d. Lokhia
Pada masa awal nifas, peluruhan jaringan desidua menyebabkan
keluarnya
discharge vagina dalam jumlah bervariasi yang disebut lokhia.
Secara
mikroskopis, lokhia terdiri atas eritrosit, serpihan desidua, sel –
sel epitel, dan bakteri. Mikroorganisme ditemukan pada lokhia
yang menumpuk di vagina dan pada sebagian besar kasus juga
ditemukan bahkan bila discharge diambil dari rongga uterus.
Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, kandungan
darah dalam lokhia cukup banyak sehingga warnanya merah –
lokhia rubra. Setelah 3 atau 4 hari, lokhia menjadi sangat
memucat – lokhia serosa. Setelah sekitar 10 hari, akibat
campuran leukosit dan berkurangnya kandungan cairan, lokhia
menjadi berwarna putih atau putih kekuning – kuningan. –
lokhia alba.
e. Regenerasi Endometrium
Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah melahirkan, sisa desidua
berdiferensiasi
menjadi dua lapisan. Stratum superficial menjadi nekrotik, dan
terkelupas bersama lokhia. Stratum basal yang bersebelahan
dengan miometrium tetap utuh dan merupakan sumber
pembentukan endometrium baru. Endometrium terbentuk dari
proliferasi sisa – sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan
ikat antar kelenjar tersebut.
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali pada
tempat
melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau lebih, permukaan
bebas menjadi
tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali
dalam minggu ketiga.
f. Sub Involusi
Istilah ini menggambarkan suatu keadaan menetapnya atau
terjadinya
retardasi involusi, proses yang normalnya menyebabkan uterus
nifas kembali ke bentuk semula. Proses ini disertai pemanjangan
masa pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus yang berlebihan
atau irregular dan terkadang juga disertai perdarahan hebat.
Pada pemeriksaan bimanual, uterus teraba lebih besar dan lebih
lunak dibanding normal untuk periode nifas tertentu. Penyebab
subinvolusi yang telah diketahui antara lain retensi potongan
plasenta dan infeksi pamggul. Karena hampir semua kasus
subinvolusi disebabkan oleh penyebab local, keadaan ini
biasanya dapat diatasi dengan diagnosis dan penatalaksanaan
dini pemberian ergonovin (ergotrate) atau metilergonovin
(methergine) 0,2 mg setiap 3 atau 4 jam selama 24 sampai 48
jam direkomendasikan oleh beberapa ahli. Namun
efektivitasnya dipertanyakan. Di lain pihak, metritis berespon
baik terhadap terapi antibiotic oral.
5. Kelenjar Mamae
a. Payudara
Puting susu, areola, duktus & lobus membesar, vaskularisasi
meningkat (Breast Engorgement).
b. Laktasi
Masing – masing buah dada terdiri dari 15 – 24 lobi yang
terletak terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus
terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini yang menghasilkan
air susu. Tiap lobules mempunyai saluran halus untuk
mengalirkan air susu. Saluran – saluran yang halus ini bersatu
menjadi satu saluran untuk tiap lobus. Saluran ini disebut ductus
lactiferosus yang memusat menuju ke putting susu di mana
masing – masing bermuara.
Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum
mengandung susu, melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan
dengan memijat areola mamae. Colostrum adalah cairan kuning
yang disekresi oleh payudara pada awal masa nifas.
Progesteron dan estrogen yang dihasilkan plasenta merangsang
pertumbuhan kelenjar – kelenjar susu, sedangkan progesterone
merangsang pertumbuhan saluran kelenjar. Kedua hormone ini
mengerem LTH (prolactin). Setelah plasenta lahir, maka LTH
dengan bebas dapat merangsang laktasi.
Pada kira – kira hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar,
keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu dan
kalau areola mamae dipijat, keluarlah cairan putih dari puting
susu.
1. Phase Honeymoon
Phase Honeymoon ialah Phase anak lahir dimana terjadi
intimasi dan kontak yang lama antara ibu – ayah – anak. Hal ini
dapat dikatakan sebagai “ Psikis Honeymoon “ yang tidak
memerlukan hal-hal yang romantik. Masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
4. Bounding Attachment
Pengertian :
Bounding merupakan satu langkah awal untuk mengungkapkan
perasaan afeksi ( kasih sayang )
Atachmen merupakan interaksi antara ibu dan bayi secara
spesifik sepanjang waktu.
Bounding Atachmen adalah kontak awal antara ibu dan bayi
setelah kelahiran, untuk memberikan kasih sayang yang
merupakan dasar interaksi antara keduanya secara terus
menerus. Dengan kasih sayang yang diberikan terhadap bayinya
maka akan terbentuk ikatan antara orang tua dan bayinya.
e. Voice ( Suara )
Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing orang
tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan
tersebut ibu merasa tenang karena merasa bayinya baik
( hidup ).
Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak
mengherankan bila ia dapat mendengar suara-suara dan
membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-
suara itu terhalang selama beberapa hari terhalang cairan
amniotic dari rahim yang melekat pada telinga.
Banyak Penelitian memperhatikan bahwa bayi-bayi baru lahir
bukan hanya mendengar secara pasif melainkan mendengarkan
dengan sengaja dan mereka nampaknya lebih dapat
menyesuaikan diri dengan suara-suara tertentu daripada yang
lain.
Contoh ; suara detak jantung ibu.