Anda di halaman 1dari 40

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang latar belakang, tujuan
praktikum, fungsi alat dan bahan pada praktikum perancangan sistem kerja dan
ergonomi modul anthropometri.
1.1 Latar Belakang
Anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan
dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Anthropometri
secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses
perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan
interaksi manusia.  
Istilah anthropometri berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran. Secara definitif
anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia, Kini, anthropometri berperan penting dalam
bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomi,dan arsitektur.
Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi
tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal.
Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari
masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya
dalam bentuk epidemic kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala
dari koleksi data antropometrik.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan dari pelaksanaan praktikum perancangan sistem kerja
dan ergonomi modul anthropometri:
1. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi anthropometri.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami macam-macam sumber
variabilitas.
3. Mahasiswa mampu mengetahui data anthropometri yang diperlukan untuk
perancangan produk atau fasilitas kerja.
1.3 Fungsi Alat dan Bahan
Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum perancangan
sistem kerja dan ergonomi dan anthropometri:
1. Meteran, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur dimensi tubuh manusia
2. Kursi kecil, alat yang digunakan untuk mengukur dimensi tubuh manusia
pada saat duduk.
3. Alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil pengamatan.
Berikut adalah objek yang digunakan dalam praktikum perancangan sistem
kerja dan ergonomi modul anthropometri.
1. Anak kecil berumur 5-6 tahun, objek yang akan diukur dimensi tubuhnya
mulai hingga tinggi bahu dalam posisi duduk, rentang bahu, rentang
pinggul, tinggi lutut, dan panjang paha.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pada bab kajian pustaka dan dasar teori ini akan membahas tentang
anthropometri, pertimbangan anthropometri dalam desain, faktor-faktor yang
memengaruhi data anthropometri, uji kecukupan data, uji keseragaman data,
persentil dan data anthropometri yang diperlukan untuk perancangan produk atau
fasilitas kerja yang terkandung dalam praktikum perancangan sistem kerja dan
ergonomi modul anthropometri.
2.1 Anthropometri
Menurut Suhadri (2008), istilah anthropometri berasal dari “anthro” yang
berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Anthropometri adalah
pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi
tubuh. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (design) produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Manusia pada umumnya
berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya.
2.2 Pertimbangan Anthropometri dalam Desain
Menurut Desmyanti dkk (2021), tiga prinsip desain utama yang digunakan
untuk merancang produk yang berbeda di mana pengukuran anthropometri
dipertimbangkan:
a. Desain untuk Individu yang Ekstrim
Desain untuk individu ekstrim disebut sebagai desain yang diperuntukkan
pada populasi maksimum (persentil ke-95/p95 anthropometri laki-laki) dan
populasi minimum (persentil ke-5/p5 anthropometri perempuan).
b. Desain untuk Interval yang dapat Disesuaikan
Perancangan untuk interval yang dapat disesuaikan mengikuti p5
anthropometri perempuan hingga p95 anthropometri laki-laki, sehingga 90%
peserta dapat diakomodasi.
c. Desain untuk Rata-Rata
Desain rata-rata adalah prinsip yang paling banyak digunakan namun tidak
praktis karena hanya 50% populasi diakomodasi olehnya.
Oleh karena itu, saat mendesain mebel menggunakan prinsip interval yang
dapat disesuaikan adalah prinsip paling baik dan menghasilkan solusi yang
efektif.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Data Anthropometri
Menurut Putra (2020), terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi
dimensi tubuh manusia, diantaranya:
a. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi
pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan
menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali dada dan pinggul.
c. Suku Bangsa (etnik)
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki
karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
d. Sosio Ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada
negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya
mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara
berkembang.
e. Posisi Tubuh
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh
karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.
2.4 Uji Kecukupan Data
Menurut Sokhibi dkk (2018),Uji kecukupan data dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang digunakan sudah mencukupi atau tidak,yaitu N’<N.
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.
'
N =¿

Sumber: Sokhibi, 2018


Keterangan:
N’= Kecukupan data
N = Banyak data yang diukur
K = Tingkat kepercayaan
S = Derajat ketelitian
2.5 Uji Keseragaman Data
Menurut Putra (2020), pengujian keseragaman data dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang kita peroleh menyebar seragam atau tidak. Rumus
untuk menghitung keseragaman data adalah:

BKA =X+K.σ
BKB =X–K.σ
Sumber : Putra, 2020
Keterangan:
X = Rata-rata waktu pengamatan
K = Konstanta tingkat kepercayaan 95%
σ = Standar deviasi
2.6 Persentil
Menurut Ananta dkk (2018), persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan
presentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada
nilai tersebut. Persentil pada dasarnya berguna sebagai pertimbangan bagi
perancangan produk dengan memanfaatkan data anthropometri. Untuk penetapan
data anthropometri digunakan distribusi normal dimana distribusi ini dapat
diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean) dan simpangan bakunya
(standar deviasi) dari data yang diperoleh. Pada umumnya, persentil yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Penggunaan Nilai Persentil
1. Maksimum (90%, 95%, 99%)
Digunakan pada perancangan ekstrim maksimum.
2. Minimum (10%, 5%, 1%)
Digunakan pada perancangan ekstrim minimum.
3. Disesuaikan (5% s/d 95% atau 99%)
Digunakan jika dikehendaki semua orang dapat memakai dengan
pertimbangan bahwa perancangan tersebut masih dapat memungkinkan terutama
dari segi biaya.
4. Rata-Rata (50%)
Digunakan karena berdasarkan spesifikasi produk, yaitu kita menginginkan
sebagian besar orang dapat memakai produk tersebut.
Dengan demikian berarti persentil pada dasarnya adalah nilai yang dapat
menunjukkan suatu prosentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran dimensi
yang sama atau di bawah nilai tersebut. Berikut macam-macam persentil dan cara
perhitungannya dalam distribusi normal:
Persentil Perhitungan

5-th X-1.645 σ

50-th X

95-th X+1.645 σ

Sumber: Ananta dkk, 2018


2.7 Data Anthropometri yang Diperlukan untuk Perancangan Produk atau
Fasilitas Kerja
Menurut Putra (2020), data anthropometri yang menyajikan data ukuran
dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentiler tertentu akan
sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk nantinya bisa sesuai
dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-
prinsip apa yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebagai berikut:
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim.
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Data anthropometri yang diperlukan untuk perancangan produk atau
fasilitas kerja sebagai berikut:
Sumber: Putra, 2020
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak.
2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4. Tinggi siku dalam posisi tegak (siku tegak lurus).
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak.
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk atau pantat
sampai dengan kepala).
7. Tinggi kepala dalam posisi duduk.
8. Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9. Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10. Tebal atau lebar paha.
11. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan ujung lutut.
12. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari
lutut atau etis.
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai paha.
15. Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16. Lebar pinggul atau pantat.
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung.
18. Lebar perut.
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20. Lebar kepala.
21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22. Lebar telapak tangan.
23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-
kanan.
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai
sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal).
25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26. Jarak jangkauan tangan yang terlanjur kedepan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan.
BAB 3
PENGUMPULAN DATA

Pada bab pengumpulan data ini akan membahas tentang data pengamatan
dan langkah kerja dari praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul
anthropometri.
3.1 Data Hasil Pengamatan
Pada data hasil pengamatan ini akan menjelaskan tentang data dari hasil
pengukuran Tinggi Bahu Duduk, Tinggi Duduk (TD), Tinggi Piopiteal (TP),
Tinggi Siku Duduk (TSD), Panjang Piopiteal Pantat (PPP), Lebar Pinggul (LP),
Lebar Bahu (LB).
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan.
Pengamata
No n TBD TD TP TSD PPP LP LB
Facthur
1. Rohman 64 101 55 25 63 35 42
M. Rizal S
2. 56 82 52 20 52 32 43
M. Amru
3. Nail S 61 91 55 32 62 39 46

Sintia
Niken A.P
4. 50 53 50 20 57 29 39
Wijaya
5. Arya K 59 92 55 30 60 43 47
∑x 290 419 267 127 294 178 217
2 1427 1736
∑x
16934 36479 9 3349 6 6460 9459
17556 7128 1612 8643 3168 4708
¿
84100 1 9 9 6 4 9
x̅ 58 83,80 53,40 25,40 58,80 35,60 43,40

Untuk melakukan perhitungan pada bab pengolahan data dari pengumpulan


data pada tabel 3.1, maka digunakan performance rating dengan metode
Schumard dan degree of accuary yaitu:
70
1. Performance rating (metode Schumard) = = 1,17
60
2. Degree of Accuracy (DOA) = 5% =s = 0,05
3. Confident level = 95% =k =2
3.2 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum perancangan sistem kerja dan
ergonomi modul anthropometri dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan semua alat dan objek yang akan digunakan dalam
praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthropometri.
2. Melakukan pengukuran tinggi bahu dalam posisi duduk pada dimensi tubuh
manusia.
3. Melakukan pengukuran rentang bahu pada dimensi tubuh manusia.
4. Melakukan pengukuran rentang panggul pada dimensi tubuh manusia.
5. Melakukan pengukuran tinggi lutut pada dimensi tubuh manusia.
6. Melakukan pengukuran panjang paha pada dimensi tubuh manusia.
7. Mencatat hasil pengukuran pada lembar pengamatan.
BAB 4
PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan membahas tentang pengolahan data, data kualitatif dan
analisis data yang diperoleh pada praktikum perancangan sistem kerja dan
ergonomi modul anthropometri.

4.1 Pengolahan Data


Pada pengolahan data ini akan melakukan pengukuran dimensi tubuh yaitu
pengukuran Tinggi Bahu Duduk (TBD), Tinggi Duduk (TD), Tinggi Piopiteal
(TP), Tinggi Siku Duduk (TSD), Panjang Piopiteal Pantat (PPP), Lebar Pinggul
(LP), Lebar Bahu (LB).
4.1.1 Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Duduk (TBD)
Berikut ini pengolahan data pengamatan pengukuran dimensi tinggi bahu
duduk yang meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data
dan menghitung persentil.
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Duduk (TBD).
Tinggi Bahu Duduk
No Nama
(cm)
1 Facthur Rohman 64
2 M. Rizal S 56
3 M. Amru Nail S 61
4 Sintia Niken A.P 50
5 Wijaya Arya K 59
∑x 290
2
∑x 16934
¿ 84100
x̅ 58

1. Kecukupan Data
Berikut adalah perhitungan kecukupan data pada pengukuran dimensi tinggi
bahu duduk.
N ' ¿ ¿ ¿2
2/0,05 √5 . 16934−84100 2
N' = [ ¿
290
' 40 √ 84670−84100 2
N = [ ¿
290
' 40 √ 570 2
N = [ ¿
290
' 40 . 23,87 2
N = [
290 ¿
954,8 2
N
'
= [ ¿ .
290
'
N = [3,29 ¿ ¿2
'
N = 10,84
Karena hasil N’¿ n, maka dapat dikatakan data tidak mencukupi.
2. Standar Deviasi
Berikut adalah perhitungan standar deviasi pada pengukuran dimensi tinggi
bahu duduk.
σ =√ ∑ ¿ ¿ ¿
σ =√ ¿ ¿ ¿
σ = √¿¿¿

σ =
√ ( 36 )+ ( 4 )+ ( 9 ) + ( 64 )+ (1 )
4

σ = 114
4 √
σ = √ 28,5
σ = 5,34
3. Uji Keseragaman Data
Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada pengukuran
dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk.
BKA = X̅ + k . σ
= 58 + 2 . 5,34
= 58 + 10,67
= 68,67
BKB = X̅ – k . σ
= 58 – 2 . 5,33
= 58 – 10,67
= 47,40
BKA = 68,6
X̅ = 58
BKB = 47,32
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim di
dalam proses pengukuran dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk.
4. Persentil
Berikut adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi tinggi
bahu dalam posisi duduk.
5% = X̅ – 1,645. σ
= 58 – 1,645. 5,33
= 49,22
50% = 58
95% = X̅ +1,645. σ
= 58 +1,645. 1,51
= 66,76
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah.
5% = 49,24
50% = 58
95% = 66,78
4.1.2 Pengukuran Dimensi Tinggi Duduk (TD)
Berikut ini pengolahan data pengamatan pengukuran dimensi tinggi duduk
yang meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan
menghitung persentil.
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Duduk (TD).
No Nama Tinggi Duduk (cm)

1 Facthur Rohman 101


2 M. Rizal S 82
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Duduk (TD)…(lanjutan)

No Nama Tinggi Duduk (cm)

3 M. Amru Nail S 91
4 Sintia Niken A.P 53
5 Wijaya Arya K 92
∑x 419

(∑ x )2 36479

∑ x2 175561
x̅ 83,80

1. Kecukupan Data
Berikut adalah perhitungan kecukupan data pada pengukuran dimensi tinggi
duduk.
'
N ¿ ¿ ¿2
2/0,05 √5 . 36497−175561 2
N' = [ ¿
419
' 40 √ 182395−175561 2
N = [ ¿
419
' 40 √ 6834 2
N = [ ¿
419
' 40 . 82,66 2
N = [
419 ¿
3306,72 2
N
'
= [ ¿
419
'
N = [7,89 ¿ ¿2
N' = 62,28
Karena hasil N’ > n, maka dapat dikatakan data tidak cukup.
2. Standar Deviasi
Berikut adalah perhitungan standar deviasi pada pengukuran dimensi tinggi
duduk.
σ =√ ∑¿ ¿ ¿
σ =√ ¿ ¿ ¿
σ = √¿¿¿
σ = √ ( 295,84 ) + ( 3,24 )+ ¿ ¿ ¿


σ = 1366,80
4
σ = √ 341,70
σ = 18,49
3. Uji Keseragaman Data
Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada pengukuran tinggi
duduk.
BKA = X̅ + k.σ
= 83,80 + 2. 18,49
= 83,80 + 36,97
= 120,77
BKB = X̅ – k.σ
= 83,80 – 2. 18,49
= 83,80 – 36,97
= 46,82
BKA = 120,77
X̅ = 83,80
BKB = 46,82
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim di
dalam proses pengukuran dimensi tinggi duduk.
4. Persentil
Berikut adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi tinggi
duduk.
5% = X̅ – 1,645. σ
= 83,8 – 1,645. 18,49
= 53,39
50% = 83,80
95% = X̅ + 1,645. σ
= 83,8 + 1,645. 18,49
= 114,21
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah.
5% = 53,39
50% = 83,80
95% = 114,21
4.1.3 Pengukuran Dimensi Tinggi Piopiteal (TP)
Berikut ini pengolahan data pengamatan pengukuran dimensi tinggi
piopiteal yang meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data
dan menghitung persentil.
Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Piopiteal (TP).
No Nama Tinggi Piopiteal (cm)

1 Facthur Rohman 55
2 M. Rizal S 52
3 M. Amru Nail S 55
4 Sintia Niken A.P 50
5 Wijaya Arya K 55
∑x 267
∑x 14279

(∑ x )2 71289

∑ x2 53,40
x̅ 53,40

1. Kecukupan Data
Berikut adalah perhitungan kecukupan data pada pengukuran dimensi tinggi
piopiteal.
'
N ¿ ¿ ¿2
2/0,05 √5 . 14279−71289 2
N' = [ ¿
267
' 40 √ 71395−71289 2
N = [ ¿
267
' 40 √ 106 2
N = [ ¿
267
' 40 . 10,29 2
N = [
267 ¿
411,82 2
N
'
= [ ¿
267
N' = [1,54 ¿ ¿2
N' = 2,37
Karena hasil N’¿ n, maka data dikatakan cukup.
2. Standar Deviasi
Berikut adalah perhitungan standar deviasi pada pengukuran dimensi tinggi
piopiteal.
σ =√ ∑¿ ¿ ¿
σ =√ ¿ ¿ ¿
σ = √¿¿¿
σ = √ ( 2,56 ) + ( 1,96 ) +¿ ¿ ¿

σ = 21,20
4 √
σ = √ 5,30
σ = 2,30
3. Uji Keseragaman Data
Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada pengukuran tinggi
piopiteal.
BKA = X̅ + k . σ
= 53,40 + 2 . 2,30
= 53,40 + 4,60
= 58
BKB = X̅ – k . σ
= 53,40 – 2 . 2,30
= 53,40 – 4,60
= 48,79

BKA = 58
X̅ = 53,40
BKB = 48,79
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim di
dalam proses pengukuran tinggi piopiteal.
4. Persentil
Berikut adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi tinggi
piopiteal.
5% = X̅ – 1,645 . σ
= 53,40 – 1,645 . 2,30
= 49,61
50% = 53,40
95% = X̅ + 1,645 . σ
= 53,40 + 1,645 . 2,30
= 57,19
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah.
5% = 49,61
50% = 53,40
95% = 57,19
4.1.4 Pengukuran Dimensi Tinggi Suku Duduk (TSD)
Berikut ini pengolahan data pengamatan pengukuran dimensi tinggi suku
duduk yang meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data
dan menghitung persentil.
Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Suku Duduk (TSD)
No Nama Tinggi Suku Duduk (cm)

1 Facthur Rohman 25
2 M. Rizal S 20
3 M. Amru Nail S 32
4 Sintia Niken A.P 20
5 Wijaya Arya K 30

Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Dimensi Tinggi Suku Duduk (TSD)…
(lanjutan)
∑x 127

(∑ x )2 3349

∑ x2 16129
x̅ 25,40

1. Kecukupan Data
Berikut adalah perhitungan kecukupan data pada pengukuran dimensi tinggi
suku duduk.
'
N ¿ ¿ ¿2
2/0,05 √5 . 3349−16129 2
N' = [ ¿
127
' 40 √ 16745−16129 2
N = [ ¿
127
40 √ 616 2
N' = [ ¿
127
' 40 . 24,81 2
N = [ ¿
127
992,77 2
N
'
= [ ¿
127
'
N = [7,81 ¿ ¿2
'
N = 61,10
Karena hasil N’ > n, maka dapat dikatakan data tidak cukup.
2. Standar Deviasi
Berikut adalah perhitungan standar deviasi pada pengukuran dimensi tinggi
suku duduk.
σ =√ ∑¿ ¿ ¿
σ =√ ¿ ¿ ¿
σ = √¿¿¿
σ = √ ( 0,16 ) + ( 29,16 )+¿ ¿ ¿


σ = 123,20
4
σ = √ 30,80
σ = 5,55
3. Uji Keseragaman Data
Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada pengukuran tinggi
suku duduk.
BKA = X̅ + k . σ
= 25,40 + 2 . 5,55
= 25,40 + 11,09
= 36,49
BKB = X̅ – k . σ
= 25,40 – 2 . 5,55
= 25,40 – 11,09
= 14,30
BKA = 36,49
X̅ = 25,40
BKB = 14,30
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim di
dalam proses pengukuran dimensi tinggi suku duduk.
4. Persentil
Berikut adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi tinggi
suku duduk.
5% = X̅ – 1,645 . σ
= 25,40 – 1,645 . 5,55
= 16,27
50% = 25,40
95% = X̅ + 1,645 . σ
= 25,40 + 1,645 . 5,55
= 34,53
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah.
5% = 16,27
50% = 25,40
95% = 34,53
4.1.5 Pengukuran Dimensi Panjang Piopiteal Pantat (PPP)
Berikut ini pengolahan data pengamatan pengukuran dimensi panjang
piopiteal pantat yang meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji
keseragaman data dan menghitung persentil.
Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran Dimensi Panjang Piopiteal Pantat (PPP).
Panjang Piopiteal Pantat
No Nama
(cm)
1 Facthur Rohman 63
2 M. Rizal S 52
3 M. Amru Nail S 62
4 Sintia Niken A.P 57
5 Wijaya Arya K 60
∑x 294
2
(∑ x ) 17366
2
∑x 86436
x̅ 58,80

1. Kecukupan Data
Berikut adalah perhitungan kecukupan data pada pengukuran dimensi
panjang piopiteal pantat.
'
N ¿ ¿ ¿2

' 2/0,05 √5 . 17366−86436 2


N = [ ¿
294
' 40 √ 86830−86436 2
N = [ ¿
294
40 √ 392 2
N' = [ ¿
294
' 40 . 19,84 2
N = [
294 ¿
793,97 2
N
'
= [ ¿
294
N' = [2,70 ¿ ¿2
N' = 7,29
Karena hasil N’¿ n, maka dapat dikatakan data belum mencukupi.
2. Standar Deviasi
Berikut adalah perhitungan standar deviasi pada pengukuran dimensi
panjang piopiteal pantat.
σ =√ ∑¿ ¿ ¿
σ =√ ¿ ¿ ¿
σ = √¿¿¿
σ = √ ( 17,64 ) + ( 46,24 ) +¿ ¿ ¿


σ = 78,80
4
σ = √ 19,70
σ = 4,44

3. Uji Keseragaman Data


Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada pengukuran
panjang piopiteal pantat.
BKA = X̅ + k . σ
= 58,80 + 2 . 4,44
= 58,80 + 8,87
= 67,67
BKB = X̅ – k . σ
= 58,80 – 2 . 4,44
= 58,80 – 8,87
= 49,92
BKA = 67,67
X̅ = 58,80
BKB = 49,92
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim di
dalam proses pengukuran dimensi panjang piopiteal pantat.

4. Persentil
Berikut adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi
panjang piopiteal pantat.
5% = X̅ – 1,645 . σ
= 58,80 – 1,645 . 4,44
= 51,50
50% = 58,50
95% = X̅ + 1,645 . σ
= 58,80 + 1,645 . 4,44
= 66,10
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah.
5% = 51,50
50% = 58,80
95% = 66,10
4.1.6 Pengukuran Dimensi Lebar Panggul (LP)
Berikut ini pengolahan data pengamatan pengukuran dimensi lebar pinggul
yang meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan
menghitung persentil.
Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran Dimensi Lebar Pinggul (LP).
No Nama Lebar Pinggul (cm)

1 Facthur Rohman 35
2 M. Rizal S 32
3 M. Amru Nail S 39
4 Sintia Niken A.P 29
5 Wijaya Arya K 43
∑x 178
2
(∑ x ) 6460
2
∑x 31684
x̅ 35,60

1. Kecukupan Data
Berikut adalah perhitungan kecukupan data pada pengukuran dimensi lebar
pinggul.
'
N ¿ ¿ ¿2
2/0,05 √5 . 6460−31684 2
N' = [ ¿
178
' 40 √ 32300−31684 2
N = [ ¿
178
40 √ 616 2
N' = [ ¿
178
' 40 . 24,81 2
N = [
178 ¿
992,74 2
N
'
= [ ¿
178
'
N = [5,57 ¿ ¿2
'
N = 31,10
Karena hasil N’< n, maka dapat dikatakan data sudah mencukupi.
2. Standar Deviasi
Berikut adalah perhitungan standar deviasi pada pengukuran dimensi lebar
pinggul.
σ =√ ∑¿ ¿ ¿
σ =√ ¿ ¿ ¿
σ = √¿¿¿
σ = √ ( 0,36 ) + ( 12,96 ) +¿ ¿ ¿


σ = 123,20
4
σ = √ 30,80
σ = 5,55

3. Uji Keseragaman Data


Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada pengukuran lebar
pinggul.
BKA = X̅ + k . σ
= 35,60 + 2 . 5,55
= 35,60 + 11,09
= 46,69
BKB = X̅ – k . σ
= 35,60 – 2 . 5,55
= 35,60 – 11,09
= 24,50
BKA = 46,69
X̅ = 35,60
BKB = 24,50
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim di
dalam proses pengukuran dimensi lebar pinggul.
4. Persentil
Berikut adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi lebar
pinggul.
5% = X̅ – 1,645 . σ
= 35,60 – 1,645 . 5,55
= 26,47
50% = 35,60
95% = X̅ + 1,645 . σ
= 35,60 + 1,645 . 5,55
= 44,73
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah.
5% = 26,47
50% = 35,60
95% = 44,73
4.1.7 Pengukuran Dimensi Lebar Bahu
Berikut ini pengolahan data pengamatan pengukuran dimensi lebar bahu
yang meliputi uji kecukupan data, standar deviasi, uji keseragaman data dan
menghitung persentil.

Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran Dimensi Lebar Bahu (LB)


No Nama Lebar Bahu (cm)

1 Facthur Rohman 42
2 M. Rizal S 43
3 M. Amru Nail S 46
4 Sintia Niken A.P 39
5 Wijaya Arya K 47
∑x 217
2
(∑ x ) 9459

∑ x2 47089
x̅ 43,40

1. Kecukupan Data
Berikut adalah perhitungan kecukupan data pada pengukuran dimensi lebar
panggul.
'
N ¿ ¿ ¿2

' 2/0,05 √5 . 9459−47089 2


N = [ ¿
217
' 40 √ 47259−47089 2
N = [ ¿
217
40 √ 206 2
N' = [ ¿
217
' 40 . 14,35 2
N = [
217 ¿
574,10 2
N
'
= [ ¿
217
'
N = [2,64 ¿ ¿2
'
N = 6,99
Karena hasil N’¿ n, maka dapat dikatakan data belum mencukupi.
2. Standar Deviasi
Berikut adalah perhitungan standar deviasi pada pengukuran dimensi lebar
bahu.
σ =√ ∑¿ ¿ ¿
σ =√ ¿ ¿ ¿
σ = √¿¿¿
σ = √ ( 40,96 )+ (54,76 )+ ¿ ¿ ¿


σ = 345,40
4
σ = √ 86,35
σ = 9,29

3. Uji Keseragaman Data


Berikut ini adalah perhitungan uji keseragaman data pada pengukuran lebar
bahu.
BKA = X̅ + k . σ
= 43,40 + 2 . 9,29
= 43,40 + 18,58
= 61,98
BKB = X̅ – k . σ
= 43,40 – 2 . 9,29
= 43,40 – 18,58
= 24.81
BKA = 61,98
X̅ = 43,40
BKB = 24,81
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada data ekstrim di
dalam proses pengukuran dimensi lebar pinggul.
4. Persentil
Berikut adalah perhitungan persentil pada proses pengukuran dimensi lebar
pinggul.
5% = X̅ – 1,645 . σ
= 43,40 – 1,645 . 9,29
= 28,11
50% = 43,30
95% = X̅ + 1,645 . σ
= 43,40 + 1,645 . 9,29
= 58,69
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentil adalah.
5% = 28,11
50% = 43,40
95% = 58,69

4.2 Data Kualitatif


Berikut ini adalah data kualitatif pengukuran dimensi tubuh yang Tinggi
Bahu Duduk (TBD), Tinggi Duduk (TD), Tinggi Piopiteal (TP), Tinggi Siku
Duduk (TSD), Panjang Piopiteal Pantat (PPP), Lebar Pinggul (LP), Lebar Bahu
(LB) dari hasil praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul
anthropometri:
1. Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Duduk (TBD)
Berikut merupakan grafik hasil pengukuran dimensi Tinggi Bahu Duduk
(TBD).

Pengukuran Tinggi Bahu Duduk (TBD)


80
70
60
50
Ukuran TBD (cm)

40
30
20
10
0
Factur M. Rizal S M. Amru Sintia Niken Wijaya Arya
Rohman Nail S A.P K

BKA TBD BKB


Gambar 4.1 Grafik Pengukuran Dimensi Tinggi Bahu Duduk (TBD).
2. Pengukuran Dimensi Tinggi Duduk (TD)
Berikut merupakan grafik hasil pengukuran dimensi Tinggi Duduk (TD).

Pengukuran Tinggi Duduk


140

120

100
Ukuran TD (cm)

80

60

40

20

0
Factur Rohman M. Rizal S M. Amru Nail S Sintia Niken A.P Wijaya Arya K

BKA TD BKB
Gambar 4.2 Grafik Pengukuran Dimensi Tinggi Duduk (TD).
3. Pengukuran Tinggi Piopiteal (TP).
Berikut merupakan grafik hasil pengukuran dimensi Tinggi Piopiteal (TP).

Pengukuran Tinggi Piopiteal


60.00
58.00
56.00
54.00
Ukuran TP (cm)

52.00
50.00
48.00
46.00
44.00
Factur M. Rizal S M. Amru Nail Sintia Niken Wijaya Arya K
Rohman S A.P

BKA TP BKB
Gamba
r 4.3 Grafik Pengukuran Dimensi Tinggi Piopiteal (TP).

4. Pengukuran Tinggi Siku Duduk (TSD)


Berikut merupakan grafik hasil pengukuran dimensi Tinggi Siku Duduk
(TSD)
Pengukuran Tinggi Siku Duduk
40.00
35.00
Ukuran TSD (cm) 30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Factur M. Rizal S M. Amru Nail Sintia Niken Wijaya Arya K
Rohman S A.P

BKA TSD BKB


Gambar 4.4 Grafik Pengukuran Dimensi Tinggi Siku Duduk (TSD).

5. Pengukuran Panjang Piopiteal Pantat (PPP).


Berikut merupakan grafik hasil pengukuran dimensi Panjang Piopiteal
Pantat (PPP).

Pengukuran Panjang Piopiteal Pantat


80.00
70.00
60.00
Ukuran PPP (cm)

50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Factur M. Rizal S M. Amru Nail Sintia Niken Wijaya Arya K
Rohman S A.P

BKA PPP BKB


Gambar 4.5 Grafik Pengukuran Dimensi Panjang Piopiteal Pantat (PPP).
6. Pengukuran Lebar Pinggul (LP)
Berikut merupakan grafik hasil pengukuran dimensi Lebar Pinggul (LP).

Pengukuran Lebar Pinggul


50.00
45.00
40.00
35.00
Ukuran LP (cm)

30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Factur M. Rizal S M. Amru Nail Sintia Niken Wijaya Arya K
Rohman S A.P

BKA LP BKB
Gambar 4.6 Grafik Pengukuran Dimensi Lebar Pinggul (LP).
7. Pengukuran Lebar Bahu (LB)
Berikut merupakan grafik hasil pengukuran dimensi Lebar Bahu (LB)

Pengukuran Lebar Bahu


70.00
60.00
50.00
Ukuran LB (cm)

40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Factur M. Rizal S M. Amru Sintia Wijaya
Rohman Nail S Niken A.P Arya K

BKA LB BKB
Gambar 4.6 Grafik Pengukuran Dimensi Lebar Bahu (LB).
4.3 Analisa Data
Berikut ini adalah analisa data dari perhitungan pengukuran dimensi tubuh
yang Tinggi Bahu Duduk (TBD), Tinggi Duduk (TD), Tinggi Piopiteal (TP),
Tinggi Siku Duduk (TSD), Panjang Piopiteal Pantat (PPP), Lebar Pinggul (LP),
Lebar Bahu (LB) dari hasil praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi
modul anthropometri:
Tabel 4.6 Analisa Data.
Pengukuran
No Analisa Data
TBD TD TP TSD PPP LP LB
1 N’ 10,84 62,28 2,37 61,10 7,29 31,10 6,99

2 σ 5,34 18,49 2,30 5,55 4,44 5,55 9,29

3 BKA 68,67 120,77 58,00 36,49 67,67 46,69 61,98

4 BKB 47,32 46,82 48,79 14,30 49,92 24,50 24,81

5 Persentil 5% 49,22 53,39 49,61 16,27 51,50 26,47 28,11

6 Persentil 50% 58 83,80 53,40 25,40 58,80 35,60 43,40

7 Persentil 95% 66,78 114,21 57,19 34,53 66,10 44,73 58,69

Sehingga didapat analisis dari tabel diatas sebagai berikut :


1. Kecukupan data N’ nilai yang terbesar terdapat pada pengukuran dimensi
tinggi duduk (TD) sebesar 62,28 dan nilai yang terkecil terdapat pada
pengukuran dimensi tinggi piopiteal (TP) sebesar 2,37.
2. Standar deviasi (σ ) nilai yang terbesar terdapat pada pengukuran dimensi
tinggi duduk (TD) sebesar 18,49 dan nilai yang terkecil terdapat pada
pengukuran dimensi tinggi piopiteal (TP) sebesar 2,30.
3. Batas Kendali Atas (BKA) nilai yang terbesar terdapat pada pengukuran
dimensi tinggi duduk (TD) sebesar 120,77 dan nilai yang terkecil terdapat
pada pengukuran dimensi tinggi siku duduk (TSD) sebesar 36,49.
4. Batas Kendali Bawah (BKB) nilai yang terbesar terdapat pada pengukuran
dimensi panjang piopiteal pantat (PPP) sebesar 49,92 dan nilai yang terkecil
terdapat pada pengukuran dimensi tinggi siku duduk (TSD) sebesar 14,30.
5. Persentil 5% nilai yang terbesar terdapat pada pengukuran dimensi tinggi
duduk (TD) sebesar 39,85 dan nilai yang terkecil terdapat pada pengukuran
dimensi tinggi siku duduk (TSD) sebesar 16,27.
6. Persentil 50% nilai yang terbesar terdapat pada pengukuran dimensi tinggi
duduk (TD) sebesar 42,33 dan nilai yang terkecil terdapat pada pengukuran
dimensi tinggi siku duduk (TSD) sebesar 25,40.
7. Persentil 95% nilai yang terbesar terdapat pada pengukuran dimensi tinggi
duduk (TD) sebesar 114,21 dan nilai yang terkecil terdapat pada pengukuran
dimensi tinggi siku duduk (TSD) sebesar 34,53.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran dari praktikum
perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthropometri
5.1 Kesimpulan
Berikut ini kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum perancangan
sistem kerja dan ergonomi modul anthropometri.
1. Anthropometri merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari tentang
pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran
pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya. Anthropometri
secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis
dalam memerlukan interaksi manusia.
2. Macam-macam dari sumber variabilitas yang mempengaruhi ukuran tubuh
manusia yaitu jenis kelamin, suku bangsa, usia, pakaian, faktor kehamilan
pada wanita, cacat tubuh secara fisik, dan lain sebagainya.
3. Data anthropometri yang diperlukan untuk perancangan produk atau
fasilitas kerja meliputi, pengukuran dalam posisi tegak (tinggi tubuh, tinggi
mata, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas,
tinggi jangkauan tangan), pengukuran dalam posisi duduk (tinggi tubuh,
tinggi mata, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi jangkauan tangan), tebal atau
lebar paha, Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut,
Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut,
tinggi lutut yang diukur dalam posisi duduk maupun berdiri, tinggi tubuh
dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha, lebar dari
bahu, lebar pinggul, lebar dari dada dalam keadaan membusung, lebar perut,
Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus, lebar kepala, Panjang tangan diukur dari
pergelangan sampai dengan ujung jari, lebar telapak tangan, lebar tangan
dalam posisi tangan terbentang, diukur dari lantai sampai dengan telapak
tangan yang terjangkau lurus keatas, jarak jangkauan tangan yang terjulur ke
depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.
5.2 Saran
Menurut kami asisten laboratorium sudah menjelaskan materi dengan baik
dan sangat jelas, sehingga para praktikan mudah memahami materi. Sayangnya
pada praktikum perancangan sistem kerja dan ergonomi modul anthropometri ini
dilakukan secara online kami berharap dilakukan secara offline supaya kami lebih
leluasa untuk bertanya agar pengukuran dapat dilakukan dengan baik dan benar.
Demikian saran dan masukkan yang dapat kelompok kami berikan. Semoga dapat
menjadi masukkan yang membangun dan menjadikan kegiatan praktikum lebih
baik di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Ananta, dkk, 2018. “Pengembangan Kursi Kapal Rigid Basarnas


(AspekAnthropometri)”. Vol. 5, No. 3, Hal. 3759.
Desmyanti, dkk, 2021. “Kesesuaian Ergonomi Meja Belajar Dengan Data
Anthropometri Siswa di Sekolah Dasar Jakarta Utara”.Vol. 6, No. 1, Hal.
11.
Putra, Boy Isma dan Ribangun Bamban Jakaria. 2020. “Perancangan Sistem
Kerja Dan Ergonomi Industri Jilid 1”.
Akh. Sokhibi1 dkk Perancangan Troli Ergonomi pada Aktivitas Pengangkutan
Beras di Penggilingan Padi”. Vol. 2, No. 2, Hal. 115.
Suhadri, Bambang. 2008. “Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi
Industri Jilid 1”.
LAMPIRAN

Pengukuran ke-1

.
Pengukuran ke-2
Pengukuran ke-3

Pengukuran ke-4
Pengukuran ke-5

Pengukuran ke-6
Pengukuran ke-7

Anda mungkin juga menyukai