Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTIKUM INSTALANSI PEMANFAATAN


TENAGA LISTRIK DAN ILUMINASI
PERCOBAAN 7

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5

Fransiskus X. Garda Naibaho 21060120120035


Gunawan Ibrahim 21060120140044
Dhea Feby Rosalina 21060120120022
Thoha Khoirul Arham 21060120130095
M. Fadlul Mu’iz 21060120130100

LAB KONVERSI ENERGI LISTRIK DAN SISTEM TENAGA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
BAB VII
PERCOBAAN 7
SOFTWARE AUTOCAD
(PENERANGAN INSTALANSI KELISTRIKAN RUMAH)

7.1 Tujuan
1. Memahami dan terampil dalam mengaplikasikan software AutoCAD dalam
bidang Teknik Elektro, yaitu merancang instalasi kelistrikan rumah
2. Mengetahui jenis dan simbol komponen utama dalam perancangan instalasi
kelistrikan rumah
3. Memahami cara pengkabelan dalam instalasi kelistrikan rumah
4. Memahami mengenai standar tingkat pencahayaan minimum yang
direkomendasikandalam suatu ruangan, cara perhitungan peralatan, serta
daya instalasi dalam kelistrikan rumah

7.1 Dasar Teori

7.2.1 AutoCAD
AutoCAD adalah perangkat lunak komputer berbasis CAD untuk
menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dilambangkan oleh Autodesk.
AutoCAD banyak digunakan oleh engineer, land developer, arsitek desainer
interior, dan lain-lain.
Pada AutoCAD terdapat tools-tools yang dapat membantu pekerjaan kita
diantaranya adalah toolbar drawing dan toolbar modify. Toolbar drawing terdiri
dari line, polygon, circle, rectangle, dan lain-lain yang berfungsi untuk
menggunakan simbol-simbol.

Gambar 7.1 Toolbar drawing


Toolbar modify terdiri atas eraser, mirror, trim, external, dan lain-lain.
Fungsi dari toolbar ini adalah untuk membantu kita dalam mengedit dan
memodifikasi gambar agar menjadi sesuai yang kita inginkan.

Gambar 7.2 Toolbar modify

Software AutoCAD mempunyai kemampuan, fitur, dan fasilitas yang


dapat diandalkan dalam mewujudkan suatu pekerjaan. Fungsi AutoCAD antara
lain :
1. Membuat denah rumah, ukuran, dan sebagainya menjadi lebih mudah.
2. Rancangan bangunan rumah, gedung, jembatan.
3. Rancangan mendesain model – model di bidang industri.
4. Membuat objek atau bangunan dalam bentuk 1-3 dimensi menjadi sangat
mudah.
5. Mampu menangani beragam pekerjaan interior dan eksterior yang sederhana
hingga kompleks.
6. Mampu mengekspor hasil akhir sebuah desain ke dalam berbagai format
sesuai kebutuhan dengan kualitas yang bisa diandalkan.

7.2.2 Simbol-Simbol Instalasi Listrik


Dalam mendesain suatu instalasi listrik denah atau lokasi diperlukan
beberapa simbol-simbol listrik yang digunakan untuk mempermudah dalam
pembacaan informasi denah tersebut. Berikut ini adalah gambar tentang simbol-
simbol yang sering dipakai dalam instalasi listrik.

Gambar 7.3 Beberapa simbol-simbol dalam instalasi listrik suatu daerah

Berikut ini adalah penjelasan fungsi-fungsi dari simbol-simbol instalasi


listrik pada Gambar 7.3.
1. Saklar tunggal adalah simbol instalasi listrik yang menginformasikan adanya
saklar pemutus-penghubung suatu peralatan listrik.
2. Saklar ganda adalah simbol instalasi listrik yang menginformasikan adanya
saklar pemutus-penghubung suatu peralatan listrik dengan adanya 2 saklar
yang tersedia.
3. APP (Alat Pengukur dan Pencatat) berfungsi sebagai pencatat jumlah
konsumsi energi listrik yang digunakan oleh pelanggan.
4. Stop kontak adalah simbol instalasi listrik yang berfungsi sebagai terminal
listrik untuk menyambungkan beban listrik yang ada.
5. Fasa-fasa adalah informasi yang berisikan adanya jumlah kabel fasa- fasa
pada instalasi single line diagram.
6. Fasa-netral adalah informasi yang berisikan adanya jumlah kabel fasa-netral
pada instalasi single line diagram.
7. PHB (Panel Hubung Bagi) yang berfungsi sebagai sirkuit pemutus utama
suatu instalasi listrik.
8. Lampu adalah peralatan beban yang berfungsi untuk menerangi suatu
ruangan dengan intensitas Lux tertentu.
9. Lampu dinding, sama dengan lampu hanya saja penempatannya adalah dekat
dengan dinding.
10. Kabel instalasi adalah informasi adanya kabel instalasi yang terpasang pada
suatu denah instalasi.
11. Genset adalah perangkat yang berfungsi sebagai suplai energi listrik
tambahan jikalau sumber listri PLN mati/terputus.
12. Transformator AC adalah perangkat yang mentransformasikan level tegangan
ke level tegangan tertentu dalam basis tegangan yang bolak-balik (AC).

7.2.3 Standard Penerangan


Dalam merancang instalasi dan penerangan perlu diperhatikan hal-hal
seperti titik penerangan, titik stop kontak sesuai dengan SNI (Standar Nasional
Indonesia) untuk membuat perhitungan beban dan membuat cabang jaringan
instalasi sesuai dengan PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik). Menurut
SNI 6197-2020, maka setiap ruangan memiliki standard penerangan sebagai
berikut pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna yang direkomendasikan
7.2.4 Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan atau iluminasi ataupun kuat penerangan adalah
ϕ
Erata −rata=
A
Keterangan:
E : Kuat penerangan (Lux)
ϕ : Total nilai pencahayaan lampu (Lumen)
A : Luas ruangan

Dalam menentukan jumlah lampu dalam perancangan penerangan,


intensitas penerangan yang dibutuhkan dalam tiap ruangan instalasi memiliki
nilai faktor utility, light loss factor, dan memiliki jumlah lampu yang berbeda
tiap ruangan sehingga menggunakan persamaan seperti berikut ini:
E. A
N=
ϕ . Cu . LLF
Keterangan:
N : Jumlah titik lampu
E : Kuat penerangan (Lux)
A : Luas ruangan
ϕ : Total nilai pencahayaan lampu (Lumen)
Cu : Coefisien of utilization (50% - 65%)
LLF : Light Loss of Factor (0,7- 0,8)

7.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan perancamgan instalansi
kelistrikan rumah ini, antara lain:
1. Software AutoCAD
2. Laptop
7.4 Langkah Percobaan
1. Buka aplikasi AutoCAD
2. Tentukan sketsa atau denah rumah yang akan dibuat
3. Gambar sketsa yang telah ditentukan pada AutoCAD dengan ukuran yang
sesuai dengan skala yang telah ditetapkan
4. Kemudian rangkai rangkaian listrik yang terinstalasi pada denah rumah
dengan tabel beban dan peralatan yang telah ditentukan
5. Jika sudah, lakukan analisis penggunaan beban dan listrik pada denah rumah
yang telah dibuat pada autocad

7.5 Gambar Percobaan

Gambar 7.4 Gambar denah kelompok 5


7.6 Data Percobaan
Tabel 7.2 Daftar beban instalasi listrik kelompok 5
Total Luas
Beban
No. Ruangan Beban Terpasang Beban Ruangan
(Watt)
(Watt) (m2)
1. Garasi Lampu SL 2 buah @ 20 Watt 40 40 5,5 x 6
Lampu SL 2 buah @ 40 Watt
Lampu LED 1 buah @ 10 80
Kamar Watt 10
2. 2210 5x6
Tidur 1 AC 1 PK 2 buah @ 1920 Watt 1920
Stop Kontak 2 buah @100 200
Watt
Lampu SL 1 buah @ 40 Watt
40
Lampu LED 1 buah @ 10
Kamar 10
3. Watt AC 1 PK 1,5 buah @ 1420 4 x 4,5
Tidur 2 1170
1170 Watt Stop Kontak 2
200
buah @ 100 Watt
Lampu SL 1 buah @ 40 Watt
40
Lampu LED 1 buah @ 10
Kamar 10
4. Watt AC 1 PK 1,5 buah @ 1420 4 x 4,5
Tidur 3 1170
1170 Watt Stop Kontak 2
200
buah @ 100 Watt
Lampu SL 2 buah @ 10 Watt
20
5. Teras Lampu Sorot 1 buah @ 10 30 2,4 x 5
10
Watt
Lampu SL 4 buah @ 20 Watt
Ruang 80
6. Stop kontak 2 buah @ 100 280 4x5
Tamu 200
Watt
Lampu SL 4 buah @ 20 Watt 80
Ruang
7. Stop Kontak 2 buah @100 200 380 4,5 x 4,5
Keluarga
Watt TV 1 buah @100 Watt 100
Lampu SL 2 buah @ 30 Watt 60
8. Musholla 160 3 x 3,5
Kipas Angin @ 100 Watt 100
Lampu SL 2 buah @30 Watt
Kamar 60
9. Heater dan Mesin Cuci @ 600 660 3,5 x 4
Mandi 600
Watt
Lampu LED 4 buah @ 18 Watt 72
Ruang Lampu SL 1 buah @ 20 Watt 20
10. 492 4x4
Makan Dispenser 1 buah @ 400 Watt 400
Lampu SL 4 buah @ 30 Watt 120
Kulkas 1 buah @ 330 Watt 330
11. Dapur Rice Cooker @ 300 Watt 300 950 2,5 x 3
Microwave @ 200 Watt 200
Lampu LED 1 buah @ 40
12. Gudang 40 40 3,5 x 2,7
Watt
TOTAL 8082 206,9
7.7 Analisis dan Pembahasan

7.7.1 Perancangan Instalasi Kelistrikan


Denah yang telah dirancang melalui software AutoCAD selanjutnya akan
dipasang instalasi beban kelistrikan. Denah rumah terdiri atas 1 lantai dengan
jumlah ruangan instalasi adalah 12 ruangan. Dari 12 ruangan tersebut akan
dipasang instalasi kelistrikan dengan daftar beban sesuai tabel 7.2. Untuk
mengetahui intensitas penerangan yang ada dalam suatu ruangan, maka kita dapat
menggunakan rumus berikut:
E× A Q ×Cu × LLF
N= → E=
Q ×Cu × LLF A
Keterangan:
N = Jumlah lampu
E = Kuat Penerangan (Lux)
Q = Fluks luminus (Lumen)
A = Luas Ruangan (m2)
Cu = Coefisien of Utilization = (50 - 65 ) %
LLF = Light Loss Factor = 0.7 - 0.8
Akan dilakukan perhitungan intensitas penerangan pada seluruh ruangan
rumah kelompok 5 untuk mengetahui apakah intensitas penerangan setiap
ruangan memenuhi standar yang tertera pada tabel 7.1 atau tidak. Pada percobaan
kali ini kita menetapkan Coefisien of Utilization sebesar 0,65 dan Light Loss
Factor sebesar 0,8. Kemudian, fluks luminus lampu yang akan digunakan dalam
perhitungan intensitas penerangan mengacu pada spesifikasi sebagai berikut.
1. SL 10W, 760 Lumen = 76 lumen/watt
2. SL 15W, 1130 Lumen = 75 lumen/watt
3. SL 20W, 1500 Lumen = 75 lumen/watt
4. SL 25W, 2300 Lumen = 92 lumen/watt
5. SL 30W, 2600 Lumen = 86,67 lumen/watt
6. SL 40W, 3600 Lumen = 90 lumen/watt
7. LED 3W, 250 Lumen = 83,33 lumen/watt
8. LED 4W, 350 Lumen = 87,5 lumen/watt
9. LED 6W, 470 Lumen = 78,33 lumen/watt
10. LED 7W, 600 Lumen = 85,71 lumen/watt
11. LED 9W, 806 Lumen = 89,55 lumen/watt
12. LED 10W, 1035 Lumen = 103,5 lumen/watt
13. LED 13W, 1400 Lumen = 107,69 lumen/watt
14. LED 18W, 2000 Lumen = 111,11 lumen/watt

A. Garasi
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar garasi ialah 60
Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 5,5 × 6 m sehingga
luasnya 33 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 20 watt
dengan jumlah 2 titik lampu, nilai fluks luminus 1500 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
2× 1500× 0,65× 0,8
¿
33
1560
¿
33
E=47,27 Lux
Dari perhitungan di atas, garasi dengan luas 33 m2 yang dipasang 2 buah
lampu SL 20 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar 47,27 Lux. Kuat
penerangan pada garasi kelompok 5 tidak memenuhi standar pencahayaan yang
berlaku, di mana standar minimumnya yaitu 60 Lux.
Maka, sebaiknya 2 buah lampu SL 20 watt diganti dengan 2 buah lampu
LED 18 watt, maka didapatkan:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
2× 2000× 0,65 ×0,8
¿
33
2080
¿
33
E=63,03 Lux
Setelah diganti, maka dapur dapat memenuhi standar pencahayaan dengan
63,03 Lux yang melebihi batas minimum standar pencahayaan, yaitu 60 Lux.

B. Kamar Tidur 1
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar kamar tidur
ialah 120-250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 5 × 6 m
sehingga luasnya 30 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 40
watt dengan jumlah 2 titik lampu, nilai fluks luminus 3600 lumen dan jenis LED
10 watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 1035 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
( ( 2 ×3600 ) + ( 1 ×1035 ) )× 0,65× 0,8
¿
30
4282,2
¿
30
E=142,74 Lux
Dari perhitungan di atas, kamar tidur 1 dengan luas 30 m2 yang dipasang 1
buah lampu SL 40 watt dan LED 10 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar
142,74 Lux. Kuat penerangan pada kamar tidur 1 kelompok 5 sudah memenuhi
standar pencahayaan yang berlaku, di mana standar minimumnya yaitu range
120-250 Lux.

C. Kamar Tidur 2
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar kamar tidur
ialah 120-250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 4 × 4,5 m
sehingga luasnya 18 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 40
watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 3600 lumen dan jenis LED
10 watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 1035 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
( ( 1 ×3600 ) + ( 1 ×1035 ) )× 0,65× 0,8
¿
18
2410,2
¿
18
E=133,9 Lux
Dari perhitungan di atas, ruang tidur 2 dengan luas 18 m2 yang dipasang 1
buah lampu SL 40 watt dan lampu LED 1 buah 10 watt menghasilkan kuat
penerangan sebesar 133,9 Lux. Kuat penerangan pada ruang tidur 2 kelompok 5
telah memenuhi standar pencahayaan yang berlaku, di mana standar minimumnya
yaitu range 120-250 Lux.

D. Kamar Tidur 3
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar kamar tidur
ialah 120 - 250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 4 × 4,5 m
sehingga luasnya 18 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 40
watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 3600 lumen dan lampu jenis
LED 10 watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 1035 lumen. Maka
kuat penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
( ( 1 ×3600 ) + ( 1 ×1035 ) )× 0,65× 0,8
¿
18
2410,2
¿
18
E=133,9 Lux
Dari perhitungan di atas, ruang keluarga dengan luas 18 m2 yang dipasang
1 buah lampu SL 40 watt dan lampu LED 1 buah 10 watt menghasilkan kuat
penerangan sebesar 133,9 Lux. Kuat penerangan pada ruang kamar tidur 3
kelompok 5 telah memenuhi standar pencahayaan yang berlaku, di mana standar
minimumnya yaitu range 120-250 Lux.

E. Teras
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar teras ialah 60
Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 2,4 × 5 m sehingga
luasnya 12 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 10 watt
dengan jumlah 2 titik lampu, nilai fluks luminus 760 lumen dan lampu sorot 10
watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 900 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
( ( 2 ×760 ) + ( 1 ×900 ) )× 0,65 ×0,8
¿
12
1258,4
¿
12
E=104,86 Lux
Dari perhitungan di atas, dapur dengan luas 12 m2 yang dipasang 2 buah
lampu SL 10 watt dan dipasang 1 buah lampu sorot 10 watt menghasilkan kuat
penerangan sebesar 104,86 Lux. Kuat penerangan pada teras kelompok 5
memenuhi standar pencahayaan yang berlaku, di mana standar minimumnya yaitu
60 Lux.

F. Ruang Tamu
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar ruang tamu
ialah 120 - 250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 4 × 5 m
sehingga luasnya 20 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 20
watt dengan jumlah 4 titik lampu, nilai fluks luminus 1500 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
4 × 1500× 0,65× 0,8
¿
20
3120
¿
20
E=156 Lux
Dari perhitungan di atas, ruang tamu dengan luas 20 m2 yang dipasang 4
buah lampu SL 20 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar 156 Lux. Kuat
penerangan pada ruang tamu kelompok 5 sudah memenuhi standar pencahayaan
yang berlaku, di mana standar minimumnya yaitu range 120 - 250 Lux.

G. Ruang Keluarga
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar ruang
keluarga ialah 120-250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran
4,5 × 4,5 m sehingga luasnya 20,25 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah
lampu jenis SL 20 watt dengan jumlah 4 titik lampu, nilai fluks luminus 1500
lumen. Maka kuat penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
4 × 1500× 0,65× 0,8
¿
20,25
3120
¿
20,25
E=154,07 Lux
Dari perhitungan di atas, ruang keluarga dengan luas 20,25 m2 yang
dipasang 4 buah lampu SL 20 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar 154,07
Lux. Kuat penerangan pada ruang keluarga kelompok 5 sudah memenuhi standar
pencahayaan yang berlaku, di mana standar minimumnya yaitu range 120-250
Lux.

H. Musholla
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar musholla ialah
120 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 3 × 3,5 m sehingga
luasnya 10,5 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 30 watt
dengan jumlah 2 titik lampu, nilai fluks luminus 2600 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
2× 2600× 0,65 ×0,8
¿
10,5
2704
¿
10,5
E=257,52 Lux
Dari perhitungan di atas, mushalla dengan luas 10,5 m2 yang dipasang 2
buah lampu SL 30 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar 257,52 Lux. Kuat
penerangan pada mushalla kelompok 5 tidak memenuhi standar pencahayaan
yang berlaku, di mana kuat penerangan melebihi standar minimumnya yaitu
range 120-250 Lux.
Maka, sebaiknya 2 buah lampu SL 30 watt diganti dengan 2 buah lampu
LED 18 watt, maka didapatkan:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
2× 2000× 0,65 ×0,8
¿
10,5
2080
¿
10,5
E=198,01 Lux
Setelah diganti, maka teras dapat memenuhi standar pencahayaan dengan
198,09 Lux yang memenuhi standar pencahayaan, yaitu.range 120-250 Lux.

I. Kamar Mandi
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar kamar mandi
ialah 250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 3,5 × 4 m
sehingga luasnya 14 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 30
watt dengan jumlah 2 titik lampu, nilai fluks luminus 2600 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
2× 2600× 0,65 ×0,8
¿
14
2704
¿
14
E=193,14 Lux
Dari perhitungan di atas, dapur dengan luas 14 m2 yang dipasang 2 buah
lampu SL 30 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar 193,14 Lux. Kuat
penerangan pada kamar mandi kelompok 5 memenuhi standar pencahayaan yang
berlaku, di mana standar minimumnya yaitu range 250 Lux.

J. Ruang Makan
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar ruang makan
ialah 120 - 250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 4 × 4 m
sehingga luasnya 16 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis LED
18 watt dengan jumlah 4 titik lampu, nilai fluks luminus 2000 lumen dan lampu
jenis SL 20 watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 1500 lumen.
Maka kuat penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
( ( 4 ×2000 ) + ( 1 ×1500 ) )× 0,65 ×0,8
¿
16
4940
¿
16
E=308,75 Lux
Dari perhitungan di atas, dapur dengan luas 16 m2 yang dipasang 4 buah
lampu LED 18 watt dan 1 buah lampu SL 20 watt menghasilkan kuat penerangan
sebesar 308,75 Lux. Kuat penerangan pada ruang makan kelompok 5 tidak
memenuhi standar pencahayaan yang berlaku, di mana kuat penerangannya
melebihi standar pencahayaan, yaitu range 120 - 250 Lux.
Maka sebaiknya, 4 buah lampu LED 18 watt dan 1 buah lampu SL diganti
dengan 4 buah lampu LED 13 watt dan 1 buah lampu SL 20 watt, maka
didapatkan:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
( ( 4 ×1500 ) + ( 1 ×1500 ) )× 0,65× 0,8
¿
16
3900
¿
16
E=243,75 Lux
Setelah diganti, maka dapur dapat memenuhi standar pencahayaan dengan
243,75 Lux yang berada di dalam range 120-250 Lux.

K. Dapur
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar dapur ialah
250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 2,5 × 3 m sehingga
luasnya 7,5 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis SL 30 watt
dengan jumlah 4 titik lampu, nilai fluks luminus 2600 lumen. Maka kuat
penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
4 × 2600× 0,65 ×0,8
¿
7,5
5408
¿
7,5
E=721,06 Lux
Dari perhitungan di atas, dapur dengan luas 7,5 m2 yang dipasang 4 buah
lampu SL 30 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar 721,06 Lux. Kuat
penerangan pada dapur kelompok 5 tidak memenuhi standar pencahayaan yang
berlaku, dimana melebihi standar minimumnya yaitu range 120-250 Lux.
Maka sebaiknya, 4 buah lampu SL 30 watt diganti dengan 4 buah lampu
LED 7 watt, maka didapatkan:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
4 × 600× 0,65 ×0,8
¿
7,5
1248
¿
7,5
E=166,4 Lux
Setelah diganti, maka dapur dapat memenuhi standar pencahayaan dengan
166,4 Lux yang berada di dalam range 120-250 Lux.

L. Gudang
Berdasarkan Tabel 7.1 dimana menyebutkan bahwa standar gudang ialah
250 Lux, di mana ruangan yang akan dibuat memiliki ukuran 3,5 × 2,7 m
sehingga luasnya 9,45 m2. Jika lampu yang akan digunakan ialah lampu jenis
LED 40 watt dengan jumlah 1 titik lampu, nilai fluks luminus 5000 lumen. Maka
kuat penerangan Lux adalah:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
1×5000 × 0,65× 0,8
¿
9,45
2600
¿
9,45
E=275,13 Lux
Dari perhitungan di atas, dapur dengan luas 9,45 m2 yang dipasang 1 buah
lampu LED 40 watt menghasilkan kuat penerangan sebesar 275,13 Lux. Kuat
penerangan pada gudang kelompok 5 tidak memenuhi standar pencahayaan yang
berlaku, di mana melebihi standar minimumnya yaitu range 120-250 Lux.
Maka sebaiknya, 1 buah lampu LED 40 watt diganti dengan 1 buah lampu
SL 25 watt, maka didapatkan:
N ×Q ×Cu × LLF
E=
A
1× 2300× 0,65× 0,8
¿
9,45
1196
¿
9,45
E=126,56 Lux
Setelah diganti, maka dapur dapat memenuhi standar pencahayaan dengan
126,56 Lux yang berada di dalam range 120-250 Lux.
Dikarenakan ada perubahan lampu pada garasi, ruang makan, dapur, dan
gudang, maka didapatkan hasil seperti berikut:
Tabel 7.3 Data Instalasi Rumah Kelompok 5
Beban Total Beban
Ruangan Beban Terpasang
(Watt) (Watt)
Lampu LED 2 buah
Garasi 36 26
@18 Watt
Lampu SL 2 buah
80
@40 Watt
Kamar Tidur 1 90
Lampu LED 1 buah
10
@10 Watt
Lampu SL 1 buah
40
@40 Watt
Kamar Tidur 2 50
Lampu LED 1 buah
10
@10 Watt
Lampu SL 1 buah
40
@40 Watt
Kamar Tidur 3 50
Lampu LED 1 buah
10
@10 Watt
Lampu SL 2 buah @
20
10 Watt
Teras 30
Lampu Sorot 1 buah
10
@ 10 Watt

Tabel 7.3 (lanjutan)


Ruangan Beban Terpasang Beban Total Beban
(Watt) (Watt)
Ruang Tamu Lampu SL 4 buah @ 80 80
20 Watt
Ruang Lampu SL 4 buah @ 80 80
Keluarga 20 Watt
Musholla Lampu LED 2 buah 36 36
@18 Watt
Kamar Mandi Lampu SL 2 buah 60 60
@30 Watt
Ruang Makan Lampu LED 4 buah 72 92
@18 Watt
Lampu SL 1 buah 20
@20 Watt
Dapur Lampu SL 4 buah 120 127
@30 Watt
Lampu LED 1 buah 7
@7 Watt
Gudang Lampu SL 1 buah 25 25
@25 Watt
Total 746

Tabel 7.4 Perhitungan kuat intensitas penerangan setelah penggantian lampu


Standar Tingkat Intensitas
Fluks Luminus Tiap
Ruangan Pencahayaan Penerangan
Ruangan (Lumen)
(Lux) (Lux)
Garasi 60 63,03 4000
Kamar
120 – 250 142,74 8235
Tidur 1
Kamar
120 – 250 133,9 4635
Tidur 2

Tabel 7.4 (lanjutan)


Ruangan Standar Tingkat Intensitas Fluks Luminus Tiap
Pencahayaan Penerangan Ruangan (Lumen)
(Lux) (Lux)
Kamar
120 – 250 133,9 4635
Tidur 3

Teras 60 104,86 2420

Ruang
120 – 250 156 6000
Tamu
Ruang
120 – 250 154,07 6000
Keluarga

Musholla 120 – 250 227,8 4600

Kamar
120 – 250 193,14 2600
Mandi
Ruang
120 – 250 243,75 7500
Makan
Dapur 120 – 250 166,4 2400

Gudang 120 – 250 126,56 2300

Total 2628,34 36365

Intensitas penerangan atau iluminasi disuatu bidang adalah fluks cahaya


yang jatuh pada inti-inti dari bidang itu, satuan untuk intensitas penerangan adalah

Lux (E), 1 Lux merupakan 1 lumen/m2. Jika rumah kelompok 5 memiliki luas

206,9 m2 dan diterangi dengan 36365 lumen, maka intensitas penerangan adalah:
Φ 36365
Erata −rata= = =175,76 lux
A 206,9
7.7.1 Perhitungan Peralatan dan Daya Instalasi Listrik
Pada percobaan pemasangan instalasi rumah menggunakan daya total
9248 W dengan 2 cabang jaringan atau golongan dari setiap jaringan
menggunakan MCB 25 dan 20 A. Golongan ke-1 (kabel warna biru) melintasi
ruang tamu, ruang keluarga , dapur, ruang makan, ruang menjemur, ruang
mencuci dan gudang. Sedangkan golongan ke-2 (kabel warna kuning) melintasi
garasi, kamar tidur 1, kamar mandi, kamar tidur 2, kamar tidur 3 , dan mushola.
Pembagian golongan instalasi kelistrikan harus seimbang dan tidak
direkomendasikan jika terjadi ketidakseimbangan fasa dikarenakan daya (VA)
yang digunakan dalam rentang langganan tegangan rendah. Berikut ini adalah
data rekap untuk instalasi kelistrikan beban yang terpasang pada denah rumah.

Tabel 7.5 Hasil perhitungan peralatan dan daya instalasi listrik

Tabel 7.6 Perhitungan MCB tiap grup dan MCB utama

Daya Total (W) Arus (A) MCB Grup (A) MCB Utama (A)

4980 22,63 25
50
4268 19,4 20
P=S cosφ
P 8082
S= ¿ S=10102,5V
cosφ 0,8
Dari perhitungan di atas, rumah lebih efisien menggunakan MCB utama
50 A dengan daya 10102,5 VA jika diasumsikan pf = 0,8. Yang mana, MCB
utama 50 A yang digunakan tersusun atas 2 MCB grup dengan konfigurasi 25 A
dan 20 A. Tabel 7.5 perhitungan peralatan dan daya listrik diselesaikan dengan
kalkulasi perhitungan peralatan dan dayanya. Instalasi listrik dimana instalasi
dibagi 2 golongan, untuk golongan ke-1 memiliki beban 3570 W dengan arus
22,63 A, golongan ke-2 memiliki beban 3290 W dengan arus 19,4 A. Bila daya
ditotal maka daya totalnya sebesar 8082 W dengan MCB konfigurasi 25 A dan 20
A agar sesuai standar dan efisien masing masing.
7.7.1 Gambar Instalasi Kelistrikan dan Single Line Diagram Rumah
A. Data Standar Kabel KHA
Tabel 7.7 Standar ukuran kabel KHA dalam instalasi listrik

Berdasarkan tabel 7.7 maka dapat dikategorikan pemilihan kabel sebagai


berikut.
1. MCB Utama Rumah, memiliki kapasitas arus yaitu 50 A didapatkan ukuran
kabel adalah 3 × 6 mm2 dengan jenis kabel NYY/NYM.
2. MCB Cabang Golongan ke 1 memiliki kapasitas arus yaitu 25 A didapatkan
ukuran kabel adalah 3 × 4 mm2 dengan jenis kabel NYY/NYM.
3. MCB Cabang Golongan ke 2 memiliki kapasitas arus yaitu 20 A didapatkan
ukuran kabel adalah 3 × 4 mm2 dengan jenis kabel NYY/NYM.
B. Instalasi Denah Rumah
Dari semua perhitungan yang telah dilakukan dan dijabarkan pada subbab
sebelumnya maka didapatkan gambar instalasi dari denah rumah pada Gambar 8.1
adalah seperti terlihat pada Gambar 7.5.

Gambar 7.5 Denah rumah kelompok 5 dengan instalasi listrik


C. Instalasi Single Line Diagram

Gambar 7. 6 Data lengkap instalasi single line diagram


Pada Gambar 8.6, data lengkap instalasi terbagi atas 2 golongan utama
dengan rincian beban sebagai berikut:
 Golongan ke-1 (biru), memiliki intalasi beban berupa 4 lampu SL 20 Watt, 2
stop kontak 100 Watt, 4 lampu SL 20 Watt, 3 stop kontak 100 Watt, 4
lampu SL 3 stop kontak 400 Watt, 4 lampu LED 18 Watt, 1 lampu SL 20
Watt, 1 lampu SL 30 Watt,1 lampu LED 25 Watt, dan 1 stop kontak 600
Watt.
 Golongan ke-2 (kuning), memiliki intalasi beban berupa 2 lampu SL 40
Watt, 1 AC 1920 Watt, 2 lampu SL 40 Watt, 1 lampu LED 10 Watt, 2 stop
kontak 100 Watt, 1 lampu SL 30 Watt,1 lampu SL 40 Watt, 1 lampu LED
10 Watt, 1 AC 1170 Watt, 2 stop kontak 100 Watt 1 lampu SL 40 Watt, 1
lampu LED 10 Watt, 1 AC 1170 Watt, 2 stop kontak 100 Watt , 2 lampu SL
20 Watt, 1 stop kontak 100 Watt

Gambar 7.7 Single line diagram panel kelistrikan


Instalasi single line diagram utama pada Gambar 8.7 didapatkan rating
arus sebesar 10,38 A sehingga digunakan kapasitas MCB Utama sebesar 16 A
(langganan PLN 3500 VA) dengan kabel menggunakan tipe NYY/NYM 3 × 4
mm2. Selain itu, pada single line diagram terlihat bahwa instalasi utama dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu:
 Golongan ke-1 mempunyai daya total 1125 W dengan arus sebesar 5,11 A
sehingga menggunakan MCB 6 A (1300 VA). Kabel penghantar yang
digunakan NYY/NYM 3 × 4 mm2.
 Golongan ke-2 mempunyai daya total 1160 W dengan arus 5,27 A sehingga
menggunakan MCB 6 A (1300 VA). Kabel penghantar yang digunakan
NYY/NYM 3 × 4 mm2.
7.8 Kesimpulan

1. Autocad merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk mendesain


gambar denah rumah dan instalasi listrik.
2. Intensitas penerangan/iluminasi di suatu bidang adalah fluks cahaya yang
jatuh pada inti-inti dari bidang itu, satuan untuk intensitas penerangan adalah
Lux (E), 1 Lux adalah 1 lumen/m2.
3. Berdasarkan hasil perhitungan kuat penerangan, Sebagian besar ruangan pada
rumah Kelompok 5 masih belum memenuhi standar pencahayaan seperti:
Mushola, Garasi, Ruang Makan, Dapur, dan Gudang. Namun setelah
dilakukan perbaikan dengan mengganti beban terpasang makan intensitas
pencahayaan rumah Kelompok 5 sudah memenuhi standar pencahayaan.
4. Pembagian golongan instalasi kelistrikan harus seimbang dan tidak
direkomendasikan jika terjadi ketidakseimbangan fasa dikarenakan daya
(VA) yang digunakan dalam rentang langganan tegangan rendah.

5. Rumah Kelompok 5 lebih efisien menggunakan MCB utama 40 A dengan


daya 10102,5 VA dan diasumsikan pf = 0,8. Dimana, MCB utama 40 A yang
digunakan tersusun atas 2 MCB grup dengan konfigurasi 20 A dan 20 A.
REFERENSI

[1] Enggar. AutoCAD. Yogya Executive School. [online]. Available:


https://www.yesjogja.com/materi/teknologi-informasi/desain-teknik-
rancang-bangun/autocad-autocad-2d-3d/.
[2] Abadi, Risky. Mengenal Simbol Instalansi Listrik Beserta Fungsinya.
Thecityfoundry. [online]. Available: https://thecityfoundry.com/simbol-
instalasi-listrik/

Anda mungkin juga menyukai