Anda di halaman 1dari 2

Kesepakatan Kelas Ciptakan Pembelajaran yang Kondusif

Oleh : Dra. Hamidah Noer, S.Pd.SD


Guru SD Negeri Sawah Besar 01
Berdasarkan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang yang bernomor
B/0213/420/I/2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi Covid-
19 tahun ajaran 2021/2022, Satuan Pendidikan yang telah melaksanakan vaksinasi dosis 2,
maka pembelajaran dilaksanakan setiap hari, dengan jumlah peserta didik seratus persen dari
kapasitas ruang kelas dan lama belajar paling banyak 6 jam pelajaran. Pembelajaran tatap
muka harus dilakukan dengan dengan protokol kesehatan yang ketat dengan menerapkan
perilaku hidup bersih, sehat dan terpantau oleh Kepala Satuan Pendidikan. SD Negeri Sawah
Besar 01, mulai akhir bulan Januari 2022 telah melaksanakan pembelajaran tatap muka 100%
sesuai dengan aturan surat edaran tersebut.
Agar peserta didik fokus belajar kembali di sekolah dan guru efektif dalam mengajar
diperlukan kelas yang tenang dan kondusif. Setelah kurang lebih dua tahun peserta didik
melaksanakan pembelajaran jarak jauh (daring), tentu ada kesulitan mengarahkan peserta
didik sehingga guru harus mencari cara untuk menarik minat peserta didik untuk mau belajar
dan konsisten mengikuti pelajaran.
Situasi tersebut membuat guru harus bisa menjaga stabilitas emosi, kesabaran, dan
menunjukkan minat yang tulus dalam mengajar. Dengan kata lain, perlu strategi pengelolaan
kelas yang tepat sebagai cara melatih anak fokus belajar, menciptakan suasana kondusif,
tenang serta menyenangkan. Salah satu cara yang paling tepat untuk menciptakan
kedisiplinan yang bersumber dari kesadaran peserta didik adalah dengan membuat
kesepakatan kelas.
Kesepakatan Kelas mengutamakan peran aktif peserta didik sebagai subjek pendidikan,
sehingga setiap pendapat peserta didik perlu dihargai. Lewat kesepakatan kelas, anak-anak
belajar tentang nilai-nilai demokrasi, serta pentingnya bertanggung jawab terhadap
kesepakatan yang mereka buat sendiri dengan aksi nyata.
Aksi nyata bertujuan memunculkan motivasi dari dalam peserta didik sehingga tercipta
disiplin positif. Hal tersebut mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan melalui
pembuatan kesepakatan kelas sehingga peserta didik merasa berarti dan didengarkan
aspirasinya.
Sebagai tolok ukur peserta didik mampu membuat kesepakatan kelas berupa aturan
yang harus ditaatinya dan hukuman yang diterima apabila peserta didik melanggar
kesepakatan. Dengan demikian peserta didik menjalankan dengan konsisten hal-hal yang
telah disepakati dan merefleksikannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Dari aksi nyata di atas terdapat produk berupa kesepakatan kelas yang telah disepakati
oleh seluruh warga kelas. Kesepakatan yang dibuat bersama menjadi acuan untuk
menerapkan disiplin di kelas. Peserta didik lebih antusias mengikuti aturan yang mereka buat
sendiri. Kesepakatan kelas ini menjadi alarm pengingat bagi anak-anak untuk terus berada di
jalur kedisiplinan yang positif.
Keberhasilan yang diperoleh dari aksi nyata ini adalah sebagian besar peserta didik
berusaha mengikuti kesepakatan kelas dengan baik. Minat belajar semakin meningkat dan
peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran. Sebagian besar peserta didik mulai
menerapkan disiplin positif sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
Namun tidak semua peserta didik bisa mengikuti kesepakatan kelas dengan baik. Ada
beberapa diantaranya yang belum konsisten menjalankan apa yang sudah disepakati. Oleh
karena itu diperlukan rencana perbaikan di masa yang akan datang dengan merefleksikan
bersama apa yang membuat kegagalan penerapan kesepakatan kelas bagi beberapa peserta
didik, lalu mencarikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Diperlukan kerja
sama dengan orang tua untuk meningkatkan disiplin positif sehingga kesepakatan kelas yang
telah disepakati bersama bisa terlaksana secara konsisten dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai