postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.Periode ini kadang disebut
puerperium atau trimester ke empat kehamilan (Bobak, et al., 2004).
Uterus, yang
pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi
kira-kira 500 g, 1 minggu setelah melahirkan dan 350 g, 2 minggu setelah
melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu ke enam,
beratnya sampai 60 g. Dan pada minggu ke-8, uterus memiliki berat 30 g, yaitu
sebesar uterus normal. Berikut gambaran involusi uterus.
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk
prtumbuhan masif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus prenatal
tergantung pada hiperplasia, pningkatan jumlah sel-sel otot, dan hipertrofi,
pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa pascapartum penurunan kadar
hormon-homon ini menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan sacara langsung
jaringan hipertiroid yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa
hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
d. Subinvolusi uterus
Istilah ini menggambarkan suatu keadaan menetapnya atau terjadinya retardasi
involusi , proses yang normalnya menyebabkan uterus nifas ke bentuk semula.
Proses ini disertai pemanjangan masa pengeluaran lokhia dan peradangan uterus
yang berlebihan atau irregular dan terkadang juga disertai perdarahan hebat. Pada
pemeriksaan bimanual , uterus teraba lebih besar dan lebih lunak dibandingkan
normal untuk periode nifas tertentu. Penyebab subinvolusi yang telah diakui antara
lain retensi potongan plasenta dan infeksi panggul. Karena hampir semua kasus
sub involusi disebabkan oleh penyebab local , keadaan ini biasanya dapat diatasi
dengan diagnosis dan penatalaksanaan dini. Pemberian ergonovin ( Ergotrate ) atau
metilergonovin ( Methergine )0,2 mg setiap 3 atau 4 jam selama 24 jam sampai 48
jam direkomendasikan oleh beberapa ahli , namun efektivitasnya dipertanyakan .
Di lain pihak , metritis berespon baik terhadap terapi antibiotic oral. Wager dan
rekan ( 1980 ) melaporkan bahwa hampir sepertiga kasus infeksi uterus post
partum awitan lambat disebabkan Chlamydia trachomatis ; sehingga pengobatan
dengan tetrasiklin tampaknya sudah tepat.
Andrew dan rekan ( 1989 ) melaporkan 25 kasus perdarahan antarahari ke – 7
sampai 40 hari postpartum akibat arteri uteroplasental yang tidak berinvolusi.
Arteri – arteri abnormal ini ditandai oleh tidak adanya lapisan endotel dan
pembuluhnya yang terisi thrombus . Trofoblas periaurikular juga tampak pada
dinding pembuluh – pembuluh ini dan para peneliti tersebut mengajukan dalil
bahwa subinvolusi mungkin menggambarkan interaksi aberan antara sel –sel uterus
dengan trofoblast , setidaknya berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembuluh –
pembuluh plasenta tersebut.
e. Kontraksi
intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah lahir, diduga
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang terutama akibat
kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan
pembentukan bekuan. Hormon ang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan
mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah, dan membantu
hemostatis. Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi
uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk
mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin
(pitosin) secara intravena atau intramuskular diberikan segera stelah plasenta lahir.
Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di
payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang
pelepasan oksitosin.
j. Regenerasi Endometrium
Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah pelahiran , setelah desidua berdiferensiasi
menjadi 2 lapisan . Stratum superficial menjadi nekrotik , dan terkelupas bersama
lokhia. Stratum basal yang bersebelahan dengan miometrium tetap utuh dan
merupakan sumber pembentukan endometrium baru. Endometrium terbentuk dari
proliferasi sisa – sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan ikat antarkelenjar
tersebut.
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat , kecuali pada tempat
melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau lebih , permukaan bebas menjadi
tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.
Sharman ( 1953 ) , menemukan pemulihan endometrium lengkap pada specimen
biopsy yang diambil pada hari ke – 16 atau lebih. Yang disebut endometritis masa
nifas secara histologis hanyalah bagian dari proses perbaikan normal tersebut.
Demikian pula , pada hampir separuh wanita postpartum , tuba valopi antara hari
ke – 5 sampai ke – 15 menunjukkan perubahan peradangan mikroskopik yang
merupakan gambaran khas salfingitis akut. Namun , hal ini bukan disebabkan oleh
infeksi , melainkan hanya merupakan bagian dari proses involusi ( Andrews , 1951
)
Pemeriksaan fisik pada ibu nifas Caesar dan ibu melahirkan normal
5.Pemeriksaan fisik pada masa nifas vagina dan sc
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran : Compos mentis (Orientasi Tempat
Baik, waktu tepat, orang sekitar
sesuai kebutuhan).
• Tekanan Darah : T =110/80 mmHg
P = 86 kali/menit
R = 23 kali/menit
S = 36oC
1. Kepala
Rambut tidak berketombe, hitam, tidak rontok, distribusi merata, tidak ada lesi,
dan benjolan pada kepala.
2. Mata
Kelopak mata tidak ada oedama, keamanan menutup mata baik, replek pupil baik,
penglihatan baik, pergerakan bola mata baik, dapat membaca tanpa bantuan
kacamata.
3. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada sekret, fungsi penciuman baik.
4. Telinga
Letak telinga simetris, tidak ada kotoran, pendengaran baik dan bisa menjawab
pertanyaan secara tepat dan benar.
5. Mulut
Bentuk simetris, lembab tidak cyanosis, tidak ada lesi, gigi bersih, rapi dan tidak
berlubang.
6. Payudara
Aerola mamae berwarna hitam, keadaan bersih, puting susu menonjol keluar tapi
Asi belum bisa keluar.
7. Intelegumen Kulit
Kulitnya putih, berminyak, kelembaban normal, turgor kulit baik.
8. Abdomen
Bising usus 8 kali/menit dan keadaan abdomen kembung, kendor dan lembut.
Pasca melahirkan cesar, ibu mulai dimotivasi untuk mulai bergerak ringan pada
48-72 jam (hari kedua). Gerakan ringan tersebut seperti miring ke kiri dan kanan
kemudian duduk. Aktivitas tersebut tentu harus dilakukan secara bertahap dengan
bantuan keluarga atau perawat. Setelah operasi caesar, ibu biasanya diperbolehkan
pulang ke rumah setelah 5 hari menjalani perawatan, dengan catatan tidak ada
seperti demam atau infeksi saluran kemih.
Akhir Minggu Pertama atau Minggu Kedua
Seminggu atau dua minggu pasca melahirkan cesar, ibu disarankan melakukan
kontrol ke dokter kandungan atau bidan untuk menjalani pemeriksaan berikut ini:
o Ukuran rahim. Dokter akan memeriksa apakah rahim sudah kembali ke ukuran
semula atau yang disebut involusi melalui pemeriksaan fisik dan ultrasonografi
(USG).
o Luka bekas jahitan. Bila ibu menjalani operasi caesar, dokter akan menilai luka
operasi, apakah sudah mengering, adakah cairan yang keluar, bila ada, apa warna
cairan dan apakah cairan tersebut berbau.
o Buang air kecil dan buang air besar. Dokter akan menanyakan apakah ibu
mengalami gangguan buang air kecil seperti tidak bisa menahan keluarnya air seni
atau gangguan buang air besar seperti konstipasi.
o Payudara. Dokter atau bidan akan memeriksa payudara untuk melihat apakah ada
pembengkakan dan infeksi karena umumnya di minggu pertama proses menyusui
masih sulit, sehingga payudara menjadi bengkak dan terjadi infeksi.
o Suasana hati. Mungkin tampak sepele, tetapi pemeriksaan kesehatan mental pun
tak kalah penting. Kejadian baby blues atau bahkan depresi pasca persalinan sering
kali terjadi dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, sehingga pemeriksaan
mood dan emosi ibu pun penting.
Enam Minggu Pasca Melahirkan Cesar
Setelah enam minggu, ibu akan menjalani pemeriksaan darah untuk melihat apakah
ada anemia (kekurangan sel darah merah) atau tidak. Selain itu, pada waktu ini ibu
sudah bisa mendiskusikan mengenai pilihan kontrasepsi yang akan digunakan.
Itulah empat tahap pemeriksaan kesehatan pasca melahirkan cesar. Ada baiknya
ibu selalu intensif berkonsultasi dengan dokter atau bidan yang membantu dalam
melahirkan cesar. (Dr.Suprtini Limbung,2013)
Immediet post partum adalah waktu dari bayi lahir hingga 24 jam. Pada periode ini
biasanya ibu masih dalam pengawasan bidan, karena setelah proses persalinan
kemungkinan terjadinya pendarahan sangat besar, sehingga memerlukan
pengawasan intensif.
2. Periode early post partum
Early post partum adalah waktu 1 hari setelah bayi lahir sampai dengan 1 minggu
setelah bayi lahir. Pada saat ini bidan akan menganjurkan anda untuk melakukan
kunjungan ulang untuk melihat luka jahitan dan tinggi fundus apakah dalam keadaan
normal atau tidak, beberapa bidan juga akan melakukan pemeriksaan terhadap bayi
dan melakukan imunisasi.
Late post partum adalah waktu 1 minggu setelah bayi lahir dampai 5 minggu setelah
bayi lahir. Pada
tahapan ini bidan akan menjelaskan tentang konseling KB.
Sebagai saran, jagalah kebersihan diri untuk mencegah terjadinya infeksi pada masa