Anda di halaman 1dari 39

VIRGIN MOM

Skenario
DINDA ANDIRA

Episode 7 draft 5
Jan 13, 2022

1. EXT. JALANAN – DAY

Suasana jalanan siang hari, nampak dua mobil berjalan


berdekatan. Mobil Dafa di depan, dan mobil Martin di belakang.
Keduanya melewati jalanan berkelok pegunungan yang di
sekitarnya terdapat pemandangan alam yang indah.

INTERCUT TO

2. INT. MOBIL DAFA – DAY

Dafa mengendarai mobil, sementara Naya duduk di sebelah Dafa.

Nampak Naya memegang HP, chat dengan SALMAN.


POP UP CHAT:
AYAH
Hati hati ya nak, jangan telat makan dan diminum vitaminnya.
Salam dari Ibu.

Naya tersenyum membalas chat.

POP UP CHAT:
NAYA
Iya Ayah, Terima kasih. Peluk kangen buat Ayah sama Ibu.Muaahh

Naya melirik Dafa.

NAYA
Kenapa kita nggak satu mobil aja sama Papa
kamu?

Dafa balas melirik Naya.

DAFA
Lo ada masalah semobil berdua gue??

Naya menatap Dafa setengah jengkel, cuma menggeleng lalu


melemparkan pandangan ke luar jendela. Naya membuka jendela
mobil dan tersenyum sambil menikmati pemandangan di luar.
Kemudian Dafa mulai beatboxing. Naya melihat ke arah Dafa dan
menjentikkan jari mengikuti nada beatbox. Naya tampak
menikmati perjalanan sambil tersenyum lebih lebar menikmati
nada beatbox dafa.

Naya dan Dafa saling lirik sambil tersenyum senang.

NAYA
Makasih Ya Daf, karena lo, gue jadi bisa
ujian susulan..

DAFA
(tersenyum)
Gue udah deg degkan…Anggap aja diri lo emang
beruntung

CUT TO FLASHBACK

02A. INT. RUANGAN DEKAN ASRI – KAMPUS – DAY

Naya sampai di ruangan dekan Asri dengan nafas terengah-engah,


menatap Dekan Asri dan Dafa. Wajah Naya nampak penuh keringat.

DEKAN ASRI
Kamu terlambat Naya. Waktunya sudah lewat.

Naya membeku sangat kecewa menatap Dekan Asri. Dekan Asri akan
meninggalkan ruangan, namun Dafa mengejarnya.

DAFA
Naya nggak terlambat Bu! Masih ada waktu 20
detik!

DEKAN ASRI
Masih ada waktu gimana..

Dafa memperlihatkan jam digitalnya (disesuaikan waktunya ,


misalnya jam 10:59:42

DEKAN ASRI
Hah..??

DAFA
Jam Ibu kecepetan. Naya masih punya waktu
untuk ujian BU.

Dekan Asri menatap bimbang Naya dan Dafa, sementara Naya


menatap Dekan Asri dengan penuh harap.

DISSOLVE TO

3. EXT. KAMPUS / KORIDOR - DAY


Naya berdiri sambil mondar-mandir tegang. Dafa duduk di bangku
panjang dekat Naya sambil menatap layar HP nya. Dia sedang cek
website kampus, untuk cek hasil ujian Naya. Meira juga ada di
sana, tampak ikut tegang.

NAYA
(ke Dafa) Udah keluar hasilnya?

Naya duduk dengan tidak tenang di pinggir Dafa.

NAYA (CONT’D)
Aku deg-degan banget dari tadi…

MEIRA
Aku jadi ikut deg-degan juga Nay…

NAYA
(panik) Gimana kalau sampai gagal, Meiii?
Gimana kalau cuma 1 matkul merah, apa aku
bakal di DO juga? Gimana kalau ternyata
semuanya justru merah!

DAFA
(mendecak kesal) Lo bisa tenang gak sih?

NAYA
Gimana aku bisa tenang daf…

MEIRA
Iyaaa… wajar kali. Ini kan penentuan Naya
masih bisa kuliah di sini apa enggaak!

Naya mengangguk setuju. Dafa hanya menggeleng sambil kembali


lihat ke layar HP.

DAFA
Hasilnya udah keluar.

NAYA
Gimana hasilnya?

MEIRA
Iya, lulus gak??

DAFA
Sabar! Lagi loading.

Naya yang tidak sabar langsung merebut HP Dafa dan berdiri


untuk melihatnya sendiri. Dafa kaget, dia langsung berdiri
sambil menatap Naya kesal.
DAFA (CONT’D)
Nay!

Wajah Naya tampak sangat tegang. Seolah dia melihat kalau


hasil ujiannya tidak luluc. Dafa jadi ikut tegang lihat
ekspresi Naya.

DAFA
Kenapa… gimana hasilnya?

NAYA
(menatap Dafa) Aku lulus…

Meira langsung berteriak kencang, Naya juga. Mereka berdua


langsung berpelukan erat sambil teriak dan lompat senang. Dafa
langsung mengepalkan tangan dan pasang pose ‘Yes!!’, lalu dia
menghembuskan napas penuh kelegaan.

INTERCUT TO

4. INT. RUMAH DAFA - DAY

Naya sedang di meja makan bersama Rianti, sedang memindahkan


makanan dari dalam plastik ke dalam piring. Mereka
membicarakan soal hasil ujian Naya.

RIANTI
Waah… selamat ya Naya. Itu pencapaian
yang besar! Kayaknya kita harus rayain
deh. Kamu mau apa Naya?

NAYA
(berpikir) Hm… saya lagi pengen banget
jalan-jalan, Tante… Gimana kalau family
trip?

RIANTI
Oh, ide bagus. Nanti tante bilang sama
ayah kamu ya. Kamu tinggal bilang aja
kalian mau pergi ke mana.

NAYA
(menggeleng) Bukan begitu, tante. Maksud
saya… jalan-jalan bareng Dafa, Tante
Rianti, sama Om Martin.

Rainti agak kaget. Naya mengelus perutnya pelan.

NAYA (CONT’D)
Katanya dedek bayi pengen banget jalan-
jalan sama keluarganya
Naya pasang wajah memelas. Rianti tersenyum.

RIANTI
Keluarga dedek bayi kan… aku….Boleh.
Nanti biar tante bilang sama Om Martin
ya.

NAYA
Yayy! Makasih, Tante.

Naya tampak tersenyum senang.

INTERCUT TO

5. INT. KAMAR DAFA - NIGHT

Dafa melolot ke Naya, dengan tampak kesal. Mereka berdua


berdiri berhadapan.

DAFA
Hah? Gue gak salah denger? Lo pengen
family trip sama keluarga gue??

Naya mengangguk penuh keyakinan.

NAYA
Kenapa? Kamu pasti jarang jalan-jalan
sama keluarga kann? Pokonya kamu harus
ikut!

DAFA
Itu sama aja kayak lo mau kirim gue ke
neraka! Jadi, jangan harap!

FLASHBACK END
BACK TO

6. INT. MOBIL DAFA - DAY

Naya menoleh ke arah Dafa yang tampak focus menyetir sambil


terus tersenyum.

DAFA
Bisa gak, berhenti melototin gue sambil
senyum-senyum kayak gitu?

NAYA
Habis… aku masih gak nyangka kamu
akhirnya mau ikut jalan-jalan ngerayain
kelulusan aku.

DAFA
(mendengus) jangan ge-er ya. Gue pergi
itu buat ngerayain keberhasilan diri
sendiri. Karena berhasil bikin sesuatu
yang mustahil jadi nyata!

Naya yang semula tersenyum, langsung manyun dan tampak kesal.

NAYA
Jadi maksud kamu, kalau gak dibantu
belajar, aku gak akan lulus ujian, gitu?
Kamu pikir aku sebodoh itu?

DAFA
Barusan lo yang bilang sendiri ya. Bukan
gue.

Naya yang kesal langsung jahil nusuk-nusuk pingang Dafa dengan


cepat. Dafa tampak kegelian. Naya malah cekikikan senang.

DAFA (CONT’D)
Nay! Berenti gak!

Naya tidak berhenti, dan lanjut ganggu Dafa yang tampak kesal.
Mobil sampai oleng.

DAFA (CONT’D)
Nay! Stop! Lo mau selamat nyampe
penginapan, ato mau gue bikin nyampe si
rumah sakit!

Naya akhirnya berhenti, masih sambil cekikikan.

NAYA
Siapa suruh resek duluan!

DAFA
Ck! Awas, gue bales lo nanti!

CUT TO

7. INT. MOBIL MARTIN - DAY

Rianti masih memandangi pemandangan lewat jendela mobil. Dia


menurunkan kaca mobil, dan menikmati angin yang berhembus
mengenai wajahnya. Martin sesaat melirik Rianti.
MARTIN
Kamu sadar gak, dari tadi senyum terus
kayak gitu?

Rianti menoleh ke Martin, masih sambil tersenyum.

RIANTI
Aku seneng banget Mas, kamu mau ikut
pergi bareng kita.

Rianti memegang tangan Martin yang ada di atas tuas


persneling. Tapi Martin masih focus lihat ke depan.

RIANTI (CONT’D)
Kayaknya udah lama banget kita gak pernah
liburan bareng kayak gini. Menurutku ini
bagus untuk hubungan kita…

MARTIN
Aku ikut senang kalau kamu senang.

Rianti tampak senang seakan menemukan harapan setelah beberapa


tahun pernikahan mereka.

CUT TO

INTERCUT TO

8. INT. RUANGAN MARTIN – NIGHT

Andini sedang duduk di depan meja Martin. Martin tampak


berpikir, wajahnya kelihatan tidak senang.

ANDINI
Ide bagus. Kamu harus pergi.

MARTIN
(menghela napas) Buat apa? Aku gak punya
waktu untuk ngelakuin hal yang gak
penting kayak gitu!

ANDINI
Tapi ini kesempatan bagus untuk
mempererat hubungan kamu sama Rianti.
Supaya kecurigaan dia sama kamu gak
menjadi-jadi… percaya sama aku.

Martin tampak berpikir, tapi wajahnya masih terlihat enggan.

CUT TO
9. INT. KAMPUS / KANTIN - DAY

Meira lagi makan di salah satu bangku kantin, sambil ngecek


twitter.

Pop up tweet seseorang : ‘Kevin sama Salsa jadian? Gue liat


Kevin tag akun Salsa di bio IG nya’

Meira tampak terkejut dan penasaran. Dia langsung cek IG


Kevin.

MEIRA
Wahhhh… hot news nihh!!

Layar HP Meira menunjukkan bio IG Kevin dengan akun IG Salsa


yang disampingnya diberi lambang hati.

MEIRA (CONT’D)
Gue sih gak kaget si Kevin suka sama
Salsa. Tapi… si Salsa emangnya udah move
on ya dari Dafa?

Meira tampak berpikir.

MEIRA (CONT’D)
Kalau dipikir-pikir… emangnya mereka
berdua cocok ya? Salsa kan scorpio, Kevin
kalau gak salah sih Aries… kayaknya gak
akan cocok deeehhh... Harus gue cek!!

Meira langsung kembali focus liaht HP untuk cek aplikasi


zodiac.

CUT TO

10. EXT. KAMPUS – DAY

Salsa jalan buru-buru memuin Kevin yang lagi jalan dengan


santai sambil senyum liaht HP. Kevin agak kaget Salsa muncul
di hadapannya dan berhenti berjalan.

SALSA
Lo gila ya! Apa-apaan maksud lo tag IG
gue di bio lo!

Orang-orang di sekitar melirik ke arah mereka. Kevin tampak


khawatir dibicarakan orang.
KEVIN
Tenang dulu Sal…

SALSA
Gimana bisa tenang! Kan udah gue bilang
kalau gak perlu publish ke orang-orang!
Terus lo sekarang seenaknya ngingkarin
janji lo!

KEVIN
Gue udah gak tahan, Sal! Lagian gue sama
sekali gak ngerti alasan sebenernya lo
sampai gak mau orang tahu kalau kita
pacaran!

SALSA
(mendengus) Pacaran? Sejak kapan?
Emangnya lo pikir gue mau pacaran sama
orang kayak lo!

Kevin tampak kaget dan kecewa mendengarnya. Dia merasa patah


hati.

KEVIN
Lo gak ngakuin hubungan kita beberapa
bulan ini Sal? Bahkan kita udah ciuman!

SALSA
Kev, please!! Lo kekanakan banget sih!
Gue itu cuma kasian sama lo tau gak!
Lagian lo pikir deh, mantan gue itu Dafa.
Kalau mau punya pacar baru, ya gue bakal
cari yang jauh lebih keren di atas Dafa.
Bukan yang kayak lo!

Salsa pun pergi, meninggalkan Kevin yang masih mematung shock.

CUT TO

11. INT. RESORT – DAY


(referensi tempat : Dusun bamboo resort / Kastuba resort
lembang)

Naya, Dafa, Martin, Rianti berdiri di tengah penginapan megah.


Mereka memandang seisi penginapan yang tampak terawat dan
nyaman.

NAYA
Ini pasti bakal jadi liburan yaaangg
seru!
Naya membalikkan badan menghadap ke Rianti, Dafa, Martin.

NAYA (CONT’D)
Tapi… saya punya satu peraturan yang
harus diikuti sama semuanya!

Dafa, Martin, Rianti tampak bingung.

RIANTI
Peraturan?

NAYA
Iya. Dilarang pegang HP selama liburan!
Supaya kita bisa bener-bener menghabiskan
waktu bersama!

RIANTI
Ide bagus! Tante setuju.

MARTIN
Om kayaknya gak bisa. Gak mungkin bisa
ninggalin kerjaan…

RIANTI
(memotong) Kamu kan udah ngajuin cuti.
Jadi boleh dong sekali-kali gak urusin
kerjaan.

NAYA
Iya Om… biar bisa bener-bener nikmatin
liburan. Emangnya gak stress kerja
terus…?

Rianti menyodorkan telapak tangannya di hadapan Martin,


meminta HP Martin. Akhirnya Martin terpaksa menyerahkannya.
Lalu Rianti memberikan HP miliknya dan Martin kepada Naya.

Lalu Naya menghadap ke Dafa yang memandangnya dengan tajam.

NAYA (CONT’D)
Gak boleh protes! Udah mutusin ikut
liburan, berarti harus ikutin
peraturannya juga!

Dafa tidak punya pilihan, akhirnya dia keluarkan HP nya dan


diberikan ke Naya.

NAYA (CONT’D)
Terima kasih atas kerja samanyaaa…
Naya tersenyum lebar. Dafa rolling eyes.

CUT TO

12. INT. RESORT / KAMAR RIANTI – DAY

Rianti sedang memindahkan pakaian dari dalam koper ke dalam


lemari. Martin sedang ganti baju.

RIANTI
Kamu liat gak tadi Dafa?

MARTIN
Kenapa emangnya dia?

RIANTI
Dia gak bisa protes waktu disuruh sama
Naya. Padahal dulu dia gak gitu kan…
Dafa gak pernah mau nurut sama perintah
orang, bahkan sama pacarnya sekali pun!
Lucu banget sih dia…

MARTIN
Paling dia malu nunjukkin sifat aslinya
di depan Naya yang bukan keluarga.

RIANTI
Tapi aku senang, keberadaan Naya bisa
kasih pengaruh positif buat Dafa.

INTERCUT TO

13. INT. RESORT / KORIDOR – DAY


Intercut with
14. EXT. KAMPUS DAY

Naya dan Dafa menarik kopernya dan jalan menuju kamar mereka.
Tiba-tiba HP Naya berbunyi. Naya berhenti dan angkat telepon
yang ternyata dari Meira.

NAYA
Halo, Mei?

MEIRA (OS)
Nayyyy, lo lagi ke mana sih sama Dafa??

NAYA
Kok kamu tau aku lagi sama Dafa?

MEIRA (OS)
Ya elah Nayy. Udah jadi rahasia umum
kali. Sekarang orang-orang tuh selalu
bilang di mana ada Naya di sana pasti ada
Dafa!!

Intercut to

Meira sedang berdiri sambil menelepon.

MEIRA (CONT’D)
Lo di mana sih?

NAYA (OS)
Aku lagi di penginapan Lembang…

Meira kaget dan langsung menyahut memotong pembicaraan Naya.

MEIRA
Waaattttt??? Lagi nginep di Lembanggg???
Lo ke sana berdua sama Dafa, Nayyy???
OMG!! Romantis banget sihhhh!!!!

Camera change focus pada Salsa yang berhenti tak jauh di


belakang Meira. Salsa menatap Meira sambil berwajah tidak
suka, dia mendengar pembicaraan Meira dengan Naya.

Intercut to

NAYA
Ini liburan keluarga kok, gak cuma berdua.

MEIRA (OS)
Ya tetep ajaa.. kalian bisa jalan-jalan
bareng, liat sunrise bareng… ihhh ngiri
dehhh!!

Dafa berjalan mendekati Naya dari arah belakang. Dafa meluk


Naya dari belakang dan narik badan Naya sampai menempel dengan
badannya, lalu mengambil HP naya dan mematikan panggilan.

Wajah Dafa sangat dekat dengan Naya, dia berbisik ke arah


telinga Naya.

DAFA
Lo udah lupa…? Peraturan berlaku buat
semua yang ikut liburan…

Naya jadi berdebar dan salting. Dia sempat terdiam sejenak


tidak menanggapi.

DAFA (CONT’D)
Kita punya banyak waktu… enaknya ngapain…?

Naya mendorong kepala Dafa dengan jarinya dan membalikkan


badan. Dia menjawab dengan polosnya.

NAYA
Pokoknya kamu tenang aja, aku udah atur
rencana buat kita berempat. Sehabis
makan, kita bakal main game!

Dafa tampak bingung, lalu mendengus.

DAFA
Gitu doang? Gue pikir lo ngajak gue
liburan gini biar kita bisa ngabisin
waktu berdua… You know… ngelakuin hal
yang gak bisa kita lakuin di rumah…

Dafa bicara sambil melangkah pelan mendekat ke arah Naya yang


tampak mulai salting.

DAFA (CONT’D)
Kirain lo sebegitu pengennya berduaan
sama gue, sampai ngerencanain ini semua…

Naya langsung melangkah mundur beberapa kali menghindar dari


Dafa dan menutupi saltingnya.

NAYA
Enggak lah! Aku emang pengen kamu sama
keluarga bisa liburan bareng! Udah,
buruan mandi ganti baju, terus siap-siap
makan!

Naya buru-buru bawa barangnya masuk ke kamar. Dafa terdiam


melihat Naya yang berjalan pergi, lalu mengembuskan napas
panjang.

CUT TO

15. EXT. RESORT – DAY

Note : naya pakai baju/kaos yang agak tipis, tidak pakai


jaket. Dafa pakai jaket.

Naya, Dafa, Martin, Rianti duduk di meja makan outdoor.


Makanan di atas meja sudah hampir semuanya habis. Beberapa
pelayan sedang mengangkat piring kotor dari atas meja.
Semua tampak terdiam, tapi kelihatan menikmati hidangan,
kecuali dafa, dia keliatan bosan.
MARTIN
(ke Naya) Jadi, apa agenda kita setelah
ini?

RIANTI
Kita bisa berenang,mungkin? Atau kalau
gak salah bisa SPA juga.

DAFA
Yang paling bener itu, kita balik ke
kamar masing-masing.

Dafa langsung berdiri, bermaksud pergi, tapi Naya langsung


menarik lengan Dafa sampai akhirnya dia kembali duduk.

NAYA
Saya sudah siapin permainan buat kita!

Naya mengeluarkan 1 pak kartu uno dari dalam saku celana, lalu
memperlihatkanya ke semua.

NAYA (CONT’D)
Kita main Uno!! Yaaay!!

RIANTI
(antusias) Wah, boleh juga. Tante udah
lama gak main.

DAFA
(mendengus) Ini bakal jadi hari paling
membosankan di hidup gue!

Naya tersenyum yakin menatap Dafa.

NAYA
Oya? Aku rasa enggak.

INTERCUT TO

16. EXT. RESORT – DAY

MONTAGE
• Naya, Dafa, Rianti, Martin mulai bermain Uno. Naya tampak
sangat semangat, seakan dia sedang ada di tengah
pertandingan badminton. Tapi, Dafa keliatan main dengan
malas. Rianti dan Martin terlihat menikmati permainan.
• Naya melempar kartu ke tumpukan dan hanya tinggal
memegang satu kartu di tangan.

NAYA
Unoo!!!
Naya tampak sangat senang.
• Game selanjutnya, Dafa mengeluarkan kartu reverse, jadi
putaran kembali ke Naya, Naya tampak kesal. Sementara
DAfa tersenyum mengejek ke Naya.

DAFA
Gue yang bakal menang kali ini!

NAYA
Pede banget. Liat aja, aku bakal
menang lagi!

Martin dan Rianti hanya tertawa melihat Dafa dan Naya


yang terlihat sangat kompetitif.

• Martin mengeluarkan kartu +2, menyimpannya di atas kartu


+2

MARTIN
(ke Rianti) Maaf, sayang…

Tapi Rianti tertawa kecil, lalu mengeluarkan +2 juga.

RIANTI
It’s okay, honey…

Naya tertawa karena mengira dafa harus ambil 6. Dafa


sesaat terdiam, tampak seolah dia akan kalah. Tapi
ternyata Dafa mengeluarkan +4 dan membuat Naya kesal.

DAFA
Kenapa diem. Ambil sepuluh!

NAYA
Iya, aku tau!

Dafa tertawa melihat Naya yang harus ambil 10 kartu


dengan terpaksa. Rianti dan martin turut tertawa.
• Setelah Rianti jalan, Dafa lempar kartu dan hanya
menyisakan satu kartu di tangan.

DAFA
Uno!
(ke Naya) See? Keberuntungan itu gak
akan terjadi dua kali!

• Naya keliatan kesal dan lempar kartu ke atas meja dan


pergi. Dafa menahan tawa dan jalan mengejar Naya.
• Rianti hanya tinggal berdua dengan Martin.
MARTIN
Gimana nih, kita udahan juga?

Rianti menggeleng.

RIANTI
Kita selesaikan gamenya.

MARTIN
(tersenyum) Siapa takut.

CUT TO

20. INT. KANTIN - KAMPUS - DAY

Suasana kantin kampus terlihat sepi.


Kevin duduk sendirian sambil tampak galau memikirkan Salsa.
Meira datang dan tampak ingin menggoda Kevin.

MEIRA
Lhooo kok sendirian aja sih… Cewek lo
mana niiih? Eh, apa baru jadian udah
langsung putus…?

Kevin melirik Meira sesaat, lalu tetap diam dan melihat HP.
Meira duduk di samping Kevin.

MEIRA (CONT’D)
Ini gue kasih tau lo sebagai seorang
temen ya. Meski lo gak nganggap gue
temen. Tapi, lo sama salsa itu gak
cocok!! Dia scorpio, lo Aries. Beuhh…
kalau maksain malah bakal jadi toxic!!
Aries tuh cocoknya sama cewek yang
kepribadiannya asik, menghibur, macem
Sagi gituu, kayak gue…

Meira cekikikan. Tapi kemudian dia langsung tersadar sudah


salah ngomong. Dia tampak panik.

MEIRA (CONT’D)
Eh!! Tapi maksudnya bukan gue juga!! Lo
jangan geer! Tipe cowok gue sih bukan
kayak lo!

Kevin tampak kesal.

KEVIN
Bisa diem gak lo! Dan gak usah campurin
urusan gue!
Kevin berdiri dan bermaksud pergi. Tapi langkahnya terhenti
saat terdengar suara notif dari HP Kevin dan Meira yang
menyala bersamaan. Mereka berdua langsung mengecek HP masing-
masing.

Di layar HP Meira menampilkan post baru di IG Salsa. Foto


selfie Salsa dan Dafa yang terlihat sangat mesra. Dafa
tersenyum menatap Salsa dengan pandangan lembut. Mereka bedua
tampak sedang berlibur bersama. Disertai hashtag #throwback.
#lovelikethat #Funtimes.

Kevin nampak sangat jengkel dan cemburu lalu bergegas pergi


dengan kesal.

CUT TO

21. EXT. RESORT – SUNSET

Transisi langit dari siang ke sore.

Naya sedang duduk di bangku panjang. Dia memandang ke arah


bukit sambil menikmati sunset, masih sambil agak cemberut.

Dafa datang dan duduk di pinggir Naya. Dafa menyodorkan kok


yang dia hias dengan bunga.

DAFA
Gue datang dengan damai…

Naya masih ngambek dan gak jawab apa-apa. Bahkan gak ambil kok
dari Dafa.

DAFA (CONT’D)
Lo masih ngambek sama gue? Nay… itu cuma
game! Kayak anak kecil banget sih lo.

NAYA
Bodo amat.

Dafa tersenyum lihat muka Naya yang cemberut.

Angin berembus kencang. Membuat Naya memeluk dirinya sendiri


karena kedinginan. Baju yang dia pakai terlalu tipis. Dafa
sadar dan langsung membuka jaketnya. Lalu memakaikan jaket itu
kepada Naya.

DAFA
Udah tau mau ke daerah dingin gini, malah
pake baju tipis.
Naya mengangkat tangannya lalu mengendus bagian ketek jaket.
Lalu dahinya langsung mengerut kebauan.

NAYA
Ih, bau banget jaket kamu!

DAFA
Apaan sih, baru di cuci juga kemaren.

Naya hanya nyengir jahil. Dafa tersenyum, lalu memandang


sunset. Dafa memegang tangan Naya… Berdua mereka menikmati
pemandangan sunset yang indah.

DAFA
Nay, gue gak tau apa perasaan ini… tapi
ini pertama kali que ngerasa nyaman, dan
itu karena ada loe di samping gue… thanks
ya… gue bakal kasih sesuatu sebagai
bentuk terima kasih. Tapi lo harus merem.

NAYA
Ngapain?

DAFA
Udah, nurut aja!

Naya akhirnya memejamkan mata. Untuk sesaat Dafa memandang


wajah Naya lekat. Tangannya menyentuh rambut Naya pelan.
Seolah dia akan mencium Naya.

NAYA
Lagi ngapain sih! Lama amat!

DAFA
Ck, bisa diem gak!

Dafa memindahkan bunga dari kok ke kepala Naya, lalu dirangkai


jadi seperti bando. Dafa tersenyum memandang Naya dengan
lekat, tapi perlahan senyumannya hilang. Dia bimbang dengan
perasaannya sendiri.

DAFA (VO)
Sebenernya gue tau perasaan apa ini… tapi…
gue sama sekali gak tau harus berbuat apa.
Gak pernah terpikir selama ini kalau gue
bakal jatuh cinta sama cewek yang mengandung
adik gue sendiri…

Dafa mencium kening Naya dengan lembut, membuat Naya agak


sedikit terkejut. Lalu Dafa pun pergi. Naya masih memejamkan
mata. Lama-lama merasa bingung.
NAYA
Daf, udah belom sihhh…

Karena tidak ada jawaban, Naya membuka mata dan tampak bingung
sekaligus kesal karena Dafa tidak ada.

NAYA (CONT’D)
DAFAAAA!! Ngeselin banget sih! Malah
pergii!!

Kemudian Naya merasakan ada sesuatu di kepalanya. Dia mengaca


lewat HP.

Layar HP Naya memperlihatkan rangkaian bunga di atas kepalanya


yang cantik.

Naya tersenyum.

CUT TO

22. INT. RESORT / KAMAR RIANTI – NIGHT

Rianti dan Martin duduk di atas kasur sambil menonton TV.


Rianti bersadar pada bahu Martin, sambil mengelus lengannya.

RIANTI
Aku selalu suka sama tangan kamu yang
masih sekekar dulu. Rasanya masih sama
kayak waktu kita pertama kali ketemu.

MARTIN
Dan aku gak pernah bosan dengar pujian
yang udah ribuan kali kamu bilang itu.

Rianti tertawa kecil. Martin mengecup dahi Rianti.

RIANTI
Kapan ya terakhir kali kita berduaan
kayak gini. Tanpa harus keganggu sama
kerjaan kamu…

Tangan Rianti mulai melepas satu persatu kancing piama martin


dengan perlahan.

RIANTI (CONT’D)
Sekarang… rasanya kita sedang bulan madu
lagi…

Martin hendak mencium bibir Rianti. Tapi tiba-tiba telepon


kamar berbunyi. Membuat mereka berdua spontan berhenti.

MARTIN
Biar aku yang angkat.

Martin berdiri dan berjalan ke arah telepon di pojok ruangan


dan mengangkatnya.

RESEPSIONIS (OS)
Selamat malam, Pak Martin. Mohon maaf
mengganggu. Ada telepon dari Dr. Andini.
Boleh saya sambungkan sekarang?

MARTIN
Oh, tidak perlu. Biar saya terima
langsung di lobi.

Martin menutup telepon dan berjalan menuju pintu, mengenakan


sweaternya.

RIANTI
Siapa?

MARTIN
Ada telepon urgent dari klien. Aku ke
resepsionis dulu sebentar ya.

Martin keluar dari kamar. Rianti masih diam di kasur, dengan


wajah gelisah, seakan merasakan ada sesuatu yang terjadi.

CUT TO

23. INT. LOBI RESORT – NIGHT


Intercut with
24. INT. KAMAR ANDINI - NIGHT

Martin sedang berdiri sambil menerima telepon di meja


resepsionis.

MARTIN
Kenapa tiba-tiba telepon, ada masalah?

ANDINI (OS)
Enggak… aku cuma bingung soalnya telepon
kamu mati dari tadi, jadi terpaksa
telepon ke resort.
Intercut to

Andini tampak sedang berbaring di tempat tidurnya sambil


menelepon, dengan menggunakan piyama tidur.

MARTIN (OS)
Oh… itu ulah Naya. HP ku dia ambil supaya
katanya bisa fokus liburan.

ANDINI
Ohh… syukurlah, aku pikir kenapa.
Maaf ya… aku yang paksa kamu supaya ikut
family trip. Soalnya… kamu tau kan, aku
ngerasa bersalah karena udah masuk ke
tengah hubunganmu dan Rianti…
(menghela nafas, berkaca kaca)
Aku sudah memikirkan semuanya. Lebih baik
kita nggak perlu bertemu lagi. AKu minta
kamu perbaiki semua dengan Rianti sebelum
terlambat.Hubungan kita selesai

Intercut to

Martin membeku kaget wajahnya langsung tegang. Namun Martin


berusaha tenang.

MARTIN
Andini, tunggu aku kembali kita bicara. Aku..

SFX : suara nada telpon terputus.


Martin nampak geram campur gusar.

MARTIN
Arghh!

Martin menutup telpon dengan wajah kalut.

INTERCUT TO

25. INT. RESORT / KAMAR RIANTI – NIGHT

Rianti berdiri dengan tampak cemas sambil menggigiti kuku. Dia


merasa gelisah. Martin masuk ke dalam kamar, wajah Martin
nampak sangat muram. Rianti langsung menoleh ke arahnya dengan
penasaran.

RIANTI
Ada apa Mas? Ada masalah?

MARTIN
Iya, katanya ada problem sama dokumen di
kantor.

RIANTI
Tadi kamu bilang telepon dari klien…

Martin berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

MARTIN
Oh, iya. Tadi aku kita itu telepon dari
klien, ternyata orang kantor.

Martin melepas sweaternya dan berjalan mendekat ke arah


Rianti. Martin memegang kedua lengan Rianti dan mengelusnya
pelan.

MARTIN (CONT’D)
Aku sudah kasih peringatan sama stafku
tadi. Gara-gara dia… liburan kita jadi
keganggu. Sampai mana tadi kita…

Martin berusaha mencium Rianti, tapi Rianti justru merasa


tidak nyaman dan malah menjaduh.

RIANTI
Kayaknya kita harus siap-siap, sebentar
lagi jam makan malam.

Rianti pergi menuju kamar mandi.

CUT TO

26. EXT. HALAMAN RESORT – NIGHT

Naya, Martin, Rianti duduk di meja yang dihias cantik dengan


lilin. Makanan masih belum datang. Naya tampak menoleh kiri
kanan mencari keberadaan Dafa. Dia tidak membuang bunga yang
ada di kepalanya.

RIANTI
(ke Naya) Rambut kamu cantik banget…

Naya membalas senyuman Rianti, dan bicara dengan bangga.

NAYA
Ini Dafa yang hias lho, Tante.

RIANTI
Oya? Ternyata dia punya bakat jadi
hairstylist ya…
Rianti dan Naya tertawa.

RIANTI (CONT’D)
Dafa ke mana ya… kok belum keliatan dari
tadi…

NAYA
Saya coba cari dulu deh ya Tante.
Takutnya dia malah ketiduran.

Rianti mengangguk. Naya pun pergi ke dalam penginapan. Martin


dan Rianti kemudian saling diam. Keadaan jadi terasa awkward.

MARTIN
Kamu kenapa? Perasaan tadi senyum terus,
sekarang jadi mendadak keliatan murung
gitu.

Rianti menghembuskan napas.

RIANTI
Gak tau Mas… Aku ngerasa gak enak hati.
Entah kenapa kayaknya ada yang salah…
tapi aku gak tau apa…
(memandang Martin) Kamu seriusan gak ada
yang ditutupin dari aku?

MARTIN
(kesal) Apa lagi sih? Kamu itu terlalu
overthinking. Terlalu sering memikirkan
hal yang sebenarnya gak ada.
Aku malas kalau kamu sudah mulai kayak
gini. Lebih baik aku kembali ke kamar.

RIANTI
Jangan Mas! Aku gak mau Naya ngerasa gak
enak. Aku khawatir bakal mempengaruhi
kandungannya. Aku akan coba hilangin
perasaan gak jelas ini…

CUT TO

27. INT. RESORT / DEPAN KAMAR DAFA – NIGHT

Naya berdiri di depan pintu kamar Dafa, lalu mengetuk pintu


berkali-kali. Tapi sama sekali tidak ada balasan.

NAYA
Dafa? Tidur ya?
Tidak ada jawaban lagi. Naya mencoba memutar kenop pintu yang
ternyata tidak terkunci. Naya membuka pintu tersebut perlahan,
dan masuk ke dalam.

INTERCUT TO

28. INT. RESORT / KAMAR DAFA – NIGHT

Dafa duduk di kursi, menghadap ke arah jendela yang gordennya


terbuka lebar. Kamarnya tampak gelap. Lampu dari koridor
membuat bayangan Naya tampak di tembok depan Dafa.

Naya bejalan pelan ke arah Dafa. Dia bicara dengan lembut,


karena merasa mood Dafa sedang kurang baik.

NAYA
Dafa… makan malamnya sebentar lagi siap.
Semua nungguin kamu…

Dafa berdiri, membalikkan badan dan menatap Naya lekat. Naya


berdiri dekat sekali di depan Dafa.

Dafa meraih tangan Naya dan memegang jemarinya perlahan. Lalu


sebelah tangannya menyentuh wajah Naya, dan bergerak menyentuh
bibir Naya pelan. Naya hanya terdiam.

NAYA
Kamu Kenapa…

DAFA
Nay, Jujur Gue takut dengan perasaan gue
ke loe… Gue belum ngerasain gini…Gue
bukan orang sebaik yang lo pikir. Gue
bisa aja nyakitin lo tanpa sadar.

NAYA
Tapi aku gak ngerasa begitu. Dan aku
lebih percaya sama hati aku sendiri…

Dafa menatap Naya lekat, Naya tersenyum menatapnya.

NAYA
Bukan cuma kamu yang takut Daf. Tapi,
lebih baik kita takut bersama kan? Supaya
kita bisa saling menguatkan.

DAFA
Nay. Lo pantes dapet lebih dari ini. Yaitu
masa depan lo. Dengan mempertahankan bayi
ini, terlalu banyak yang lo korbanin Nay.
NAYA
Dafa..

DAFA
Meskipun yang di dalam perut lo itu adik
gue. Tapi..
(menahan sedih)
gue nggak tega ngebiarin lo kehilangan
semuanya. Bilang sama gue, dengan apa gue
bisa kembaliin kehidupan lo lagi Naya.

Naya berkaca-kaca saking terharunya, nggak bisa berkata apa-


apa. Dafa memegang kedua pipi Naya, perlahan mencium kepala
Naya penuh perasaan, lalu memeluk Naya erat.

DAFA
Makasih Nay. Udah ada di hidup gue.

Naya balas memeluk Dafa erat. Naya tersenyum.

INTERCUT TO

29. EXT. HALAMAN RESORT – NIGHT

Naya dan Dafa berjalan kea rah Rianti dan Martin yang masih
duduk di kursinya. Rianti tersenyum melihat Dafa dan Naya yang
datang.

RIANTI
Makasih Naya udah jemput Dafa…

Naya dan Dafa pun duduk.

NAYA
Soalnya menu makan malam kali ini special
banget! Jadi saya gak mau Dafa nyesel
karena gak ikut makan. Hehe…

Naya tersenyum ke arah Dafa. Dafa balas tersenyum


Pelayan pun datang dan menghidangkan makanan. Semua makanan
mengandung kata baby ‘baby potato, baby Kaylan, baby ribs,
dll’.

PELAYAN
Semua menu sudah kami siapkan sesuai
dengan permintaan Mba Naya. Baby Kaylan,
baby potato, baby ribs… Selamat
menikmati.

Pelayan pun pergi.


RIANTI
Kamu sengaja ya pilih makanan yang ada
kata baby nya?

NAYA
Iyaa! Karena sebentar lagi bayinya akan
lahir. Jadi saya pilih makanan dengan
tema ‘baby’!

RIANTI
Ide bagus Naya! Tante senang kita bisa kumpul gini
sebagai keluarga..
(tersenyum ke Martin dan dafa)
kalian pilih yang mana? Baby ribs atau baby..

MARTIN
Cukup. Bisa kita makan malam sewajarnya. Cukup
dengan semua drama baby baby ini.

Rianti dan Naya kaget dengan ucapan Martin. Meliat Naya, Data
jadi emosi ke ayahnya..

DAFA
Bisa gak pa, sekali aja jangan jadi
egois..

Martin menyahut dengan kesal.

MARTIN
Jaga bicara kamu, Dafa.

DAFA
Kenapa? Yang Dafa ngomong itu benar ko.Kalau
ada yang papa cintai itu adalah diri papa
sendiri. Satu orang anak nggak bisa mengubah
keegoisan papa. Apalagi dua orang anak.
Pengorbanan Naya akan menjadi sia sia karena
sebentar lagi akan ada anak yang tumbuh tanpa
kasih sayang Papanya.
(terluka)
Seperti aku.

Dafa bergegas pergi. Naya tampak bingung, tapi akhirnya dia


langsung lari mengejar dafa. Rianti berusaha nahan nangis.
Martin tampak kesal.

CUT TO

30. EXT. RESORT - NIGHT

Naya mengejar Dafa yang berjalan cepat.


NAYA
Daf, tunggu!

Dafa tetap berjalan. Naya mempercepat langkahnya dan berhenti


di depan Dafa.

NAYA (CONT’D)
Daf…

DAFA
Maaf Nay, ini nggak ada kaitannya sama
kamu. Aku butuh waktu untuk sendiri.

Dafa melangkah menjauhi Naya yang terdiam sendirian. Naya


merasa sedih.

CUT TO

31. INT. RESORT / KAMAR RIANTI – NIGHT

Insert pemandangan bulan di langit atas laut.

Martin dan Rianti tampak di atas kasur, keduanya saling


membelakangi.

Kamera pan shot wajah Rianti. Dia belum tidur dan masih
gelisah dan sangat sedih. Mata Rianti berkaca-kaca, hingga air
matanya mengalir. Rianti langsung menghapusnya, menahan diri
agar tidak menangis.

Sementara Martin juga nampak muram, mengingat sesuatu.

CUT TO FLASHBACK

31A. INT. KAFE – NIGHT

Martin yang nampak sekitar 20 tahun lebih muda, nampak duduk


diantara pengunjung kafe, melihat ke sebuah pertunjukkan life
musik. (jangan diperlihatkan penyanyi kafenya, cukup
perdengarkan suaranya.

Terdengar suara penyanyi perempuan yang merdu. Martin


menatapnya penuh cinta. Di tangan Martin nampak memegang buket
bunga sederhana, serta sebuah kotak cincin. Martin nampak
benar-benar jatuh cinta.

BACK TO

31B. INT. RESORT / KAMAR RIANTI – NIGHT


Martin nampak berkaca-kaca, wajah Martin nampak sangat
terluka. Ekspresinya mengeras terlihat selain menahan sakit
hati yang teramat sangat, ia juga nampak penuh kebencian dan
dendam.

Treatment dari gesture Martin terlihat ada rahasia yang ia


simpan.

CUT TO

32. EXT/INT. KAMPUS / MOBIL DAFA – DAY

Established kampus siang hari.

Naya dan dafa duduk di mobil. Naya melirik dafa, Dafa hanya
diam berkonsentrasi mengendarai. Naya melihat ke arah luar
jendela, Dafa menatap jalanan. Mobil Dafa memasuki gerbang
kampus dan parkir.

INTERCUT TO

33. EXT/INT. KAMPUS / MOBIL DAFA – DAY

Dafa dan Naya turun dari mobil. Meira datang dan menyambut
Naya dengan ceria dan rempong kayak biasa.

MEIRA
Haiii Naaayyy, Daff!! Cieee yang habis
liburannn…

Naya tersenyum.

NAYA
Hai, Mei…

MEIRA
Eh Nay, lo udah liat IG belom sih?

Meira menunjukkan layar HP nya yang menampilkan post Salsa.

MEIRA (CONT)
Kesel banget guee, si Salsa bikin ulah
lagii! Gue tuh khawatir soalnya orang-
orang jadi ngomongin lo. Ada yang bilang
kalau Salsa lebih cocok sama Dafa lah,
apa lahh… gue gak mau ini semua jadi
bikin lo stress…

NAYA
Biarin aja lah Mei… aku gak peduli sama
semua itu…

Salsa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Dia tersenyum ke


Dafa.

SALSA
Hai, Daf… lo pasti udah liat kan
postingan gue? Lo harus tau kalau likes
di foto kita udah tembuh 10ribu! Gila
banget gak sihhh… lo tau apa artinya?
Banyak orang yang suka dan ngerasa kalau
kita itu the most perfect couple!!

Dafa tampak dingin menatap Salsa.

DAFA
Trus lo mau apa?

SALSA
Gak mau apa-apa kok… gue lagi kangen aja
sama lo… setelah denger kalau lo pergi
nginep di Lembang, gue jadi inget sewaktu
kita liburan berdua dulu… kenangan yang
gak pernah bisa gue lupain…

Salsa bicara dengan nada seolah banyak yang terjadi di antara


Dafa dan Salsa dulu. Dan Naya tampak tidak nyaman
mendengarnya. Sementara Meira tampak kesal.

NAYA
Kamu gak sebaiknya post foto tanpa izin
sama orang yang bersangkutan. Bisa aja
Dafa ngerasa gak suka.

SALSA
(tertawa kecil) Eh, sorry, gimana?

Salsa berjalan ke arah Naya.

SALSA (CONT’D)
Naya… Naya… bilang aja kalau lo cemburu.
Lo pasti sadar kan, ada hal yang gak bisa
lo kasih ke Dafa, tapi gue bisa…

MEIRA
Ih apaan sih lo Sal! Kepedean banget jadi
orang! Pake bahas-bahas masa lalu lagi.
Palingan si Dafa juga udah lupa!

NAYA
Udah Mei, biarin aja…

Naya langsung ajak Meira buat pergi. Lalu Dafa pun pergi.
Salsa tersenyum licik memandangi Naya.

CUT TO

34. EXT. RUMAH DAFA / TERAS – DAY

Rianti berdiri di teras, sementara Martin berjalan ke arah


mobilnya.

RIANTI
Hati-hati di jalan, Mas.

Martin masuk ke dalam mobil. Rianti memandang mobil Martin


yang pergi keluar pagar. Senyumnya perlahan hilang. Dia
mengingat kejadian malam itu di resort.

DISSOLVE TO FLASHBACK

35. INT. RESORT / LOBI - NIGHT

Rianti berjalan menemui resepsionis resort yang menyapanya


dengan ramah.

RESEPSIONIS
Malam Bu. ada yang bisa dibantu?

RIANTI
Barusan suami saya katanya habis dari sini terima
telepon. Namanya Martin.

RESEPSIONIS
Oiya benar Bu.

RIANTI
Mba tahu siapa nama orang yang menelepon?

RESEPSIONIS
Iya, tahu Bu. Namanya Dr. Andini.

Seketika wajah Rianti langsung tampak shock.

FLASHBACK END
BACK TO

36. EXT. RUMAH DAFA - DAY


Rianti langsung tampak terburu-buru. Dia berjalan ke arah
mobilnya sambil mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku
celana.

Rianti masuk ke dalam mobil, lalu pergi untuk membuntuti


Martin.

CUT TO

37. EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY

Dafa sedang berdiri memandangi air mancur di depannya. Tempat


itu sepi.

Lalu Naya datang dan berdiri di samping Dafa.

NAYA
Dafa, aku tau apa yang terjadi antara
kamu sama Papa kamu bukan urusanku, dan
aku mungkin gak ngerti apa yang kamu
rasain. Tapi tolong buat aku supaya
ngerti… aku pengen jadi seseorang yang
bisa kamu percaya buat cerita… aku gak
mau jadi orang yang datang di hidup kamu
cuma buat kamu hindari tiap kali ada
masalah

Dafa menghela napas panjang. Dia kembali berdiri menatap ke


arah air mancur.

DAFA
Gue memang menyalahkan Papa atas semua
yang terjadi. Gue nggak bisa bayangin,
kalo bayi nggak berdosa ini nanti akan
merasakan yang gue alami.

NAYA
Dafa, karena kamu, aku kuat ngehadapin
ini semua… kalaupun papa kamu nggak akan
sayang sama anak ini, aku yakin sebagai
kakaknya kamu bakal sayang sama dia.
Hingga dia tumbuh jadi orang sehebat
kamu.

DAFA
Apa gue bisa Nay? Sementara dari kecil
bahkan gue nggak tau apa itu kasih
sayang. Gue nggak punya ingatan tentang
cinta yang gue dapetin dari nyokap gue.
Apalagi dari Papa. Semua itu bikin gue
akhirnya terbiasa ngurus diri sendiri.
Gue selalu belajar nggak tergantung sama
siapapun, nggak punya ekspektasi, Karena
pada akhirnya mereka cuma akan kasih luka
yang baru buat gue…

Naya berdiri memandang Dafa dengan berkaca-kaca karena


mendengar cerita Dafa. Naya menggenggam tangan Dafa erat.

NAYA
Tapi aku gak sama Daf. Aku gak akan
ngasih luka, kayak apa yang kamu takutkan
selama ini… aku bakal selalu ada, bahkan
ngebantu kamu buat menyembuhkan luka yang
masih tersisa dalam hati kamu…
(jeda)
Yang perlu kamu lakuin cuma percaya sama
aku…

DAFA
Gue takut akan kehilangan loe saat bayi
ini udah lahir…

NAYA
Liat mata aku Daf. Bilang sama aku, apa
yang kamu lihat..??

Mata Dafa menatap mata Naya lekat. Perlahan Dafa


tersenyum. Dafa pelan pelan mencium bibir Naya.

CUT TO

38. EXT. RUMAH ANDINI – DAY

Mobil Martin berhenti di halaman rumah Andini.


Martin keluar dari mobil sambil membawa tas kerja dia dan
berjalan ke teras rumah. Hingga kemudian Andini membuka pintu,
Namun Andini cepat cepat menutupnya lagi. Martin menggedor-
gedor pintu.

MARTIN
Andini, buka! Kasih aku kesempatan bicara!!

(OS) ANDINI
Pergi..aku mohon..

MARTIN
Lima menit, nggak lebih. Lalu aku akan pergi.
atau aku akan bikin keributan di sini.

Hening.
Tak lama pintu rumah Andini terbuka. Martin bergegas
mendorongnya masuk dan menutup pintu.

INTERCUT TO

38A. INT. RUMAH ANDINI – DAY

Andini nampak menjaga jarak dengan Martin.

ANDINI
Lima menit.

Martin mau mendekatinya tapi andini mundur. Martin menghela


nafas.

MARTIN
Jangan kayak anak kecil.

ANDINI
Kamu. kamu yang harus dewasa. Saat seseorang
berkata cukup harusnya kamu mengerti.

MARTIN
Apa? Mengerti kalau kamu cuma mengingkari
perasaan kamu sama aku? Karena kamu nggak mau
jadi pengkhianat? Bukan Rianti yang kamu
khianati tapi aku!!

Andini mendelik.

ANDINI
Empat menit!

MARTIN
Aku percaya kamu,. aku ceritakan semua,
perasaanku, luka ku. Cuma kamu yang aku beri
kekuasaan untuk menguasai hati aku tapi
apa..?
(sinis)
mungkin kamu anggap aku cuma selingan. Kamu
memanfaatkan laki laki yang memuja kamu..
jatuh cinta sama kamu.. Hanya karena rasa
takut kamu yang berlebihan. Jawab, aku . apa
yang kamu takuti sebetulnya? Rianti? Atau
mencintai aku?

Andini dengan mata berkaca-kaca maju mendekat.

ANDIN
Sebaiknya kamu pergi!
MARTIN
Lalu apa yang akan kamu lakukan kalau aku
nggak pergi.?

ANDINI
Pergi!!

Andini sambil menangis mendorong tubuh Martin, tapi martin


malah menangkap tangan Andini dan menciumnya. Andini
gelagapan. Martin memeluknya makin erat mencium Andini makin
agresif sambil tangannya mulai membuka baju Andini. Andini
balas mencium Martin.

INTERCUT TO

39. EXT. RUMAH ANDINI / TERAS – DAY

Rianti berjalan mengendap di teras rumah Andini. Dia


berjongkok di depan sebuah pot tanaman. Lalu mengangkat pot
tersebut dan menemukan sebuah kunci di sana. Rianti memandang
kunci tersebut.

DISSOLVE TO FLASHBACK

40. INT. KAFE - DAY

Rianti dan Andini sedang minum kopi sambil ngobrol dan


tertawa-tawa. Tiba-tiba, pembicaraan terpotong karena Andini
mengangkat telepon dari Kevin.

ANDINI
Hai, Kev. Is everything alright?
(jeda)
Ya ampun… kamu tuh kebiasaan deh suka
lupa bawa kunci. Iya, mama simpen di
bawah pot di teras kayak biasa.
(jeda)
Oke, bye sayang…

FLASHBACK END
BACK TO

41. INT. RUMAH ANDINI – DAY

Rianti mengendap di dalam rumah Rianti. Dia berusaha mencari


keberadaan Martin dan Andini. Hingga melihat sebuah pintu yang
tidak tertutup rapat, dia mengintip lewat celah pintu
tersebut.
Martin bercumbu dengan andini, martin sudah tidak pakai baju
atasan.

Rianti tampak shock dan ingin menangis. Dia menutup mulut


dengan tangannya.

DISSOLVE TO

42. INT. RUMAH DAFA / KAMAR RIANTI - NIGHT

Established rumah Martin malam hari.

Rianti terduduk di ujung kasurnya, membelakangi pintu kamar.


Saat itu Martin masuk. Rianti masih diam dalam posisinya.

MARTIN
Tumben belum tidur?

RIANTI
(nada dingin) Bukannya kamu yang tumben,
udah pulang jam segini Mas.

Martin bicara sambil mengganti bajunya, sementara Rianti masih


duduk dengan posisi sama.

MARTIN
Lagi gak banyak kerjaan di kantor.

RIANTI
Meeting sama kliennya lancar?

MARTIN
Iya. Kenapa?

RIANTI
Meeting sama klien yang mana?

MARTIN
Pejabat daerah yang kemarin kena kasus
suap. Tumben kamu penasaran.

RIANTI
Ooo pejabat? Bukan Dokter?

MARTIN
(terkesiap)
Maksud kamu?

RIANTI
Setau aku Andini dokter bukan pejabat. Ya
kan?
Martin tampak kaget.

RIANTI (CONT’D)
Andini lagi punya masalah apa, sampai
kamu datang ke rumahnya?

MARTIN
Maksud kamu apa?

RIANTI
(berkaca-kaca gemetar)
Luar biasa mas. Aku salut dengan semangat
kalian saling menghibur satu sama lain..
sangat berapi api!

Martin membeku pucat pasi. Rianti berdiri dan melihat ke arah


Martin. Wajahnya tampak terluka, matanya berkaca-kaca.

RIANTI
Tega-teganya kamu selingkuh sama sahabat
aku sendiri!!

Martin berusaha untuk tetap tenang, dan mendekat ke Rianti.

MARTIN
Kamu tenang dulu… biar aku jelaskan…

RIANTI
Gak. Aku gak butuh penjelasan apa-apa
dari kamu Mas… aku udah tau apa yang
kalian lakuin diam-diam…

MARTIN
Terus, sekarang apa yang kamu mau?

RIANTI
Aku mau kamu berhenti temui dia.

Martin malah terdiam.

RIANTI (CONT’D)
Gampang kan? Kamu cuma perlu memutus
kontak dan jangan temui Andini lagi!

MARTIN
Maaf… aku gak bisa…

Rianti tampak terkejut. Air matanya mulai menentes. Dia


mendengus, tersenyum kesal
RIANTI
Apa ini maksudnya, kamu udah jatuh cinta
sama dia Mas? Aku pikir satu-satunya yang
kamu cintai itu cuma diri kamu sendiri!

MARTIN
Mungkin ini memang bukan cinta. Tapi baru
kali ini aku merasa bebas dan gak
dihantui oleh obsesi kamu dengan bayi
itu!

RIANTI
Padahal kamu tau sekeras apa aku mencoba
untuk jadi yang terbaik buat kamu! Apa
kamu gak sadar kalau semua yang aku
lakuin buat kamu juga!

INTERCUT TO

43. INT. RUMAH DAFA - NIGHT

Dafa baru masuk rumah dan mendengar pertengkaran Martin dan


Rianti. Dia berhenti jalan di dekat pintu kamar Rianti, lalu
mendecak.

DAFA
Ck. Lagi?

Sewaktu akan pergi, Dafa kembali terdiam karena terkejut


setelah mendengar sesuatu.

MARTIN (OS)
(teriak) Aku ngerasa bisa benar-benar
hidup sekarang! Semua karena dia! Karena
Andini aku bisa merasa bahagia!

Dafa tampak sangat terkejut. Dia menatap pintu kamar Rianti


dengan penuh kekesalan. Dia langsung berjalan cepat menuju ke
kamarnya.

INTERCUT TO

44. INT. KAMAR DAFA – NIGHT

Dafa masuk kamar dengan emosi dan membanting pintu. Dia


berdiri dengan tidak tenang sambil menjenggut rambut. Lalu dia
tampak bingung. Dia mengeluarkan HP dan coba telepon Naya.

DAFA
(bergumam) Lo di mana Nay…
Dafa kesal karena telepon tidak diangkat. Dafa langsung pergi
cepat keluar kamar dan membanting pintu keras!

CUT TO

45. EXT. RUMAH DAFA – NIGHT

Naya berjalan menuju ke teras rumah. Saat akan membuka pintu,


Dafa lebih dulu membukanya dan keluar rumah. Wajah Dafa tampak
kesal dan memerah karena emosi, sampai-sampai membuat Naya
terkejut saat hampir menabraknya.

NAYA (CONT’D)
Ngagetin aja sih Daf. Kamu mau ke mana?

Dafa tidak menjawab. Tangannya terkepal, berusaha menahan


emosi. Dia tidak berani melihat ke arah Naya. Naya langsung
sadar ada yang sesuatu yang terjadi. Naya memegang tangan
Dafa.

NAYA (CONT’D)
Ada apa Daf… kamu bikin aku takut…

DAFA
Bokap gue… selingkuh…

Dafa bicara sambil sekuat tenaga menahan emosi di depan naya.


Naya seketika kaget mendengarnya.

NAYA
Hah? Tapi… bayi ini… gimana nasibnya
kalau sampai Om Martin dan Tante Rianti
cerai?

DAFA
Nay…

NAYA
Gak… ini gak mungkin… ini gak boleh
terjadi…

Naya tampak emosi. Dafa mau lanjut menjelaskan, tapi Naya


terlanjur kesal dan langsung berlari ke arah jalan.

DAF
Nay, lo mau ke mana!

NAYA
(menahan tangis, panic)
Ayah!! Aku mau ketemu Ayah!!
Dafa mengejar dan berusaha menahan Naya, tapi Naya menepisnya
dan terus berlari pergi.

INTERCUT TO

46. EXT. JALANAN – NIGHT

Naya menangis sambil berlari, Dafa di belakangnya mengejarnya

DAFA
Naya! Berhenti Nay!

Back to Naya yang masih lari sekuat tenaga. Sampai kemudian


Dafa berhasil menyusul Naya dan mencengkram kedua lengannya.
Wajah Naya penuh keringat bercampur air mata.

NAYA
Dari awal aku emang udah salah… aku salah
besar udah mau ngandung bayi ini…
harusnya aku emang gak ngelakuin ini…
sekarang bukan Hanya hidup aku hancur…
tapi hidup bayi ini juga akan hancur

DAFA
Nay, tenangin diri lo dulu…Biar aku anter ke rumah
Ayah kamu.. Nay

Dafa berusaha menenangkan tapi Naya tidak mau dengar dan tetap
menangis sampai susah nafas hinggaNaya berhenti dan nampak
semakin sesak nafas, panic attack, Dafa jadi panik..Dafa
dengan sigap memeluk Naya dan berusaha menenangkannya.

DAFA
Nay!! Tenang Nay..kamu nggak boleh panic..Naya..

Namun Naya semakin terkena serangan panic, semakin susah nafas


kemudian Naya pingsan.

Dafa tampak terkejut. Dia langsung menangkap Naya yang


terbaring di atas jalan.

DAFA (CONT’D)
Nay, bangun Nay… Nayy!!

Naya tidak sadarkan diri di pangkuan Dafa. Dafa tampak cemas


dan panik. Dia meliat ke sekitar dan berteriak.

DAFA (CONT’D)
Toloonggg!!!!

FREEZE

Anda mungkin juga menyukai