Anda di halaman 1dari 85

Mengaji Surah at-Tin

Manusia adalah makhluk Allah yang paling


mulia. Allah menciptakannya dengan
bentuk jasmani yang indah. Allah juga
membekali manusia dengan akal dan
pikiran agar mereka dapat
menggunakannya untuk kebaikan. Jika ada
manusia yang menggunakan akal-nya
untuk kejahatan, ia akan menjadi manusia
yang hina.
Apa pun bentuk jasmani kita, sudah seharusnya kita syukuri. Anggota tubuh pemberian
Allah ini hendaknya kita gunakan untuk kebaikan. Apalagi kita kita sudah diberi akal
pikiran yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Isi Materi
A. Membaca Surah at-Tin

B. Menghafal Surah at-Tin

C. Menulis Surah at-Tin

D. Makna Kandungan Surah at-Tin


A. Membaca Surah at-Tin
Surah at-Tin termasuk dalam kelompok Surah Makkiyah, yaitu surah
yang diwahyukan Allah sebelum Nabi Muham-mad hijrah. Surah
at-Tin terletak pada juz 30 dan merupakan surah yang ke-95. Surah
ini terdiri atas 8 ayat.
Sebelum membacanya, terlebih dahulu kita membaca taawuz dan
basmalah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membaca Surah at-Tin
adalah sebagai berikut.
1. Terdapat bacaan qalqalah, yaitu ketika ada huruf qalqalah mendapatkan
harakat sukun, cara membacanya harus dipantulkan. Perhatikan beberapa
contoh di bawah ini!

2. Tanda baca mad juga banyak terdapat dalam Surah at-Tin. Panjangkan
bacaan jika terdapat tanda mad, baik ketika berharakat fathah, kasrah,
maupun damah. Perhatikan contoh di bawah ini!
3. Perhatikanlah cara membacanya berdasarkan ilmu tajwid!
Ada beberapa bacaan yang harus dibaca jelas atau
mendengung. Perhatikan beberapa contoh lafal di bawah
ini!
B. Menghafal Surah at-Tin
Surah at-Tin termasuk kelompok surah-surah pendek. Jumlah
ayatnya yang sedikit menjadi tidak sulit untuk meng-hafalnya.
Bacalah berulang-ulang dengan fasih dan benar. Mulailah dengan
ayat yang pertama.

Jika ayat yang pertama sudah hafal ulangilah lagi sekali lagi, baru
kemudian dilanjutkan dengan ayat yang kedua. Begitulah seterusnya
cara menghafalkannya.
Untuk menjaga hafalanmu, bacalah Surah at-Tin ketika salat. Setelah
membaca Surah al-Fatiha pada rakaat pertama atau kedua, bacalah
Surah at-Tin. Dengan cara seperti itu, hafalanmu akan makin lancar.
C. Menulis Surah at-Tin
Amatilah lafal Surah at-Tin dengan cermat! Perhatikanlah tulisannya
ayat per ayat, bagaimana bentuk penulisan huruf hijaiah dalam setiap
ayat tersebut! Cermatilah setiap perubahan bentuk hurufnya, baik
ketika berada di depan, di tengah, maupun di belakang.

Sekarang mari berlatih menulis Surah at-Tin dengan benar. Kita mulai
dari ayat yang pertama.

Tulislah ayat di atas dengan pelan-pelan dan perhatikan bentuk


hurufnya! Huruf apa saja yang berubah bentuknya dan huruf apa saja
yang tidak dapat menyambung huruf di depannya. Ingatlah dengan
baik huruf yang harus berubah bentuk dengan yang tidak berubah
bentuk!
Setelah lancar menulis ayat yang pertama dan ingat per-ubahan
bentuknya, sekarang kita mulai menulis ayat yang kedua.

Mulailah menulis ayat kedua dengan hati-hati! Perhatikan dengan


cermat bagaimana lekukan bentuk hurufnya, jumlah titiknya, dan
penempatan harakat sesuai dengan bunyi lafalnya! Cermatilah
bagaimana perubahan bentuk hurufnya ketika bersambung dengan
huruf lainnya! Mudah bukan menulis kalimat dalam Surah at-Tin?
Setelah kamu dapat menulis kedua ayat tersebut dengan benar,
lanjutkanlah dengan ayat yang ketiga dan seterusnya! Lakukanlah
dengan cermat seperti ketika menulis ayat pertama dan kedua! Jika
sudah selesai, mintalah gurumu mengoreksi tulisanmu. Selamat
menulis Surah at-Tin.
D. Makna KandunganSurah at-Tin
Surah at-Tin mengandung pesan-pesan yang sangat penting bagi
manusia. Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna
bentuknya. Allah juga mengingatkan bahwa banyak manusia yang
menjadi makhluk yang hina karena perilaku mereka yang tercela.
Allah hanya akan memberikan pahala kepada orang yang beriman
dan berbuat kebaikan. Marilah kita pahami arti dan makna setiap
ayatnya!
Ayat pertama menjelaskan Allah Swt. bersumpah dengan buah tin dan
buah zaitun. Sumpah menunjukkan kesungguhan Allah Swt. di dalam
memberikan peringatan kepada manusia. Ayat ini ditujukan kepada
bangsa Arab waktu itu. Buah tin dan buah zaitun merupakan tanaman
yang paling banyak dikenal di wilayah Arab. Dengan begitu, mereka
bisa memahami makna sumpah Allah Swt. tersebut.
Ayat kedua juga merupakan sumpah Allah Swt. yang menggu-nakan nama
gunung, yaitu Gunung Sinai. Gunung Sinai adalah tempat ketika Nabi Musa a.s.
mendapatkan wahyu dari Allah berupa kitab Taurat.

Ayat ketiga juga masih menunjukkan sumpah Allah Swt. yang menggunakan
nama Kota Mekah yang dijamin keamanannya oleh Allah. Kota Mekah adalah
kota yang mulia karena sebagai kota kelahiran Nabi Muhammad saw. dan
tempat Ka’bah atau Baitullah. Keempat nama yang digunakan sebagai sumpah
Allah Swt., yaitu buah tin, buah zaitun, Gunung Sinai, dan Kota Mekah adalah
nama-nama yang sudah dikenal masyarakat Arab. Hal ini untuk memberikan
penegasan kepada kaum Quraisy bahwa mereka sedang diingatkan oleh Allah
Swt. agar menjadi manusia yang mulia.

Ayat keempat menerangkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah Swt. dengan
bentuk yang sempurna. Melalui ayat ini Allah mengingatkan kepada manusia
agar senantiasa bersyukur kepada Allah. Bentuk tubuh yang sempurna harus
disyukuri dengan cara menggunakannya untuk kebaikan.
Ayat kelima merupakan peringatan dari Allah bahwa meskipun manusia memiliki
bentuk yang sempurna, dia dapat menjadi manusia yang rendah. Manusia yang
tidak menyadari kesem-purnaannya sebagai makhluk, akan mudah dipengaruhi
oleh hawa nafsunya, yang menyebabkan perbuatan jahat. Keja-hatan dan
kemaksiatan itulah yang menyebabkan manusia jatuh ke dalam kehinaan.

Ayat keenam menjelaskan bahwa manusia yang tidak jatuh dalam kehinaan adalah
mereka yang beriman dan menger-jakan kebaikan. Mereka ini akan diberikan oleh
Allah Swt. pahala yang tiada terkira. Dengan demikian, keimanan dan amal saleh
dapat meningkatkan derajat manusia. Kejahatan dan kemaksiatan dapat
merendahkan martabat manusia.
Ayat ketujuh ditujukan kepada orang-orang yang tidak mau beriman dan
mengerjakan kebaikan. Mengapa mereka tidak memercayai hari pembalasan,
padahal Allah sudah memberi-kan keterangan dan bukti yang jelas.
Ayat yang terakhir atau kedelapan ini menyatakan dengan pertayaan bahwa Allah
adalah Tuhan Yang Mahaadil dalam memberikan pembalasan. Orang-orang yang
beriman ke-pada Allah dan memperbanyak amal kebaikan akan men-dapatkan
pahala yang banyak. Sebaliknya, orang-orang yang melakukan kemaksiatan dan
kejahatan, bagi mereka tempat yang hina, baik di dunia maupun di akhirat.

Berdasarkan arti dari Surah at-Tin di atas, kandungan makna-nya dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna.
2. Manusia dapat jatuh menjadi makhluk yang hina karena per-buatannya sendiri.
3. Allah memuliakan dan memberikan pahala berlipat ganda kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal kebajikan.

4. Orang-orang yang tidak memercayai atau mendustakan Allah, akan mendapatkan


pembalasan pada hari kiamat.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.
Mengenal Nama Allah dan
Kitab-Nya
Allah adalah sumber kebaikan bagi manusia.
Dengan kekuasaan Allah, manusia bisa hidup
dan mati. Semua kehidupan bersumber dari
Allah Yang Maha Esa. Semua yang terjadi
merupakan bukti kekuasaan Allah. Kita wajib
mengimaninya dalam hati dan
mengamalkannya dalam perbuatan.
Allah adalah Tuhan semesta alam yang telah menciptakan langit dan bumi serta
seisinya. Allah Swt. memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan asmaul
husna. Sebutlah nama-nama Allah Swt. dalam setiap zikir dan doa kita sehari-hari.
Isi Materi
A. Mengenal Allah Swt.

B. Mengenal Kitab-Kitab Allah Swt.

C. Kitab Allah Membawa Ajaran Terpuji


A. Mengenal Allah Swt.

1. Al-Mumit
Al-Mumit artinya Maha Mematikan. Allah bersifat Al-Mumit berarti
Allah berkuasa untuk mematikan semua yang dicipta-kan-Nya.
Kematian setiap makhluk adalah kehendak Allah.
Al-Mumit menunjukkan kekuasaan dan kehendak Allah terhadap
makhluk-Nya. Allah berkuasa penuh atas semua makhluk yang
diciptakan-Nya. Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat menandingi
kekuasaan Allah. Segala yang hidup di dunia ini akan mengalami
kematian. Setiap benda yang ada di alam semesta juga akan
mengalami kehancuran. Semua terjadi karena Allah memiliki asmaul
husna Al-Mumrt.
Lihatlah di sekitarmu! Barangkali kamu mendengar berita tentang
kematian seseorang atau mungkin tetanggamu meninggal dunia,
padahal kemarin masih sehat. Ada bayi yang baru lahir meninggal
dunia, ada juga yang meninggal sudah berusia lanjut.
Perhatikan juga alam di sekelilingmu! Ada pohon yang tiba-tiba kering
dan mati. Ada bunga yang layu meskipun sering disiram. Banyak
ayam mati karena terserang penyakit. Masih banyak lagi contoh
kematian makhluk Allah.
Contoh di atas merupakan bukti bahwa Allah memiliki sifat Al-Mumit.
Kematian itu merupakan kepastian yang akan terjadi pada setiap yang
bernyawa.
Sebagai orang yang beriman kita harus meyakini bahwa kematian itu
pasti terjadi. Kehidupan di dunia ini hanya sementara. Setiap muslim
harus mengisi kehidupannya untuk beribadah dan berbuat kebaikan.
Oleh karena itu, banyaklah berbuat kebaikan dengan melaksanakan
semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Al-Hayyu
Al-Hayy artinya Mahahidup. Allah memiliki sifat Al-Hayy berarti Allah
Mahahidup. Kehidupan Allah kekal dan tidak akan pernah berakhir. Hal ini
berbeda dengan kehidupan makhluk-Nya yang pasti berakhir. Allah-lah yang
menghidupkan makhluk di dunia ini. Tidak mungkin kehidupan Allah berakhir
karena Allah yang mengurus kehidupan di alam semesta.
Perhatikanlah pergantian siang dan malam atau bagaimana matahari dan bulan
bergantian terbit dan terbenam! Peristiwa itu terjadi setiap hari, tidak pernah
berubah, dan selalu terjadi sesuai dengan waktunya. Tidak pernah tertukar
peredaran antara matahari dan bulan. Semua berjalan sesuai dengan
ketentuan masing-masing.
Keteraturan alam semesta adalah bukti bahwa Allah Maha-hidup. Allah adalah
pengatur kehidupan bagi semua makhluk-Nya. Semua yang terjadi di dunia ini
berada dalam peng-awasan Allah.
3. Al-Qayyum
Al-Qayyym artinya berdiri sendiri. Allah bersifat Al-Qayyum berarti Allah adalah
Zat Yang Mahamandiri, tidak bergantung kepada makhluk-Nya. Kemandirian
Allah merupakan wujud keagungan dan kekuasaan-Nya. Kehendak Allah
dapat terwujud dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh makhluk. Allah
menciptakan sesuatu sendiri, mengatur sendiri, serta menghidupkan dan
mematikan sendiri tanpa campur tangan siapa pun.
Lihatlah betapa luasnya alam semesta! Ada beberapa planet di galaksi bima
sakti, termasuk bumi yang kita tempati. Masih ingatkah kamu apa saja
planet-planet itu? Bumi kita bukanlah planet yang terbesar, tetapi bagi manusia
bumi sangat luas. Jika ditambah dengan planet-planet yang lain, tidak terhitung
lagi luasnya alam semesta ini. Tahukah kamu siapakah yang menciptakannya?
Penciptanya hanya satu, yaitu Allah Swt. Allah menciptakan alam semesta
tanpa bantuan siapa pun. Allah mencipta-kannya dengan kekuasaan-Nya yang
agung. Tidak mungkin alam ini diciptakan oleh lebih dari satu Tuhan.
Keteraturan alam semesta juga menjadi bukti kemandirian Allah. Semua yang
ada di dunia berjalan mengikuti aturan Allah. Semua terjadi sesuai dengan
kehendak Allah sendiri. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat mengubah
aturan Allah.
4. Al-Ahad
Al-Ahad artinya Yang Maha Esa. Allah memiliki asmaul husna Al-Ahad berarti
Allah itu Tuhan Yang Mahatunggal. Hanya ada satu Tuhan di alam ini, yaitu
Allah Swt. Allah hanya satu, berarti tidak ada tuhan selain Allah.
Tahukah kamu bagaimana peredaran sistem tata surya kita? Matahari menjadi pusat
peredaran planet. Bumi beredar mengelilingi matahari sehingga terjadilah siang dan
malam. Semua planet berputar pada porosnya sehingga tidak saling bertabrakan.

Keteraturan sistem tata surya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang
mengatur. Pengatur sistem tata surya pasti lebih hebat dan lebih kuat daripada planet.
Dialah Allah Yang Mahatunggal, yang menguasai dan menciptakan hukum alam.

Lihatlah di sekitarmu! Ke mana jatuhnya daun yang bergu-guran? Lemparkanlah batu


ke atas! Ke mana batu tersebut akan jatuh? Semua benda yang jatuh pasti menuju
bumi. Mengapa? Sebab, bumi memiliki gaya gravitasi.
Siapakah yang menciptakan gaya gravitasi bumi? Dia adalah yang menciptakan
bumi, yaitu Allah Swt. Allah satu-satunya Tuhan yang menciptakan bumi dengan
segala isinya.
B. Mengenal Kitab-Kitab Allah Swt.
1. Pengertian Kitab Allah Swt.
Kitab berasal dari bahasa Arab yang artinya buku. Kitab Allah berarti buku Allah,
yaitu buku yang berasal atau bersumber dari wahyu Allah. Dinamakan kitab atau
buku karena bentuknya seperti buku, berupa lembaran-lembaran yang di
dalamnya tertulis ajaran-ajaran yang diwahyukan Allah kepada para Rasul-Nya.
Karena berasal dari wahyu Allah sehingga dinamakan kitab suci.

Kitab Allah adalah ajaran-ajaran yang bersumber dari Allah. Kitab ini diwahyukan
melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada para rasul. Para rasul bertugas
untuk mengajarkan ajaran kitab suci kepada umat manusia. Kitab Allah ini berisi
petunjuk, baik berupa kewajiban-kewajiban maupun larangan-larangan yang
harus dipatuhi.
2. Nama-Nama Kitab Allah dan Rasul Penerimanya
a. Kitab Taurat Diwahyukan kepada Nabi Musa a.s.
Kitab Taurat adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Musa a.s.
Beliau menerimanya ketika sedang ber-munajat di Bukit Tursina, Gunung
Sinai. Taurat dalam bahasa Ibrani artinya undang-undang, syariat, atau
peraturan. Kitab ini menjadi pedomanan bagi kaum Nabi Musa a.s., yaitu
bangsa Yahudi. Melalui Kitab Taurat, Nabi Musa a.s. mengajak umat Yahudi
untuk beriman kepada Allah, melaksanakan kewajiban-kewajiban, dan
meninggal-kan larangan-larangan-Nya.
Kitab Taurat mengandung sepuluh ajaran pokok, yaitu:
1) mengakui keesaan Allah Swt;
2) larangan menyembah patung dan berhala karena Allah tidak dapat
diserupai dengan makhluk-makhluk-Nya;
3) larangan menyebut Allah dengan sia-sia;
4) memuliakan hari Sabtu;
5) menghormati ayah dan ibu;
6) larangan membunuh sesama manusia;
7) larangan berzina;
8) larangan mencuri;
9) larangan menjadi saksi yang berdusta;
10) larangan memiliki keinginan untuk menguasai hak orang lain.
Dengan demikian, di dalam Kitab Taurat terdapat perintah dan larangan.
Perintah tersebut meliputi kewajiban untuk mengesakan Allah Swt.,
memuliakan hari Sabtu, dan menghormati kedua orang tua. Adapun
larangan yang terdapat dalam Kitab Taurat adalah larangan menyembah
berhala, menyebutkan Allah dengan sia-sia, membunuh, berzina, mencuri,
menjadi saksi palsu, dan keinginan me-nguasai hak orang lain.
b. Kitab Zabur Diwahyukan kepada Nabi Dawud a.s.
Kitab Zabur diwahyukan Allah kepada Nabi Dawud a.s. Dalam bahasa Ibrani,
Zabur disamakan dengan istilah yang artinya lagu, musik, atau pujian. Kitab
Zabur ini men-jadi pedoman bagi umat Nabi Dawud a.s., yaitu Bani Israil agar
mereka menyembah Allah dan mengikuti ajaran yang dibawa dan
disampaikan oleh Nabi Dawud a.s. Isi kitab Zabur, antara lain:
1) doa dan zikir;
2) nasihat, hikmah, dan pedoman berbuat kebajikan;
3) ajaran kebenaran.
Kitab Zabur tidak mengandung aturan hukum atau syariat. Kandungannya
hanya mengenai berita, cerita, zikir, doa, dan hikmah-hikmah. Oleh sebab itu,
Nabi Dawud a.s. tidak mempunyai syariat tersendiri. Nabi Dawud a.s. dan
umat-nya mengikuti dan meneruskan syariat yang dibawa oleh Nabi Musa a.s.
c. Kitab Injil Diwahyukan kepada Nabi Isa a.s.
Kitab Injil adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. yang diutus
oleh Allah kepada kaum Yahudi untuk meneruskan ajaran yang dibawa oleh Nabi
Musa a.s. dan Nabi Dawud a.s. Kitab Injil ini bertujuan untuk menyempur-nakan
Kitab Taurat. Namun, dalam perkembangannya, umat Yahudi tetap memegangi
kitab Taurat dan tidak menerima kitab Injil yang dibawa oleh Nabi Isa. Umat yang
mengikuti ajaran-ajaran Nabi Isa sebagaimana yang terkandung di dalam Kitab Injil
dinamakan dengan Nasrani.
d. Kitab Al-Qur’an Diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
Kitab suci terakhir yang diwahyukan Allah adalah Kitab Al-Qur’an. Kitab ini
diwahyukan kepada nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Al-Qur’an
menjadi pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an diwahyukan oleh Allah melalui
Malaikat Jibril. Turunnya wahyu Al-Qur’an tidak sekaligus, tetapi berangsur-angsur
selama 23 tahun.
Kandungan pokok kitab suci Al-Qur’an:
1) Tauhid, yaitu ajaran tentang keimanan akan keesaan Allah Swt. Umat Islam
harus meyakini bahwa Allah itu hanya satu.
2) Ibadah, yaitu ucapan atau perbuatan untuk mengabdi kepada Allah Swt. Ibadah
yang sifatnya wajib, antara lain salat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu.
Ibadah yang hukumnya sunah, misalnya zikir, salat sunah, sedekah, umrah,
dan puasa Senin Kamis.
3) Akhlak, yaitu ajaran tentang sikap dan perilaku terhadap Allah Swt. dan kepada
sesama manusia serta makhluk lainnya. Inti ajaran ini adalah bagaimana
berperilaku yang terpuji kepada semua orang, seperti hormat dan patuh kepada
orang tua, guru, hormat kepada anggota keluarga, dan tolong-menolong.
4) Fikih, yaitu aturan hukum bagi kehidupan manusia, yang berisi perintah dan
larangan. Perintah menunjukkan sesuatu yang harus dikerjakan, seperti salat,
puasa, zakat, dan haji. Larangan berarti sesuatu yang tidak boleh dikerjakan,
seperti mencuri, membunuh, dan memfitnah.
5) Janji dan ancaman, yaitu janji pahala dan kenikmatan bagi mereka yang iman
dan takwa kepada Allah serta ancaman yang berupa siksa di neraka bagi
mereka yang mengingkari ajaran Allah.
6) Kisah, yaitu cerita atau sejarah kejadian di masa lampau, seperti kisah para nabi,
para raja, orang-orang saleh, dan kisah umat atau kaum ter dahulu. Kisah ini
memberikan pelajaran kepada manusia agar mau meng ambil hikmahnya.

Kitab suci Al-Qur’an adalah kitab yang paling lengkap karena sebagai penyempurna
kitab-kitab sebelumnya. Kitab ini ber-laku sejak masa Nabi Muhammad saw. hingga
akhir zaman.
C. Kitab Allah Membawa Ajaran terpuji
1. Berperilaku Terpuji kepada Allah Swt.
Setiap muslim wajib melaksanakan ajaran-ajaran terpuji yang tertuang dalam
kitab Al-Qur’an, seperti melaksanakan salat, berpuasa pada bulan Ramadan,
berzakat, suka bersedekah, dan bermuamalah yang benar sesuai tuntunan
syariat Islam.
2. Berperilaku Terpuji terhadap Sesama
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu ingat untuk melakukan
perbuatan terpuji terhadap sesama. Perbutan ter-puji terhadap sesama dapat
dilakukan di mana saja, seperti di sekolah, di lingkungan rumah, dan di
lingkungan umum.
3. Berperilaku Terpuji terhadap Hewan dan Tumbuhan
Hewan dan tumbuhan termasuk hasil ciptaan Allah yang harus dilindungi dan
disayangi.
4. Berperilaku Terpuji terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia harus menyayangi diri sendiri. Menyayangi diri sendiri dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan badan dan kerapian penampilan.
5. Berperilaku Terpuji Mencintai Lingkungan yang Bersih
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan terasa nyaman jika hidup di lingkungan
yang bersih dan sehat. Untuk itu, kita harus meluangkan waktu untuk
melakukan beberapa hal, seperti menyapu, merapikan, mengepel tempat yang
kita huni, baik di rumah maupun di sekolah. Membuang sampah pada
tempatnya juga termasuk perilaku mencintai lingkungan yang bersih.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.
Siap Menjadi Anak Saleh
Nabi Muhammad saw. diutus ke dunia untuk
menyempurnakan akhlak, yakni membimbing
manusia agar memiliki akhlak mulia. Rasulullah
saw. adalah teladan utama bagi umat Islam.
Semua perkataan dan perbuatannya sangatlah
terpuji.
Sebagai umatnya, kita wajib meneladani akhlak Rasulullah dengan selalu membiasakan
berperilaku terpuji. Di antara akhlak terpuji yang dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari adalah jujur, hormat dan patuh kepada orang tua, guru, dan keluarga. Itulah di
antara akhlak mulia yang harus dimiliki oleh anak saleh.
Isi Materi
A. Bersikap Jujur
B. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua, Guru,
dan Anggota Keluarga
C. Indahnya Saling Menghargai
A. Bersikap Jujur
Kejujuran adalah sesuatu yang mahal harganya. Orang yang jujur adalah
orang yang memiliki harga diri yang tinggi. Kejujuran seseorang merupakan
cerminan dari akhlaknya yang terpuji.
Jujur adalah sebuah perilaku berpegang teguh pada kebe-naran. Orang yang
jujur ucapan dan perbuatannya selalu benar. Dia tidak mau mengucapkan
sesuatu yang berbeda dari kenyataannya. Dia juga tidak suka berbohong
karena kebohongan merupakan sifat tercela.
Orang yang jujur percaya bahwa Allah melihat semua perilaku dan ucapannya.
Kejujuran adalah bukti keimanan dan ketak-waan seseorang.
Sikap jujur harus diterapkan di mana saja: di rumah, di sekolah, dan di
lingkungan masyarakat. Jujur tidak mengenal waktu dan tempat. Di mana saja
kita berada kita harus bersikap jujur. Mengapa kita harus bersikap jujur?
1. Kejujuran menghasilkan kemuliaan. Orang yang membiasa-kan bersikap jujur
kehidupannya akan mulia. Orang lain akan menghormatinya, hidupnya
bahagia, dan Allah akan memberinya derajat yang tinggi di surga.
2. Kejujuran menciptakan perdamaian. Masyarakat yang jujur akan menciptakan
kehidupan yang damai, tenteram, dan aman. Orang yang jujur selalu
menghormati orang lain serta bersikap sopan dan santun.
3. Kejujuran mempererat persaudaraan. Orang yang jujur pasti disenangi orang
lain sehingga banyak temannya. Teman adalah saudara. Makin banyak
saudara, hidup kita akan makin mudah. Setiap saudara akan saling
membantu dan saling menghargai satu sama lain.
Hormat dan Patuh kepada Orang Tua, Guru, dan
B.
Anggota Keluarga
Manusia tidak dapat hidup sendirian. Dia membutuhkan ban-tuan orang lain
dalam kehidupannya. Inilah sebabnya setiap orang harus saling menghormati.
Sikap hormat harus dilaku-kan kepada semua orang, baik orang tua, anak
muda, maupun anak kecil. Mereka semua adalah makhluk ciptaan Allah, yang
kedudukannya sama dengan kita. Menghormati orang lain sama artinya
menghormati diri sendiri.

Siapa orang yang harus kita hormati? Orang yang banyak jasanya kepada kita
harus lebih kita hormati. Mereka adalah orang tua, guru, dan anggota keluarga
kita. Mereka banyak membantu kehidupan kita.
Ayah dan ibu adalah orang pertama yang berjasa kepada kita. Ibu mengandung
kita selama sembilan bulan lebih dengan penuh kepayahan. Setelah lahir, ibu
merawat dan mengasuh kita dengan tiada pernah bosan. Demikian juga, ayah
yang tiada lelah bekerja setiap hari untuk menafkahi kita. Pergi pagi pulang sore
dengan harapan keluarganya hidup sejahtera. Meskipun lelah, ayah tetap giat
bekerja. Semua itu adalah wujud kasih sayang ibu dan ayah kepada anaknya.
Ayah dan ibu adalah orang pertama yang harus kita hormati. Semua nasihatnya
wajib kita patuhi. Seorang anak tidak boleh membangkang kepada orang tua atau
bersikap tidak sopan kepada mereka. Anak yang membangkang disebut anak
durhaka.
Orang kedua yang harus kita hormati adalah guru. Mereka adalah orang tua kita di
sekolah. Guru sangat besar jasanya karena membimbing kita menjadi anak yang
berilmu. Kita bisa membaca, berhitung, memiliki keterampilan, semua itu berkat
jasa dari para guru yang dilakukannya dengan penuh kasih sayang.
Orang ketiga harus kita hormati adalah anggota keluarga. Mereka adalah
orang-orang yang tinggal bersama kita. Adik, kakak, pembantu, kakek, atau nenek
yang tinggal serumah termasuk anggota keluarga. Kita harus hormat dan patuh
kepada mereka. Mengapa? Anggota keluarga adalah orang yang setiap hari kita
temui. Kita selalu membutuhkan mereka, baik ketika sehat maupun sakit. Sebagai
sesama anggota keluarga harus menjaga kerukunan dan kasih sayang.
Kita harus hormat kepada kakak karena dia lebih tua dari kita. Jadi, kita harus
hormat dan patuh. Dengarkanlah nasihatnya dan jangan pernah melawan atau
berani kepadanya. Mintalah bimbingannya ketika kamu belajar atau mengerjakan
PR. Kakakmu pasti dengan senang membantu.
Kita harus sayang kepada adik karena dia lebih muda dari kita. Bimbinglah dia
dengan penuh kasih sayang dan jangan bertindak sewenang-wenang. Kamu
harus bisa menjadi contoh bagi adikmu. Berakhlaklah yang terpuji, pasti adikmu
akan menirunya.
C. Indahnya Saling Menghargai
1. Menghargai Pendapat
Di mana saja ketika kita mengadakan musyawarah, biasanya banyak yang
berpendapat. Dari beberapa pendapat tersebut harus kita hargai, kemudian kita
simpulkan, mana yang terbaik dari beberapa pendapat tersebut untuk dipakai
bersama.
2. Menghargai Perbedaan Pendapat
Perbedaan pendapat tidak boleh menyebabkan pertengkaran atau permusuhan.
Setiap pendapat harus didengarkan dan dihargai. Kita tidak boleh menyalahkan
pendapat orang lain. Perbedaan pendapat harus dimusyawarahkan untuk
men-capai keputusan bersama. Pendapat yang paling baik itulah yang menjadi
pilihan bersama.
3. Cara Menghargai Pendapat Orang Lain
a. Mendengarkan Pendapat Orang Lain
Saat teman kita berbicara, kita harus menyimaknya. Perhati-kan setiap
ucapannya dengan cermat agar kita paham maksud dari pendapatnya tersebut.
Setelah memahami, barulah kita boleh menanggapi pendapatnya. Jangan
me-motong pembicaraan teman sebelum dia selesai berbicara.
b. Tidak Menyalahkan Pendapat Orang Lain
Sikap menyalahkan pendapat orang lain harus dihindari. Hal itu akan
menyebabkan pertentangan pendapat. Dalam mu-syawarah semua peserta
dianggap keluarga sehingga masing-masing peserta harus saling menghormati.
Semua pendapat harus didiskusikan meskipun semua pendapat tidak disetujui.
Caranya pun tidak dengan menyalahkan pendapat orang lain.
c. Menyanggah Pendapat dengan Santun
Ketidaksetujuan terhadap pendapat orang lain harus disam-paikan dengan cara
yang santun. Gunakanlah perkataan yang sopan. Misalnya, ”maaf saya tidak
sependapat dengan kamu” atau ”saya punya pendapat lain yang berbeda”.
Perkataan yang santun adalah wujud menghargai pendapat orang lain.
Meskipun pendapat kita berbeda, orang tidak merasa disalahkan. Semua orang
harus terbuka dengan pendapat orang lain.
d. Mendukung Pendapat yang Benar
Semua pendapat teman harus didengarkan dan diterima. Namun, pendapat
yang dipilih menjadi keputusan bersama adalah yang paling benar. Setelah
semua teman ber-pendapat, pendapat itu harus diseleksi. Setiap orang memilih
pendapat yang paling bermanfaat dan tidak melanggar aturan.
e. Melaksanakan Hasil Keputusan Bersama
Jika keputusan sudah ditetapkan, semua orang harus me-laksanakannya.
Kita tidak boleh mengingkari hasil musya-warah meskipun pendapat kita
tidak dipilih. Keputusan musyawarah harus dijalankan. Ini bagian dari
menghargai pendapat. Semua orang harus rela dan bersungguh-sungguh
menerima keputusan bersama.
Demikianlah beberapa cara menghargai pendapat orang lain. Biasakanlah
menghargai pendapat teman agar dia juga menghargai pendapat kita. Jika
semua orang saling meng-hargai, musyawarah akan berlangsung damai dan
meng-hasilkan keputusan yang bermanfaat bagi semuanya.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.
Bulan Ramadan Penuh Hikmah
Apa yang kalian lakukan saat bulan Ramadan
tiba? Kalian tentu senang saat bulan Ramadan
tiba. Apalagi amalan pada bulan Ramadan
dilipatkan pahalanya. Kaum muslimin juga
berbondong-bondong untuk menunaikan salat
Tarawih pada malam hari.

Bagaimana kalian menyambut bulan Ramadan? Apakah merasa senang atau malah
susah? Sebagai anak muslim tentu kita senang karena dalam bulan Ramadan
perbuatan baik yang kita lakukan akan dilipatgandakan. Oleh karena itu, dalam bulan
ini kaum muslimin berlomba-lomba memperbanyak ibadah.
Isi Materi
A. Arti Puasa

B. Ketentuan Puasa Ramadan

C. Manfaat Puasa

D. Hikmah Puasa
A. Arti Puasa

Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu
yang membatalkan, sejak dari terbit fajar hingga matahari terbenam atau
magrib. Tanda mulai puasa disebut dengan imsak. Imsak artinya
menahan diri. Ketika waktu imsak tiba, kita dianjurkan untuk menahan
diri dari menyantap sahur. Sebab, waktu imsak sebagai tanda salat
Subuh akan datang beberapa menit lagi. Tanda berakhirnya puasa
adalah waktu magrib. Jika azan Magrib sudah ber-kumandang, berarti
sudah boleh berbuka puasa.
Puasa ada beberapa macam
1. Puasa wajib, yaitu puasa yang harus dilakukan oleh umat Islam. Di
antaranya adalah puasa Ramadan, puasa nazar, puasa kifarat, dan puasa
qada.
2. Puasa sunah, yaitu puasa yang dianjurkan untuk dilakukan. Misalnya,
puasa pada hari Senin dan Kamis, puasa 6 hari pada bulan Syawal, puasa
Arafah, dan puasa 10 Muharram.
3. Puasa haram, yaitu puasa yang tidak boleh dilakukan. Misalnya, puasa pada
hari raya Idulfi tri (tanggal 1 Syawal) dan Iduladha (tanggal 10 Zulhijjah),
serta puasa pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah).
B. Ketentuan Puasa Ramadan
1. Pengertian Puasa Ramadan
Puasa Ramadan termasuk salah satu rukun Islam. Hukum melaksana kannya
adalah wajib atau fardu ‘ain. Artinya, setiap umat Islam yang sudah memenuhi
syarat harus menjalankan puasa Ramadan. Jika tidak melaksanakannya, dia
mendapat dosa.
Disebut puasa Ramadan karena puasa ini dilaksanakan pada bulan Ramadan.
Tanda masuknya bulan Ramadan sebagai awal melaksanakan puasa
ditetapkan dengan beberapa tinjauan.
a. Melalui rukyah, yaitu melihat bulan melalui teropong khusus untuk
mengetahui apakah hilal sudah kelihatan atau belum.
b. Melalui hisab, yaitu perhitungan para ahli ilmu falak yang menggunakan rumus-rumus
yang sudah baku.
c. Dengan menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Masa terpanjang bulan
qamariyah adalah 30 hari.

2. Syarat Puasa
Syarat puasa terdiri atas dua macam, yaitu syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajib
artinya segala sesuatu yang harus terpenuhi bagi orang yang hendak melaksanakan
ibadah puasa. Jika syarat wajib terpenuhi, puasa menjadi wajib baginya. Namun, jika syarat
wajib belum terpenuhi, tidak wajib baginya berpuasa. Syarat sah artinya segala sesuatu
yang harus dipenuhi agar puasanya sah. Jika syarat sah tidak terpenuhi, puasanya men
jadi tidak sah.
a. Syarat Wajib Puasa
1) Beragama Islam
2) Berakal. Tidak wajib puasa bagi orang gila atau orang yang mabuk.
3) Balig, yaitu sudah dewasa. Anak-anak kecil yang belum balig belum wajib puasa,
tetapi dianjurkan untuk berlatih puasa.
4) Kuat atau mampu berpuasa. Orang yang sedang sakit, sedang bepergian (musafir),
atau sudah tua, boleh tidak berpuasa, tetapi harus menggantinya (mengqada) di hari
yang lain. Bagi orang tua yang sudah tidak kuat puasa dapat mengganti puasa
dengan membayar fidyah sejum-lah puasa yang ditinggalkan.

b. Syarat Sah Puasa


1) Islam, orang yang tidak beragama Islam tidak sah puasa.
2) Mumayiz, artinya dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan
yang buruk.
3) Suci dari haid dan nifas. Haid adalah darah kotor, sedang-kan nifas adalah darah yang
keluar setelah melahirkan.
4) Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa. Puasa tidak sah jika dilakukan pada
hari-hari yang diharamkan ber-puasa.
3. Rukun Puasa
Rukun atau fardu puasa adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi ketika
sedang berpuasa. Jika rukun tidak terpenuhi salah satunya, puasanya tidak sah
alias batal. Adapun yang termasuk rukun puasa adalah sebagai berikut.
a. Niat puasa pada malam hari, yaitu setiap malam bulan Ramadan. Niat puasa
Ramadan juga boleh ditakjil, artinya niat di malam pertama puasa untuk satu
bulan selama puasa Ramadan. Yang lebih baik adalah jika setiap malam selalu
berniat untuk melaksanakan puasa pada pagi harinya.
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga
matahari terbenam.
4. Sunah-Sunah Puasa
Sunah puasa adalah perbuatan yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala,
tetapi apabila tidak dilakukan, puasanya tetap sah.
Adapun yang termasuk sunah puasa adalah sebagai berikut.

a. Menyegerakan berbuka apabila waktu buka sudah tiba. Saat berbuka


disunahkan untuk membaca doa buka puasa, yaitu sebagai berikut.

Artinya:
Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan
atas rezeki-Mu aku berbuka dengan rahmat-Mu. Ya Tuhan Yang
Maha Pengasih terhadap orang-orang yang penyayang.
b. Berbuka dengan sesuatu yang manis. Rasulullah saw. biasa berbuka
dengan kurma karena kurma rasanya manis sehingga cepat
memulihkan tenaga.
c. Mengakhirkan makan sahur sampai kira-kira 15 menit sebelum waktu subuh.
Tujuannya untuk menambah kekuatan ketika berpuasa.

d. Melaksanakan salat Tarawih dan Witir, tadarus Al-Qur’an, serta iktikaf di masjid
selama bulan Ramadan.
e. Memperbanyak amal kebajikan dan sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim.

5. Batal Puasa
Batal puasa adalah perbuatan-perbuatan yang apabila dilakukan akan membatalkan
puasa.
a. Makan dan minum dengan sengaja. Jika makan dan minum tidak sengaja, tidak
batal puasanya.
b. Muntah yang disengaja.
c. Keluar darah haid atau nifas.
d. Gila atau hilang akal.
e. Murtad atau keluar dari agama Islam.
C. Manfaat Puasa
Mengapa Allah mewajibkan umat Islam berpuasa? Puasa adalah sarana bagi
seseorang untuk melatih sikap sabar dan pengendalian diri. Dengan berpuasa,
orang tidak boleh ber-buat sesuka hatinya. Orang yang berpuasa juga tidak
boleh berbicara yang kotor atau berbohong. Dia harus berhati-hati ketika
berbicara atau bertingkah laku. Itulah yang menye-babkan orang yang berpuasa
harus memiliki sifat sabar dan pengendalian diri.
Sabar artinya menahan diri untuk berbuat sesuatu yang dilarang. Pada saat
berpuasa, seseorang harus mampu bersikap sabar. Dalam hal apa saja
seseorang harus sabar?
1. Sabar menahan makan dan minum selama sehari penuh. Orang yang
berpuasa baru boleh makan setelah waktu berbuka.
2. Sabar untuk tidak makan dan minum secara berlebihan. Nabi saw.
menganjurkan agar kita berbuka dengan makanan ringan dan manis. Jika
makan dan minum berlebihan, akan merugikan kesehatan.
3. Sabar menjalani puasanya tanpa berkeluh kesah. Orang yang berpuasa tidak
boleh mengeluh kelaparan atau kehausan.

Orang yang sedang berpuasa, tetapi tidak dapat mengen-dalikan hawa nafsunya,
dia tidak mendapatkan pahala puasa. Dalam hal apa kita harus mengendalikan diri
saat berpuasa?
1. Mengendalikan diri dari berkata bohong atau berperilaku tidak jujur. Allah Maha
Mengetahui segala yang dilakukan manusia meskipun dilakukan di tempat yang
gelap dan tersembunyi.
2. Mengendalikan diri dari marah meskipun orang lain berbuat jahat kepada kita. Jika
ada temanmu yang mengajak bertengkar, katakanlah bahwa kamu sedang
berpuasa. Jangan terpancing emosi atau berkelahi karena akan membatalkan
pahala puasa kita.
3. Mengendalikan diri dari melihat atau mendengar sesuatu yang tidak baik, misalnya
melihat sesuatu yang jorok dan mendengar perkataan yang kotor. Pancaindra kita
harus dijaga dari hal-hal yang tidak baik selama berpuasa. Banyak godaan yang
kita hadapi ketika berpuasa, jadi kita harus memohon perlindungan kepada Allah
agar mampu mengendalikan diri.
4. Mengendalikan diri untuk tidak ikut melakukan perbuatan dosa. Misalnya, jika ada
temanmu yang membicarakan kejelekan orang lain, kamu harus menjauhinya dan
jangan malah ikut membicarakan kejelekannya. Itu sama artinya kamu membantu
temanmu berbuat dosa sehingga kamu pun akan mendapatkan dosa.
D. Hikmah Puasa
1. Membentuk Pribadi yang Bersyukur
Puasa merupakan ungkapan syukur atau terima kasih kepada Allah Swt. yang
telah banyak memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Puasa Ramadan
adalah kewajiban umat Islam kepada Allah. Adapun melaksanakannya adalah
bukti ketundukan kita pada perintah-Nya.
2. Mendidik Kedisiplinan
Puasa mengajarkan kita untuk bersikap disiplin dalam segala hal. Dengan puasa
kita menjadi terbiasa salat tepat waktu, baik salat fardu maupun salat sunah
(Tarawih dan Witir), terbiasa bertadarus Al-Qur’an, serta teratur dalam hal makan,
minum, dan beristirahat. Dengan melaksanakan puasa kita menjadi orang yang
disiplin dalam mengatur kehidupan kita sehari-hari.
3. Mendidik Kejujuran
Puasa adalah ibadah pribadi kita kepada Allah Swt. Hanya Allah yang tahu apakah puasa kita
ikhlas atau tidak, apakah kita mematuhi syarat rukunnya puasa atau tidak. Semuanya adalah
rahasia Allah. Meskipun kita sendirian, kita tidak akan makan dan minum di siang hari karena
kita yakin bahwa Allah melihat semua yang kita lakukan.

4. Menjaga Kesehatan
Puasa juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan karena dapat mengatur pola makan minum
kita. Makan dan minum tidak boleh berlebihan dan harus tahu waktu. Jika kita tidak
melaksanakannya, kesehatan kita akan terganggu dan akibat-nya kita jatuh sakit. Dengan
puasa, kita mengistirahatkan organ pencernaan kita sehingga dapat bekerja optimal. Jadi,
kesehatan kita justru terjamin ketika kita sedang berpuasa.
5. Mengajarkan Sikap Sosial yang Tinggi kepada Sesama

Puasa membuat kita merasa lapar dan haus. Hal ini dapat menyadarkan
kita untuk memikirkan saudara kita yang miskin, yang setiap hari merasa
kelaparan karena tidak memiliki makanan. Jadi, dengan puasa dapat
menumbuhkan sikap belas kasihan kita kepada orang lain, terutama para
fakir miskin.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.
Rasul Allah Idolaku
Rasulullah memiliki empat sifat mulia, yaitu
sidik, amanah, tablig, dan fatanah. Sifat
sidik menunjukkan kejujuran para rasul.
Sifat amanah membuktikan bahwa para
rasul dapat dipercaya. Sifat tablig artinya
para rasul selalu menyampaikan ajaran dari
Allah.

Sifat fatanah berarti para rasul adalah manusia yang cerdas. Sebagai seorang muslim
kita harus meneladani sifat-sifat mulia tersebut. Sifat-sifat yang baik lainnya pun harus
kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, seperti berani dan sederhana.
Isi Materi
A. Kisah Keteladanan Nabi Dawud a.s.

B. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.

C. Kisah Keteladanan Nabi Ilyas a.s.

D. Kisah Keteladanan Nabi Ilyasa a.s.

E. Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.


A. Kisah Keteladanan Nabi Dawud a.s.

1. Kehidupan Nabi Dawud a.s.


Dawud adalah putra Yasa dari keturunan Bani Israil yang tinggal di
Betlehem. Pada masa itu Bani Israil di bawah kepemimpinan Raja Talut.
Namun, kekuasaan Raja Talut dibayangi oleh penindasan Raja Jalut yang
berada di Palestina. Oleh karena itu, Raja Talut membangun pasukan untuk
menghadapi Raja Jalut. Semua pemuda Bani Israil dikumpulkan dan
dijadikan sebagai tentara. Dawud waktu itu masih remaja, bersama kedua
kakaknya ikut bergabung dalam pasukan tersebut. Dawud dikenal sangat
pemberani dan memiliki keahlian bermain ketapel.
Setelah pasukan terbentuk, mereka bergerak menuju ke medan perang. Dawud
dan saudaranya ikut serta di dalam pasukan itu. Pasukan Raja Jalut jumlahnya
lebih banyak. Namun, pasukan Bani Israil tidak gentar. Sebelum berperang,
mereka berdoa, “Ya Allah, ya Tuhan kami, berikanlah kesabar-an atas diri kami.
Kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”

Perang antara pasukan Raja Talut dan pasukan Raja Jalut pun terjadi. Dengan
bersenjata ketapel Dawud mampu memorak-porandakan pasukan Raja Jalut.
Melihat pasukannya hampir kalah, Raja Jalut menantang pasukan Raja Talut untuk
berperang tanding, satu lawan satu. Tidak ada satu pun pasukan Raja Talut yang
berani maju. Akhirnya, Dawud maju melawan Raja Jalut. Raja Jalut geram karena
yang maju hanya seorang remaja. Dia langsung menyerang Dawud dengan
pedang besarnya. Pada saat Raja Jalut lengah, Dawud melepaskan batu ketapel
dan mengarah tepat ke kening Raja Jalut yang mengakibatkan pecah dan mati.
2. Dawud Menjadi Raja

Keberhasilan Dawud mengalahkan Raja Jalut disambut gembira oleh Bani Israil.
Dia dianggap sebagai pahlawan kemenangan. Atas jasanya tersebut dia diangkat
menjadi panglima perang dan dinikahkan dengan putri Raja Talut yang bernama
Mikal. Banyak perang yang dipimpin Dawud berakhir dengan kemenangan. Bani
Israil sangat meng-hormati Dawud jauh melebihi hormatnya kepada Raja Talut.
Melihat hal ini, Raja Talut merasa iri. Dia khawatir namanya tenggelam oleh
kepopuleran Dawud. Raja Talut pun berusaha menyingkirkan dan membunuh
Dawud, tetapi usahanya selalu gagal. Akhirnya, muncullah perang antara pasukan
Dawud dan pasukan Talut. Dalam peperangan tersebut Raja Talut tewas.
Kemudian Bani Israil mengangkat Dawud sebagai raja.
3. Dawud Diangkat Menjadi Rasul
Setelah menjadi raja, Dawud diangkat oleh Allah menjadi rasul. Allah mewahyukan
kitab Zabur sebagai pedoman bagi kehidupan Bani Israil. Ketika menjadi raja, Nabi
Dawud memerintah dengan jujur, adil, dan amanah. Dia lebih mengutamakan
kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadinya.

Nabi Dawud juga hidup sederhana. Gajinya sebagai raja disedekahkan kepada fakir
miskin. Dia menghidupi keluarga-nya dengan menjual hasil kerjanya sendiri. Sehari
dia ber-puasa, sehari berikutnya dia berbuka.
Untuk mendukung dakwahnya, Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Dawud a.s.
Beliau mampu melunakkan besi, dapat memerintahkan gunung dan burung untuk
bertasbih, serta dikaruniai suara yang merdu. Di samping itu, Nabi Dawud juga
dapat menyerap pengetahuan dalam waktu singkat.
Suatu ketika Bani Israil terjangkit kolera. Banyak penduduk yang mati akibat terkena
penyakit tersebut. Kemudian Nabi Dawud berdoa kepada Allah sehingga hilanglah
penyakit itu. Sebagai ungkapan rasa syukur, Nabi Dawud dan putranya, Sulaiman,
membangun Baitul Maqdis. Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman diangkat
menjadi raja bagi Bani Israil.
4. Keteladanan Nabi Dawud a.s.
Banyak sifat terpuji dari Nabi Dawud yang harus kita teladani dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, keberanian, keadilan, dan kesederhanaannya. Kamu dapat
menyebutkan lebih banyak lagi contoh keteladanan Nabi Dawud a.s.
a. Keberanian Nabi Dawud a.s.
b. Keadilan Nabi Dawud a.s.
c. Kesederhanaan Nabi Dawud a.s.
B. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.

1. Kehidupan Nabi Sulaiman a.s.


Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman menjadi raja meng-gantikan ayahnya.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Bani Israil mencapai puncak kejayaan.
Rakyat hidup tenang, tenteram, dan makmur. Allah juga mengangkat Sulaiman
sebagai nabi. Nabi Sulaiman dibekali dengan beberapa mukjizat. Di antara
mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat berbicara dengan binatang, dapat
menaklukkan jin untuk menuruti perintahnya, dan dapat mengendarai angin.

Ketika membangun Baitul Maqdis bersama ayahnya, Nabi Sulaiman


mengerahkan pasukannya. Setelah berdiri, Baitul Maqdis menjadi tempat suci
untuk berziarah bagi Bani Israil.
2. Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud
Suatu hari Nabi Sulaiman melakukan perjalanan bersama pasukannya. Dia ingin
mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung. Setelah melewati Lembah
Asgalan, tempat tinggal jutaan semut, Nabi Sulaiman dan rombongan tiba di
Padang Pasir Sanak. Nabi Sulaiman merasa kehausan. Para prajurit berusaha
mencari air, tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Nabi Sulaiman lantas mencari
burung Hudhud yang pandai mencari sumber air. Namun, burung Hudhud tidak
berada dalam pasukan. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan membunuh
burung Hudhud jika pergi tanpa alasan yang jelas.
Burung Hudhud pun datang dan langsung menghadap Nabi Sulaiman. Dia
bercerita bahwa ada Kerajaan Saba’ yang dipimpin oleh seorang ratu bernama
Balqis. Ratu dan rakyat Kerajaan Saba’ menyembah matahari. Nabi Sulaiman
menyuruh burung Hudhud kembali ke Kerajaan Saba’ untuk mengantarkan surat.
Dalam surat itu, Nabi Sulaiman mengajak Ratu Balqis dan rakyatnya untuk
menyembah Allah.
Ketika mendapat surat, Ratu Balqis bermusyawarah dengan para pembesar kerajaan.
Mereka menyarankan untuk melawan Nabi Sulaiman, tetapi Ratu Balqis menolaknya.
Perang hanya akan membawa korban, apalagi kekuatan pasukan Nabi Sulaiman sudah
dikenal perkasa. Kemudian Ratu Balqis mengirimkan utusan dengan membawa hadiah
yang mewah untuk Nabi Sulaiman. Rombongan utusan ini dipimpin oleh Mundzir bin
Amir.
Burung Hudhud terbang dan melaporkan peristiwa tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman
memerintahkan pasukannya untuk mendirikan istana di Sanak sebelum rombongan
Kerajaan Saba’ tiba. Tak lama kemudian berdirilah istana tersebut. Lantainya terbuat
dari kaca dengan kolam jernih di bawahnya. Rombongan utusan Kerajaan Saba’ pun
tiba. Mereka menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. Akan tetapi,
Nabi Sulaiman menolak hadiah tersebut karena Kerajaan Bani Israil jauh lebih kaya
daripada Kerajaan Saba. Nabi Sulaiman hanya menginginkan Ratu Balqis dan rakyat
Saba’ menyembah Allah. Jika mereka tidak bersedia, pasukan Kerajaan Bani Israil akan
menghancurkan Kerajaan Saba’.
Akhirnya, Ratu Balqis dan rakyatnya memutuskan untuk menerima permintaan
Nabi Sulaiman. Mereka pun berangkat menuju Sanak untuk menyatakan
keimanannya. Sebelum rombongan datang, Nabi Sulaiman berkehendak untuk
memin-dahkan singgasana Ratu Balqis ke istananya. Ashif bin Barkhia, sahabat
Nabi Sulaiman yang saleh menyanggupi permintaan Nabi Sulaiman. Sebelum
mata Nabi Sulaiman berkedip, singgasana Ratu Balqis sudah berada di istana
Nabi Sulaiman.
Ketika Ratu Balqis sampai, ia terkejut melihat singgasananya sudah berpindah.
Setelah menyatakan keimanannya, Ratu Balqis dinikahi oleh Nabi Sulaiman.
Kemudian Nabi Sulaiman menggabungkan Kerajaan Saba’ dan Kerajaan Bani
Israil. Di usia tuanya, Nabi Sulaiman lebih banyak menghabiskan waktunya
untuk beribadah. Dia duduk sambil memegangi tongkatnya. Suatu ketika Nabi
Sulaiman terjatuh dari kursinya akibat tongkatnya rapuh dimakan rayap.
Ternyata Nabi Sulaiman telah lama wafat tanpa diketahui siapa pun.
3. Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
Sebagaimana ayahnya, Nabi Sulaiman a.s. juga banyak
mempu-nyai sifat mulia yang dapat kita teladani.
a. Bijaksana Memimpin Pemerintahan
b. Bersikap Adil kepada Rakyat
c. Taat kepada Allah
C. Kisah Keteladanan Nabi Ilyas a.s.

1. Kisah Nabi Ilyas a.s.


Nabi Ilyas a.s. diutus oleh Allah untuk melanjutkan dakwah Nabi Sulaiman a.s. Pada masa
itu kaum Bani Israil mening-galkan ajaran Nabi Sulaiman. Para ahli sihir menjerumuskan
mereka untuk menyembah berhala. Berhala yang menjadi sesembahan mereka bernama
Ba’i. Mereka benar-benar berada dalam kemungkaran, kekafi ran, dan kesesatan.

Nabi Ilyas menyeru kepada Bani Israil untuk menyembah Allah. Allah adalah Tuhan yang
wajib disembah oleh seluruh makhluk. Ba’i hanyalah patung buatan manusia. Dia tidak
pantas untuk disembah. Kaum Bani Israil marah mendengar ajakan Nabi Ilyas tersebut.
Bahkan, mereka menolak dan menentang ajaran Nabi Ilyas. Mereka lebih percaya bahwa
yang membuat hidup mereka makmur dan sejahtera adalah Ba’i, bukan Allah.
Kemudian, Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar memberikan pelajaran
kepada Bani Israil. Lalu, datanglah musim kemarau yang berkepanjangan. Mata
air, sumur, dan sungai semuanya mengering sehingga semua tanaman layu dan
mati. Pertanian dan perkebunan Bani Israil hancur. Ternak mereka juga mati
karena kekurangan air dan makanan. Kaum Bani Israil mengalami kelaparan dan
penderitaan yang hebat. Masa kemarau ini berlangsung selama tiga tahun.
Ternyata musibah itu tidak membuat mereka sadar. Bahkan, mereka malah
menuduh Nabi Ilyas sebagai penyebab musibah ini. Nabi Ilyas dianggap
membuat Ba’i murka karena tidak mau menyembahnya. Mereka pun berniat
membunuh Nabi Ilyas. Atas perintah Allah, Nabi Ilyas bersembunyi di lereng
gunung. Bani Israil tidak dapat menemukan persembunyian Nabi Ilyas. Untuk
menghindari kaumnya, Nabi Ilyas berpindah-pindah tempat persembunyian.
Suatu hari, Nabi Ilyas bertemu seorang wanita yang baik hati. Dia memiliki anak yang
sakit sejak lama. Namanya Yusak bin Nun. Ibu Yusak sangat senang dapat bertemu
Nabi Ilyas. Dia meminta Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar anaknya sembuh.
Nabi Ilyas berdoa kepada Allah. Yusak pun sembuh dari sakitnya. Akhirnya, Yusak
dan ibunya menjadi pengikut Nabi Ilyas yang setia.
Nabi Ilyas dan Yusak berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Mereka mengajak
kaum Bani Israil untuk bertobat, menyembah Allah, dan meninggalkan Ba’i.
Perlahan-lahan kaum Bani Israil meyakini ajaran Nabi Ilyas. Sedikit demi sedikit
mereka mulai meninggalkan berhala. Mereka sadar bahwa perbuatan mereka sesat
dan kembali menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Melihat kaumnya kembali beriman, Nabi Ilyas sangat bersyukur. Dia memohon
kepada Allah untuk menurunkan hujan. Tak lama kemudian hujan pun turun lebat.
Sumber air kembali muncul, sungai-sungai kembali mengalirkan air. Kaum Bani Israil
sangat berbahagia. Pertanian dan perkebunan mereka kembali hidup dan
menghasilkan makanan. Atas keimanan mereka, Allah menurun-kan rahmat-Nya.
2. Keteladanan Nabi Ilyas a.s.
a. Teguh Pendirian
Teguh pendirian perlu dimiliki oleh setiap orang, terutama untuk menegakkan
kebenaran. Orang yang teguh pendirian tidak mudah menyerah. Meskipun
menghadapi rintangan, dia tidak akan mundur. Ketika mengejar cita-cita,
kamu harus teguh pendirian. Belajarlah dengan rajin dan tekun.
b. Tidak Pernah Putus Asa
Dalam mengejar cita-cita kita tidak boleh putus asa. Terkadang kita bosan
belajar setiap hari atau merasa malas karena ada PR setiap hari. Ini tidak
boleh terjadi. Bosan dan malas adalah tanda-tanda sikap putus asa. Orang
yang mudah putus asa hidupnya tidak akan sukses. Hambatan harus membuat
kita kuat, bukan menjadikan kita lemah. Rajin-rajinlah berdoa kepada Allah
agar kamu dihindarkan dari sifat malas dan putus asa.
D. Kisah Keteladanan Nabi Ilyasa a.s.

1. Kisah Nabi Ilyasa a.s.


Nama asli Nabi Ilyasa adalah Yusak bin Nun. Beliau adalah pengikut sekaligus
murid Nabi llyas yang setia. Nabi Ilyas bertemu dengan Yusak ketika dalam
persembunyian saat dikejar-kejar oleh Bani Israil. Waktu itu Yusak sakit dan
sembuh berkat doa Nabi Ilyas. Setelah sembuh, dia pun mengikuti ajaran Nabi
Ilyas. Ke mana pun Nabi Ilyas pergi berdakwah, Yusak menyertainya. Itulah
sebabnya orang-orang kemudian menjulukinya Ilyasa.
Sepeninggal Nabi Ilyas, kaum Bani Israil kembali melakukan pembangkangan.
Mereka meninggalkan ajaran Nabi Ilyas, yaitu tidak menyembah Allah. Kitab
Taurat dan Zabur tidak dijadikan pedoman. Mereka disesatkan oleh para penyihir
Bani Israil.
Allah pun mengangkat Ilyasa sebagai nabi dan rasul. Tugas-nya adalah
mengajak Bani Israil kembali menyembah Allah. Namun, Bani Israil
menentangnya. Mereka lebih percaya pada perkataan para penyihir daripada
ajaran Nabi Ilyasa. Apa yang diajarkan oleh Nabi Ilyasa membuat mereka marah.
Mereka pun merencanakan untuk membunuh Nabi llyasa.
Melihat kelakuan kaumnya, Nabi Ilyasa pun berdoa kepada Allah. Dia memohon
agar kaumnya diberi peringatan karena sudah jauh tersesat. Allah pun kembali
menurunkan azab-Nya. Terjadilah kemarau panjang. Mata air mengering dan
sungai-sungai tidak lagi mengalirkan air. Bani Israil kembali menderita. Bencana
kekeringan dan kelaparan terjadi di mana-mana. Tanaman mati, hewan ternak
pun mati. Mereka sudah ber-usaha menanggulangi bencana, tetapi sia-sia. Para
penyihir pun sudah mengerahkan tenaga, tetapi tidak berhasil meng-atasi
kekeringan.
Teringatlah mereka kepada Nabi Ilyasa. Mereka pun datang kepada Nabi Ilyasa
dan memintanya berdoa kepada Allah untuk menghentikan azab-Nya. Mereka
juga menyatakan bertobat dan kembali beriman kepada Allah. Nabi Ilyasa pun
berdoa kepada Allah. Allah juga mengabulkan doa nabi-Nya. Hujan pun turun
dengan derasnya, menyuburkan tanah dan tanaman. Sungai-sungai kembali
mengalir dan mata air pun memancarkan sumber air. Bani Israil kembali hidup
dalam kemakmuran.
2. Keteladanan Nabi llyasa a.s.
a. Sifat Amanah
Amanah adalah salah satu sifat wajib yang dimiliki para rasul. Sifat amanah
artinya dapat dipercaya. Setiap rasul ucapan dan perbuatannya dapat
dipercaya. Mereka hanya meng-ucapkan dan berbuat sesuai dengan petunjuk
Allah. Panduan ajaran dakwahnya adalah wahyu Allah sehingga tidak
mungkin mereka berdusta.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga harus amanah. Tugas dan tanggung
jawab yang diberikan kepada kita harus dilak-sanakan dengan
sebaik-baiknya. Misalnya, PR adalah bentuk tugas yang harus kita kerjakan.
Piket kelas adalah tanggung jawab yang harus kita laksanakan. Orang yang
amanah akan dipercaya orang lain, sedangkan orang yang tidak amanah
akan ditinggalkan oleh orang lain.
b. Penuh Kasih Sayang
Kita harus saling mengasihi dan menyayangi kepada setiap orang. Meskipun
kita tidak suka kepada seseorang, kita tidak boleh membenci atau berlaku
jahat kepadanya. Dalam kehidupan sehari-hari kita patut meneladani Nabi
Ilyas a.s. Semua manusia itu bersaudara sehingga harus saling menjaga dan
melindungi. Meskipun berbeda agama, warna kulit, bahasa, kita harus tetap
mengasihi dan menyayangi mereka.
E. Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan rasul yang terakhir. Setelah Rasulullah
saw. wafat, tidak ada lagi rasul yang diutus oleh Allah Swt. ke dunia. Sebagai rasul
penutup, Nabi Muhammad saw. dibekali dengan berbagai kesempurnaan untuk
mendukung dakwahnya. Selama dua puluh tiga tahun Nabi Muhammad dengan
sabar mengajak masyarakat Arab untuk mengikuti ajaran yang dibawanya.
Meskipun demikian, banyak rintangan dan halangan yang dihadapi Nabi saw.
selama melakukan dakwah.
Dakwah Nabi Muhammad saw. dibagi dalam dua periode, yaitu periode Mekah dan
periode Madinah. Nabi berdakwah di Mekah selama tiga belas tahun, dilanjutkan
dakwah di Madinah selama sepuluh tahun.
Ketika berdakwah di Mekah, Rasulullah mendapatkan banyak rintangan. Banyak
pemuka suku Quraisy yang menentang ajaran Nabi. Di antara penentang Nabi itu
adalah Abu Lahab dan Abu Jahal. Mereka selalu berusaha menghalangi dakwah
Nabi dan menghasut masyarakat Mekah untuk menolak ajaran Nabi. Bahkan, Abu
Jahal pernah mengumpulkan para pemuda suku Quraisy untuk membunuh Nabi.
Selama di Mekah, Nabi Muhammad saw. berdakwah melalui tiga cara.
1. Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi
Dakwah ini ditujukan kepada keluarga dan sahabat dekatnya. Banyak keluarga dan
sahabat yang masuk Islam, misalnya Khadijah (istri Nabi), Ali bin Abi Talib
(keponakan Nabi), Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dimerdekakan dan menjadi
anak angkat), Abu Bakar (sahabat Nabi), Usman bin Affan (menantu Nabi), Zubair bin
Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidillah, dan Bilal bin Rabbah (sahabat
Nabi). Tempat dakwah Nabi adalah di rumah Arqam bin Abi al-Arqam dan
berlangsung selama tiga tahun..
2. Dakwah secara Semiterbuka
Setelah mendapat pengikut yang cukup banyak, Nabi meng-ubah cara dakwahnya.
Nabi memperluas sasaran dakwahnya, bukan hanya kepada keluarga dekat,
melainkan juga kepada keluarga Bani Hasyim dan seluruh penduduk Mekah. Bani
Hasyim adalah keluarga dari Nabi Muhammad sendiri. Dengan cara ini orang-orang
Mekah makin tertarik pada ajaran yang dibawa Nabi. Mereka memeluk Islam karena
mengimani apa yang didakwahkan Nabi.
3. Dakwah secara Terbuka
Pada masa selanjutnya, gerakan dakwah Nabi makin meluas. Jangkauan dakwahnya
juga terhadap para peziarah yang datang ke Mekah untuk haji. Setiap bulan Zulka’dah,
Zulhijjah, dan Muharram banyak peziarah dari luar Kota Mekah datang mengunjungi
Ka’bah. Mereka kebanyakan berasal dari Yasrib (Madinah). Untuk mengikat agama
mereka, dilakukanlah per-janjian antara Nabi dan orang-orang Yasrib yang masuk
Islam. Perjanjian itu disebut dengan Baitul Aqabah I (tahun 620 M) dan Baitul Aqabah
II (tahun 621 M).
Setelah bermukim di Yasrib, Nabi Muhammad saw. mengganti nama Yasrib
menjadi Madinah, yang artinya kota. Di tempat baru ini, Nabi mulai
menyampaikan ajaran Islam. Cara dakwahnya di Madinah berbeda dengan
ketika di Mekah. Di antara yang dilakukan beliau adalah sebagai berikut.
a. Menyatukan Kaum Ansar dan Muhajirin, tanpa membe-dakan asal
sukunya. Kesamaan mereka adalah sama-sama beragama Islam.
b. Menata sistem ibadah dan membuat aturan-aturan sosial berdasarkan
Al-Qur’an.
c. Mendirikan masjid. Masjid pertama yang dibangun Nabi adalah Masjid
Quba. Sesampai di Madinah, Nabi mem-bangun Masjid Nabawi.
d. Menyusun Piagam Madinah, yaitu diakuinya hak tiap-tiap golongan untuk
memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. Di Madinah pada
masa itu selain terdapat umat Islam, juga terdapat suku-suku Yahudi.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai