Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anisah Karim

NPM : 202302003
Mata Kuliah : Hukum Perusahaan dan Investasi (Senin, 17 Oktober 2022)
Dosen Pengampu : Ade Gunawan, S.H., M.Kn.

KUIS 1

SEBELUM UTS

1. Apa yang dimaksud dengan perusahaan? Apakah setiap subjek hukum baik person maupun
badan hukum dalam menjalankan suatu kegiatan usaha harus memakai atau mendirikan
suatu perusahaan, jelaskan alasannya! Jelaskan pula unsur-unsur apa yang melekat pada
pengertian perusahaan?

Jawab:

▪ Yang dimaksud dengan perusahaan ialah suatu badan usaha/organisasi


usaha/wadah/sarana penggerak dalam setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh pelaku
usaha secara terus-menerus atau berkelanjutan dengan tujuan akhir guna mendapatkan
keuntungan.

▪ Dalam menjalankan suatu kegiatan usaha, setiap subjek hukum baik person maupun
badan hukum tidak harus memakai atau mendirikan suatu perusahaan. Hal ini
dikarenakan adanya suatu kegiatan usaha yang dikenal sebagai ’usaha perseorangan’.
Jadi, ’usaha perseorangan’ merupakan bentuk usaha yang dijalankan tanpa adanya suatu
badan usaha/perusahaan, dan perihal izin usahanya → izin usaha perseorangan. ’usaha
perseorangan’ berbeda dengan ’badan usaha perseorangan’.

Sebagai catatan → suatu badan usaha dapat dikatakan sebagai perusahaan apabila telah
mendirikan suatu perusahaan. Contoh: PT, Koperasi.

▪ Unsur-unsur yang melekat pada pengertian perusahaan → a) merupakan suatu bentuk


usaha; b) adanya suatu kegiatan usaha tertentu yang dijalankan; c) kegiatan usaha
tertentu yang dijalankan itu bersifat tetap dan dilakukan secara terus-menerus, d)
tujuannya untuk memperoleh keuntungan.

2. Menurut saudara badan usaha yang berbadan hukum dan badan usaha yang tidak berbadan
hukum memiliki perbedaan? Jelaskan pendapat dan alasan saudara!

Jawab:

▪ Iya, memiliki perbedaan.

▪ Perbedaannya → a) Badan Usaha berbadan hukum: memiliki harta kekayaan terpisah,


sehingga saat terjadi masalah yang pertanggungjawannya dalam ranah harta kekayaan,
maka pertanggungjawabannnya hanya sampai pada harta kekayaan perusahaan (tidak
sampai ke harta pribadi). Badan Usaha tidak berbadan hukum: sebaliknya, yakni tidak
ada pemisahan harta kekayaan sehingga saat terjadi masalah/kerugian,
pertanggungjawabannya bisa sampai ke harta kekayaan pribadi; b) Badan usaha
berbadan hukum: memiliki hak dan kewajiban layaknya manusia, dianggap lebih
memiliki kredibilitas. Sedangkan badan usaha tidak berbadan hukum sebaliknya.

3. Jelaskan pendapat saudara apakah suatu yayasan dapat dikatakan sebagai perusahaan? Dan
apakah suatu yayasan boleh mendirikan suatu perusahaan? Jelaskan pendapat saudara
secara lengkap!

Jawab:

▪ Suatu yayasan tidak dapat dikatakan sebagai perusahaan, karena bersifat non-profit
(didirikan bukan untuk tujuan mencari keuntungan).

▪ Suatu yayasan boleh mendirikan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya agar
kegiatan dalam aspek keagamaan, sosial, pendidikan yang dijalankannya dapat tetap
berjalan/beroperasi.

4. Apakah menurut saudara dalam mendirikan perusahaan seseorang dimungkinkan untuk


mendirikan suatu perusahaan seorang diri? Jelaskan pendapat saudara!

Jawab:

Dalam mendirikan perusahaan, seseorang sangat dimungkinkan untuk mendirikan suatu


perusahaan seorang diri. Hal tersebut dikarenakan ada yang namanya perusahaan
perseorangan. Perusahaan perseorangan ini didirikan oleh individu → modal, keuntungan,
dan penyetoran dilakukan oleh satu orang. Contoh perusahaan perseorangan: Perusahaan
Dagang (PD), Usaha Dagang (UD), Usaha Perseorangan (UP), dsb.

5. Coba anda ceritakan mengenai perusahaan perseorangan secara lengkap! Dan di dalam
perkembangannya terdapat istilah PT Perseorangan, apakah bentuk perusahaan tersebut
memiliki persamaan dan perbedaan dengan perusahaan perseorangan?

Jawab:

▪ Perusahaan perseorangan merupakan

▪ Dalam perkembangannya terdapat istilah PT Perseorangan, bentuk perusahaan tersebut


memiliki persamaan dan perbedaan dengan perusahaan perseorangan:

Persamaannya → a) didirikan oleh 1 orang; b) modal, keuntungan, dan penyetoran


dilakukan oleh satu orang, c) management perusahaan sederhana, d) tidak ada
pemisahan harta kekayaan; e) dasar pendiriannya berdasarkan pernyataan bukan
perjanjian (sertifikat pendirian)
Perbedaannya → a) PT Perseorangan: merupakan badan usaha berbadan hukum,
sedangkan perusahaan perseorangan: badan usaha bukan berbadan hukum;

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Persekutuan Perdata? Apa saja unsur-unsur yang
melekat pada pengertian persekutua perdata?

Jawab:

▪ Yang dimaksud dengan Persekutuan Perdata ialah perjanjian kerjasama yang saling
mengikat → dimana para sekutu memasukan modal, untuk tujuan membagi keuntungan
(Pasal 1618 BW). Persekutuan perdata ada yang bersifat profit (contoh: perusahaan) dan
ada yang bersifat non-profit (contoh: jasa dokter, pengacara, apoteker, notaris, dsb. →
tujuan utamanya adalah fee). Persekutuan perdata didirikan berdasarkan perjanjian.

▪ Unsur-unsur yang melekat pada pengertian persekutuan perdata → a) perjanjian


kerjasama; b) para sekutu memasukkan modal ke dalam persekutuan; c) tujuannya untuk
membagi keuntungan.

7. Apakah ada hubungannya antara persekutuan perdata dengan bentuk badan usaha lainnya
yaitu firma dan CV? Jelaskan pendapat saudara!

Jawab:

Ada hubungannya.

▪ Persekutuan perdata merupakan bentuk umum dari firma dan CV.

▪ Firma dan CV merupakan specialis/bentuk khususnya (ada ciri khasnya, pada


hakikatnya merupakan persekutuan perdata yang bersifat khusus)

▪ Persekutuan perdata, firma, dan CV → sama-sama didirikan berdasarkan perjanjian

▪ Terkait peraturannya → Persekutuan perdata: umum, KUHPer, firma dan CV: khusus,
KUHD.

8. Tanggung jawab persekutuan dengan pihak lain → nantinya akan berhubungan dengan
kerugian atau kewajiban yang harus dipenuhi oleh persekutuan dengan pihak lain tersebut.
Jelaskan bagaimana tanggung jawab masing-masing sekutu di dalam persekutuan?

Jawab:

Tanggung jawab masing-masing sekutu di dalam persekutuan → perihal keuntungan dan


kerugian dapat ditentukan didalam perjanjian pendirian persekutuan perdata sesuai dengan
kesepakatan (Pasal 1633, 1635 KUHPer). Terkait kerugian para sekutu boleh menentukan
kerugian persekutuan hanya ditanggung oleh salah satu sekutu saja, sehingga jika ada
kerugian yang terjadi maka hanya satu pihak sekutu yang bertanggung jawab. Namun
terkait keuntungan, tidak boleh para sekutu menyepakati keuntungan diberikan hanya
kepada salah satu sekutu saja (pembagian keuntungan dilakukan berdasarkan
porsinya/sebagaimana mestinya).

Persekutuan perdata bukan badan hukum, sehingga apabila persekutuan perdata melakukan
perbuatan hukum maka pada dasarnya hubungan hukum itu mengikat para sekutu dengan
pihak lain → berkaitan dengan pertanggungjawaban kerugian yang dapat diberikan kepada
salah satu sekutu saja.

9. Sebutkan dan jelaskan bagaiamana Persekutuan Perdata berahkir?

Jawab:

Persekutuan perdata dapat berakhir, dikarenakan:

▪ Lampaunya waktu persekutuan, bubarnya suatu persekutuan perdata yang diadakan


untuk waktu tertentu sesuai dengan waktu yang diperjanjikan

▪ Musnahnya barang yang menjadi pokok persekutuan

▪ Selesainya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan

▪ Kematian salah satu sekutu atau adanya pengampuan atau kepailitan terhadap salah satu
sekutu → Apabila salah satu sekutu: meninggal dunia atau berada dalam pengampuan
atau dalam dipailitkan, maka persekutuan berakhir/bubar. Catatan: Berdasarkan Pasal
1651 ayat (1) KUHPerdata → kematian salah seorang sekutu dapat tidak berakibat pada
bubar persekutuan perdata, jika diperjanjikan bahwa dengan meninggalnya salah
seorang sekutu, persekutuan dilanjutkan oleh ahli warisnya atau oleh sekutu yang ada.

10. Andi, Sekar, dan Ahmad merupakan teman dekat sejak kecil. Suatu hari mereka akan untuk
mendirikan suatu usaha perdagangan kecil aksesoris mobil. Mereka sepakat dalam
menjalankan usaha tersebut akan mendirikan Persekutuan Perdata. Sebulan berjalan
berdirilah Persekutuan Perdata Lancar Jaya Pasti. Setelah 1 tahun berjalan usaha mereka
berjalan dengan baik, dan mendapatkan untung yang sangat besar. Andi memiliki inisiatif
sendiri mencari modal untuk menambah stock barang dagangannya. Suatu hari Andi pergi
ke Bank untuk meminjam modal, dan Bank menyetujui memberikan pinjaman uang
(kredit) sebesar Rp 500.000.000,- kepada persekutuan dalam jangka waktu 5 tahun. Setelah
mendapatkan uangnya Andi langsung mengelontorkan semua uang tersebut untuk membeli
barang dagangan ke suplier. Setelah 2 tahun berjalan ternyata bisnis mereka sepi, dan
pemasukan pun juga berkurang. Persekutuan pun tidak mampu lagi membayar cicilan
kredit ke Bank, bahkan uang kas di dalam Persekutuan Perdata sudah tidak ada lagi, hanya
terdapat stock barang dagangan yang tertumpuk di gudang. Bank sudah memberikan
peringatan agar persekutuaan segera membayar cicilan kreditnya.

a. Dari kasus tersebut siapa yang bertanggung jawab atas utang yang tidak mampu lagi
dibayar persekutuan? Apakah bank boleh menagih kepada para sekutu (sampai ke harta
pribadi)? Kalau boleh siapa sekutu yang bertanggungjawab atas utang tersebut?
Jawab:

▪ Yang bertanggung jawab atas utang yang tidak mampu lagi dibayar persekutuan →
Andi (karena hutang yang dilakukan merupakan inisiatifnya sendiri bukan pemberian
kuasa/kesepakatan dari para sekutu yakni Sekar dan Ahmad). Kemudian dari
hutangnya itu → timbul kerugian, bukan keuntungan yang dapat dinikmati para
sekutunya.

Catatan: tanggung jawab para sekutu dapat dilakukan/ikut terseret, apabila → a)


dalam perjanjian mengatur perihal yang demikian (misal:para sekutu wajib
bertanggung jawab atas segala hutang, baik yang dilakukan oleh salah satu sekutu
atas dasar inisiatif maupun ada pemberian kuasa dari para pihak); b) Para pihak
(Sekar, Ahmad) memberi kuasa kepa Andi dalam hal berutang tersebut; c) Sekar dan
Ahmad ikut menikmati keuntungan dari hasil hutang Andi

Bank boleh menagih sampai ke harta kekayaan pribadi.

b. Jelaskan pula bagaimana pembagian untung dan rugi para sekutu di dalam persekutuan
perdata?

Jawab:

Perihal keuntungan dan kerugian dapat ditentukan didalam perjanjian pendirian


persekutuan perdata sesuai dengan kesepakatan (Pasal 1633, 1635 KUHPer). Terkait
kerugian para sekutu boleh menentukan kerugian persekutuan hanya ditanggung oleh
salah satu sekutu saja, sehingga jika ada kerugian yang terjadi maka hanya satu pihak
sekutu yang bertanggung jawab. Namun terkait keuntungan, tidak boleh para sekutu
menyepakati keuntungan diberikan hanya kepada salah satu sekutu saja (pembagian
keuntungan dilakukan berdasarkan porsinya/sebagaimana mestinya).

Anda mungkin juga menyukai