Anda di halaman 1dari 9

SCRIPT SCREENTEST MARWAH CINTA

ESTABLISH KANTOR BUNTARA CEMERLANG (BC)

INT. KANTOR BC, LOBBY - DAY

Naira yang terlambat sampai di kantor tampak cemas.

NAIRA
Ya Tuhan udah jam segini, semoga pak Bos
belum sampai.

Naira berlarian di lobby dan hampir saja bertabrakan dengan OB


yang membawa nampan makanan, untungnya CITT! Naira berhasil
ngerem tepat waktu, namun tubuhnya oleng. Naira hampir
terjengkang tapi tepat pada saat itu, Bagas yang baru tiba muncul
di dekat Naira, SET! Naira meraih jas Bagas, biar dia ga jatuh
dan SRET! Jas robek karena Naira menariknya terlalu kuat.

NAIRA
(Histeris)
Aaaaaa!!!

Bagas yang dalam posisi tak siap akhirnya terjatuh dan Naira pun
ikut terjatuh diatas Bagas dan terbentur tas Naira.

Beberapa karyawan yang lewat shock! Mereka langsung membantu


Bagas.

EXTRAS
Pak Bagas, bapak gapapa?

Bagas dibantu berdiri dan tampak Jasnya sudah dalam kondisi rusak
parah. Bagas kesal.

NAIRA
Maaf pak, maaf. Saya buru-buru.

BAGAS
KAMU PIKIR MAAF BISA BIKIN JAS SAYA NGGAK
RUSAK, HAH? JALAN PAKE MATA DONG. DIVISI MANA
KAMU? BIAR SAYA MINTA HRD BUAT PECAT KAMU!

NAIRA
Jangan pak, jangan. Saya janji saya akan
ganti rugi atau perbaiki jas bapak yang

1
rusak. Tapi saya bener-bener harus buru-buru
ke ruangan saya sekarang pak.

BAGAS
Saya tanya, divisi mana?!

NAIRA
Saya sekretaris wakil direktur yang baru pak.
Nama saya Naira, maaf ya pak, saya harus
buru-buru ke lantai 15 dulu untuk lapor ke
bos saya, bos saya pasti udah dateng pak.

Karyawan langsung kasak kusuk melihat sikap Naira pada Bagas.

BAGAS
Jadi kamu sekretaris barunya? Kamu nggak
perlu ke lantai 15 atau ke kantor ini lagi,
KARENA MULAI HARI INI JUGA, KAMU SAYA PECAT!
SAYA NGGAK BUTUH SEKRETARIS TELEDOR KAYA
KAMU!

Naira shock, ia menutup mulutnya saking tak mampu berkata-kata.


Ia melihat sekeliling dan semua karyawan tampak menunduk takut.
Bagas menoleh ke karyawan yang lain.

BAGAS
Kalian ngapain ngumpul disini? Nggak ada
kerjaan?

Keramaian pun bubar.

Naira buru-buru berdiri di depan Bagas dan memohon.

NAIRA
Maaf pak, saya nggak sengaja, tadi saya
hampir jatuh dan semua murni kecelakaan pak.
Saya nggak tau kalau bapak ternyata---

BAGAS
Saya nggak butuh penjelasan. KAMU PERGI
SEBELUM SAYA..

Naira memotong panik dan sedih.

NAIRA
Pak, saya mohon pak. Saya butuh banget
kerjaan ini pak. Jangan pecat saya.

2
Bagas tak menggubris, Naira langsung berlutut sambil memegang
kaki Bagas. Bagas menoleh kaget kearah Naira.

Beberapa pegawai menatap dari Jauh.

INTERCUT WITH

INT. KANTOR BC, DEKAT LOBBY - DAY

Awan baru tiba dan melihat Naira yang berlutut di hadapan Bagas.
Awan terdiam lalu berjalan masuk.

CUT TO

Sementara Naira yang berlutut menatap Bagas dengan wajah sedih.

NAIRA
Pak, saya bener-bener mohon sama bapak.
Maafin saya pak. Saya tau tadi sikap saya
tadi keterlaluan dan ceroboh, tapi saya janji
saya akan buktiin kalo saya bisa kerja dengan
baik sebagai sekretaris bapak.

Awan muncul dan menatap mereka, dia bicara dengan santai.

AWAN
Udah yang ke berapa nih?

BAGAS
Maksud lo?

AWAN
(menarik Bagas)
Sini gue mau ngomong.
(ke Naira)
Lo bediri aja, gue mau ngomong sama bos lo.

Naira terdiam, Awan memberi kode. Naira akhirnya berdiri, Awan


menarik Bagas agak menjauh.

AWAN
Udah yang keberapa kali, lo mecat sekretaris
lo?

BAGAS
Gue ga akan pecat, kalo mereka ga salah!

3
(Pause)
Lo liat nih jas gue. Jas gue rusak gara-gara
dia teledor dan sembarangan! Gue nggak bisa
kerja sama orang sembrono kaya gitu.

AWAN
Nggak sengaja kali, mana ada orang hobby
rusakin baju.

BAGAS
Pokoknya gue akan tetep pecat dia! Gue yakin
masih banyak kandidat yang lebih baik.

Dikejauhan, Naira diam berdiri menatap mereka.

AWAN
Iya lo bisa ngelakuin itu, tapi itu artinya
lo bukan pemimpin yang baik! Pimpinan yang
baik, seharusnya ngasih kesempatan, lebih
berempatim dan Bijaksana!

Bagas mau jawab, tapi Awan motong dengan berbisik.

AWAN
Liat, lo lagi jadi perhatian. Lo mungkin
nganggep semua ini masalah kecil, tapi inget,
masalah kecil, bisa jadi pemicu masalah yang
lebih besar.

Bagas menahan geram.

AWAN
Gue suggest, lo maafin dia. kasih dia
kesempatan.

Bagas akhirnya mencoba mengatur emosinya dan mengangguk meski


setengah hati.

BAGAS
Oke! Gue ikutin saran lo!

AWAN
Gitu dong.
(Ke Naira)
Sini, kamu nggak jadi dipecat.

NAIRA

4
Beneran pak?

Bagas tampak masih diam dan kesal, sampai akhirnya Awan


menyikutnya.

BAGAS
Iya!

NAIRA
Makasih pak, makasih karena bapak nggak jadi
pecat saya. Saya janji akan berkerja sebaik
mungkin.

Naira nampak sangat bertekat, sementara Awan tersenyum lebar.

INT. KANTOR BC, RUANGAN BAGAS - DAY

Bagas menatap tegas Naira dan mendorong nampan berisi sarapan


yang dibawa Naira.

BAGAS
Kamu gimana sih, kan saya udah suruh tanya.
list makanan saya sehari-hari dan dimana
belinya. Kenapa rasanya beda?

NAIRA
Tapi ini bener pak, saya tadi udah pesen di
tempat bapak dan sekretaris sebelumnya pesen.
Makanan yang pertama tadi juga kok pak.

BAGAS
Maksud kamu saya yang bodoh, nggak bisa
bedain mana yang biasa saya makan?

NAIRA
Nggak pak, bukan gitu maksud saya.

Bagas mencoba mencicipi kopi yang dibawa Naira tapi Bagas


langsung sok kepanasan.

BAGAS
Kamu gimana sih? Tadi gelas pertama nggak
anget, sekarang panas banget.
(Pause)
Kamu mau bikin lidah saya melepuh? Dendam
kamu sama saya?

5
NAIRA
Maaf pak, saya ambilin lagi ya pak.

BAGAS
Saya udah nggak mau minum kopi. Makanannya
juga, ganti! Saya mau bubur ayam aja
sekarang. Tolong ya, bener-bener cek tempat
saya biasa beli! Kalo salah lagi---

NAIRA
Saya nggak akan kecewain bapak, saya permisi
pak.

Naira membawa pergi nampan dengan wajah lesu. Naira berusaha


bersabar.

Bagas menatapi kepergian Naira dengan wajah emosional.

INT. KANTOR BC, KORIDOR - DAY

Naira berjalan dengan lesu membawa nampan menuju ke arah lift.

NAIRA
Sabar Naira, kamu butuh kerjaan ini. Kamu
pasti kuat.

Awan baru saja keluar dari sebuah ruangan. Awan melihat wajah
lesu Naira. Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan dua sachet
permen coklat. Awan melintas dan meletakan permen diatas nampan.

AWAN
Biar hari lo nggak pait.

Naira menatap Awan kaget.

AWAN
Dia rese, tapi baik kok. sabar-sabarin aja
ya.

NAIRA
Makasih pak.

AWAN
Gue bukan bapak-bapak kali, enak aja manggil
gue bapak.

6
Awan geleng kepala dan berlalu pergi ke arah toilet.

Naira menatapi kepergian Awan dengan wajah bingung.

EXT. SEBUAH TEMPAT – DAY

Topan berdiri menatap HP nya sambil senyum senyum sendiri. Tidak


lama kemudian, Ghea muncul dari samping dan dan menatap Topan
dengan wajah mengerenyit.

POV GHEA : Topan yang menyamping senyum senyum. Sambil menatap


HP.

Ghea lalu berjalan menghampiri Topan, Sementara Topan sendiri ga


sadar, kalau Ghea menghampirinya. Ghea menatap HP Topan.

POV GHEA : Nampak Foto Naira, yang diambil Candid oleh Topan.

Ghea langsung mendengus ga suka.

GHEA
Ngapain sih lo?

Topan menoleh kaget.

TOPAN
Ngagetin aja.
(Senyum)
Lagi liatin Foto Naira.

Saat itu Dito muncul dan melihat Ghea dan Topan. Ghea menatap
Topan sebal.

GHEA
Gue juga tau! Maksudnya ngapain lo pake liat
liat Foto dia?

TOPAN
(Nyengir)
Liat Foto Naira aja gue jadi semangat,
apalagi kalo liat langsung. Kayaknya gue
bener bener jatuh cinta, Ghe.

GHEA

7
Lo udah gila jatuh cinta sama dia? Dia itu
musuhnya Mawar! Mawar aja bete sama dia!

TOPAN
Yah gue tau Mawar ga suka sama dia. Cuma gue
bisa apa, kalo hati gue milih buat jatuh
cinta sama Naira.

GHEA
(Makin kesal dan cemburu)
Apaan sih jatuh cinta jatuh cinta! Mendingan
lo lupain tuh cewek, sebelum lo patah hati
dan bikin kita semua susah!

Ghea pergi dengan Wajah bete. Topan menatap Ghea yang menjauh
dengan Wajah bingung.

TOPAN
Kenapa si Ghea, marah marah aja! PMS kayaknya
tuh anak.

Dito geleng geleng kepala pusing dan menghampiri Topan. Topan


menoleh kearah Dito.

TOPAN
Lo mau marah juga kayak si Ghea?

DITO
Lo tau ga kenapa Ghea marah?

TOPAN
Nggak, kenapa sih dia?

DITO
(Ala ala Dylan KW tapi Versi emosi)
Kamu nanya? Kamu bertanya tanya?

Topan makin bingung, Dito sebal.

DITO
Dasar ga peka!

Dito mendengus sebal terus pergi, sementara Topan makin bingung.

TOPAN
Apaan sih! Ga Ghea, ga Dito, sumpah ga jelas!

8
Topan bete dan kembali liatin HP, dia lalu tersenyum sendiri
menatap Foto Naira.

CUT TO

EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY

Ghea berjalan dengan Wajah gusar dan kesal, dia lalu memukul
Pohon pisang disampingnya sambil teriak bete.

Tidak lama kemudian Dito muncul menatap Ghea.

DITO
Ghea, kasian itu pohon, ga salah apa apa lo
pukulin.

GHEA
(Menatap Dito dengan wajah Gahar)
Terus? Lo maunya gue mukulin lo?

DITO
Ya nggak gitu juga konsepnya, maksud gue,
daripada bete, emosi, mendingan lo kasih tau
si Topan, perasaan lo.

GHEA
Emang perasaan gue gimana?

DITO
Yah..

GHEA
(Motong dengan bete)
Yah apa? Lo ga usah sok tau dan sok ngerti
perasaan gue deh! Lo ga ngerti dan ga akan
pernah ngerti!

Ghea pergi dengan Wajah gusar.

DITO
Gue tuh maksudnya ngebantu loh, menghibur,
menenangkan, kenapa malah kena sembur? Emang
gue tuh selalu salah kayaknya.

Dito menghela nafas pusing.

Anda mungkin juga menyukai