Anda di halaman 1dari 6

NASKAH DRAMA

Nama Kelompok: Kelompok IV


Anggota Kelompok:
1. Rhey Fandra
2. Sabrina
3. Senti
4. Rohani
5. Remundus
6. Rahel (Tidak Bekerja)
7. Roger (Tidak Bekerja)

Topik: “Menyontek Saat Ujian”

Tokoh:
1. Ibu Guru (Sabrina)
2. Yoga (Rhey Fandra)
3. Sahat (Remundus)
4. Sari (Senti)
5. Rani (Rohani)
Nyontek
Pada hari Senin, SMP Negeri 1 Hutabayu Raja akan melakukan Ujian Tengah Semester.
Siswa-siswi SMP Negeri 1 Hutabayu Raja memiliki banyak kesibukan, terutama kelas 8⁵.
Dikarenakan bel sekolah belum berbunyi, kelas 8⁵ berusaha menghapal atau membaca
materi yang pernah di pelajari, bahkan di antara mereka ada yang berusaha membuat itilan.

Sari: (Mendatangi Meja Sahat) “Woy, lagi ngapain kau Sahat?” (Memukul Meja)
Sahat: “Gak ada, aku cuma menghapal materi nya!”
Sari: “Gak mungkin kau menghapal, jangan-jangan kau mau buat itilan,kan?” (Menatap mata
Sahat)
Sahat: “Ya udah kalau gak percaya” (Kembali membaca)
Sari: (Kembali ke kursinya)

Bel Sekolah telah berbunyi, Guru yang mengawas di kelas 8⁵ masuk dan mereka semua
kembali ke tempat duduk masing-masing.

Guru: (Mengetuk Pintu) “Selamat pagi anak-anak” (Berjalan memasuki kelas)


Siswa-siswi: “Pagi Bu!”
Guru: “Baiklah. Dikarenakan bel Sekolah sudah berbunyi, silahkan semua tas diantar ke
depan dan antar semua itilan kalian, tolong di keluarkan dan buang ke tempat sampah.”
Siswa-siswi: “Baik Bu!”
Guru: “Jangan sampai ada nanti ibu temui kertas di laci, jika ada, kertas jawabannya bakal
ibu koyakkan!”
Siswa-siswi: “Iya Bu!”
Sahat: “Ckk” (Berlagak Sial)

Siswa-siswi 8⁵ telah mengantar tas masing-masing ke depan kelas dan ibu guru membagi
kertas jawaban dan soal ujian. Dan ujian pun berlangsung.
Guru: (Duduk dan bermain ponsel sambil memakai headset)
Sahat: (Menggaruk kepalanya dan kebingungan) “Yog, Yog, Yoga, jawaban nomor 2 apa? B
atau C?”
Yoga: (Melihat Sahat Sekilas) “Baru aja di bagikan soal ujian, langsung kau minta jawaban
sama ku? Kau kira aku guru les mu?”
Sahat: “Cepatlah Yoga, jawabannya apanya? B atau C?”
Yoga: (Sambil Menulis) “Cari Sendiri! Makanya belajar, jangan Cuma tau main game aja
kau!”
Sahat: “Ish! Cepatlah Yoga!” (Garuk-garuk kepala)
Yoga: “Ah, malas aku!”
Sahat: “Pelit kali lah kau!”
Yoga: “Ya Suka ku lah, emang kau siapa?”
Sahat: “Ckk!” (Murung)

Dikarenakan Sahat tidak mendapatkan jawaban dari Yoga, Sahat berusaha untuk
mendapatkan jawaban dari Sari, dan saat itu juga, Sahat memanggil Sari.

Sahat: “Sst! Sar, Sar, Sari!”


Sari: “Kenapa kau?”
Sahat: “Sar, nomor 2 apa kau buat?”
Sari: “Kamu nanya?”
Sahat: “Serius lah Sar!”
Sari: “Belum siap aku loh, lagian baru dikasih soalnya, langsung kau minta jawabannya,
usaha lah kau!”
Sahat: “Enggak tau loh aku sama sekali”
Sari: “Kerjakan lah dulu yang kau tau!”
Sahat: “ Iya lah, iya. Tapi kalau udah siap kau, bagi nanti ya?”
Sari: “Malas, emang kau siapa?”
Sahat: “Ckk!” (Murung)

Yoga dan Sari tidak memberikan contekan pada Sahat, Sahat pun gelisah karena soal ujian
yang diberi hanya satu yang bisa dijawab olehnya. Maka, Sahat memberanikan dirinya untuk
mengeluarkan kertas itilan yang di buat olehnya saat ujian belum berlangsung.

Sahat: (Mengintip-intip kertas itilannya pelan-pelan sambil menulis)


Sari: (Memperhatikan Sahat yang menunduk-tunduk ke bawah) “Lagi ngapain kau, Sahat?”
Sahat: (Bangun dari tundukkanya) “Gak ngapa-ngapain”
Sari: “Kau ngitil kan?”
Sahat: “Mana ada!”
Sari: “Terus Kenapa kau melihat kebawah terus?”
Sahat: “Aku lagi ingat-ingat kisi-kisi!”
Sari: “Enggak mungkin, gak percaya aku!”
Sahat: “Yaudah kalau gak percaya!”

Waktu Ujian pun mulai habis, mereka mulai menulis dengan cepat dan tepat.

Sahat: “Yes! Udah selesai!”


Yoga: (Melihat Sahat sambil terheran-heran) “Lah, cepat kali! Kau nyontek punyaku ya?”
Sahat: “Mana ada aku nyontek punyamu!”
Yoga: “Kenapa bisa cepat kali kau siap?” (Wajah Ragu)
Sahat: “Aku kan orang pintar! (Menunjukkan lembar Ujian pada Yoga) “Lihatlah ini nah
kalau gak percaya!”
Yoga: (Mengambil lembar jawaban milik Sahat lalu memeriksanya) “Lah, kok sama kayak
jawabanku?” (Terkejut)
Sahat: “Mana ada aku nyontek punyamu, lagi pula tadi aku minta bukannya kau gak mau
ngasih!”
Yoga: “Karena gak ku kasih makanya kau contek punya ku!”
Sahat: “Gak ada loh Yoga!”
Yoga: (Menyodorkan kedua lembar jawaban) “Lihatlah ini, ada bohong aku?”
Rani: “Kenapa Ribut kalian?” (Penasaran)
Yoga: “Ini si Sahat, di conteknya lembar jawabanku!” (Menyodorkan kedua lembar jawaban)
Rani: “Coba Kulihat dulu (Mengambil lembar jawaban dari Yoga dan memeriksa) “Iya,
Sama. Bah! Nyontek si Sahat”

Di saat itu, mereka mulai ribut membuat guru pengawas mendengar keributan mereka
samar-samar. Lalu guru pengawas membuka headset dan menghampiri mereka.
Guru: (Berjalan Menuju Keributan) “Ada apa ini, kok ribut? Udah bisa dikumpul?”
Yoga: “Ini Bu, Sahat nyontek lembar jawabanku!”
Guru: “Benar itu Sahat?”
Sahat: “Gak benar itu Bu”
Guru: “Jadi, Siapa kalian yang benar ini?”
Yoga: “Aku Bu yang benar, dia contek lembar jawabanku Bu, buktinya jawaban ku sama
jawaban si Sahat sama persis Bu. Lagi pula dia pemalasnya Bu, gak mungkin secepat itu dia
menjawab ujian ini!”
Guru: “Terus?”
Sahat: “Memang nyontek aku Bu, tapi aku bukan nyontek sama Yoga Bu, tapi nyontek itilan
yang aku buat Bu..”
Guru: “Apa? Berani kali kau nyontek, Ibu gak nyangka, padahal kau kepercayaan guru-guru
loh, masa mengecewakan kami?” (Berkacak pinggang lalu mengambil kertas jawaban Sahat
lalu di robek kan)
Sahat: (Menundukkan kepala)
Guru: “Kau juga Yoga! Nuduh-nuduh sembarangan! Jangan asal bilangi kalau belum tau
kenyataannya, jadinya kan ribut kelas!”
Yoga: (Menundukkan kepala) “Iya Bu, aku minta maaf..”
Guru: “Jangan Ke Ibu Minta maaf, ke Sahat kau minta maaf!”
Yoga: (Menundukkan Kepala dan bersalaman dengan Sahat) “Minta maaf aku ya Sahat,
udah salah sangka aku. Aku juga minta maaf sama yang lain, karena aku, jadi ribut kelas.”
Siswa-siswi: “Iya!”
Guru: “Yaudah, jangan berantam lagi ya. Lanjutkan ujiannya, dan kau Sahat, jangan nyontek
lagi kau, ini kertas yang baru!” (Memberikan Lembar baru)
Sahat: “Iya Bu” (Mengambil lembar jawaban) “Makasih ya Bu”
Siswa-siswi: (Kembali ketempat duduknya masing-masing)

Setelah itu, semua siswa-siswi kembali mengerjakan ujian dengan damai, aman dan tentram.
Lalu setelah kejadian itu, Sahat lebih rajin belajar dan tidak mencontek lagi. Pelajaran yang
dapat kita ambil dari cerita ini adalah kita harus berusaha dan jujur, janganlah curang dan
jangan berprasangka buruk terhadap orang lain.

Tamat.

Anda mungkin juga menyukai