Disusun oleh :
Kelompok 1
Alisya Anastasya
Alodia Chrestella
Kelas X IPS 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru yang kemudian
dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Pergaulan Sehat”.
Semoga dengan ini dapat memberikan ilmu yang berguna di kemudian hari.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan berbagai teori psikologi perkembangan dari berbagai tokoh serta sumber literasi, masa
remaja merupakan fase transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Usia remaja sekitar 12-20
tahun (Alwisol, 2019). Jadi, sebenarnya seseorang yang sudah berada di umur tersebut tidak bisa lagi
disebut sebagai anak-anak.
Menurut Erikson dalam Teori Perkembangan Psikososial dalam bukunya yang berjudul Childhood
and Society (1950), pada usia remaja, individu sedang merasakan krisis terkait jati dirinya. Apabila
remaja berhasil melewati fase ini dengan baik dan menemukan jati dirinya, maka ia akan mencapai
yang dinamakan dengan identity. Namun, jika remaja tidak mampu menyelesaikan tugasnya tadi, ia
akan mengalami role confusion.
Pengaruh pergaulan sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Selain itu juga,
pergaulan yang dilakukan akan mencerminkan kepribadiannya, baik itu pergaulan yang sehat
maupun tidak.
Salah dalam memilih pergaulan akan menjerumuskan kita menjadi pribadi yang tidak baik. Maka dari
itu, perlu memiliki prinsip dasar agar tetap dalam pergaulan yang sehat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
Pergaulan Sehat pada Remaja ini adalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
1. Berakhlak mulia.
2. Senantiasa memiliki prasangka baik.
3. Pemaaf.
4. Jauh dari rasa iri dan dengki.
5. Memiliki sifat malu.
6. Berusaha menepati janji.
7. Sopan dalam bertutur kata.
8. Selalu senyum dan mengucap salam saat bertemu.
9. Selalu mengingat pada kebaikan.
10. Mengunjungi teman yang sedang terkena musibah.
11. Membantu teman yang kesusahan.
12. Memberi nasihat baik.
13. Tidak membicarakan aib teman atau saudaranya.
Tidak menjadi jaminan bahwa seseorang akan disukai karena penampilan fisiknya, tetapi
umumnya orang yang bersih dan rapi banyak disukai. Bagaimanapun kemasan penampilan
fisik merupakan nilai estetis yang bisa mendukung kesan pertama seseorang di mata orang
lain. Kita tidak perlu berlebihan atau memaksakan diri untuk mendapat kesan yang baik.
Kesederhanaan, kebersihan, dan kerapian penampilan pasti disukai meskipun tidak mewah
seperti selebriti. Penampilan fisik jangan diartikan dengan tampil mewah, tampil bersih dan
rapi dapat mencerminkan kebersihan diri dan pribadi seseorang.
Orang bijak sering mengatakan bahwa “mulutmu adalah harimaumu” atau “kata-kata itu
ibarat pedang”. Ucapan yang salah dapat menyakiti hati orang lain. Karena itulah, kita harus
berusaha menjaga bicara kita. Kesopanan bisa menimbulkan kesan pertama yang baik saat
kita berkenalan dengan teman baru atau dengan lingkungan yang baru. Demikian pula
dalam pergaulan sehari-hari kita di sekolah atau di rumah.
Hal ini bisa dimulai dari hal yang sepele. Saat kita punya makanan kecil, paling tidak tawari
teman kita. Kalau makanannya sedikit, usahakan jangan makan di depan teman-teman kita.
Sikap seperti ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan sekeliling kita dan menjaga
perasaan orang lain.
Gosip atau menyebarkan desas-desus kelihatannya mengasyikkan tetapi sikap seperti ini
mencerminkan bahwa kita gemar mengungkap aib orang lain dan menyebarkan berita yang
belum tentu kebenarannya. Agama juga melarang bergunjing karena bisa menimbulkan
fitnah dan menyakiti orang lain.
5. Mencuri Dengar
Kebiasaan mencuri dengar atau menguping pembicaraan orang lain adalah kebiasaan yang
tidak disukai. Meskipun kita merasa akrab, kita tetap harus tahu dan menghargai batasan
hal-hal yang bersifat pribadi. Ketika teman menerima telepon, usahakan jangan menyimak
obrolannya supaya kita tidak dituduh selalu ingin tahu urusan orang lain.
Simak cerita teman yang sedang mencurahkan isi hatinya baik-baik dan pahami
permasalahannya. Kalau kita tidak bisa memberikan solusi yang tepat, setidaknya kita
menjadi pendengar yang baik. Dengan begitu, dia akan merasa bebannya berkurang dan
dihargai sebagai teman, selanjutnya jaga kerahasiaan teman.
7. Rendah Hati
Biasakan rendah hati dan jangan terlalu membanggakan diri sendiri atau keluarga di setiap
obrolan dengan teman. Kalau terlalu sering membanggakan diri sendiri atau keluarga, kita
akan dikatakan sombong dan tinggi hati. Akuilah dan hargailah kelebihan orang lain karena
dengan begitu kita akan terbiasa mengakui dan menghargai kelebihan orang lain. Hal ini
akan memupuk jiwa besar dan lapang dada.
Tunjukkan siapa diri kita. Bersikap tegas dan tidak mengorbankan diri untuk sekedar diakui
lingkungan pergaulan merupakan benteng bagi kita juga dalam menyikapi pengaruh
lingkungan pergaulan kita. Sikap-sikap tersebut memang terlihat sepele, tetapi dapat
menghiasi kecantikan akhlak seseorang. Bila semua itu kita lakukan dengan tulus, kita bisa
disukai dalam pergaulan.
1. Menyadari adanya perkembangan diri bertambah, sehingga melahirkan kebutuhan untuk berelasi
dengan teman sejenis maupun dengan lawan jenis.
2. Relasi yang dibangun hendaknya memberi nilai positif pada kedua belah pihak. Relasi yang
dibangun hendaknya sama-sama menyenangkan, menciptakan rasa aman, mengatasi masalah yang
mungkin muncul, dan membangun simpati sehingga memberi makna bagi remaja dalam bergaul
tetap di tingkatan yang wajar.
3. Mau belajar untuk mengerti, menghargai, serta bersikap dengan tepat terhadap sahabat,
khususnya lawan jenis. Hal ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan.
4. Tidak berprasangka bahwa bersahabat dengan lawan jenis pasti akan memunculkan masalah
“perasaan suka". Persahabatan antara laki-laki dan perempuan tidak harus menjadikan mereka
“saling suka". Mereka tetap dapat berteman dengan baik dan wajar.
5. Apabila dalam persahabatan antar lawan jenis timbul “perasaan suka", hal itu wajar saja dan
seharusnya tidak mengurangi arti persahabatan.
6. Persahabatan antara lawan jenis sering berlanjut pada proses pacaran. Apabila demikian, di
antara keduanya harus ada komitmen untuk saling terbuka, menghormati kelebihan dan
kekurangan, dan membuat kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
1. Lebih mengenal nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sehingga mampu membedakan mana
yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2. Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki
keunikan yang perlu dihargai.
3. Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu
meningkatkan rasa percaya diri.
4. Mampu membentuk kepribadian yang baik sehingga bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat.
Kelompok belajar
Kelompok belajar merupakan salah satu bentuk pergaulan yang sehat, sebab pembentukan
kelompok belajar mengarah pada pemupukan aspek kecerdasan. Melalui kegiatan dalam kelompok
belajar inilah daya pikir seseorang (remaja) bisa semakin terasah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan bentuk perkumpulan yang mengarah pada pengembangan
bakat dan minat. Dengan menjadi anggota perkumpulan pengembangan diri inilah seorang remaja
bisa membentuk kecakapan sesuai bakatnya. Selain itu, juga bisa memperluas pergaulan dari
berbagai latar belakang yang mempunyai kesamaan minat.
Pembinaan mental spiritual perlu dilakukan secara intensif untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, misalnya dalam hal ini ialah aktif dalam kegiatan
keagamaan sesuai dengan agama/keyakinan yang dianutnya.
Kegiatan pecinta alam menjadi salah satu media yang tepat bagi remaja yang senang terhadap
petualangan dan mencari tahu mengenai rahasia alam secara langsung. Selain itu juga mengikuti
kegiatan ini dapat menumbuh kembangkan sikap keberanian.
Dampak dari pergaulan bebas pun tidak tanggung-tanggung, mulai dari resiko kehamilan dan
pernikahan dini, terjerumus dalam dunia narkoba, hingga yang terburuk dapat tertular penyakit
mematikan seperti HIV dan AIDS.
A. Menyebabkan seseorang bertindak tidak sesuai nilai dan norma yang berlaku di masyarakat,
sehingga seringkali ia mendapat kecaman, bahkan dibenci oleh masyarakat di sekitarnya.
B. Menurunnya derajat kesehatan, misalnya karena mengonsumsi alkohol dan obat-obat
terlarang.
C. Mengakibatkan ketergantungan, ini biasanya terjadi pada seseorang yang sering
mengonsumsi obat-obat terlarang untuk memberikan sensasi melayang (fly) bagi dirinya.
D. Meningkatkan kriminalitas, karena seseorang yang terjerat pergaulan tidak sehat dapat
dengan mudah tergoyahkan untuk melakukan tindaka kriminalitas, misalnya mencuri.
E. Meregangkan hubungan keluarga, ini bisa merupakan penyebab sekaligus dampak
pergaulan yang tidak sehat karena ketika keluarga tidak harmonis, maka seseorang mudah
terherat pergaulan tidak sehat, begitupun ketika dia sudah terjerat pergaulan tidak sehat,
hubungannya dengan keluarga menjadi tidak harmonis.
F. Menyebarkan penyakit, ini bisa terjadi pada mereka yang biasanya suka melakukan seks
bebas atau sering berganti-ganti pasangan seks, misalnya mempermudah penyebaran
HIV/AIDS.
G. Menurunnya prestasi, karena secara otomatis seseorang yang terjerat pergaulan tidak sehat,
tidak akan memperdulikan prestasi apalagi masa depannya.
Seks bebas adalah salah satu contoh pergaulan bebas yang marak di kalangan remaja. Seks bebas
merupakan praktik terlibat dalam aktivitas seksual yang sering dilakukan dengan pasangan yang
berbeda atau tidak pandang bulu dalam memilih pasangan seksual.
Contoh perilaku seks bebas misalnya hubungan seksual di luar nikah yang dianggap menyimpang di
kalangan masyarakat. Terlebih lagi, apabila ini dilakukan oleh anak di bawah umur. Hal itu karena
menyangkut moral. Selain itu, juga bisa merusak masa depan pihak wanita dan rentan menimbulkan
penyakit seksual.
2. Mengonsumsi Narkoba
Narkoba yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya
lainnya adalah obat-obatan terlarang yang membahayakan bagi penggunanya. Pada dasarnya zat-zat
tersebut dapat berguna dalam dunia medis asalkan sesuai dosis dan petunjuk dari dokter.
Konsumsi obat-obatan terlarang dapat menyebabkan seseorang terjangkit virus HIV/AIDS apabila dia
menggunakan jarum suntik secara bergantian. Contoh-contoh narkoba diantaranya yaitu: Opiat
(heroin, morfin, ganja), Amfetamin (shabu, ekstasi, inex), Kokain, Benzodiazepin (pil nipam, BK,
mogadon).
Minuman keras (Miras) merupakan minuman beralkohol yang mengandung etanol, yang dapat
menyebabkan seseorang mabuk (tidak sadarkan diri). Ketika seseorang dalam kondisi mabuk
seringkali dapat melakukan hal-hal yang di luar norma kewajaran.
Pada dosis rendah, alkohol mampu bertindak sebagai stimulan, mendorong perasaan euforia dan
banyak bicara, tapi konsumsi alkohol yang berlebihan pada satu sesi bisa mengakibatkan kantuk,
depresi pernapasan (di mana pernapasan menjadi lambat, dangkal atau berhenti seluruhnya), koma
atau bahkan kematian.
4. Tawuran
Tawuran (atau tubir) merupakan bentuk kekerasan antara dua kelompok atau lebih. Ini banyak
terjadi di kalangan anak-anak sekolah berusia remaja, yang seringkali dipengaruhi oleh lingkungan di
sekitar serta prasangka dari masyarakat.
Tawuran yang terjadi antarpelajar menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada
bulan Januari-Juni 2012, peristiwa tawuran telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 orang
pelajar.
Ini merupakan pergaulan bebas di kalangan dalam arti remaja sebagai salah satu dampak negatif
perkembangan teknologi internet, karena melalui internet mereka bisa mengakses apapun termasuk
konten-konten yang berbau pornografi. Hal ini pada akhirnya dapat mendorong remaja untuk
melakukan seks bebas atau seks di luar nikah, terlebih lagi bagi yang masih di bawah umur.
6. Membolos Sekolah
Bentuk tindakan sosial lainnya yang berhubungan dengan bagian pergaulan tidak sehat adanya
membolos saat jam mata pelajaran. Tindakan seperti ini kerapkali dilakukan bagi lingkungan seorang
anak yang sejatinya berwal dari ke ikutsertakaan dalam kelompok tertentu.
Tentusaja hal ini bukan hanya ketinggalan mata pelajaran namun lebih daripada itu semua
mengancam individu dan kelompok tersebut pada masa depannya.
Demikianlah artikel yang bisa kami selesaikan pada segenap pembaca. Berkenaan dengan pengertian
pergaulan tidak sehat menurut para ahli, ciri, faktor, dampak, dan contohnya yang ada di
masyarakat. Semoga bisa memberikan wawasan bagi kalian.
Cara menghindari pergaulan bebas yang pertama, yaitu selektif memilih teman. Tidak bisa
dimungkiri bahwa lingkungan pertemanan sangat berpengaruh besar terhadap perilaku kita sehari-
hari. Untuk itu, ada baiknya untuk selalu mencari teman yang baik dan memiliki pondasi agama yang
kuat.
Selain itu, usahakan untuk menghindari lingkungan yang tidak kondusif. Jika seseorang berada di
lingkungan yang positif, ia juga akan mencontoh hal baik tersebut. Sebaliknya, jika seseorang berada
pada lingkungan yang negatif, akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang menyimpang.
Salah satu cara menghindari pergaulan bebas adalah memperkuat pendidikan agama. Sudah
menjadi kewajiban orang tua untuk selalu menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak sejak
masih kecil. Dengan memperkuat pendidikan agama di keluarga, diharapkan mampu mencegah
pergaulan bebas.
Pendidikan agama dan moral bisa memperkuat iman seseorang sejak dini. Jika sejak kecil seseorang
sudah tertanam nilai-nilai agama, dapat menghindari pergaulan bebas yang menyimpang.
Seks bebas menjadi salah satu fenomena pergaulan bebas yang sering dilakukan remaja. Banyak
sekali remaja yang belum mengerti tentang bahaya seks bebas. Untuk itu, sejak kecil anak harus
mendapatkan pendidikan seks yang baik di lingkungan keluarga.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa orang tua maupun pengajar harus memberikan
pendidikan seks dengan bahasa yang cocok dengan usia anak. Dengan begitu, kita dapat mengetahui
bahaya dan akibat dari pergaulan bebas.
4. Memperluas Pengetahuan
Ada satu kutipan yang mengatakan bahwa "knowledge is power", yang artinya pengetahuan adalah
kekuatan yang dapat membuka wawasan yang luas. Seseorang akan dengan mudah menentukan
pilihan hidupnya apabila ia sudah mengetahui tentang berbagai sisi dan dampak dari pilihan pilihan
yang akan dia buat. Namun sebaliknya, apabila seseorang hanya memiliki sedikit pengetahuan, ia
tidak akan tahu bahwa ada banyak pilihan yang lebih baik untuk kehidupannya. Misalnya, jika
seseorang tidak mempunyai pengetahuan tentang dampak negatif yang dapat di timbulkan dari gaya
hidup bebas, maka ia akan dapat dengan mudah terjerumus dalam godaan pergaulan bebas.
Kalangan anak muda terkadang memiliki banyak waktu luang, dan waktu luang inilah yang sering di
salah manfaatkan. Oleh karena alangkah baiknya apabila kita memanfaatkan waktu luang kita untuk
sesuatu yang positif seperti berolahraga, belajar, ataupun melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang
pastinya akan menghasilkan hal positif baik untuk diri kita sendiri maupun pada lingkungan sekitar
kita.
Seseorang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya akan dengan sangat mudah tersesat.
Termasuk terjerumus pada pergaulan bebas. Maka sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui
apa tujuan hidupnya dengan tepat, agar dapat memfokuskan diri pada hal yang diperlukan untuk
mencapainya dan tidak teralihkan oleh hal-hal yang buruk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pergaulan sehat merupakan pergaulan yang tidak berisi hal yang bersifat kekerasan
maupun lainnya dan patut dicontoh karena tidak menimbulkan hal hal yang tidak di
inginkan.
Pergaulan sehat adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu, atau individu dengan kelompok dengan normal baik tubuh-tubuh, jiwa
maupun kehidupan sosialnya. Pergaulan tidak sehat adalah salah satu bentuk
perilaku menyimpang, yang mana “tidak sehat” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada.
Remaja yang sudah masuk ke dalam lingkungan yang salah akan sulit sekali untuk
kembali ke dalam lingkungan yang baik karena anak usia remaja memiliki jiwa dan
pikiran yang masih labil. Untuk itu, peran orang tua dan lingkungan terdekat sangat
diperlukan dalam menciptakan remaja yang baik.
B. Saran
Remaja perlu untuk mengetahui bahwa pergaulan bebas bukanlah hal yang
menguntungkan tubuh juga psikis. Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di lingkungannya yang
tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Rusli Lutan, Hartoto, J. 2011. Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan Sepanjang
Hayat. Jakarta: Dirjen Olahraga Depdiknas.
(Nugraha, 2022)