Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BANGUNAN AIR

NAMA : JUNED HABEL


NIM : 2022062014001

UNIVERSITAS CENDRAWASIH PAPUA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JAYAPURA
2022
EMBUNG OHOI WAB

SERAM BAGIAN TIMUR (SBT)


Air merupakan sumber daya dan faktor determinan yang menentukan kinerja sektor pertanian,
karena tidak ada satu pun tanaman pertanian dan ternak yang tidak memerlukan air. Meskipun
perannya sangat strategis, namun pengelolaan air masih jauh dari yang diharapkan, sehingga air
yang semestinya merupakan sehabat petani berubah menjadi penyebab bencana bagi petani.
Indikatornya, di musim kemarau, ladang dan sawah sering kali kekeringan dan sebaliknya di
musim penghujan, ladang dan sawah banyak yang terendam air.

Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian ( small farm
reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang
ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya
komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi ( high added value crops) di musim kemarau atau di
saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air ( water
harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di lahan rawa namanya pond yang
berfungsi sebagai tempat penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan sebagai
sumber air irigasi pada musim kemarau

Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung kelebihan air yang terjadi pada musim
hujan dan dijadikan persediaan di musim kering / kemarau. Prioritas pemanfaatan embung
utamanya adalah untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi dan kebutuhan domestik penduduk
setempat.

Adapun Tipe Embung di bangun atas 4 Kondisi / Situasi :

1) Tipe Embung Berdasarkan Tujuan Pembangunannya


 Embung dengan Tujuan Tunggal (Single Purpose Dams ) adalah embung yang dibangun
untuk memenuhi satu tujuan saja misalnya untuk Pembangkit Tenaga Listrik atau Irigasi (
Pengairan )
 Embung Serba Guna (Multipurpose Dams) adalah embung yang dibangun untuk
memenuhi beberapa tujuan misalnya PLTA, Irigasi, Air minum, Air Industri, Wisata , dll
2) Tipe Embung Berdasarkan Penggunannya Terbagi ada 3 Jenis :
 Embung Penampung Air (Strong Dams ) Embung yang digunakan untuk menyimpan
air pada masa Suplus dan dipergunakan pada masa kekurangan
 Embung Pembelok (Diversion Dams) Embung yang digunakan untuk meninggikan muka
air, biasanya untuk keperluan mengaliri air ke dalam system aliran menuju ke tempat yang
memerlukan
 Embung Penahan (Detention Dams) Embung yang digunakan untuk memperlambat dan
mengusahakan seminimal mungkinefek aliran banjir yang mendadak. Air ditampung secra
berkala/ sementara di alirkan melalui pelepasan ( OutLet )
3) Embung Berdasarkan Jalan Air
 Embung untuk dilewati air (OverLOw Dams) Embung yang dibangun yang dilimpasi air
misalnya pada bangunan pelimpah (SpillWay)
 Embung menahan air (NonOverFlow Dams) Embung yang sama sekali tidak dilimpahi air.
Kedua tipe embung ini biasanya dibangun berbatasn dan dibuat beton atau pasangan batu
4) Embung Berdasarkan Material Pembentuk
 Embung Urugan (Fill Dams, Embankment Dams) Embung yang dibangun dari hasil
penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan lain
 Embung Urugan Serba Sama (Homegenous Dams) bahan yang membentuk tubuh
embung terdiri dari tanah yang hampir sejenis (susuna ukuran butirannya) hamper
seragam
 Embung zonal adalah embung yang apabila timbunan membentuk tubuh embung terdiri
dari batuan dengan gardasi (susunan ukuran butiran ) berbeda
 Embung Beton (Concrete Dams) embung yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan
tulangan maupun tidak. Kemiringan permukaan Hulu dan Hilir tidak sama pada umumnya
bagian Hilir lebih Landai dan Hulu mendekati Vertikal

Tujuan
Pembuatan embung untuk pertanian bertujuan antara lain untuk:

 Menampung air hujan dan aliran permukaan (run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber
air lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil dan sebagainya.
 Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman
palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan.

Tahapan Perencanaan Embung

 Penentuan lokasi dan tempat embung.


 Pengukuran dan penyelidikan sederhana geoteknik.
 Penentuan tata letak.
 Analisis hidrologi.
 Penentuan tipe dan tubuh embung.
 Desain bangunan dan jaringan distribusi.
SPESIFIKASI TEKNIK EMBUNG

1 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada pada Kabupaten Seram Bagian Timur

2 Ruang Lingkup Kontrak


Ruang lingkup meliputi ; Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tubuh Embung, Pekerjaan
Pagar dan Bak Resevoir dan Pekerjaan Saluran Pembuang

3 Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk ke daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat yang ada yang
berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek.
Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berkedudukan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggungjawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Kontraktor harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan
memperkuat jembatan sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Kontraktor untuk dikerjakan dalam hubungannya
dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu pengaturan
sebaik-baiknya dengan Badan Pemerintah setempat dan Badan Swasta.
Kontraktor dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh pemberi Tugas
untuk
keperluan jalan masuk ke daerah kerja. Apabila Kontraktor membutuhkan tambahan
jalan masuk demi kemajuan pekerjaan, dalam hal ini Kontraktor diminta membuat
permohonan tertulis kepada Direksi jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan
tanah dapat dilakukan.
Pemberi tugas tidak bertanggungjawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila kontraktor membutuhkan jalan lain di luar yang tidak ditentukan oleh Direksi
harus dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri dan harga untuk semua
pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

4 Gambar-gambar yang Dimiliki Kontraktor


Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar-gambar yang
telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai. Perubahan-
perubahan tersebut harus sesuai dengan Pasal 42 (Perubahan, Penambahan, Pengurangan
Pekerjaan) dalam Syarat-syarat Umum (Jilid II).
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar-gambar
yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
b. Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan Gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperhatikan penampang
melintang dan memanjang beton, peraturan batang pembesian termasuk rencana
pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu,
tempat dan ukuran yang tepat.
c. Gambar-gambar bengkel/gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan
penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor.
d. Kontraktor harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi tanggungjawab Kontraktor. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggungjawab Kontraktor atas kebenaran
gambar tersebut.

Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oeh Kontraktor harus terperinci dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan
sementara seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Kontraktor yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
b. Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang diusulkan Kontraktor hendaknya
mengusulkan pekerjaan, sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap, secara
lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat
persetujuan, sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
Gambar-gambar yang Sebenarnya Terbangun/Terpasang (As Built Drawing)
Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar kemudian dicap "sudah dilaksanakan".
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi
dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan dan apabila diketemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan paling lambat harus diperiksa kembali selama 6
(enam) hari kerja.
Standart
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Normalisasi Standart Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standard Indonesia, maka dapat dipakai
British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci di sini atau tidak
dicakup oleh Standard Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan klas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

Survey dan Pengukuran Pekerjaan


Bench Mark
Tanda dasar untuk proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan
Bangunan Utama seperti terlihat pada gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah
didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang diberikan kepada
Kontraktor sebagai referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan,
Kontraktor perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas
ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak akan bertanggungjawab atas ketelitian Bench Mark
yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya,
tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan dan akan merupakan rencana dan
tempatnya harus disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan
dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum mulai bekerja Kontraktor memberitahukan
kepada Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui
Direksi pada saat Wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang diperoleh
perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.
Bantuan Pengukuran Staf Direksi

Kontraktor bekerjasama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting out dan dalam
melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan yang
diperlukan dalam proses pembayaran.
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga cetakan
profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan
pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua biaya untuk bahan dan buruh
untuk maksud tersebut di atas merupakan beban kontraktor. Dan biaya tersebut sudah
termasuk dalam harga satuan di dalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.
Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Kontraktor sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan
peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan
masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan.
Kerusakan tanah bekas dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan ke keadaan semula.
Kontraktor bertanggungjawab langsung kepada pemberi tugas untuk semua kerusakan
misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas atau orang
lain, kontraktor mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena
kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan
Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran,
drainase dan genangan atau bangunan sementara yang lain pada saat pembuangan air
dilaksanakan, Kontraktor harus memasang, mengerjakan, memelihara semua pipa dan
peralatan lain yang diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan
dan untuk pemeliharaan pondasi serta sesuai dengan syarat-syarat. Kontraktor
bertanggungjawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan
pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya Kontraktor.
Setelah cofferdam semua tanggul atau pembuangan air sementara sudah berfungsi segera
dibongkar atau diratakan sehingga baik dan tidak mengganggu kelancaran bangunan-
bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau aliran alam.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi. Kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi untuk
pekerjaan pembuangan air Kontraktor tidak akan mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.

Program Mobilisasi
a. Sebelum pelaksanaan proyek Kontraktor harus mengajukan program mobilisasi
kepada Direksi.
b. Program mobilisasi dibuat dalam jangka waktu 10 hari pertama sejak
ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Bekerja.
c. Program Mobilisasi yang ada harus menetapkan pengaturan waktu dari semua
kegiatan sebagaimana diterangkan dalam pasal 1.12.1 dan memasukkan informasi
tambahan yang dapat ditetapkan, antara lain :
1. Lokasi Base Camp Kontraktor dengan suatu rencana lokasi umum dan rencana
tempat kerja terinci yang menunjukkan lokasi kantor kontraktor, bengkel, kantor
Direksi dan sebagainya.
2. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi semua peralatan, jumlah
peralatan dan saran transportasi yang dipakai.
Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan
Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan,
antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin,
pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh
Kontraktor atas biaya Kontraktor. Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap
keamanan dan pemeriksaan kesehatan dan menyerahkan peraturan dan organisasi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi. Tidak ada pembayaran tambahan dan dalam hal ini
semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.

PERSYARATAN BAHAN
Umum
Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-
ketentuan yang dicantumkan di bawah ini.

Core Material
Kualitas dari Core Material
Core material nantinya akan memenuhi bagian bendungan yang tidak tertembus air dan
kualitasnya hendaknya memenuhi batasan-batasan sebagai berikut :
Core material hendaknya terdiri dari clay yang mempunyai nilai Liquid limit maximum
70% dengan IP25%. Koefisien permeabilitas dari uji 80% kepadatan standard proctor

harus mencapai nilai n x 10-5 cm/det. Tidak mengandung zat organik atau zat lain yang
mudah terlarut dalam air.

Pemeriksaan Moisture Content dari Material Core


Moisture content dari material core hendaknya dipertahankan sekitar harga
optimumnya. Moisture content pada suatu lapisan hendaknya dipertahankan pada
O.M.C ± 5% dan sedemikian rupa sehingga pengangkutan, penempatan serta
pemadatannya mudah dilaksanakan dan efektif serta tidak terlalu banyak mengubah
bentuk lapisan.
Material-material yang basah hendaknya dikeringkan sampai moisture contentnya
menurun hingga tingkat yang disyaratkan dengan menebarkannya pada stock yard
dengan cara lain yang ditunjukkan oleh tenaga ahli.
Penyimpanan dari batas bawah harga moisture content hendaknya tidak lebih dari 5%
O.M.C. Bila perlu, air dipercikkan pada material core di stock yard sebelum
penempatan/pemboran dan pemadatan.
Bila permukaan lapisan yang telah dipadatkan terlalu kering waktu tertentu, dibasahi
sampai pada moisture content yang dikehendaki dan dipadatkan lagi untuk
mendapatkan kualitas material core yang dikehendaki.
Pada saat hujan, permukaan hendaknya dilindungi baik-baik untuk menjaga
penembusan air hujan ke dalam material core. Atau, permukaan tersebut dipadatkan
seteliti mungkin sehingga mengakibatkan pengeringan yang baik.

Di samping itu semua harga berat jenis tanah kering hendaknya lebih besar dari 90%
dari berat jenis kering maksimum.
Material Batuan (Rock Fill Materials)
. Umum
Material yang dipakai sebagai rockfill material hendaknya mempunyai kualitas yang
terbaik. Seorang tenaga ahli akan melaksanakan segala macam test yang diperlukan
untuk membuktikan bahwa material-material tersebut mempunyai kualitas yang baik
dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Setelah test-test tersebut selesai dilakukan, tenaga ahli tersebut mempunyai hak untuk
menolak atau mengapkir material-material yang ternyata hasil testnya tidak
memuaskan.

Kualitas dari Rockfill Material


Material batuan yang dipakai dalam konstruksi ini hendaknya cukup keras untuk
dihempaskan dan digilas oleh peralatan-peralatan mekanik, tanpa menjadi pecah atau
tercerai-berai.
Material tersebut hendaknya homogen, tidak terjemur maupun terendam air dan bebas
dari retakan-retakan. Proporsi dari elemen-elemen yang terpilih yang lolos dari lubang
saringan 5 mm² hendaknya tidak mencapai 10% dari berat totalnya.
Di atas 5 mm tidak disyaratkan suatu gradasi tertentu. Meskipun demikian distribusi
dari partikel-partikel yang sesuai dengan dimensinya akan cenderung memberikan
ruang kosong yang minimum.

Material Filter
. Kualitas Material Filter
Material filter bendungan hendaknya diambil dari quarry yang ditentukan oleh tenaga
ahli. Material-material tersebut akan diangkat dari quarry di atas kemudian diproses
dalam crushing plant yang disediakan. Filter ini hendaknya terdiri dari partikel-partikel
yang tahan lama. Juga hendaknya tidak mengandung lempeng-lempeng tipis atau
butiran yang tidak dibutuhkan dan yang mudah larut atau zat-zat organik dalam jumlah
yang berarti.

Timbunan dari Filter


Filter hendaknya didirikan di atas lapisan setebal 30 cm setelah pemadatan. Setiap
segregasi harus dihindari secara teliti untuk memadatkan hasil yang homogen.
Setiap lapisan hendaknya dipadatkan dengan peralatan berat, traktor setidak-tidaknya 10
ton yang memadatkan seluruh permukaan lapisan. Traktor tersebut akan hilir mudik
sebanyak yang dikehendaki dengan baik.

Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama
dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-- noda,
lubang-lubang, pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil
dari sumber yang disetujui Direksi.

Ukuran Batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 Kg sampai 25 Kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat
dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding,
tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum di atas. Sebagai contoh :
sebuah batu berukuran 0,20 x 0,20 x 0,25 m³ akan mempunyai berat kira-kira 25 Kg.

Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus produksi dalam
negeri dan sesuai dengan PBI-1971, NI-2. Pemborong harus menyediakan contoh semen
apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Pemborong di lapangan
dan dari pabrik atau Pemborong harus menguji semennya menurut PBI 1971 (NI-2).
Portland Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai
untuk campuran.

Bahan Agregat Beton


Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Pasal Standar Nasional Indonesia
NI-2.
Pasir
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari
batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maximum terhadap lempung lanau dan debu tidak boleh lebih dari 3%
perbandingan berat

Bahan Batuan (Kerikil)


Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan diameter
maximum tergantung dari klas betonnya. Kerikil harus dari batu pecahan. Apabila kelas dari
beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus diambil dari lokasi
setempat yang menurut penilaian Direksi adalah yang terbaik
Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari sumber
yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia PUBI.

PEKERJAAN TANAH DAN PASANGAN BATU


Pembersihan Lapangan
Pemborong harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan yang ada
dari semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-pohon. Pemborong harus
membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan dipadatkan
kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua bahan-bahan hasil pembersihan
lapangan.
Jalan Masuk
Pemborong harus memanfaatkan dan memelihara jaringan jalan masuk yang sudah ada
beserta bangunan pelengkapnya yang dilalui selama pelaksanaan fisik berlangsung guna
pengangkutan guna material, pengukuran dan pengawasan pekerjaan, seperti disebutkan
pada pasal 1.3.
Pekerjaan Tanah
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain,
yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut petunjuk Direksi, untuk pekerjaan
bangunan. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang
cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
Tanah Pinjaman (Borrow Area)
Dimana disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang diperlukan
untuk pekerjaan harus diambilkan dari daerah pinjaman (Borrow Area) yang disetujui,
setelah diuji untuk mengetahui kecocokkan bahan.
Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari tanaman-
tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperintahkan Direksi, tanah harus dikupas
sampai kedalaman 0,25 m, untuk sementara ditimbun dan ditempatkan di sekitarnya.
Penggalian Tanah Jelek
Jika sesuatu bahan yang jelek terdapat di tempat fondasi, pemborong harus memindahkan
dan membuangnya ke tempat yang disetujui oleh Direksi. Jika tidak ada ketentuan atau
perintah lain dari Direksi, pemborong harus mengisi lubang dalam
fondasi tersebut dengan pasangan batu untuk bangunan, dengan bahan timbunan
Galian Rock Fill
a. Galian untuk dasar tubuh embung
Seluruh daerah yang akan ditempati oleh tubuh embung daerah-daerah tertentu yang
ditunjukkan oleh tenaga ahli akan dikupas dan digali sampai pada tingkat kedalaman
tertentu yang ditetapkan oleh tenaga ahli untuk menyingkirkan segala material-
material yang tidak diperlukan untuk dasar tubuh bendung.
Pembuangan Material Galian
Material yang layak dari semua galian yang dikehendaki dan setiap pengupasan dasar
hendaknya digunakan untuk timbunan embung atau bagian-bagian lain. Material
galian yang tidak layak untuk tujuan tersebut di atas hendaknya dibuang dan disimpan
pada tempat pembuangan (waste piles) pada suatu tempat yang ditentukan kemudian
oleh tenaga ahli.
Penyiapan Tanah
Sebelum mengerjakan timbunan, permukaan dari tanah yang akan ditimbun harus
disiapkan. Permukaan tanah tersebut di atas harus dibersihkan dari segala tumbuh-
tumbuhan termasuk akar-akarnya
Memuat dan Membawa/Mengangkut Material
Bila dikehendaki dapat dilaksanakan penempatan material dalam suatu stock pile
sementara, selain material yang tergali dari borrow pit.
Stock Piling
Urugan tanah homogen hendaknya distock pada posisi sebagaimana ditunjukkan oleh
tenaga ahli. Tempatnya penyediaan bahan hendaknya dibuat dari material tanah dan
material dengan butiran kecil pada kedua sisinya yang diambil dari daerah quarry.
Tebal penempatan dari material tanah dan material yang berasal dari daerah quarry
hendaknya masing-masing 50 cm dan 70 cm. Tinggi tempat penyimpanan bahan
diambil sekitar 10 m untuk tujuan efektifitas pekerjaan pengaliran pada material tanah
dan efektifitas pekerjaan power-shovel. Material tanah hendaknya dikeringkan
sekering mungkin di daerah pengambilan (borrow area).
Penempatan Urugan Tanah Homogen
Urugan Tanah Homogen akan dibawa dari stock pile ke daerah penimbunan, setelah
percobaan-percobaan tanah yang diperlukan selesai dilakukan.
Pemadatan Urugan Tanah Homogen
Urugan Tanah Homohen dipadatkan tiap ketinggian urugan tanah maksimal 30 cm,
secara berulang-ulang sampai density yang dikehendaki dengan moisture content
tertentu, kemudian dilanjutkan urugan tanah sampai ketinggian 30 cm dan selanjutnya
dipadatkan lagi. Kegiatan ini dilakukan secara menerus sampai ketinggian yang telah
direncanakan.
Pasangan Batu
Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk semua pekerjaan pasangan harus dibuat dari
semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 Pc : 4 Psr atau seperti ditentukan
dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan.
Jika tidak ditentukan lain adukan dipakai untuk pekerjaan pasangan dibuat
perbandingan 1 Pc : 3 Psr untuk permukaan mercu setebal 0,30 m, seperti ditunjukkan
pada gambar. (Selanjutnya dipakai singkatan Pc untuk semen portland, Psr untuk
pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode perbandingan suatu adukan).
Alas dan Sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang
dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok. Setiap
batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada
waktu pekerjaan berlangsung.
Pasangan Batu Muka
Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, Batu muka harus
mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 cm;
kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus merata
setelah dipasang. Pekerjaan siar dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk ke dalam ± 1 cm dari permukaan batu)
b. Siar rata (rata dengan permukaan batu)
c. Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm)
Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar tenggelam.
Pipa Peresapan (suling-suling)
Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan
diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m² luas permukaan. Setiap
ujung pemasukan suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Urugan Kembali
Sebelum melaksanakan "Urugan Kembali” pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1 Pc : 4 Ps setebal
2 cm (berapen).
Pekerjaan Plesteran
Apabila di permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yarig ada maupun
yang baru harus diplester dengan adukan 1Pc : 3 Ps. Adukan untuk pekerjaan plesteran
harus memenuhi persyaratan pasal 2.5.1 untuk bahan dan campuran. Pekerjaan
plesteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2 cm. Apabila tidak
diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding dan untuk
0,10 m di bawah tepi atas dinding atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.
Pekerjaan Bronjong
Pekerjaan ini akan terdiri dari penyediaan bronjong kawat berisi batu (gabion) yang
disetujui di atas suatu alas dan untuk melindungi pekerjaan terhadap kerusakan oleh
penggerusan air, sesuai dengan rincian-rincian yang terlihat pada Gambar dan
Spesifikasi ini
a. Kawat Bronjong
1. Kawat bronjong harus berupa baja berlapis seng sesuai dengan AASHTO M
279 kelas 1 dan ASTM A 239. Lapisan seng harus mempunyai ketebalan
pelapisan minimum 0,26 kg/sq.m.
2. Sifat-sifat kawat adalah :
Tulangan tepi Dia. 5 mm atau BWG 6
Jaringan Dia. 4 mm atau BWG 8
Pengikat Dia. 2,1 mm atau BWG 24
Kuat Tarik 4.200 kg/cm²

Perpanjangan/Penguluran Min. 10%


3. Anyaman harus berupa anyaman segi enam (hexagonal) yang seragam
dianyam dalam satu pola puntiran rangkap tiga dengan lubang kira-kira 80
mm x 60 mm yang dibuat dengan cara yang sedemikian rupa sehingga tidak
berlepasan dan didesain untuk memberikan flexibility dan kekuatan yang
diperlukan.
4. Keranjang harus merupakan unit konstruksi tunggal yang disediakan pada
dimensi-dimensi yang ditetapkan pada gambar dan dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diangkut ke tempat pekerjaan sebelum pengisian dengan
batu- batu besar.
b. Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari bagian-
bagian batuan keras tahan lama dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Nilai pengujian abrasi Los Angeles kurang daripada 35%
2. Berat Jenis lebih besar daripada 2,30
3. Absorbsi air tidak lebih besar dari 4%.
4. Kekuatan dengan Pengujian Sosium Suphate kurang daripada 10%
kehilangan berat setelah 5 putaran.
Batu untuk pasangan batu kosong harus bersudut, berbobot tidak kurang
daripada 40 kg dan mempunyai dimensi minimum 300 mm.
c. Alas
Alas harus berupa bahan urugan, bahan keras, tahan lama, bersih dan bebas dari
bahan organik, dengan grading pilihan jadi pondasi tanah tidak bisa keluar
melalui alat atau melalui pasangan batu kosong.
PEKERJAAN BETON
4.1. Umum
4.1.1. Acuan
Acuan harus dibuat dari bahan yang tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Pemborong harus
menyerahkan rencana rencana dan penjelasan tentang acuan dan harus membuat
contoh-contoh acuan untuk mendapat pengesahan Direksi.
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara pendukungan yang
akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh
lebar dari permukaan ke permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup harus
dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 3 (1 atas 3).
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian
rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan
terputus.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan
memberi persetujuan terhadap acuan yang telah dibangun. Untuk pembetonan di cuaca
panas atau kering, pemborong harus membuat rencana acuan dan membukanya,
sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera
mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan setelah
mendapat ijin harus dilaksanakan di bawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan untuk
menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul pemborong untuk membuka acuan
belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya,
maka ia boleh memerintahkan pemborong untuk menunda pembukaan acuan dan
pemborong tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Acuan beton hanya bisa digunakan 2 kali pemakaian saja.
Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan acuan
pada cuaca normal ( > 15 C ) harus menurut daftar di bawah ini :
Muka sisi balok, lantai dan dinding 7 hari
Bagian bawah/penopang pelat/balok beton 21 hari
Perancah
Tiang-tiang cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus mudah
distel dengan baji. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong ke arah samping.
Pekerjaan Permukaan
1. Penyelesaian kasar
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung-sambung
dengan tajam dan siku-siku.
2. Penyelesaian halus
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan kayu
rata, plywood atau pelat baja untuk acuan. Muka beton yang diacu dan diselesaikan
dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-lekuk dan lain-lain kesalahan
pemotongan.
Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan
Ukuran Berat
max. Berat min. max. Peng
Kelas dari dari PC tiap dari air Tingkat Pemakaian awas
kerikil m³ beton (kg) tiap kg an
(mm) PC (kg)
K300 20 350 0,40 - Beton prestres pratekan
- Tiang-tiang beton bertulang
Ketat
- Bagian beton bertulang pracetak
- Lapisan beton tahan abrasi/aus
K225 20 230 0,50 - Beton bertulang untuk konstruksi
besar utama dan pelat beton Ketat
pracetak
K175 40 275 0,55 - Beton bertulang
- Beton masa Ketat
- Pipa
K125 40 250 0,60 - Beton masa Ketat
B0 - Lantai kerja Ketat
ringan
Perbandingan campuran

Pemborong harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan klasnya
sampai mendapat persetujuan Direksi (harus membuat MixDesign dahulu).Penentuan
perbandingan di atas harus sesuai dengan petunjuk Standar National Indonesia PBI 71,NI-
2,
Campuran percobaan (trial mixes)
Pemborong harus membuat campuran percobaan untuk setiap klas beton dengan memakai
alat-alat yang sama yang akan dipakai dipekerjakan.
Pengujian Beton
Pemborong harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971. (Untuk setiap jumlah 5 m³
pengecoran dalam satu tempat dibuat minimal 3 buah contoh beton).
Selimut beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian rupa,
hingga terdapat selimut/penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton,
sebagai berikut :
Kelas Selimut Minimum
Jenis Pekerjaan
Beton (mm)
K-300 Beton prestress tiang beton bertulang bagian- 25
bagian pracetak
K-300 Bidang yang terkena gesekan/atau pada air laut 50
K-225 Pelat beton pracetak pipa beton 25
K-175 Beton bertulang umumnya 40

JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN SALURAN PENGELAK

Umum
Semua pasal yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal
1.11.10 berlaku untuk bagian pemasangan pipa transmisi atau pipa beton yang jenis
dan tipenya sesuai dengan gambar perencanaan kecuali apabila kedua pasal
bertentangan, maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
Penggalian untuk Pipa
Dasar galian untuk pipa akhirnya harus dirapikan dengan tenaga manusia atau dengan
metoda lain yang disetujui atau diperintahkan Direksi, secepatnya sebelum pipa
diletakkan.
Pelaksanaan Pemasangan
Pada waktu pelaksanaan pemasangan penyambungan pipa harus extra hati-hati agar
tidak terjadi benturan yang akan menyebabkan rusaknya material pipa beton yang
pada akhirnya akan berakibat pada timbulnya kebocoran.
Perapian Permukaan Galian dengan Tangan
Dasar galian yang akan menerima pipa berupa isian pasir yang dipadatkan setebal
0,20 m kemudian setelah pipa diletakkan, ditimbun lagi dengan lapisan pasir setebal
0,20 m yang terakhir dari galian harus dirapikan dan diurug dengan tanah bekas galian
atau dengan cara lain yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal
ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan
isian.
Gebalan Rumput
Persyaratan Gebalan Rumput
 Rumput gebalan harus tebal dan bersama akar-akarnya.
 Bukan berasal dari tanah yang susut besar.
 Ukuran-ukuran 25 cm x 25 cm.
Pegangan untuk Gebalan
Crucuk-crucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput.
Ukuran dari crucuk-crucuk tadi paling tidak panjangnya 30 cm dengan diameter 2-3
cm dan dipasang 3 buah crucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm.
PEKERJAAN BESI

Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


. Spesifikasi Standar
Kecuali ditentukan lain semua bahan dan mutu pekerjaan harus memenuhi persyaratan
dari Standar Nasional Indonesia yang berlaku. Spesifikasi Standar lain yang sama
sebagai pengganti dapat ditambahkan sesuai dikehendaki oleh Direksi.
Semua bahan yang belum termasuk dalam Spesifikasi di atas haruslah macam bahan
klas I. Bila pemborong mengajukan bahan yang berbeda dengan standar di atas, ia harus
menyertakan penjelasan dari standarnya di dalam Penawarannya.

Pengadaan Pekerjaan Besi oleh Sub-kontraktor


Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi daftar semua pekerjaan besi yang
diusulkan untuk di sub-kontrakkan. Sebelum melakukan pesanan harus didapatkan
persetujuan tertulis lebih dulu perihal Sub-kontraktor yang akan ditugaskan.
Pemborong harus bertanggungjawab dalam pemesanan pekerjaan besi kepada Sub-
kontraktor dan semua administrasinya. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi
tembusan semua surat-menyuratnya.

. Rencana, Perhitungan dan Gambar


Gambar-gambar Perencanaan dan spesifikasi menunjukkan macam logam yang
dibutuhkan dan ukuran-ukuran pokoknya. Sub Kontraktor harus mengacu pada gambar
rencana bangunan-bangunan dan pintu-pintu. Setiap perubahan yang dilakukan oleh
Direksi harus dibuat tanpa pembayaran extra.
Pemborong/Pabrik dilarang memulai pelaksanaan pembuatan sebelum menerima
persetujuan Direksi secara tertulis dengan telah memberi tanda pada setiap set gambar
(satu untuk Direksi, satu untuk pemborong dan satu untuk Sub Kontraktor). Sub
Kontraktor juga harus menyediakan gambar kerja yang menunjukkan usulan dari
metode yang akan digunakan dan gambar-gambar harus mendapat persetujuan gambar-
gambar yang akan dikerjakan pabrik di atas, sebelum pemborong memulai pelaksanaan
pekerjaannya pada bangunan-bangunan yang bersangkutan.
Apabila ukuran dan ketebalan dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam gambar
bestek, ukuran dan ketebalan di atas dianggap sebagai ukuran dan ketebalan minimum
yang diperkenankan.

Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala besi (metal arc welding) yang
bersinggungan terus dan pemborong harus menyediakan contoh-contoh untuk
pemeriksaan atau pengujian sesuai Spesifikasi, bila diperlukan oleh Direksi.
Sambungan Baut dan Paku Keling (Bolted and Riveted Joints)
Pemborong harus menyediakan semua paku keling, baut, mur, ring dan sebagainya
yang diperlukan untuk memasang pekerjaan baja, di samping sebagai cadangan.
Sambungan baut yang menahan getaran harus terpasang kokoh. Semua lubang paku
keling dan baut harus dibor dan bagian ujung luar yang kasar harus dihaluskan. Paku
keling harus tepat memenuhi lubangnya sewaktu dimasukkan dan menurut ukuran
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PUBI-1982 atau seperti yang berlaku untuk
pekerjaan kelas utama. Sebelum dikirim ke tempat pekerjaan, semua baut hitam kecuali
baut Lewis dan baut- baut yang digalvani harus dipanaskan dan dicelup ke dalam
minyak pelumas (linseed) atau cairan serupa yang disetujui. Di dalam penyimpanannya
harus hati-hati untuk menjamin ulirnya tidak rusak dan tetap bersih.
Perapat (Seals)
Dalam gambar mungkin ditunjukkan pemakaian karet atau bahan lain untuk perapat
pada pintu-pintu. Bahan yang dipakai harus sesuai dengan yang ditunjukkan di dalam
gambar-gambar atau bahan-bahan lain yang diijinkan sesuai dengan maksudnya,
berdaya guna sebagai perapat, tahan lama dalam kondisi iklim di Indonesia, terendam
terus-menerus dalam air dan terhadap pengaruh sinar matahari. Pemakaian karet
sintetis atau plastik dapat dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai