapat ditambah dengan aba-aba
“PASANG” . Jika kedua Pesilat sudah siap dengan sikap pasang , maka sambil
mengucapkan aba-aba “MULAI” kaki kanan depan ditarik / melangkah mundur ke
belakang dan tangan kanan digerakkan kearah badan .
7
b. Sikap Melerai
1. Usahakan mengambil sikap tegak dengan tangan lurus disisi badan . Sikap melerai
dilakukan dengan mendekati kedua Pesilat dengan isyarat berhenti , mengacungkan
tangan kedepan sambil menyerukan aba-aba “BERHENTI” , dengan sikap kaki
kedepan
2. Jika perlu melerai dengan masuk mendekat, sikap tangan untuk menjaga gerak
Pesilat, siku tidak diarahkan pada Pesilat. Posisi tidak boleh membelakangi Pesilat
yang melakukan serangan .
4. Peringatan diberikan dengan mengangkat jari telunjuk tangan kanan keatas untuk
peringatan satu, jari telunjuk dan jari tengah untuk peringatan 2 dan tangan kiri
Wasit memegang tangan kanan pesilat selama 5 detik, dilakukan dengan memutar
badan sejajar dengan pesilat yang mendapat peringatan.
1. Jika terdapat teknik menjatuhkan yang dilakukan oleh Pesilat , perlu pengamatan aksi
dan reaksi kedua Pesilat . Teknik menjatuhkan , menyapu , mengkait , dan
menggunting atau karena serangan langsung , jika dilakukan dengan mantap dan
lawan jatuh , Wasit menghentikan pertandingan dan memberikan tanda dengan sikap
tangan mengepal ibu jari terbuka diarahkan dari posisi horisontal turun ke bawah ,
tangan yang lainnya (telapak tangan menghadap keatas) diarahkan kepada Pesilat
yang berhasil menjatuhkan selama 5 detik .
2. Teknik menjatuhkan dengan cara mengungkit harus diamati apakah dilakukan dengan
memegang atau tidak . Apabila Pesilat melakukan pegangan sebelum melakukan
ungkitan , maka jatuhan tersebut tidak sah .
3. Teknik jatuhan dengan menangkap , diberi kesempatan dalam waktu 5 ( lima ) detik,
jika berhasil menjatuhkan dengan baik dan tidak ikut terjatuh, Wasit mengesahkan
jatuhan tersebut .
4. Jika dalam proses jatuhan terdapat pegangan yang berlarut-larut ( lebih dari 5 detik )
atau bergumul, segera dihentikan dan diberi tanda tidak sah dengan menggerakkan
kedua lengan menyilang didepan badan sebanyak 2 kali.
8
5. Jatuhan yang dilakukan dengan anggota badan lawan jatuh digaris bidang laga
dinyatakan syah, bila jatuhan diluar garis bidang laga dinyatakan tidak sah.
( kriterianya adalah anggota tubuh yang jatuh lebih dahulu mengenai garis atau
diluar garis )
6. Pegangan atau rangkulan oleh Pesilat yang dilakukan sebagai usaha menahan
keseimbangan , jika dapat dijatuhkan lawannya dalam waktu kurang dari 5 ( lima )
detik, jatuhan tetap dinyatakan sah .
7. Jika Pesilat yang menjatuhkan melakukan serangan terhadap lawannya yang jatuh,
Wasit menghentikan pertandingan dan Pesilat yang melakukan serangan tersebut
diberi tegoran .
8. Serangan menjatuhkan dengan dengan sapuan bawah depan atau belakang yang
gagal maka lawan dapat menyerang 1 kali dalam tempo 1 detik pada sasaran yang
syah dengan tidak mengunakan beban berat badan ( yang diperbolehkan tendangan
mengayun, pukulan )
1. Menang mutlak adalah Pesilat jatuh karena serangan sah yang dilakukan pada
sasaran yang sah. Dalam hal ini Wasit harus menghentikan pertandingan, dan
mengesyahkan jatuhannya, dilanjutkan dengan memerintahkan Pesilat yang
menyerang untuk menempati sudut netral. Wasit menempatkan diri pada posisi
diantara kedua Pesilat serta masih dapat melihat kedua Pesilat dan melihat
Pengamat Waktu.
2. Dengan pedoman isyarat dari Pengamat Waktu, Wasit melakukan hitungan dengan
cara meluruskan lengan ke belakang lalu mengayunkan kedepan sampai hitungan ke
9 ( sembilan ) walaupun Pesilat sudah berdiri tegak, kemudian Pesilat ditanya
kesanggupannya untuk meneruskan pertandingan.
Jika masih sanggup bertanding, maka pertandingan dilanjutkan kembali.
3. Jika sampai hitungan ke 9 ( sembilan ), Pesilat belum bisa berdiri tegak atau masih
nanar, hitungan dilanjutkan sampai 10 ( sepuluh ). Apabila pesilat tidak dapat
bangkit maka pertandingan dinyatakan selesai dengan kemenangan mutlak.
5. Jika Pesilat yang terkena serangan tersebut jatuh diluar gelanggang, maka tata cara
menghitung yang dilakukan oleh Wasit adalah sama dengan tata cara seperti kasus
tersebut diatas ( Point 2,3,4 )
6. Jika terjadi serangan pada sasaran yang syah secara bersamaan dan kedua Pesilat
jatuh dan tidak bangkit, maka Wasit memberikan tanda jatuhan syah kepada kedua
pesilat. Wasit memberikan tanda dengan sikap kedua tangan mengepal ibu jari
terbuka diarahkan dari posisi horisontal turun ke bawah (45 derajat) selama 5 detik.
Selanjutnya Wasit melakukan hitungan mutlak kepada kedua Pesilat.
9
f. Kesalahan Teknik Belaan
1. Serangan yang sah dengan lintasan sasaran yang benar, jika karena kesalahan teknik
pembelaan (elakan yang menuju pada lintasan serangan), tidak dinyatakan sebagai
pelanggaran dan Wasit segera menghentikan pertandingan.
2. Jika Pesilat yang terkena serangan salah bela kemudian cidera ( luka ) dan tidak
segera bangkit, maka Wasit segera memanggil Dokter Pertandingan. Jika Dokter
Pertandingan memutuskan bahwa Pesilat tersebut “unfit”, maka Pesilat yang
bersangkutan dinyatakan kalah teknik . Tetapi jika Dokter Pertandingan menyatakan
“fit”, Wasit segera menghitung sampai 9 hitungan teknik ( 9 detik ) jika Pesilat tidak
mau bangkit, maka Wasit melanjutkan hitungan teknik sampai 10.
Hal yang sangat penting untuk dijadikan dasar / pedoman dalam mengambil keputusan adalah
berdasarkan pada SEBAB dan AKIBAT . Wasit harus melihat sebab terlebih dahulu , baru
meneliti akibat . Jangan terpengaruh oleh akibat yang diderita oleh Pesilat , sehingga kehilangan
dasar untuk mengambil keputusan yang benar . Dalam menilai suatu kejadian Wasit harus
mempunyai pandangan secara kronologis teknis atau runtut tidak boleh meloncat-loncat .
Sebagai contoh , dalam menilai Pesilat yang jatuh karena suatu serangan , maka tindakan yang
harus dilakukan oleh Wasit sebelum mengambil suatu keputusan adalah sebagai berikut :
1. Wasit harus menilai sebab dari jatuhnya Pesilat tersebut , artinya apakah karena serangan
yang sah atau karena pelanggaran .
2. Kalau karena serangan yang syah, Wasit segera mensyahkan jatuhan tersebut. Dan jika
Pesilat yang mendapat serangan tidak dapat bangun atau nanar, harus segera
memerintahkan Pesilat yang menjatuhkan menempati sudut netral dan melakukan
hitungan Mutlak.
3. Kalau karena serangan yang tidak sah ( pelanggaran ), Wasit segera memberi hukuman
kepada Pesilat yang melanggar dan segera pula menolong Pesilat yang jatuh, dan kalau
memerlukan pertolongan dokter, maka segera memanggil Dokter Pertandingan .
Jika dokter menyatakan fit maka pertandingan dapat dilanjutkan. Jika Dokter menyatakan
Pesilat unfit maka hukuman ditingkatkan menjadi diskualifikasi .
Cara pengamatan Wasit harus kronologis ( runtut ) dari satu kejadian ke kejadian berikutnya ,
bertitik tolak dari sebab dan akibat , selanjutnya diamati prosesnya .
Begitu pula dalam mengamati perkenaan suatu pelanggaran ( pada leher keatas ) , Wasit harus
mencari sebab , apakah karena serangan langsung ataukah karena kesalahan pembelaan . Jika
karena serangan langsung Wasit harus memberi hukuman kepada Pesilat yang melanggar . Dan
jika karena kesalahan teknik pembelaan harus dijelaskan dengan singkat kesalahan Pesilat
tersebut dan tidak merupakan pelanggaran bagi Pesilat yang menyerang . Dalam kasus ini perlu
diperhatikan serta dicegah taktik “berkorban diri” untuk dikenai oleh lawan guna mendapatkan
kemenangan diskualifikasi .
10
5. MENGARAHKAN KAIDAH PERTANDINGAN
Wasit yang baik adalah Wasit yang dapat mengarahkan pertandingan sehingga dapat berjalan dan
berkembang sesuai dengan prinsip prinsip kaidah bertanding . Disamping itu Pesilat diharapkan
bisa mengetahui serta memahami hal-hal mana yang merupakan pelanggaran .
Wasit juga harus bisa mengarahkan Pesilat agar Pesilat bisa melakukan serangan yang
terkoordinasi dengan baik mulai dari sikap pasang, pola langkah dan dilanjutkan dengan
serangan. Pesilat yang tidak melakukan pola langkah harus dibina oleh Wasit , dan jika setelah
diberi pembinaan 1 ( satu ) kali Pesilat masih tetap tidak melakukan pola langkah yang telah
ditentukan, maka Wasit akan memberikan tegoran.
Wasit harus dapat melakukan kepemimpinan sehingga bimbingannya serta keputusannya akan
jelas diterima oleh Pesilat dan merupakan pelajaran untuk memahami peraturan pertandingan
secara baik dan benar.
Pedoman mewasiti berdasarkan kaidah bertanding dapat dilihat pada bagan dibawah ini .
BERSEDIA
- 6 JENIS SERANGAN
- KOORDINASI
- SIKAP PASANG
1.Pada saat Wasit memberi aba-aba “BERSEDIA” Pesilat berada dalam posisi A/1 dan
B/1, dengan membuat sikap pasang. Setelah wasit memberi aba-aba “ MULAI “ maka
pesilat melakukan langkah untuk saling mendekat ( A-1 ke A2 dan B-1 ke B-2 ).
2.Langkah Pesilat , harus diteliti , apakah merupakan langkah yang baik antara lain
langkah angkatan , langkah geseran , langkah lompatan , langkah ingsutan /
seseran atau putaran. Tidak diperkenankan menggunakan langkah lari dalam
mendekati lawan. Pesilat harus berusaha untuk mendapatkan jarak ideal/jangkau yang
tepat untuk melakukan serangan ( posisi A/2 dan B/2 ) .
Pesilat harus melakukan pola langkah. Apabila Pesilat tidak melakukan hal tersebut , maka
Pesilat bersangkutan harus diberi pembinaan. Dan setelah diberi pembinaan Pesilat
bersangkutan tetap tidak melakukan pola langkah yang dimaksudkan , maka Pesilat
bersangkutan langsung diberi tegoran.
11
3. Sikap pasang adalah merupakan sikap teknik yang penting untuk dikembangkan dalam
pertandingan .
Berbagai sikap pasang yang dapat dilakukan antara lain :
Sikap pasang yang dapat dilakukan adalah sikap pasang atas (kuda-kuda ringan), sikap
pasang tengah (kuda-kuda berat) . Sedangkan sikap pasang bawah ( tungkai terletak di
matras ) tidak diperbolehkan.
6. Jika Pesilat setelah melakukan rangkaian serang bela, kembali membuat sikap pasang,
maka pertandingan dapat dilanjutkan kembali dengan isyarat tangan.
Jika Pesilat setelah melakukan rangkaian serang bela tidak segera membuat sikap pasang
/ ragu-ragu , maka Wasit memberi aba-aba “PASANG” dan “MULAI”.
7. Pada prinsipnya Pesilat dapat melakukan serang bela dengan runtut asalkan membuat
sikap pasang kembali setelah gebrakan serta dapat mengatur medan pertandingan secara
baik .
Jika Wasit dapat meletakkan dasar bertanding menurut kaidah bertanding tersebut dan
membimbing kedua Pesilat untuk menjunjung tinggi sportivitas, pertandingan akan berkembang
dengan baik. Diharapkan para Pesilat menggunakan akal pikirannya dalam melakukan dan
mengembangkan taktik pertandingan.
Taktik yang utama adalah bagaimana menghindarkan atau memusnahkan serangan lawan untuk
disambut dengan serangan balasan.
12
TATA CARA WASIT JURI
PENCAK SILAT KATEGORI TANDING
MEMASUKI GELANGGANG PERTANDINGAN
3
4
5
1
2 Anggota Wasit Juri yang tidak bertugas
3 4 5 1 2
BIRU Netral
Juri5 Juri 1
Juri4 Juri 2
NETRAL Merah
Juri 3
13
TATA CARA WASIT JURI
PENCAK SILAT KATEGORI TANDING
KELUAR GELANGGANG PERTANDINGAN
34 5 12
BIRU NETRAL
Juri 5 Juri 1
Juri 4 Juri 2
W
NETRAL Merah
Juri 3
14
BAB III
1. SIKAP WASIT
1. Wasit harus menunjukkan sikap yang meyakinkan dan sama sekali tidak boleh
menunjukkan sikap ragu-ragu .
2.Wasit harus menghilangkan rasa memihak pada salah satu Pesilat , sebab jika hal itu
tampak pada mimik , pandangan mata , apalagi sampai pada perbuatan maka Wasit
akan gagal , karena perbuatan yang memihak akan menimbulkan ekses-ekses yang
mebahayakan .
4. Rasa dedikasi dan senang pada tugasnya merupakan bekal yang sangat berharga bagi
seorang Wasit , dan hal ini merupakan faktor yang dapat mengatasi kendala-kendala .
a. Menangani Pesilat , dengan cara yang tidak sesuai dengan norma-norma olahraga
antara lain : memisah dengan pukulan , tendangan , tamparan dan segala tindakan
kasar lainnya .
b. Menunjukkan sikap marah ketika mendapat ejekan atau cemoohan dari publik .
d. Hilang kontrol / pengawasan karena putus asa , amarah atau tekanan emosi .
Seorang Wasit dalam tugasnya tidaklah sekedar memimpin pertandingan saja , tetapi juga
bertindak sebagai pimpinan dalam melaksanakan semua tata cara yang harus dilaksanakan
oleh seorang Pesilat atau Wasit itu sendiri .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan serta dilakukan oleh seorang Wasit, sejak sebelum
memasuki gelanggang,hingga akhir pertandingan adalah sebagai berikut :
15
a. Sebelum memasuki gelanggang , seorang Wasit harus menyiapkan diri secara sungguh-
sungguh . Secara lahiriah ia harus tampil ke gelanggang dalam keadaan rapi ,
bersih dan sopan . Sedangkan secara rohaniah ia harus sudah siap tampil ke
gelanggang dengan segala konsekuensinya yaitu siap untuk menghadapi segala
kemungkinan yang dapat terjadi di gelanggang .
b. Memasuki gelanggang dari sudut netral , serta berjalan dengan adat yang sopan dan
tidak dibuat-buat .
d. Wasit memberi isyarat kepada kedua Pesilat untuk masuk kegelanggang secara
bergantian. Selanjutnya pesilat memberi hormat kepada wasit dan ketua
pertandingan (pesilat diperbolehkan melaksanakan rangkaian gerak jurus perguruan
lima sampai sepuluh gerakan), setelah kedua pesilat siap Wasit memanggil kedua
Pesilat untuk saling berjabatan tangan. Pada saat ini dilakukan pemeriksaan ulang
kepada masing-masing Pesilat dengan cara yang tidak menyolok usahakan serapi
mungkin. terutama mengenai pemakaian perlengkapan pertandingan ( genatal
protector , pelindung sendi dan lain-lain ) dan menggunakan barang-barang terlarang
lainnya . Perhatikan pula kesehatan Pesilat , apakah ada bekas luka pukul atau
memar . Kalau Wasit meragukan kesegaran dan kesehatan Pesilat , segera meminta
bantuan Dokter Pertandingan untuk memeriksanya kembali .
Pada saat pemeriksaan tersebut digunakan oleh Wasit untuk memberikan arahan
tentang pertandingan secara singkat.
f. Diantara masing-masing babak , Wasit - kalau dianggap perlu - sekali lagi memeriksa
keadaan gelanggang , kemudian menunggu babak selanjutnya di sudut netral
dengan sikap istirahat sempurna dengan melihat ke Pengamat Waktu dan Ketua
pertandingan.
g. Setelah babak ketiga berakhir , wasit memberi kesempatan kepada kedua Pesilat
untuk beristirahat sejenak sebelum nama Pemenang diumumkan ( ada tanda lampu /
bendera ) memanggil kedua Pesilat . Selanjutnya Pesilat yang menang , salah satu
tangannya diangkat tinggi sebagai pemberitahuan kepada publik. Kecuali dalam
menggunakan sistem penilaian digital dimana keputusan pemenang langsung
diumumkan setelah babak ketiga berakhir.
h. Wasit mengajak kedua Pesilat untuk saling berjabat tangan , dan memberikan
penghormatan kepada publik .
4. PELAKSANAAN PERWASITAN
16
2. Ketentuan bertanding yang meliputi pengertian-pengertian :
2.1. Aturan Pertandingan
2.2. Aba-aba yang digunakan
2.3. Sasaran
2.4. Larangan-larangan
2.5. Ketentuan Hukuman
3. Penilaian , yang meliputi dasar-dasar ketentuan nilai dan syarat-syarat nilai yang
terdiri dari elakan / tangkisan sah yang dinilai , serangan sah yang dinilai serta
teknik menjatuhkan yang dinilai .
Koordinasi tugas Wasit dan Juri dalam kesatuan tindakan untuk memimpin dan
menetukan hasil pertandingan harus dapat dicapai dengan baik . Pada hakekatnya
tugas Wasit adalah memimpin dilaksanakannya aturan-aturan bertanding dan
mencegah terjadinya pelanggaran dan gangguan yang mungkin terjadi baik bagi
keselamatan Pesilat maupun dilanggarnya norma-norma keolahragaan .
b. Keputusan yang menjadi tugas Wasit untuk menetapkan , secara teknis harus benar-
benar dilaksanakan secara tegas dan jelas serta tidak ragu-ragu .
Sebab jika dalam menentukan keputusan yang menjadi wewenang sepenuhnya Wasit
tidak dijalankan secara tegas dan jelas , maka akan dapat menimbulkan ekses dan hal-
hal yang menyulitkan , tidak hanya bagi Wasit saja , akan tetapi juga bagi Aparat
Pertandingan yang lain dan bahkan bagi Panitia Penyelenggara Pertandingan .
Keputusan kemenangan yang harus dipahami faktor-faktornya secara benar adalah :
1. Menang Teknik
Menang Teknik ini dapat disebabkan oleh permintaan Pesilat dan Pelatih untuk
tidak melanjutkan pertandingan, Keputusan Dokter Pertandingan dan oleh
Keputusan Wasit.
Wasit harus menerima serta mengesahkan dan memutuskan kemenangan tanpa
ragu-ragu . Sanggahan dari pihak manapun harus diabaikan .
2. Menang Mutlak
Menang Mutlak sepenuhnya menjadi wewenang Wasit untuk menilai dan
memutuskannya . Pelaksanaan penghitungan sampai kepada keputusan
kemenangan harus dijalankan dengan pasti serta tegas dan tidak ragu-ragu .
3. Menang Diskualifikasi
Wasit mempunyai hak penuh untuk memberikan peringatan-peringatan kepada
Pesilat sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang peraturan pertandingan
terutama mengenai larangan-larangan .
Hal-hal yang memang merupakan pelanggaran berat terhadap norma-norma
keolahragaan dan dilakukan dengan sengaja harus secara tegas ditentukan
hukumannya oleh Wasit .
17
5. POSISI WASIT
Suatu ukuran yang pasti mengenai berapa jarak yang harus diambil oleh seorang Wasit
dari kedua Pesilat , tidaklah dapat diberikan secara pasti . Hal ini hanya dapat diberikan
beberapa rambu-rambu sebagai berikut :
a. Wasit harus berada didalam jarak yang sama dengan kedua Pesilat dengan posisi
berbentuk segi tiga sama kaki .
b. Tiap-tiap perubahan posisi dan jaraknya , Wasit harus senantiasa mengikuti setiap
perubahan gerak serta perubahan posisinya .
c. Jauh dan dekatnya jarak ditentukan oleh keadaan yang timbul selama pertandingan
dengan patokan bahwa posisi Wasit tidak menghalangi gerak / keleluasaan gerak
kedua Pesilat .
d. Wasit harus mencegah terjadinya gerakan yang melintas / memotong gerakan kedua
Pesilat yang sedang bertanding .
Agar terdapat kesamaan dalam pelaksanaan tugas Wasit maka dipandang perlu adanya
keseragaman sikap dalam memberikan aba-aba serta isyarat tangan .
Aba-aba dan isyarat tangan tersebut antara lain :
b. Aba-aba harus diucapkan dengan jelas , keras dan dengan tekanan suara yang tegas
dan berwibawa .
h. Perintah , tegoran . larangan , peringatan dari Wasit sebaiknya selalu disertai dengan
isyarat tangan .
18
7. CARA-CARA MELERAI / MEMISAH
a. Dalam melerai / memisah Pesilat yang sedang dalam keadaan bertarung ramai, Wasit
agar menggunakan aba-aba “BERHENTI” dengan tekanan yang lebih keras .
Gerakan-gerakan tangan yang membahayakan Pesilat , agar dihindari .
Dalam memghentikan pertandingan yang menggeser keluar gelanggang , tangan
Wasit cukup digerakkan diantara kedua Pesilat ( disodorkan / diacungkan) .
c. Apabila ternyata setelah Wasit memberi aba-aba dan kemudian diperkuat dengan
isyarat tangan , kedua Pesilat tidak menghiraukan aba-aba tersebut , maka Wasit
dapat memberikan tegoran atau peringatan , tergantung sampai sejauh mana unsur
kesengajaan memegang peranan dalam masalah ini .
Wasit harus senantiasa berhati-hati dalam memberikan tegoran atau peringatan
kepada Pesilat . Betul-betul harus diperhatikan apakah unsur-unsurnya sudah cukup
terpenuhi untuk diberikannya tegoran / peringatan .
1. Seorang Wasit adalah manusia biasa , yang tidak terlepas dari sikap lupa , salah dan
sikap ragu-ragu . Keputusan yang harus diambil dalam menentukan keputusan oleh
seorang Wasit hanya selama 1 ( satu ) detik . Oleh sebab itu jika seorang Wasit ragu-
ragu dalam mengambil suatu keputusan , maka agar tidak terjadi keputusan yang
salah , Wasit diperkenankan untuk menanyakan kepada para Juri yang bertugas dalam
rangka untuk menetapkan suatu keputusan dengan tata cara sebagai berikut :
2. Jika suatu keputusan yang telah ditetapkan oleh seorang Wasit dianggap kurang / tidak
tepat atau kontroversial oleh Ketua Pertandingan , maka Ketua Pertandingan
mempunyai hak untuk memanggil Wasit bersangkutan , serta menyarankan agar
menanyakan keputusan tersebut kepada semua Juri dengan tata cara sebagai berikut :
a. Ketua Pertandingan memanggil Wasit bersangkutan dengan isyarat bel atau peluit
untuk menghadap Ketua Pertandingan. Setiap wasit yang dipanggil harus
menghadap keketua pertandingan
b. Ketua Pertandingan menyarankan agar Wasit menanyakan keputusannya kepada
semua ( kelima ) Juri yang bertugas . Saran ini harus dilaksanakan oleh Wasit .
c.Wasit memanggil semua Juri ketengah gelanggang dalam posisi berjajar
menghadap Wasit dalam jarak yang cukup .
19
d. Dalam posisi ini salah seorang anggota Dewan Wasit Juri , harus juga berada
ditengah gelanggang mendampingi Wasit , sebelum Wasit menanyakan
keputusannya kepada kelima Juri yang bertugas .
e. Wasit menanyakan kepada para Juri ( secara bergantian ) mengenai keputusan
yang telah ditetapkan oleh Wasit tentang sah atau tidaknya keputusan tersebut .
f.Dewan Wasit Juri mencatat pengakuan semua Juri yang bertugas didalam suatu
catatan khusus yang telah disiapkan , sedangkan Wasit cukup menghitung dalam
hati tentang keputusan tersebut .
g. Pengambilan keputusan didasarkan kepada pendapat yang lebih banyak dari
semua Juri .
h.Bila terjadi keputusan yang sama oleh para juri ( contoh : dalam kasus jatuhan
dua Juri menyatakan jatuhan syah, dua juri menyatakan jatuhan tidak Syah dan
satu juri tidak melihat. Maka keputusan ada di Wasit.
i.Hasil keputusan para Juri tersebut dilaporkan kepada Ketua Pertandingan oleh
Wasit didampingi Dewan Wasit Juri .
a. Teguran
b. Peringatan
c. Diskualifikasi
a. Teguran
Sanksi “Teguran” adalah merupakan sanksi yang paling ringan . Teguran ini
diberikan oleh Wasit karena kesalahan-kesalahan yang termasuk pelanggaran ringan
yang tidak membahayakan Pesilat lawannya .
Sanksi teguran mempunyai 2 ( dua ) tingkat , yaitu : Teguran I mendapatkan
pengurangan nilai 1 , Teguran II mendapatkan pengurangan nilai 2 .
Teguran III adalah merupakan Peringatan I .
Teguran hanya berlaku untuk setiap babak. Artinya :
jika seorang Pesilat mendapatkan Teguran II pada babak I. Maka pada babak II
masih melakukan pelanggaran yang sama pada babak I, Pesilat bersangkutan tidak
langsung mendapat Peringatan I , tetapi mendapat Teguran I .
20
b. Peringatan
Suatu pelanggaran yang dilakukan dengan sengaja dan membahayakan lawan dapat
langsung diberikan “Peringatan” , tanpa melalui “Tegoran” terlebih dahulu , jika
kesalahan-kesalahan tersebut termasuk pelanggaran berat .
Peringatan diberikan kepada Pesilat dengan memberi tahukan kepada Juri mengenai
kesalahannya serta tingkat peringatannya . Pemberi tahuan cukup dengan isyarat
tangan saja dengan jelas dan tegas sesuai dengan tata cara yang berlaku . Yang perlu
diperhatikan oleh Wasit adalah sikap pada waktu memberikan Peringatan terhadap
Pesilat .
Hendaknya mengambil sikap sempurna dan melakukan dengan berwibawa dan tidak
menunjukkan sikap emosional . Peringatan berlaku untuk semua Babak .
Peringatan III merupakan hukuman diskualifikasi .
c. Diskualifikasi
10. Hitungan
a. Hitungan terhadap seorang Pesilat dapat dilakukan bila Pesilat bersangkutan berada
dalam keadaan tidak sadar , setengah sadar atau nanar.
b. Sebelum hitungan dimulai, Pesilat yang lain harus diperintahkan menempati sudut
netral. Apabila Pesilat tersebut belum melaksanakan perintah ini , maka hitungan tidak
boleh dilaksanakan .
c. Pada saat hitungan , Wasit harus berada segaris dengan Pesilat yang dihitung dan
Pengamat Waktu , agar bisa memperhatikan isyarat-isyarat Pengamat Waktu dan
Pesilat yang bersangkutan . Untuk itu Wasit harus bisa menempatkan dirinya
sedemikan rupa , sehingga Wasit bisa mengamati Pesilat yang dihitung , Pesilat
lainnya serta Pengamat Waktu .
e. Pesilat yang belum sadar atau masih dalam keadaan setengah sadar atau nanar ,
dilanjutkan hingga hitungan ke - 10 ( sepuluh ) , dan dinyatakan kalah mutlak .
g. Hitungan dilakukan oleh wasit dan tidak boleh diikuti oleh pembawa acara.
11. Keputusan
Keputusan Wasit atas jalannya pertandingan tidak dapat diganggu gugat . Apabila ternyata
keputusan Wasit bertentangan dengan aturan yang ada , maka Wasit tersebut harus
mempertanggung jawabkan tindakannya didepan Ketua Pertandingan, Dewan Wasit Juri ,
dan selanjutnya kepada Lembaga Wasit Juri sesuai dengan tingkatannya .
21
BAB IV
1. SIKAP JURI
Juri harus menunjukkan sikap yang memberi kesan meyakinkan pada tugas yang
dibebankan pada dirinya , antara lain :
2. PENGERTIAN NILAI
Seorang Juri harus paham benar tentang pengertian sasaran dan nilai . Terhadap pola-pola
teknis pertandingan , Juri harus mempunyai pandangan yang luas dan memahami dasar
penilaian atas proses pertandingan .
Unsur-unsur pertandingan yang pokok yaitu serangan serta pembelaan dalam hubungannya
dengan tujuan mencapai prestasi yang akan dinilai oleh Juri , dalam berbagai variasi dan
kemungkinannya tidak boleh terjadi keragu-raguan bagi Juri .
Teknik-teknik yang akan dinilai oleh Juri adalah :
a. Teknik elakan atau tangkisan yang disusul oleh serangan yang masuk atau teknik
sambut yang berhasil dinilai menurut serangannya yaitu : 1 + 1 jika disusul oleh
serangan tangan yang berhasil , dan 1 + 2 jika disusul oleh serangan kaki yang
berhasil , serta 1 + 3 jika disusul dengan teknik menjatuhkan yang berhasil .
b. Serangan tangan maupun kaki pada sasaran yang sah dengan ketentuan yang
disahkan oleh peraturan pertandingan , yaitu bertenaga dan tanpa terhalang oleh
tangkisan / elakan / hindaran . Seorang Juri harus benar-benar mengamati unsur-
unsur serangan tersebut .
c. Teknik menjatuhkan pengamatan serta penentuan pengesahannya diberikan oleh
Wasit . Juri tidak boleh memberikan nilai jatuhan sebelum ada tanda dari Wasit yang
memimpin pertandingan .
d. Serangan yang sah ( pukulan / tendangan ) yang tidak diawali oleh sikap pasang dan
pola langkah , tidak dinilai oleh Juri.
Pada dasarnya hendaknya Juri didalam menilai suatu pertandingan , tidak melepaskan
pengamatan teknik bertanding dari kedua Pesilat , terutama terhadap serangan yang sah ,
yang dinilai sesuai dengan prinsip-prinsip yang digariskan dalam peraturan .
Pengertian yang mendalam tentang bentuk serangan dan pembelaan pertandingan Pencak
Silat mutlak dituntut bagi seorang Juri . Hal ini untuk menghindarkan terjadinya kefatalan
dalam keputusan kemenangan .
22
3. PENGISIAN FORMULIR PENILAIAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para Juri dalam pengisian daftar nilai , sebenarnya
merupakan masalah-masalah yang tidak terlampau penting , tetapi tidak boleh dilupakan
oleh para Juri , antara lain :
a. Nama-nama Pesilat agar ditulis dengan jelas ( diteliti dengan jelas , apakah sudah
ditulis oleh Sekretaris Pertandingan atau belum ) , mudah dibaca dan tidak tertukar
sudut-sudutnya ( sebelah kiri adalah sudut merah , dan sebelah kanan adalah sudut
biru ) . Jangan lupa diteliti juga tentang partai pertandingan berikut babaknya .
Semua isian harus ditulis dengan jelas. Kecuali dalam menggunakan sistem penilaian
digital.
b. Periksa dengan teliti tentang angka yang telah ditulis , penentuan pemenang , tanda
tangan dan sebagainya sebelum pengumuman Keputusan Pemenang dilakukan oleh
Ketua Pertandingan. kecuali dalam menggunakan sistem penilaian digital.
4. CARA MENILAI
a. Setelah Juri duduk pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan nomor Juri
serta telah mempersiapkan diri , sebaiknya periksa kembali daftar nilai serta
mengadakan pengecekan ulang terhadap isian Pesilat yang telah ditulis oleh Sekretaris
Pertandingan . kecuali dalam menggunakan sistem penilaian digital.
b. Harus diingat benar, bahwa kolom sebelah kiri adalah untuk menilai Pesilat sudut
merah , sedangkan kolom sebelah kanan adalah untuk menilai Pesilat sudut biru . Hal
ini perlu diingat , karena kemungkinan posisi Pesilat tidak selalu berada pada posisi
yang tetap ( tidak selalu Pesilat sudut merah berada disebelah kiri , atau sebaliknya ) .
Jangan sampai letak penilaian menjadi tertukar / terbalik .
d. Pengurangan nilai akibat pelanggaran yang diberitahukan oleh Wasit ditulis pada
kolom Hukuman dengan angka : 1 untuk Tegoran I , 2 untuk Tegoran II , 5 untuk
Peringatan I dan 10 untuk Peringatan II . kecuali dalam menggunakan sistem
penilaian digital.
e. Setelah babak I selesai , jumlahkan segera nilai yang diperoleh masing-masing Pesilat
dengan cara menjumlahkan perolehan nilai dikurangi nilai hukuman .
Begitu pula setelah selesainya babak II . kecuali dalam menggunakan sistem penilaian
digital.
f. Setelah babak III selesai , segera lakukan penjumlahan seperti penjumlahan pada
babak sebelumnya , dan dilanjutkan dengan menjumlahkan seluruh hasil nilai pada
babak I , babak II dan babak III .
Teliti sekali lagi jumlah-jumlah tersebut dan kemudian isilah nama Pemenang serta
penegasan kemenangannya pada kolom yang telah tersedia . Jangan lupa mengisi
nama Juri , nomor Juri serta tanda tangan Juri . kecuali dalam menggunakan sistem
penilaian digital.
23
g. Setelah selesai semuanya ( diberikan waktu 30 detik ) , Juri bersiap menantikan tanda
pelaksanaan Keputusan Pemenang , dengan memandang kearah gelanggang . Tidak
diperkenankan membuat tindakan-tindakan yang tidak perlu yang bisa menimbulkan
persepsi negatif . kecuali dalam menggunakan sistem penilaian digital.
i. Kelima Juri menurunkan bendera secara serentak , bersamaan dengan pada saat Wasit
menurunkan tangan Pesilat yang menjadi Pemenang .
BAB V
1 ( satu ) orang Wasit dan 5 ( lima ) orang Juri adalah pelaksana perwasitan sampai pada
penentuan hasil kemenangan . Tugas ini diwenangkan oleh ketua Pertandingan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan pertandingan mengenai tugas-tugas tersebut .
Untuk penentuan kemenangan yang terjadi dalam keadaan pertandingan berlangsung penuh 3
(tiga ) babak , maka pelaksanaan tata cara penentuan pemenang adalah sebagai berikut :
1. Setelah babak III berakhir , Juri diberi kesempatan selambat-lambatnya 60 detik untuk
menyelesaikan penjumlahan nilai , dan kemudian siap menanti keputusan pemenang .
kecuali dalam menggunakan sistem penilaian digital.
24
Catatan :
Penentuan Pemenang yang diputuskan oleh Juri bisa terjadi hal-hal sebagai berikut :
BAB VI
Sebelum Juri kategori Tunggal . Ganda dan Regu selanjutnya disebut Juri - melaksanakan
tugasnya menilai pertandingan , ada beberapa hal yang harus menjadi pedoman dalam
pelaksanaan tugas , yaitu :
Setelah diumumkannya nama-nama Juri yang akan menilai pertandingan suatu kategori , maka
prosesi selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Kelima Juri memasuki gelanggang dari sebelah kanan Ketua Pertandingan , dengan
urutan , Juri 5 , Juri 4 , Juri 3 , Juri 2 dan Juri 1 . Dalam posisi berbanjar memberi
hormat serta memberikan laporan kepada Ketua Pertandingan yang dipimpin oleh juri 3 (
isi laporan para juri siap melaksanakan tugas ).
b. Dengan dipimpin Juri 3 , semuanya “balik kanan” dan memberi hormat kepada publik .
c. Juri menuju dan menempati kursi masing-masing dengan melalui pinggir gelanggang
pertandingan sebelah kiri Ketua Pertandingan .
d. Sebelum duduk dikursi Juri , semua Juri dalam keadaan berdiri , dan atas isyarat Juri 3,
kelima Juri duduk secara bersamaan .
e. Kelima Juri memberikan penilaian kepada Pesilat dalam satu kategori sesuai dengan
nomor undian .
25
2. TATA CARA PENUTUPAN
Setelah selesainya pertandingan , maka beberapa hal yang harus dilakukan oleh Juri adalah
sebagai berikut :
a. Setelah selesainya penilaian terhadap semua nomor dalam satu kategori , maka atas
perintah Ketua Pertandingan melalui Pembawa Acara kelima Juri berdiri serempak
(atas isyarat Juri 3 ) , kemudian berjalan menuju Ketua Pertandingan melalui pinggir
gelanggang sebelah kanan Ketua Pertandingan .
b. Melaporkan kepada Ketua Pertandingan atas selesainya tugas Juri ( isi laporan para Juri
telah melaksanakan Tugas, laporan selesai ) serta memberi hormat dengan aba-aba
“hadap kanan maju jalan”.
26
TATA CARA JURI PENCAK SILAT
KATEGORI TUNGGAL , GANDA DAN REGU
MEMASUKI GELANGGANG PERTANDINGAN
1
2
3
4
5 Anggota Wasit Juri
1 2 3 45
27
TATA CARA JURI PENCAK SILAT
KATEGORI TUNGGAL , GANDA DAN
REGU KELUAR GELANGGANG
PERTANDINGAN
12 3 45
28
3. SIKAP JURI
Sebagaimana dalam Juri kategori Tanding , maka Juri kategori Tunggal , Ganda dan Regu
harus menunjukkan sikap yang memberi kesan meyakinkan pada tugas yang dibebankan
pada dirinya , antara lain :
f. Hindarkan coretan-coretan dalam formulir nilai pertandingan , dan bila tidak bisa
dihindarkan , hendaknya memberi parap pada coretan tersebut . kecuali dalam
menggunakan sistem penilaian digital.
Seorang Juri harus paham benar tentang pengertian masing-masing kategori yang
dipertandingkan serta nilai yang harus diberikan pada setiap penampilan Pesilat .
Penampilan Pesilat yang tidak sesuai dengan kreteria yang berlaku , seorang Juri harus
mempunyai keberanian moral untuk memberikan Diskualifikasi .
Terhadap teknis-teknis Jurus yang diperagakan Tunggal dan Regu - Juri harus betul-betul
hafal serta memahami terhadap makna jurus , rincian gerak , rincian urutan gerak serta
rincian jurus , begitu juga mengenai lintasannya , sehingga Juri bisa menetapkan apakah
Jurus yang diperagakan itu ada kesalahan atau tidak .
Kemantapan penampilan seorang Pesilat adalah termasuk sesuatu yang harus dinilai oleh
Juri . Penampilan seorang Pesilat yang mantap , sudah barang tentu harus mendapatkan
nilai lebih dibandingkan dengan penampilan Pesilat yang kurang mantap .
Begitu pula halnya dalam kategori Ganda , seorang Juri harus betul-betul memahami serta
mempunyai pandangan yang luas tentang makna teknik Pencak Silat yang diperagakan
yang menjadi dasar penilaian kategori Ganda .
Peragaan / penampilan teknik serang bela menjadi dasar utama dalam pemberian nilai
Pesilat , terutama mengenai logis atau tidaknya teknik serang bela yang ditampilkan .
Seorang Juri harus bisa membedakan antara teknik-teknik yang masuk akal/ logis serta
teknik yang tidak masuk akal/ tidak logis ( seperti permainan akrobatik ). Kekayaan teknik
yang ditampilkan serta ketrampilan dan kreativitas teknik yang diperagakan , harus juga
mendapatkan pengamatan yang cermat dari seorang Juri sebagai dasar penentuan nilai
teknik serang bela .
Pada dasarnya seorang Juri didalam memeberikan nilai suatu peragaan Pesilat tidak
boleh sekali-kali melepaskan pengamatannya terhadap teknik Pencak Silat yang
ditampilkan oleh Pesilat , terutama terhadap segala sesuatu , yang dinilai sesuai dengan
prinsip-prinsip yang digariskan dalam peraturan .
Pengertian yang mendalam tentang bentuk serangan dan pembelaan pertandingan Pencak
Silat mutlak dituntut bagi seorang Juri . Hal ini untuk menghindarkan terjadinya kesalahan
yang fatal dalam pengambilan keputusan .
29
5. PENGISIAN FORMULIR PENILAIAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para Juri dalam pengisian daftar nilai , sebenarnya
merupakan masalah-masalah yang tidak terlampau penting , tetapi tidak boleh dilupakan
oleh para Juri , antara lain :
a. Nama Pesilat dan nomor undian serta kategori yang dipertandingkan agar ditulis
dengan jelas ( diteliti dengan jelas , apakah sudah ditulis oleh Sekretaris Pertandingan
atau belum ) dan mudah dibaca .
Semua isian harus ditulis dengan jelas . kecuali dalam penggunaan sistem penilaian
digital.
b. Periksa dengan teliti tentang angka yang telah ditulis ( termasuk penjumlahan dan
pengurangannya ) , nama Juri , nomor Juri serta tanda tangan Juri sebelum formulir
penilaian diambil oleh Petugas Lapangan . kecuali dalam penggunaan sistem penilaian
digital.
c. Hindari coretan-coretan . Kalau terpaksa ada coretan , maka angka yang dicoret masih
harus bisa tetap terbaca , diganti dengan angka yang seharusnya diisikan serta
diparap. kecuali dalam penggunaan sistem penilaian digital.
6. CARA MENILAI
a. Setelah Juri duduk pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan nomor Juri
serta telah mempersiapkan diri , sebaiknya periksa kembali daftar nilai serta
mengadakan pengecekan ulang terhadap isian Pesilat yang telah ditulis oleh Sekretaris
Pertandingan . kecuali dalam penggunaan sistem penilaian digital.
b. Penilaian dilakukan dengan angka-angka dan harus ditulis dengan jelas . kecuali
dalam penggunaan sistem penilaian digital.
c. Pengurangan nilai akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Pesilat ditulis pada kolom
yang telah disediakan . kecuali dalam penggunaan sistem penilaian digital.
Pada dasarnya seorang Juri hanya bertugas untuk memberikan nilai pada Pesilat yang
tampil memperagakan teknik Pencak Silat ( baik tunggal , Ganda maupun Regu ) ,
sedangkan penentuan dan pengumuman pemenang dilaksanakan oleh Ketua Pertandingan.
Penentuan dan pengumuman pemenang dilaksanakan setiap selesainya 1 ( satu ) kategori,
dengan tata cara sebagai berikut :
1. a. Setelah kelima Juri selesai memberikan penilaian , dan kembali ketempat Juri
yang telah disediakan ( dibelakang Ketua Pertandingan ) , Dewan Juri me
“rekap” perolehan nilai dari masing-masing Juri yang bertugas dalam formulir
Rekapitulasi Nilai yang telah disediakan . kecuali dalam penggunaan sistem
penilaian digital.
b. Dewan Juri akan mencoret nilai terendah dan tertinggi yang diberikan oleh Juri,
dan menjumlahkan ketiga nilai Juri yang tidak dicoret . kecuali dalam
penggunaan sistem penilaian digital.
30
d. Jika terjadi nilai sama, maka pemenangnya adalah peserta yang mendapatkan
nilai tertinggi untuk Nilai Kebenaran bagi kategori Tunggal dan Regu atau nilai
tertinggi untuk Teknik serang bela bagi kategori Ganda.
Perlu diperhatikan bahwa penjumlahan Nilai Kebenaran (kategori Tunggal dan
Regu) atau penjumlahan nilai Teknik Serang bela ( kategori Ganda ) adalah
merupakan pefijumlahafi fiilai dari kelima Juri yafig bertugas (termasuk
Juri yafig fiilaifiya dicoret ) , defigafi ketefituafi fiilai tertifiggi dafi
terefidah dicoret .
Ketefituafi ifii berlaku ufituk pefiefituafi-pefiefituafi selafijutfiya .
e. Jika masih sama , maka pemenangnya adalah peserta yang mempunyai nilai
kemantapan , penghayatan dan stamina tertinggi untuk kategori Tunggal dan
nilai tertinggi untuk unsur kemantapan / kekompakan / keberanian untuk
kategori Ganda serta nilai tertinggi untuk unsur kekompakan / kemantapan /
solidaritas untuk kategori Regu .
f. Jika masih sama , maka pemenangnya adalah peserta dengan waktu lebih atau
kurang yang terkecil mendekati ketepatan waktu 3 ( tiga ) menit. untuk
ketepatan waktu ( kategori Tunggal dan Beregu ) serta nilai tertinggi untuk
unsur penghayatan ( kategori Ganda ) .
g. Jika masih sama maka pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai
hukuman terkecil ( untuk kategori Tunggal dan Beregu ), dan waktu lebih atau
kurang yang terkecil mendekati ketepatan waktu 3 ( tiga ) menit pada kategori
Ganda .
h. Jika masih sama , maka pemenangnya akan diundi oleh Ketua Pertandingan
dengan disaksikan oleh Delegasi Teknik , Dewan Juri dan Tim Manejer Pesilat
bersangkutan untuk kategori Tunggal dan Beregu , dan jumlah nilai hukuman
terkecil untuk kategori Ganda .
i. Untuk kategori Ganda bila nilai masih sama , maka pemenangnya akan diundi
oleh Ketua Pertandingan dengan disaksikan oleh Delegasi Teknik , Dewan Juri
dan Tim Manejer Pesilat yang bersangkutan.
31
KETENTUAN WASIT JURI
PERSEKUTUAN PENCAK SILAT ANTARABANGSA
KETENTUAN UMUM
1. Untuk menjamin terlaksananya pelaksanaan teknis pertandingan Pencak Silat secara baik
benar , lancar serta sukses dipandang perlu adanya suatu ketentuan yang mengatur
tentang Wasit Juri Pencak Silat yang meliputi : syarat-syarat , kreteria , klasifikasi , tugas
dan kewajiban , sanksi serta hal-hal lain yang menyangkut kedudukan Wasit Juri .
2. Pembinaan Wasit Juri bisa dilaksanakan secara berkesinambungan mulai dari Wasit Juri
tingkat kebangsaan/ nasional sampai Internasional, sehingga pelaksanaan pertandingan
bisa terselenggara secara baik dan benar .
PENGERTIAN UMUM
Wasit Juri Pencak Silat adalah Pesilat yang telah dididik untuk memahami, menguasai masalah
pertandingan dan perwasitan serta telah dinyatakan lulus dan mampu melakukan tugas
perwasitan ( baik sebagai Wasit maupun Juri ) dalam pertandingan Pencak Silat .
PENGERTIAN TEKNIS
Wasit Juri Pencak Silat adalah seseorang yang memimpin / menilai pertandingan Pencak Silat
berdasarkan peraturan pertandingan yang berlaku serta mempunyai kewenangan untuk
memutuskan dan mengesahkan hasil pertandingan .
Oleh karena Wasit Juri adalah pemimpin / penilai dalam suatu pertandingan , maka Wasit Juri
harus bisa memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. UMUM
a. Mempunyai kewarganegaraan.
b. Pada waktu pendaftaran I ( pertama ) menjadi Calon Wasit Juri Internasional telah
berusia :
Kelas III minimal 30 Tahun maximal 45 Tahun
Kelas II minimal 35 Tahun maximal 50 Tahun
Kelas I minimal 50 Tahun keatas
e. Berasal dari Wasit Juri peringkat kebangsaan / Nasional yang tergabung dalam
anggota PERSILAT dengan rekomendasi dari organisasi Pencak Silat negara asal
32
g. Tidak berkaca mata dalam memimpin pertandingan, dengan penglihatan mata pada
jarak paling sedikit 12 meter harus bisa menghitung jari-jari tangan .
h. Tinggi badan minimal 165 Cm untuk pria dan 160 Cm untuk wanita , dengan berat
badan dan tinggi yang ideal .
2. TEKNIS
d. Berbakat, bijaksana dan bersikap netral serta dapat bertindak cepat dalam
memimpin pertandingan serta mematuhi etika Wasit Juri.
f. Tidak merangkap sebagai atlet dan pendamping pesilat ( Coach ) pada saat
pertandingan .
a. Telah mengikuti penataran dan dinyatakan lulus ujian Wasit Juri International Kelas
III dan diberikan sertifikat.
b. Bertugas dalam pertandingan tingkat Regional, International sebagai Wasit Juri.
c. Berkewajiban membina tugasnya dengan Bidang Teknik dan Lembaga Wasit Juri
PERSILAT.
a. Memiliki sertikat Wasit Juri International Kelas III dan mempunyai masa bakti
minimal 4 tahun dalam kejuaraan resmi kebangsaan/ Nasional, regional,
International setelah menerima sertifikat kelas III. ( Dibuktikan dengan buku lisensi
Wasit Juri dan sertifikat-sertifikat kejuaraan )
b. Telah mengikuti penataran dan dinyatakan lulus ujian Wasit Juri tingkat
International Kelas II dan diberikan setifikat Wasit Juri Pencak Silat International
Kelas II
c. Bertugas dalam pertandingan kebangsaan/ nasional, Regional dan International.
Sebagai Technical delegate, ketua Pertandingan, dewan Wasit juri, dan Wasit Juri
pada kejuaraan tingkat Kebangsaan, regional dan International.
d. Berkewajiban membina tugasnya dengan Bidang Teknik dan Lembaga Wasit Juri
PERSILAT serta dapat menjadi penatar pada kelas dibawahnya yang ditugasi oleh
PERSILAT.
e. Diberikan sertikat Wasit Juri untuk jenjang yang dicapainya .
33
3. WASIT JURI International KELAS I
a. Memiliki sertifikat Wasit Juri International Kelas II dan mempunyai masa bakti
minimal 4 tahun dalam kejuaraan resmi kebangsaan/ Nasional, regional,
International setelah menerima sertifikat kelas II. ( Dibuktikan dengan buku lisensi
Wasit Juri dan sertifikat-sertifikat kejuaraan )
b. Telah mengikuti penataran dan dinyatakan lulus ujian Wasit Juri internationall Kelas
I dan diberikan setifikat Wasit Juri Pencak Silat International Kelas I.
c. Bertugas dalam pertandingan kebangsaan/ nasional, Regional dan International.
d. Dapat menjadi Technical delegate, ketua Pertandingan, dewan Wasit juri, dan Wasit
Juri pada kejuaraan tingkat Kebangsaan, regional dan International.
e. Berkewajiban membina tugasnya dengan Bidang Teknik dan Lembaga Wasit Juri
PERSILAT serta dapat menjadi penatar pada kelas dibawahnya. yang ditugasi oleh
PERSILAT.
f. Diberikan sertifikat Wasit Juri untuk jenjang yang dicapainya .
KEANGGOTAAN
1. Wasit Juri International diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus PERSILAT atas usulan
Lembaga Wasit Juri PERSILAT.
2. Wasit Juri tidak diperkenankan merangkap sebagai atlet dan sebagai pendamping
pesilat ( Coach ) dalam kejuaraan resmi peringkat kebangsaan, Regioanal, International.
3.Wasit Juri mempunyai Kartu Tanda Anggota dan buku lisensi yang dikeluarkan oleh
PERSILAT.
1. Penetapan tugas Wasit Juri dalam suatu pertandingan tingkat Regional dan International
dikeluarkan surat tugas oleh Pengurus PERSILAT .
2. Penunjukan tugas diadakan koordinasi antara Pengurus PERSILAT dengan Negara
penyelenggara.
1. Untuk memelihara dan memperbaiki mutu perwasitan dan penjurian Pencak Silat, maka
Pengurus PERSILAT menyelenggarakan penataran , penyegaran, pendidikan dan ujian-
ujian .
34
2.2 Wasit Juri International Kelas II.
a. Peraturan Pertandingan Pencak Silat
b. Pedoman pelaksanaan Tugas Wasit Juri
c. Etika dan ketentuan Wasit Juri Pencak Silat
d.Pengetahuan Kesehatan Pertandingan
e.Studi kasus dalam Pertandingan
f. Praktek perwasitan dan Penjurian
g. Pemahaman dan penguasaan Jurus-Jurus Baku
h.Leader Sheap
i. Organisasi Pencak Silat.
3. Penetapan dan pengukuhan jenjang Wasit Juri dan kualifikasinya dilakukan oleh
Pengurus PERSILAT .
4. Pembinaan pendalaman tugas dan kesejahteraan Wasit Juri dilakukan melalui Lembaga
Wasit Juri PERSILAT
1. WASIT
a. Memakai pakaian Pencak Silat model standard, warna PUTIH , sabuk warna KUNING
EMAS lebar 10 Cm ( dengan simpul sebelah kiri )
b. Pada dada sebelah kanan dipasang Badge Wasit Juri International sesuai dengan
kelasnya ( III, II, I )
2. JURI
a. Juri Pencak Silat untuk semua kategori ( Tanding , Tunggal , Ganda dan Regu )
memakai pakaian Pencak Silat model standard, warna PUTIH , sabuk warna KUNING
EMAS lebar 10 Cm ( dengan simpul sebelah kiri ) .
b. Pada dada sebelah kanan dipasang Badge Wasit Juri International sesuai dengan
kelasnya ( III, II, I ).
35
WADAH ORGANISASI WASIT JURI
Tindakan dan keputusan Wasit Juri akan dapat mempengaruhi perkembangan Pencak Silat dimasa
mendatang . Kesalahan bahkan ke tidak bijaksanaan tindakan yang dilakukan Wasit Juri dapat
menimbulkan pengaruh negatif yang merugikan cita-cita PERSILAT .
Oleh sebab itu Wasit Juri selalu dituntut keteladanannya bagi semua warga PERSILAT baik pada
waktu pertandingan maupun dalam kehidupan sehari-hari .
Untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas Wasit Juri dan mengusahakan kesejahteraan Wasit
Juri , dibentuklah wadah organisasi yang disebut Lembaga Wasit Juri PERSILAT .
Tugas-tugas serta fungsi Lembaga Wasit Juri PERSILAT adalah mencakup beberapa hal , yaitu :
c. Memberikan saran dan membantu PERSILAT dalam operasi penugasan Wasit Juri.
a. Dewan Wasit Juri adalah pimpinan Wasit Juri dalam suatu kejuaraan / pertandingan
36
b. Dewan Wasit Juri terdiri dari 3 ( Tiga ) orang yang dipilih dari anggota Wasit Juri
minimal Wasit Juri International Kelas II .
c. Dewan Wasit Juri dalam suatu tingkat kejuaraan dipilih dan diangkat oleh
PERSILAT .
d. Penugasan sebagai Dewan Wasit Juri bersifat sementara .
KETENTUAN DISIPLIN
1. Pelanggaran Berat
37
f. Dengan sengaja melakukan penghinaan berat yang menyinggung harga diri dan
kehormatan suatu pihak .
h. Setiap pelanggaran lainnya yang dapat dinilai sebagai pelanggaran berat oleh
PERSILAT .
2. Pelanggaran Ringan
d. Dengan sengaja melakukan penghinaan ringan yang menyinggung harga diri dan
kehormatan dari suatu pihak .
e. Setiap pelanggaran lainnya yang dapat dinilai sebagai pelanggaran ringan oleh
PERSILAT .
a. Tidak diperkenankan bertugas sebagai Wasit Juri dalam pertandingan Pencak Silat
peringkat Regional dan International.
b. Dicabut status / predikat sebagai Wasit Juri PERSILAT yang telah dicapainya .
a. Tidak diperkenankan bertugas sebagai Wasit Juri dalam pertandingan Pencak Silat
peringkat Regional dan International selama 2 ( dua ) tahun.
b. Pembekuan sementara status / predikat sebagai Wasit Juri PERSILAT yang telah
dicapainya. paling lama 2 ( dua ) tahun .
3. Lain-lain
38
1. Teguran / peringatan lisan ataupun tulisan 2.
Skorsing
3. Penurunan Kelas
4.Dicabut keanggotaannya sebagai Wasit Juri dengan ketentuan diberi hak
untuk membela diri selambat-lambatnya 6 bulan setelah keluarnya Surat
Keputusan
a. Setiap terjadi pelanggaran disiplin , maka masalah tersebut dibahas dalam Rapat
Pengurus PERSILAT .
b. Pengkajian atas suatu pelanggaran disiplin dilakukan dalam Rapat Pengurus PERSILAT
bersangkutan selambat-lambatnya satu bulan setelah suatu pelanggaran disiplin
dilakukan .
c. Bila diperlukan Pengurus PERSILAT dapat memanggil pihak-pihak yang terkait dalam
suatu pelanggaran untuk dimintakan keterangan atau penjelasan .
d. Rapat kemudian menetapkan sanksi yang berlaku bila pelanggaran dinyatakan terbukti ,
dengan satu surat keputusan yang disampaikan kepada setiap pihak yang terkait.
Keputusan harus mencantumkan dengan jelas pokok pelanggaran dan pertimbangan
dasar penetapan sanksi .
e. Dalam hal yang terkena sanksi menolak sanksi yang ditetapkan , maka yang
bersangkutan dapat mengajukan banding kepada Presiden PERSILAT .
f. Keputusan sanksi yang ditetapkan oleh Presiden PERSILAT adalah keputusan akhir yang
mengikat .
39
KODE ETIK WASIT JURI PENCAK SILAT
a. Menjunjung tinggi Pesilat pladge, untuk mengangkat harkat dan martabat Pencak
Silat .
d.Memakai uniform ( seragam ) Wasit Juri dengan rapi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku .
a. Mendiskusikan permainan atau pemain dari suatu team dihadapan team lawannya.
e. Menerima imbalan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh siapapun dengan
tujuan memenangkan / mengalahkan Pesilat .
40
PEDOMAN PELAKSANAAN
TUGAS WASIT-JURI
PENCAK SILAT