Anda di halaman 1dari 2

-pengertian, aspek responsiveness

-analisis sesuai rpjmd/nggak


-contoh kasus
1. Pengertian
Responsiveness atau daya tanggap dalam pelayanan publik mengacu pada kemampuan
birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan,
serta mengembangkan program pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Secara singkat daya tanggap ini mengukur daya tanggap birokrasi terhadap
harapan, keinginan, aspirasi, dan tuntutan pengguna jasa.
Salah satu prinsip good governance adalah responsiveness, yang menunjukkan kemampuan
organisasi penyedia jasa untuk lebih tanggap terhadap harapan, aspirasi, dan kebutuhan
pelanggan atau pengguna jasanya. Kemampuan organisasi penyedia layanan untuk lebih
tanggap terhadap pengaduan masyarakat dan menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu,
baik pengaduan lisan maupun tertulis terkait pelayanan yang diberikan, di sini disebut sebagai
daya tanggap.
Konsep daya tanggap mengacu pada orang yang menerima layanan atau masyarakat secara
keseluruhan. Sejauh mana masyarakat umum mempersepsikan penyelenggara negara atau
birokrasi publik tanggap terhadap permasalahan, kebutuhan, pengaduan, dan aspirasinya.
Kualitas interaksi antara pemerintah dan masyarakat digambarkan oleh daya tanggap
organisasi dalam pelayanan. Kesediaan pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan.
2. Analisis
3. Contoh Kasus :
Dalam kasus Tata Ruang Pemprov DKI Jakarta menjadi tantangan tersendiri, pasalnya dari
tahun ke tahun kasus ini selalu menjadi sorotan. Pemprov DKI Jakarta dari generasi ke
generasi terus mengupayakan solusi terkait Rencana Tata Ruang. Salah satu kasus Tata Ruang
tersebut adalah kumuhnya wilayah DKI Jakarta. Hal ini dapat dihilangkan dengan
mengharmonisasikan antara rencana Tata Ruang dan RPJMD. Banyaknya area kumuh di
Jakarta ini menjadi salah satu dampak dari kemiskinan. Jika melihat dari harga lahan di Jakarta
sangat mahal yang mengakibatkan masyakar menengah kebawah lebih memilih tinggal di
perkampungan. Selain itu, tarif transpotasi mahal yang menjadikan masyarakat Jakarta memilih
tinggal di dekat tempat kerjanya. Hal ini harus diintegrasikan antara Rencana Tata Ruang
dengan Sistem Transportasi dan juga Rencana Tata Ruang harus diharmonisasikan antara
transportasi dengan pemukiman. Pemprov DKI Jakarta dalam menangani kasus ini memerlukan
dukungan kebijkan sektor lain, tidak hanya sebagai regulasi peraturan, akan tetapi perlu
dukungan dari masyarakat serta pihak swasta. Disisi lain masyarakat pun harus mendukung
program Pemprov DKI Jakarta terkait Tata Kota, hal ini untuk meciptakan Tata Ruang dan
lingkungan yang baik dan layak huni.

Dwiyanto, A. 2008. "Mengapa Pelayanan Publik?" dalam Agus Dwiyanto (ed). Mewujudkan
Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: GMU Press.

Atalya Puspa. 2019. Integrasi RTRW dan RPJMD Bisa Kurangi Wilayah Kumuh.
https://mediaindonesia.com/megapolitan/213839/integrasi-rtrw-dan-rpjmd-bisa-kurangi-wila
yah-kumuh diakses pada 13 April 2022

Anda mungkin juga menyukai