Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

PRAKTIKUM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LAPORAN VERIFIKASI BERDASARKAN SETIAP APLIKASI

Maria Christina P, M.Eng

Disusun Oleh
AETANDRIAN WIDYA RAHARJO
NIM. 021700012

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2020
I. KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF

DAN PESAWAT SINAR-X UNTUK PERALATAN GAUGING – PERKA

BAPETEN NOMOR 6 TAHUN 2009

 Peraturan Kepala BAPETEN ini mengatur tentang persyaratan izin,

persyaratan Keselamatan Radiasi, Intervensi, dan Rekaman dan Laporan

dalam penggunaan zat radioaktif dan pesawat sinar-X untuk peralatan

Gauging (Pasal 2 ayat (1)).

 Salah satu laporan yang dimaksud pada point pertama adalah verifikasi

keselamatan yang harus dibuat secara tertulis dan diserahkan oleh Pemegang

Izin kepada Kepala BAPETEN (Pasal 51 ayat (1) dan (2))

 Verifikasi Keselamatan merupakan salah satu Persyaratan Keselamatan

Radiasi yang wajib dipenuhi oleh setiap orang atau badan yang akan

menggunakan zat radioaktif dan pesawat sinar-X untuk peralatan Gauging.

(Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 10)

 Dalam penggunaan zat radioaktif dan pesawat sinar-X untuk peralatan

Gauging, personil harus melakukan verifikasi keselamatan, yang dilakukkan

melalui:

a) pemantauan paparan radiasi

b) uji kebocoran untuk zat radioaktif; dan

c) pemeriksaan komponen peralatan Gauging

 Hasil verifikasi keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

dicatat di dalam logbook (Pasal 38 ayat (2).

d) Pemantauan paparan radiasi dan uji kebocoran untuk zat radioaktif

dalam verifikasi keselamatan harus dilaporkan kepada Kepala

BAPETEN paling kurang sekali dalam setahun untuk zat radioaktif


aktivitas rendah dan sekali dalam 6 (enam) bulan untuk zat radioaktif

aktivitas tinggi. Sednagkan pemeriksaan komponen peralatan Gauging

harus dilaporkan kepada Kepala BAPETEN paling kurang sekali

dalam 3 (tiga) tahun untuk zat radioaktif aktivitas rendah, dan sekali

dalam 2 (dua) tahun untuk zat radioaktif aktivitas tinggi. (Pasal 52)

 Pemegang Izin bertanggung jawab melaporkan kepada Kepala BAPETEN

mengenai pelaksanaan verifikasi Keselamatan (Pasal 12 huruf f)

 Petugas Proteksi Radiasi bertugas menyiapkan laporan tertulis mengenai

pelaksanaan program Proteksi dan Keselamatan Radiasi, dan verifikasi

keselamatan yang diketahui oleh Pemegang Izin untuk dilaporkan kepada

Kepala BAPETEN (Pasal 14 huruf o)

PERBEDAAN DENGAN PENGAPLIKASIAN LAINNYA

 Perbedaan laporan verifikasi keselamatan anatara pesawat sinar – x untuk

gauging dan radiologi diagnostic adalah terletak pada point b dan c pada kedua

aplikasi. Dimana pada laporan verifikasi keselamatan untuk gauging dilakukan

dengan menguji kebocoran untuk zat radioaktif dan pemeriksaan komponen

peralatan gauging, sedangkan pada radiologi diagnostic meliputi pengujian

kesesuaian pesawat sinar-X dan identifikasi terjadinya paparan potensial.

Terlepas dari kedua perbedaan tersebut, keduanya memerlukan pemantauan

paparan radiasi dalam pembuatan laporan verifikasi.

 Perbedaan laporan verifikasi keselamatan antara gauging dengan pesawat sinar

X dan Peralatan Radiografi Industri tidak begitu jauh terletak pada point b dan

d pada verifikasi keselamatan radiografi Industri. Pada gauging dilakukkan

pemeriksaan terhadap komponen gauging sedangkan pada Radiografi Industri


dilakukkan pemeriksaan pada peralatan radiografi, fisik tabung dan kabel

tegangan tnggi untuk pembangkit radiasi pengion. Pada dasarnya keduanya

memiliki kesamaan dalam pemeriksaan kondisi peralatan hanya objek nya saja

yang berbeda.

 Perbedaan laporan verifikasi keselamatan antara gauging dengan irradiator

Hasil verifikasi keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dicatat di dalam

logbook (Pasal 38 ayat (2).

II. Cs

III. Sdesg

IV. Dg

V. Fh

VI. h

Anda mungkin juga menyukai