•JOKDI SAPUTRA • MAYA IRA SAFITRI Dalam Kamus Umum Bahasa Indoensia visi diartikan dalam enam pengertian, yaitu:
1. Daya lihat; indera penglihatan; penglihatan; bidang visi, bidang
penglihatan; segala yang dapat dilihat orang dari suatu tempat tertentu. 2. Kemampuan untuk melihat atau mengetahui sampai pada inti atau pokok dari suatu hal atau persoalan. 3. Daya untuk menangkap atau memahami hakikat dari kebenaran 4. Apa yang nampak oleh daya khayal; ia mempunyai visi tentang masa yang akan datang. 5. Apa yang terlihat dalam mimpi atau dalam keadaan tak sadar; dan 6. Apa yang terlihat oleh mata. Berdasarkan pengertian di atas, maka visi merupakan suatu perjalanan kejiwaan dari hal yang dikenal ke arah yang tidak dikenal. Jika dikaitkan dengan organisasi, maka visi itu merupakan perjalanan organisasi pada masa kini di mana akan mengalami perubahan di masa tertentu yang akan datang (sesuai keinginan yang direncanakan) dalam wujud yang hanya ada pada saat itu, tetapi dapat dibayangkan pada masa sekarang (pada saat munculnya imajinasi tersebut). Visi biasanya dikemukakan secara umum atau general, dan terkadang dengan nada idealis tetapi indikasi-indikasinya dapat dijabarkan dan diukur. Visi tidak boleh dibuat terlalu ideal, sehingga tidak memungkinkan untuk dicapai. Visi ini kemudian digambarkan lewat “misi”. Suatu organisasi harus menjelaskan misi tersebut ke dalam tujuan-tujuan organisasi, baik tujuan jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.
Menurut David J. Schwartz (1996) kriteria visi yang baik:
1. Succinct 2. Appealing. 3. Feasible. 4. Meaningful 5. Measurable. Misi merupakan gambaran aktivitasyang dilakukan oleh organisasi dalam rangka pencapaian visi. Oleh karena itu, misi haruslah merupakan ruang lingkup pembidangan kegiatan organisasi tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi dasar pentingnya suatu misi organisasi, yaitu:
1. Misi merupakan wujud dasar filsafat para pembuat keputusan
strategik(pimpinan), 2. Misi merupakan cerminan konsep diri organisasi, 3. Misi dimaksudkan untuk menunjukkan bidang-bidang pokok garapan organisasi, dan 4. Misi merupakan penentuan sasaran-sasaran yang akan digarapoleh suatu organisasi Dalam penentuan misi hal-hal yang perlu diperhatikan adalah in put (masukan), proses, out put (hasil), out come (pengaruh), dan benefide (pengembangan). Ketika menuliskan misi, biasanya dimulai denganawalan “me”, seperti “mengadakan”, “melaksanakan”, “menjalankan”,“menanamkan”, “melakukan”, dan sebagainya.
Menurut David J. Schwartz (1996) kriteria misi yang baik harus
memenuhi syarat berikut:
1. Simple and Clear.
2. Broad and long-term in future. 3. Pernyataan misi organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatangsama seperti kondisi sekarang. 4. Focus on the present 5. Easy to understand
Misi yang mudah dimengerti akan memudahkan mengkomunikasikan misi
tersebut kepada anggota organisasi, atau stakeholder. Untuk memastikan kebulatan suara dari maksud dalam organisasi. Untuk memberikan suatu dasar untuk memotivasi penggunaan sumber daya perusahaan. Untuk mengembangkan suatu dasar, standar, untuk mengalokasikansumber daya organisasi. Untuk menetapkan suatu warna umum (general tone) atau iklimorganisasi (organizational climate), seperti untuk mengusulkansuatu operasi yang bersifat usaha. Berlaku sebagai suatu titik fokal (focal point) untuk mereka yangdapat mengindentifikasi maksud dan arah organisasi. Serta menghalangimereka yang tidak dapat melakukan demikian untuk berpartisipasilebih jauh aktivitasnya. Untuk mempermudah penerjemahan tujuan dan sasaran-sasarandalam suatu struktur kerja yang meliputi penugasan tugas terhadapunur-unsur yang bertanggung jawab dalam organisasi. Untuk menspesifikasikan maksud-maksud organisasi penerjemahan maksud-maksud ini ke dalam tujuan-tujuan dengan cara demikian rupa sehingga biaya, waktu, dan parameter kerja dapat dinilai dan dikendalikan. Produk atau jasa dari usaha dapat memberikan manfaat-manfaatpaling sedikit sama dengan harganya. Produk atau jasa dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dari segmenpasar tertentu, yang saat sekarang tidak dapat dipenuhi secara baik. Teknologi yang digunakan dalam produksi akan menyediakan suatuproduk atau jasa dengan biaya dan mutu yang bersaing. Dengan kerja keras dan dukungan dari yang lain, usaha tidak hanyabertahan hidup, akan tetapi bertumbuh dan menguntungkan. Falsafah manajemen dari usaha akan menghasilkan suatu citra publik yang menguntungkan dan akan memberikan ganjaran keuangan dan fisiologis. Untuk mereka yang ingin melakukan investasi tenaga dan uang mereka dalam membantu usaha berhasil. Konsep diri wirausahawan mengenai usaha dapat dikomunikasikan kepada dan diadopsi oleh karyawan dan pemegang saham. Analisa SWOT berarti analisa terhadap strenght (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (tantangan). Kekuatandan kelemahan merupakan faktor-faktor yang dari atau yang beradadalam suatu organisasi, sedangkan peluang dan tantangan adalah hal-halyang dilihat atau yang datang lebih banyak berasal dari luar organisasi.Pada skema di bawah ini terlihat hal-hal yang dipertanyakan padaaspek-aspek kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O), dan tantangan(T). Ada dua jenis model analisa SWOT yang umum digunakan, yaitu model kuantitatif dan kualitatif. Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan sub komponen dari masingmasing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap sub komponen S memiliki pasangan sub komponen W, dan satu sub komponen O memiliki pasangan satu sub komponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Sub Komponen pada masing-masing komponen (S-W- O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian,karena mungkin saja misalnya, sub komponen S ada sebanyak 10 buah, sementara sub komponen W hanya 6 buah. Demikian juga sub komponen O misalnya 4 buah, sementara sub komponen T lebih dari 4 buah. Tujuan merupakan suatu hasil akhir; titik akhir; atau segala sesuatu yang akan dicapai. Dengan demikian, tujuan organisasi dapat dipahami sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi bermaksud merealisasikannya.
Tujuan suatu organisasi boleh saja lebih dari satu
atau yang disebut “serba tujuan”, gunanya bila tujuan banyak secara otomatis akan membutuhkan tenaga ahli untuk mencapainya. 1. Pedoman bagi kegiatan, 2. Sumber legitimasi, 3. Standar pelaksanaan, 4. Sumber motivasi, 5. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab. Suatu organisasi diharapkan dalam mencapai tujuannya berjalan secara efektif dan efisien. Efektifnya organisasi diukur dari tingkat sejauhmana ia berhasil mencapai tujuannya, sedangkan efisiensi organisasi dilihat dari jumlah sumber daya yang digunakanDengan demikian dua konsepsi utama untuk mengukur prestasikerja (performance) manajemen dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan adalah efektivitas dan efisiensi. Program biasa juga disebut sebagai program kerja. Program kerja adalah aktivitas yang menggambarkan bagian mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut petunjukpetunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Aktivitas yang digambarkan itu biasanya menyangkut juga jangka waktu penyelesaiannya, penggunaan material dan peralatan yang diperlukan, pembagian wewenang dan tanggung jawab serta kejelasan lainnya yang dianggap perlu.