Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NI PUTU RINA SEPTIA PERTIWI

NIM : 044397283

TUGAS 1 MANAJEMEN

Pertanyaan
Berdasarkan kasus pada artikel, maka analisalah:
Skor
1. Menurut Anda, bagaimana Ferdinand dalam memilih bentuk organisasi? 30
apakah dalam bentuk usaha perorangan, firma atau partnership, atau perseroan?
Berikan Analisa dan kaitkan jawaban Anda dengan teori.
2. Berikan analisa Anda mengenai transformasi bisnis dari Groovy. 35
3. Berikan analisa Anda terkait dengan manajemen konflik di Groovy. Kaitkan 35
jawaban Anda dengan teori.

Jawaban :

1. Dalam artikel ditulis bahwa di tahun 2007 Ferdinand dan kawan-kawan mendirikan usaha EO
bernama Groovy, yang mana usaha ini merupakan bentuk usaha firma atau partnership. Disebut
demikian karena bentuk usaha firma adalah suatu badan usaha dimiliki oleh lebih dari satu
orang, dan semua pemiliknya bertanggung-jawab tak terbatas atas utang-utang badan usaha.
Dari segi pemilik Firma biasanya dimiliki oleh orang-orang yang hubungan yang sangat dekat.
Pada umumnya suatu usaha dimulai dari satu bentuk yang bergerak kebentuk lain yang
dirasakan lebih menguntungkan. Sama halnya dengan yang ditulis di artikel, Ferdinand
bergerak kebentuk usaha lain yaitu Perseroan Terbatas, dengan keterangan pada artikel yaitu
setelah bisnis kecil-kecilannya terus berjalan, Selanjutnya Ferdinand memutuskan untuk
menggarap segmen pasar korporasi, sehingga bersama tiga teman kuliahnya dengan mendirikan
PT (Perseroan Terbatas), yaitu PT Sahabat Pesta Indonesia yang bergerak di bidang EO dan PT
Kreasi Indonesia yang menangani production house, dekorasi (decoration.id), animasi
(animation.id) serta Worksop & SPG Management.

2. Transformasi bisnis groovy adalah dari bisnis kecil-kecilan yang hanya bergerak di bidang EO,
kemudian berkembang dengan didirikannya dua perusahaan yakni PT Sahabat Pesta Indonesia
yang bergerak di bidang EO (Groovy Party), wedding entertainment, No Eleven Bar, Nikah
Online dan PT Kreasi Indonesia yang menangani production house, dekorasi
(decoration.id), animasi (animation.id) serta Worksop & SPG Management. Groovy juga telah
bertransformasi membawahi 7 perusahaan yang berbeda dikelola manajemen yang berhasil
menyelenggarakan total 1.400 events atau acara, baik online, oflline maupun hybrid. Namun
saat pandemi Covid-19 datang tidak terduga bisnis Groovy pun sempat terhenti tetapi agar
Groovy bisa survive, maka core business pun harus putar haluan dari jasa EO menjadi jualan
cairan disinfektan yang pasarnya sangat prospektif di awal pandemi.Selanjutnya Groovy tidak
berhenti disana maka di galilah ide-ide baru dan tetap pada core business EO. Hanya formatnya
yang berubah. Jika dulu banyak acara offline atau tatap muka, kini beralih ke virtual atau online.
Langkah nyata yang dilakukan adalah mengubah fungsi kantor menjadi studio untuk menggelar
acara virtual.

3. Konflik yang terjadi di Groovy terjadi pada awal 2020 ketika perusahaan mulai berekspansi dan
mendirikan sejumlah anak perusahaan lain. Namun, karena pandemi Covid-19 datang tidak
terduga sehingga bisnis Groovy pun pun terhenti. Kemudian untuk menyelesaikan konflik ini
manajemen konflik yang diterapkan pemimpin Groovy yaitu Ferdinand menggunakan strategi
kompromi yaitu proses penyelesaian konflik dilakukan dengan upaya untuk mencapai
kompromi, ketika masing-masing pihak yang terlibat dapat menurunkan atau mengurangi
tuntutan, kepentingan, keinginan, atau kehendak, sehingga dapat menghasilkan titik temu yang
dapat diterima kedua belah pihak. Yang dibuktikan adanya usaha menggali ide-ide baru agar
Groovy bisa survive disituasi tersebut dan pada akhirnya disepakati bisnis tetap pada jasa EO
tetapi dengan dilaksanakan secara virtual. Menurut Ferdinand, acara virtual akan semakin
diminati banyak perusahaan maupun individu. Salah satunya alasannya, sebagai cara
beradaptasi menghadapi situasi pendemi Covid-19 sekaligus menjadi solusi agar kebutuhan
klien terpenuhi dan industri event terus berjalan.

Anda mungkin juga menyukai