Anda di halaman 1dari 16

SKENARIO

“JIWA”

Idea by : Feren Meita Putri Aisyah

Written by :
Viera Amelia Septiani
Zadya Rifatunnisa

DRAFT 5
001. EXT. LAPANGAN/JALANAN – SAIRA - SORE

Saira yang sedang berlari (jogging) tiba-tiba berhenti, membungkuk


kelelahan, lalu berdiri tegap lagi. Saira melihat jam tangan yang
menunjukan pukul 5 sore kemudian Saira memegang kalung yang dipakai,
Lalu Saira tarik. Saira memandang kalungnya sesaat, dan Saira buang ke
sembarang arah. Lalu Saira melanjutkan kembali aktivitas olahraganya.

CUT TO

002. INT. DALAM KAMAR TIDUR – SAIRA – MALAM

Setelah Saira mencuci wajahnya, Saira lantas menaiki kasur dan


bersiap untuk tidur.

(mimpi dalam mimpi)

003. INT. KAMAR TIDUR – SAIRA – PAGI

Saira terbangun dengan nafas tidak teratur dan keringat


bercucuran. Di atas kasur miliknya Saira terduduk. Saira sedikit
mengacak rambut frustasi. Lalu Saira mengatur nafas kembali dan
beranjak dari kasur untuk bersiap pergi ke sekolah.

004. EXT. DEPAN RUMAH SAIRA – SAIRA – PAGI

Saira berjalan keluar rumah lalu berhenti karena tali sepatunya


yang terlepas, Saira berjongkok untuk membenarkan talinya sepatunya.
Lalu saira melihat kaki kakek-kakek (Dukun) yang sedang berjalan
kearah Saira, saat saira berdiri untuk melihat nya, kakek itu
menghilang.

005. EXT. DEPAN GEDUNG SEKOLAH – SAIRA – PAGI.

Saira berjalan memasuki gedung sekolah sambil membenarkan


dasinya.

CUT TO

005.2 EXT. KORIDOR KELAS – SAIRA, EKSTRAS – PAGI

Saira berjalan menuju ke kelasnya, tanpa sadar ada seseorang yang


mengikutinya. Pundak saira di tepuk oleh seseorang.
JUMPSCARE

Ekstras

“ra”

“Ini buku lu, thanks ya udah minjemin”

Saira

“Iya”

Sambil berjalan, ekstras berbicara

Ekstras

“Oiya BTW, gua tadi kan abis dari ruang guru, denger denger bakal ada
murid baru nih ra di kelas Lo. Ganteng lagi raa”

Saira

“Ohh Iya”

Ekstras

“jadi pengen pindah kelas deh”

Saira hanya merespon dengan senyum tipis

Ekstras

“Yaudah ra, gua duluan yaa”

Sambil senyum, ekstras berlari meninggalkan saira.

006. INT. DALAM KELAS – SAIRA, HANTU – PAGI

Saira beberapa kali mengedarkan pandangannya. Saira melihat sosok


yang menyeramkan duduk di salah satu kursi milik temannya dengan
ekspresi datar.

Following cam

007. EXT. KORIDOR KELAS – LAISA, RASHEL, HANTU – PAGI

Laisa dan Rashel berjalan menuju kelas dengan diikuti sosok


dibelakangnya.

008. INT. DALAM KELAS – SAIRA, LAISA, RASHEL, HANTU - PAGI


Laisa dan Rashel memasuki kelas, menyapa Saira dengan sedikit
senyuman. Rashel berjalan ke arah hantu pucat yang sedang duduk di
bangku Rashel

SAIRA
(ekspresi wajah sedikit khawatir)
“Jangan duduk di sana!”

RASHEL
(Kaget)
“Kenapa? salah?”
“Aneh lo Ra!”

009. INT. DALAM KELAS – GURU, SAGARA, SAIRA, EXTRAS – PAGI

Bu guru datang bersama Sagara dari arah pintu kelas lalu berdiri
di depan kelas.

BU GURU
”Baik anak-anak, selamat pagi. Mohon perhatiannya sebentar, Ibu punya
teman baru untuk kalian yang akan gabung di kelas ini. Nak silahkan
perkenalan diri kamu.”

SAGARA
(Tersenyum ngangguk)
“Halo, perkenalkan nama gua Aksagara Radea Darmanta, Biasa dipanggil
Sagara, gua pindahan dari Bandung.”

BU GURU
“Semoga kalian bisa berteman baik dengan Sagara ya, Sagara”
(melihat Sagara)
“Kamu boleh duduk di sana ya”
(Sambil nunjuk bangku kosong)

Aksagara berjalan menuju kursinya dan Bu guru berjalan menuju mejanya.

CUT TO

BU GURU
“Ibu absen dulu ya, jangan berisik.”
“Andi Wijaya?”
“Beno Hapsari?”
(Terus berlanjut sampai absen ke 28)
“Nyi Saira Larasati?”

SAIRA
(angkat tangan)
“Hadir bu.”

Sagara yang sedang bersiap untuk belajar, mendengar nama Nyi Saira
dengan sedikit terkejut. Dan melihat Saira dengan tatapan yang sulit
diartikan lalu pandangannya teralihkan oleh Bu Guru yang sudah membuka
kelas

Bu guru
“jadi hari ini kita akan belajar”

Cut To

010. INT. DALAM KELAS – SAIRA, LAISA, RASHEL, EXTRAS – SIANG, JAM
ISTIRAHAT

Saira di kelas dengan aktivitasnya, menggambar makhluk halus.


Lalu Laisa dan Rashel datang menggoda Saira.

RASHEL
(Bicara saat akan duduk di bangku sebelah Saira)
“Lo kenapa gak istirahat?”

SAIRA
(Menoleh sebentar, lalu kembali menggambar lagi)
“Ini gua lagi istirahat”

Laisa memajukan tubuhnya untuk melihat gambar Saira.

LAISA
(Melihat dengan ekspresi heran)
“Kebiasaan deh lo, jangan gambar setan mulu.”

Saira hanya menanggapinya dengan senyum tipis.

Stock shoot Sekolah bubar

011. EXT. DEPAN LOBY – SAIRA, AKSAGARA – SORE – HUJAN

Saira berdiri sambil mengayunkan satu kakinya dengan ekspresi


datar dan baju yang sedikit basah.

Lalu Sagara datang untuk berteduh setelah memarkirkan motornya di


depan Loby.
SAGARA
(Mendekat dengan sedikit ragu kearah Saira sambil mengibaskan bajunya)
“Hujannya lama gak ya?”

SAIRA
(menoleh)
“Lu nanya gua?”

SAGARA
(Dengan gelagat sedikit canggung)
“Iya gua nanya lu, kan di sini cuma ada kita berdua.”

Saira mengalihkan pandangan ke sekitar Loby dan mengangkat bahu acuh


tak acuh.

SAGARA
(Mengulurkan tangan)
“Sagara, kelas XII MIPA 5.”

Saira menerima uluran tangan Sagara.

SAIRA
(Terlihat sangat terkejut)

Saira langsung melepas jabat tangan dengan cepat.

SAIRA
(Mengalihkan pandangannya)
“Kita sekelas.”

SAGARA
(Ekspresi mengingat nama Saira)
“Oohh lo yang itu.”

012. EXT. HALAMAN RUMAH SAIRA – BIBI – SORE – HUJAN

Bi Asih, asisten rumah tangga Saira sedikit berlari kearah


jemuran. Mengambil pakaian karena hujan yang semakin deras, lalu
pandangannya teralihkan kepada kalung yang tergeletak di halaman
rumah. Saat enyadari kalung tersebut milik majikannya, ia segera
mengamankannya.

013. EXT. DEPAN LOBY – SAIRA, SAGARA – SORE – GERIMIS KECIL

Selang beberapa menit hujan sedikit reda, Saira hendak pergi dari
Loby.

SAGARA
(Sagara yang masih terdiam ditempatnya, menatap Saira penuh harap)
“Ra”

SAIRA
(Menoleh kebelakang)
“Apa?”

SAGARA
(menatap Saira lalu datang menghampiri Saira)
“Bareng gua aja ayo”

SAIRA
(langsung menjawab dengan cepat)
“Gak usah, makasih. Gua bisa pulang sendiri kok”

SAGARA
(Menunjuk langit dengan dagunya)
“Lo gak liat masih gerimis, kalau tiba-tiba hujannya deras lagi
gimana?”

Pertanyaan Sagara membuat Saira bingung, Saira kembali mengedarkan


pandangannya, pada akhirnya Saira menerima ajakan Sagara.

SAIRA
(Mengangguk kecil, tatapan datar)
“Yaudah ayo”

Mereka pulang bersama menggunakan motor milik Sagara.

014. EXT. HALAMAN RUMAH – SAIRA,AKSAGARA - SORE

Saira dan Sagara telah sampai dihalaman rumah Saira, Saira turun
dari motor Sagara.

SAIRA
(tersenyum tipis)
“Makasih ya.”

SAGARA
(tersenyum)
“Sama-sama Saira.”

Sagara melajukan motornya meninggalkan Saira yang masih menatap


kepergian Sagara.
CUT TO

015. INT. DALAM KAMAR - SAIRA – SORE

Off Sound (OS)

Saira yang sedang duduk di atas kasurnya sedari tadi memikirkan


saat Saira berjabat tangan dengan Sagara. Saira memegang kalung yang
ada di atas mejanya sambil menghelah nafas kasar.

016. INT. DALAM KELAS – SAIRA,LAISA,RASHEL,DARA,SAGARA - PAGI

Sudah 2 hari Sagara bersekolah di Tarter High School,sejauh ini


ya baik baik saja. Nampaknya Sagara sudah bisa beradaptasi dengan
warga sekolah maupun lingkungannya.

TEMAN PEREMPUAN
(menunjuk Saira)
“Ra traktirannya ya.
Jangan lupa rayain ya Saira.”

Sementara Saira hanya tersenyum tipis mendengar teman perempuannya


bersorak seperti itu.

Sagara yang duduk tak jauh dari sana memandang Saira seraya tersenyum
tipis.

Laisa dan Rashel menggoda Saira dengan menyanyikan lagu yang membuat
Saira malu

LAISA DAN RASHEL


(seraya tepuk tangan)
“happy birthday to you!
happy birthday to you !
happy brithday sa- ”
SAIRA
(memicingkan mata)

RASHEL
(seraya menopang dagu di meja)
“Oiya,nama lu kan Nyi Saira Larasati. Nyi itu apa?”

Saira memandang kearah lain, Saira mengingat keluarganya kembali.

SAIRA
“Keluarga sangat taat pada aturan budaya yang diadakan,nama itu
sangat turun temurun. Karena Nyi bukan sembarang nama. Hanya orang
tertentu yang mengetahuinya.”

Dari pojok kelas Dara mendengar obrolan Saira ,Dara tertawa jengkel.

DARA
(tertawa jengkel)
“Nama lu kampungan banget!”

SAIRA
(menoleh kearah Dara,menautkan alis tak mengerti)
“Jaga omongan lo ya Dara.”

DARA
“Nama lu aneh,zaman sekarang mana ada sih.”

LAISA
(ekspresi sebal,seisi kelas tertawa)
“Nama lu juga aneh,kaya burung.”

SAIRA
(menghela nafas karena menahan emosi)
“lu gak tau apa-apa Dar,sebaiknya diam sebelum terjadi sesuatu.”

Selang beberapa menit ,aura kelas tiba-tiba berubah mencekam. Hawa


dalam kelas menjadi dingin, Saira menutup matanya, Saira bisa
merasakan beberapa makhluk masuk kedalam kelasnya. Perlahan mata Saira
terbuka.

DARA
(Dara yang sedang duduk senderan kebekalang tiba tiba badannya
melengkung kedepan,urat wajah mulai nampak,dan mata putih)
“AHH...!”

Seisi kelas ketakutan,angin datang membuat kertas berterbangan.

RASHEL
(eskspresi panik)
“SAIRA!”
TEMAN KELAS
“Saira lo harus tolong dia.”

Karena keadaan sudah tidak kondusif akhirnya Saira bangkit dari


duduknya menghampiri Dara yang sudah memberontak.
SAIRA
(teriak sedikit)
“Dara lo harus sadar!”

Dara menoleh dengan cepat pada Saira, nafasnya yang menggebu-gebu dan
sudah tidak terlihat seperti Dara. Saira meneguk salivanya, karena
suasana nya yang tidak kondusif.

Saira membacakan doa seperti biasa namun tidak mempan. Kondisi Dara
semakin tak terkendali. Dengan keraguan Saira menampar Dara dengan doa
khusus.

Setelah itu Dara telah sadar, dengan nafas yang tidak teratur dan
keringat berucucuran. Angin menghilang,kertas berjatuhan dan kelas
menjadi kondusif kembali.

Fade

017. INT. DALAM KELAS - SAIRA – PAGI – ULANG TAHUN SAIRA

Saira datang tepat waktu ke sekolah. Perempuan yang selalu


mengenakan barang berwarna hitam itu duduk dikursinya, Saira hanya
melihat beberapa murid saja.

Saira belum menyadari kedua sahabatnya telah datang, Saira masih


melakukan aktivitasnya sendiri.

LAISA , RASHEL
(tepukan seraya membawa kue kecil)
“Happy birthday to you!
Happy birthday to you!”

Saira mendongak menatap kedua sahabatnya,Saira tersenyum manis saat


kue ulang tahun tiba di atas mejanya.

RASHEL
(menangkupkan tangan di dada/mohon)
“Tiup dong lilinnya.”

LAISA
“Make a wish.”

SAIRA
(mengangkat tangan berdoa)
“Iya-iya.”
Tidak lama itu ia membuka mata kembali dan meniup lilinya.

SAIRA
(buka mata)
“Makasih ya gais”

Sagara tersenyum tipis melihat tingkah laku mereka bertiga.

018. EXT. ROOFTOP – SAIRA,LAISA,RASHEL,SAGARA – SIANG

Saira bersama Laisa dan Rashel, berada di rooftop sedang mengerjakan


tugas kelompok.

SAIRA
(menoleh sebentar lalu kebuku kembali)
“Gimana lo pada udah semua?”

RASHEL
(tanpa melihat Laisa maupun Saira)
“Gua dikit lagi”

SAIRA
(tanpa memandang siapa pun)
“Udah beres tapi gua koreksi lagi takut ada yang kelewat”

019.EXT- ROOFTOP – SAIRA, LAISA, RASHEL, SAGARA. SORE.

Dari arah tangga, datang Sagara dengan membawa kotak kecil yang
berisikan sebuah jam tangan klasik. Kehadiran Sagara belum membuat
Saira, Laisa dan Rashel sadar.

Setelah Sagara mendekat, Saira menoleh dengan tatapan sedikit


terkejut.

POV Cam Sagara

SAIRA
(Wajah terkejut)
“Loh? Sagara? Lo ngapain kesini?”

LAISA
(wajah heran)
“Loh, lo dateng?”

Mendengar ucapan Laisa, Saira dan Rashel menoleh kearah Laisa dengan
wajah heran.
Laisa
(Menatap Saira dan Rashel)
“Kenapa pada ngeliatin gua, tadi si sagara ngechat, nanyain kita
kerkom di mana. Ya gua mah gua jawab aja di sini, tapi gua mana tau
kalo dia bakalan dateng.”

RASHEL
“Jadi lo mau ngapain ga, ke sini? Ada yang bisa kita bantu?”

SAGARA
(Senyum)
“Engga kok, gua Cuma mau ngasih ini aja buat Saira.”

Sagara Memberikan Kotak yang sedari tadi dipegang pada Saira.

SAIRA
(sambil menerima kotak)
“Atas dasar apa lo kasih ini ke gua?”

SAGARA
“Engga kok,gua cuman mau kasih aja.”

LAISA
“Yeeuu, bohong bangett sii”

Rashel sibuk memotret Saira dan Sagara disamping Laisa

SAGARA
“Iyaa gua cuman mau kasih itu aja ko, Happy Birthday ra. gua duluan
yaa.”

RASHEL
“okee deh gar”

SAIRA
(sambil berjalan kecil mengampiri sagara)
“Eh, gar.. makasih buat hadiahnya”

SAGARA
“Iyaa ra sama sama”
(tos)
“Gue pamit dulu ya, jaga diri”
(mengelus kepala Saira)
Sagara menuruni tangga dan pergi dari rooftop

020.EXT – ROOFTOP – SAIRA,HANTU, RASHEL, LAISA. SORE

Laisa,Rashel dan Saira berjalan kembali menuju ke tempat duduk semula.

RASHEL
(sambil membuka buku)
“Tumben banget si tu orang enggak kaya biasanya”

LAISA
“Sagara suka kali sama lo ra.”

Saira yang sedang menulis tersenyum tipis mendengar penuturan Laisa,


namun senyumannya memudar ketika Saira teringat akan mimpinya .

Saira mendongakan kepalanya dengan wajah tegang, lalu saira melihat


banyaknya mahkluk halus yang sudah berdiri dibelakang temanya dengan
wajah tersenyum licik sambil tertawa.

SAIRA
(langsung berdiri meninggalkan rooftop)

LAISA, RASHEL
(dengan wajah kaget)
“Saira mau kemana?”

CUT TO

021.EXT. JALANAN SEPI – SAIRA - SORE

Saira berlari dengan panik dan ketakutan, tujuan Saira saat ini
adalah Rumah dukun. Di tengah Saira berlari, Saira teringat akan
mimpinya beberapa hari lalu

Flashback

022. INT. RUANGAN GELAP – SAIRA – MALAM

Saira berada di sebuah ruangan gelap, dirinya bermutar mencari


cari sumber suara yang tidak ada wujudnya. (Following Cam)

V.O DUKUN
“Aku bale ngandani koe, Nyi. Takdir Nyi tidak bisa diubah. Sopo wonge
sing nyenengi Nyi saumure Nyi seng pengpitulas. Kui arep dadi tumbal
kanggo aku.”

Flashback off

023. EXT. JALANAN SEPI – SAIRA – SORE

Saira masih terus berlari dan teringat hal yang membuatnya


terkejut saat berjabat tangan dengan sagara di halte.

Flashback

024. INT. RUANG GELAP - SAIRA,SAGARA – SORE – HUJAN

Saira berjabat tangan dengan Sagara, tanpa sadar Saira membaca masa
lalu Sagara dimana Saira melihat seorang anak laki-laki yang matanya
di tutup oleh tangan seorang Dukun.

V.O

“Jeung ieu abdi tutup panto nu jadi jalan kabatilan. Jeung ieu oge
abdi buka jalan sae kanggo ujang Sagara”

Lalu Saira melepas jabatan tangan nya dengan sagara.

Flashback off

025. EXT. JALANAN SEPI – SAIRA – SORE

Saira terus berlari hingga akhirnya ia tiba di kediaman dukun

026. INT – GUBUK – SAIRA – MALEM

Saira langsung memasuki gubuk tersebut tanpa ragu dan melihat Sagara
dengan posisi yang sudah tidak berdaya.

Sagara terduduk dikursi dengan tangan terikat kebelakang dan wajahnya


yang sudah sangat puncat.

SAIRA
(Saira menghampiri Sagara dengan berlari)
“SAGARA!”

Sesaat sebelum Saira berhasil mengapai tubuh Sagara, dirinya ditarik


oleh roh hingga membuat Saira terjatuh.
SAIRA
(Saira menangis sambil berteriak)
“Kenapa harus lo orang nya?
Kenapa lo harus suka sama gue?”

Sagara hanya terdiam sambil menangis menatap Saira.

SAIRA
(Saira menangis sambil berteriak)
“LO UDAH TAU KAN KOENSEKEUNSI YANG HARUS DITERIMA KALAU LO SUKA SAMA
GUE, KENAPA LO TETEP NGELAKUIN INI?!”

Sagara tersenyum tipis ke arah Saira.

SAGARA
“Ra, lo harus kuat. Ini juga konsekuensi yang harus lo terima sebagai
anak yang terlahir istimewa.”

Saat Sagara berusaha menggerakan badannya, Kursi yang Sagara duduki


terjatuh dengan keras bersamaan dengan tubuhnya yang ikut tumbang.

Saira semakin menangis histeris. Saat dirinya bangkit untuk menggapai


Sagara, Saira dan Sagara ditarik semakin keras dari dua arah yang
berlawanan.

V.O GURU
“Jangan meremehkan hal yang sakral.”

Lalu Saira dan Sagara semakin di tarik ke arah yang berlawanan.

CUT TO

Mimpi dalam mimpi Off

027. INT. DALAM KAMAR – SAIRA – PAGI

Saira terbangun dari tidurnya. Saira menghela nafas. Saira


mengusap wajahnya kasar. Saira beranjak dari kasurnya bersiap menuju
kamar mandi.

028. INT. DALAM KAMAR – SAIRA – PAGI

Saira memakai jam tangannya sambil memandang dirinya di depan


cermin. Saira membenarkan sedikit pakaian kerjanya, lalu Saira
beranjak dari depan cermin. Melewati sebuah foto yang bertuliskan
‘Rest in peace, Aksagara 2017.’

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai