Anda di halaman 1dari 3

Revitalisasi Pancasila

Gelombang demokrasi dalam bentuk tuntutan reformasi menjadi ancaman bagieksistensi ideologi
nasional seperti Pancasila. Terdapat tiga faktor yang membuat Pancasilatidak relevan lagi saat ini
yaitu :Pertama, Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan rezim Soeharto yangmenjadikan
Pancasila sebagai alat politik untuk mempertahankan

  status  quo

 kekuasaannya.Misalnya, menetapkan Pancasila sebagai asa tunggal bagi setiap organisasi, baik
organisasikemasyarakatan maupun organisasi politik.Kedua, liberalisasi politik dengan penghapusan
ketentuan yang ditetapkan presiden B.J. Habibie tentang Pancasila sebagai stu-satunya asas setiap
organisasi. Penghapusan inimemberika peluang bagi adopsi asas ideologi-ideologi lain, khususnya
yang berasis agama.Akibatnya, Pancasila cenderung tidak lagi menjasi

common platform

 dalam kehidupan politik.Ketiga, desentralisasi dan otonomisasi daerah yang mendorong penguatan


sentimenkedaerahan. Apabila tidak diantisipasi, mungkin menumbuhkan sentimen local-
nationalismyang dapat tumpang tindih ethnonationalism. Dalam proses ini, Pancasila baik
sengajamaupun akibat langsung dari proses desentralisasi akan kehilangan posisi
sentralnya.Mempertimbangkan posisi krusial Pancasila diatas, maka perlu dilakukan
revitalisasimakna, peran dan posisi Pancasila bagi masa depan Indonesia.

Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional

Revitalisasi pancasila sebagaimana manifestasi identitas nasional harus diarahkan


pada pembinaan dan pengembangan moral sedemikian rupa sehingga moralitas Pancasila dapatdija
dikan dasar dan arah. Harus kita sadari bahwa moralitas Pancasila akan menjadi tanpamakna apabila
tidak disertai dukungan suasana kehidupan dibidang hukum secara kondusif.Dalam merevitalsasi
Pancasila sebagai manifestasi identitas nasional, penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan
hendaknya dikaitkan dengan wawasan berikut :1.

Spiritual : untuk meletakkan landasan etika, moral, religiusitas sebagai dasar danarah
pengembangan suatu profesi.2.

Akademis : untuk menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakanaspek

being 

 yang tidak kalah pentingnya, bahkan lebih pentng daripada aspek

having 

 dalam kerangka penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang bukansekedar instrumen, melainkan
subjek pembaharuan dan pencerahan.

3.

 
Kebangsaan : untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar
dalam pergaulan antarbangsa, tetap setia kepada kepentingan bangsanya, bangga danrespek kepada
jatidiri bangsanya yang memiliki ideologi tersendiri.4.

Mondial : untuk mampu segera beradaptasi dengan perubahan yang terus-menerusdan mampu pula
mencari jalan keluarnya sendiri.Dalam rangka pemberdayaan identitas nasional kita, perlu ditempuh
upaya melaluirevitalisasi Pancasila. Revitalisasi sebagai manifestasi identitas nasional mengandung
makna bahwa Pancasila harus kita letakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan, sertadieksplora
sikan dimensi-dimensi yang melekat padanya, yang meliputi sebagai berikut :1.

Realitas dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikonsentrasikansebagai cerminan
kondisi objektif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.2.

Idealis dalam arti bahwa idealisme yang terkandung didalamnya diobjekkan sebagai

“kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme

 para masyarakat gunamelihat hari depan secara prospektif.3.

Fleksibilitas dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai

dan “tertutup”, kemudian menjadi sesuatu yang sakral, melainkan terbuka bagi

tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang terus berkembang.Dengan demikian,
tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap aktual,relevan, serta fungsional sebagai
tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dannegara dengan jiwa dan semangat Bhineka
Tunggal Ika.Dengan demikian, agar identitas nasional dapat dipahami sama oleh masyarakat
sebagai penerus tradisi, pemberdayaan nilai-nilai ajarannya harus bermakna, dalam arti relevan danf
ungsional bagi kondisi aktual yang sedang berkembang dalam masyarakat.Melalui revitalisasi
Pancasila sebagai wujud pemberdayaan identitas nasional, identitasnasional dalam alur rasional-
akademis tisak saja segi tekstual, melainkan juga segikontekstualnya dieksplorasikan sebagai
referensi kritik sosial terhadap berbagai penyimpangan yang melanda masyarakat kita dewasa
ini.Untuk membentuk jati diri, nilai-nilai yang ada harus digali terlebih dahulu, misalnyanilai-nilai
agama yang datang dari Tuhan dan nilai yang lain seperti gotong-royong, persatuankesatuan, saling
menghargai dan menghormati. Dengan saling mengerti, secara langsungakan memperlihatkan jati
diri bangsa kita yang akhirnya mewujudkan identitas nasional kita.Untuk mengembangkan jati diri
bangsa, dimulai dari nilai-nilai yang harusdikembangkan seperti nilai kejujuran, keterbukaan, berani
mengambil resiko, bertanggung

Anda mungkin juga menyukai