2. Tanda baca mad juga banyak terdapat dalam Surah at-Tin. Panjangkan
bacaan jika terdapat tanda mad, baik ketika berharakat fathah, kasrah,
maupun damah. Perhatikan contoh di bawah ini!
3. Perhatikanlah cara membacanya berdasarkan ilmu tajwid!
Ada beberapa bacaan yang harus dibaca jelas atau
mendengung. Perhatikan beberapa contoh lafal di bawah
ini!
B. Menghafal Surah at-Tin
Surah at-Tin termasuk kelompok surah-surah pendek. Jumlah
ayatnya yang sedikit menjadi tidak sulit untuk meng-hafalnya.
Bacalah berulang-ulang dengan fasih dan benar. Mulailah dengan
ayat yang pertama.
Jika ayat yang pertama sudah hafal ulangilah lagi sekali lagi, baru
kemudian dilanjutkan dengan ayat yang kedua. Begitulah seterusnya
cara menghafalkannya.
Untuk menjaga hafalanmu, bacalah Surah at-Tin ketika salat. Setelah
membaca Surah al-Fatiha pada rakaat pertama atau kedua, bacalah
Surah at-Tin. Dengan cara seperti itu, hafalanmu akan makin lancar.
C. Menulis Surah at-Tin
Amatilah lafal Surah at-Tin dengan cermat! Perhatikanlah tulisannya
ayat per ayat, bagaimana bentuk penulisan huruf hijaiah dalam setiap
ayat tersebut! Cermatilah setiap perubahan bentuk hurufnya, baik
ketika berada di depan, di tengah, maupun di belakang.
Sekarang mari berlatih menulis Surah at-Tin dengan benar. Kita mulai
dari ayat yang pertama.
Ayat ketiga juga masih menunjukkan sumpah Allah Swt. yang menggunakan
nama Kota Mekah yang dijamin keamanannya oleh Allah. Kota Mekah adalah
kota yang mulia karena sebagai kota kelahiran Nabi Muhammad saw. dan
tempat Ka’bah atau Baitullah. Keempat nama yang digunakan sebagai sumpah
Allah Swt., yaitu buah tin, buah zaitun, Gunung Sinai, dan Kota Mekah adalah
nama-nama yang sudah dikenal masyarakat Arab. Hal ini untuk memberikan
penegasan kepada kaum Quraisy bahwa mereka sedang diingatkan oleh Allah
Swt. agar menjadi manusia yang mulia.
Ayat keempat menerangkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah Swt. dengan
bentuk yang sempurna. Melalui ayat ini Allah mengingatkan kepada manusia
agar senantiasa bersyukur kepada Allah. Bentuk tubuh yang sempurna harus
disyukuri dengan cara menggunakannya untuk kebaikan.
Ayat kelima merupakan peringatan dari Allah bahwa meskipun manusia memiliki
bentuk yang sempurna, dia dapat menjadi manusia yang rendah. Manusia yang
tidak menyadari kesem-purnaannya sebagai makhluk, akan mudah dipengaruhi
oleh hawa nafsunya, yang menyebabkan perbuatan jahat. Keja-hatan dan
kemaksiatan itulah yang menyebabkan manusia jatuh ke dalam kehinaan.
Ayat keenam menjelaskan bahwa manusia yang tidak jatuh dalam kehinaan adalah
mereka yang beriman dan menger-jakan kebaikan. Mereka ini akan diberikan oleh
Allah Swt. pahala yang tiada terkira. Dengan demikian, keimanan dan amal saleh
dapat meningkatkan derajat manusia. Kejahatan dan kemaksiatan dapat
merendahkan martabat manusia.
Ayat ketujuh ditujukan kepada orang-orang yang tidak mau beriman dan
mengerjakan kebaikan. Mengapa mereka tidak memercayai hari pembalasan,
padahal Allah sudah memberi-kan keterangan dan bukti yang jelas.
Ayat yang terakhir atau kedelapan ini menyatakan dengan pertayaan bahwa Allah
adalah Tuhan Yang Mahaadil dalam memberikan pembalasan. Orang-orang yang
beriman ke-pada Allah dan memperbanyak amal kebaikan akan men-dapatkan
pahala yang banyak. Sebaliknya, orang-orang yang melakukan kemaksiatan dan
kejahatan, bagi mereka tempat yang hina, baik di dunia maupun di akhirat.
Berdasarkan arti dari Surah at-Tin di atas, kandungan makna-nya dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna.
2. Manusia dapat jatuh menjadi makhluk yang hina karena per-buatannya sendiri.
3. Allah memuliakan dan memberikan pahala berlipat ganda kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal kebajikan.
1. Al-Mumit
Al-Mumit artinya Maha Mematikan. Allah bersifat Al-Mumit berarti
Allah berkuasa untuk mematikan semua yang dicipta-kan-Nya.
Kematian setiap makhluk adalah kehendak Allah.
Al-Mumit menunjukkan kekuasaan dan kehendak Allah terhadap
makhluk-Nya. Allah berkuasa penuh atas semua makhluk yang
diciptakan-Nya. Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat menandingi
kekuasaan Allah. Segala yang hidup di dunia ini akan mengalami
kematian. Setiap benda yang ada di alam semesta juga akan
mengalami kehancuran. Semua terjadi karena Allah memiliki asmaul
husna Al-Mumrt.
Lihatlah di sekitarmu! Barangkali kamu mendengar berita tentang
kematian seseorang atau mungkin tetanggamu meninggal dunia,
padahal kemarin masih sehat. Ada bayi yang baru lahir meninggal
dunia, ada juga yang meninggal sudah berusia lanjut.
Perhatikan juga alam di sekelilingmu! Ada pohon yang tiba-tiba kering
dan mati. Ada bunga yang layu meskipun sering disiram. Banyak
ayam mati karena terserang penyakit. Masih banyak lagi contoh
kematian makhluk Allah.
Contoh di atas merupakan bukti bahwa Allah memiliki sifat Al-Mumit.
Kematian itu merupakan kepastian yang akan terjadi pada setiap yang
bernyawa.
Sebagai orang yang beriman kita harus meyakini bahwa kematian itu
pasti terjadi. Kehidupan di dunia ini hanya sementara. Setiap muslim
harus mengisi kehidupannya untuk beribadah dan berbuat kebaikan.
Oleh karena itu, banyaklah berbuat kebaikan dengan melaksanakan
semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Al-Hayyu
Al-Hayy artinya Mahahidup. Allah memiliki sifat Al-Hayy berarti Allah
Mahahidup. Kehidupan Allah kekal dan tidak akan pernah berakhir. Hal ini
berbeda dengan kehidupan makhluk-Nya yang pasti berakhir. Allah-lah yang
menghidupkan makhluk di dunia ini. Tidak mungkin kehidupan Allah berakhir
karena Allah yang mengurus kehidupan di alam semesta.
Perhatikanlah pergantian siang dan malam atau bagaimana matahari dan bulan
bergantian terbit dan terbenam! Peristiwa itu terjadi setiap hari, tidak pernah
berubah, dan selalu terjadi sesuai dengan waktunya. Tidak pernah tertukar
peredaran antara matahari dan bulan. Semua berjalan sesuai dengan
ketentuan masing-masing.
Keteraturan alam semesta adalah bukti bahwa Allah Maha-hidup. Allah adalah
pengatur kehidupan bagi semua makhluk-Nya. Semua yang terjadi di dunia ini
berada dalam peng-awasan Allah.
3. Al-Qayyum
Al-Qayyym artinya berdiri sendiri. Allah bersifat Al-Qayyum berarti Allah adalah
Zat Yang Mahamandiri, tidak bergantung kepada makhluk-Nya. Kemandirian
Allah merupakan wujud keagungan dan kekuasaan-Nya. Kehendak Allah
dapat terwujud dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh makhluk. Allah
menciptakan sesuatu sendiri, mengatur sendiri, serta menghidupkan dan
mematikan sendiri tanpa campur tangan siapa pun.
Lihatlah betapa luasnya alam semesta! Ada beberapa planet di galaksi bima
sakti, termasuk bumi yang kita tempati. Masih ingatkah kamu apa saja
planet-planet itu? Bumi kita bukanlah planet yang terbesar, tetapi bagi manusia
bumi sangat luas. Jika ditambah dengan planet-planet yang lain, tidak terhitung
lagi luasnya alam semesta ini. Tahukah kamu siapakah yang menciptakannya?
Penciptanya hanya satu, yaitu Allah Swt. Allah menciptakan alam semesta
tanpa bantuan siapa pun. Allah mencipta-kannya dengan kekuasaan-Nya yang
agung. Tidak mungkin alam ini diciptakan oleh lebih dari satu Tuhan.
Keteraturan alam semesta juga menjadi bukti kemandirian Allah. Semua yang
ada di dunia berjalan mengikuti aturan Allah. Semua terjadi sesuai dengan
kehendak Allah sendiri. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat mengubah
aturan Allah.
4. Al-Ahad
Al-Ahad artinya Yang Maha Esa. Allah memiliki asmaul husna Al-Ahad berarti
Allah itu Tuhan Yang Mahatunggal. Hanya ada satu Tuhan di alam ini, yaitu
Allah Swt. Allah hanya satu, berarti tidak ada tuhan selain Allah.
Tahukah kamu bagaimana peredaran sistem tata surya kita? Matahari menjadi pusat
peredaran planet. Bumi beredar mengelilingi matahari sehingga terjadilah siang dan
malam. Semua planet berputar pada porosnya sehingga tidak saling bertabrakan.
Keteraturan sistem tata surya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang
mengatur. Pengatur sistem tata surya pasti lebih hebat dan lebih kuat daripada planet.
Dialah Allah Yang Mahatunggal, yang menguasai dan menciptakan hukum alam.
Kitab Allah adalah ajaran-ajaran yang bersumber dari Allah. Kitab ini diwahyukan
melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada para rasul. Para rasul bertugas
untuk mengajarkan ajaran kitab suci kepada umat manusia. Kitab Allah ini berisi
petunjuk, baik berupa kewajiban-kewajiban maupun larangan-larangan yang
harus dipatuhi.
2. Nama-Nama Kitab Allah dan Rasul Penerimanya
a. Kitab Taurat Diwahyukan kepada Nabi Musa a.s.
Kitab Taurat adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Musa a.s.
Beliau menerimanya ketika sedang ber-munajat di Bukit Tursina, Gunung
Sinai. Taurat dalam bahasa Ibrani artinya undang-undang, syariat, atau
peraturan. Kitab ini menjadi pedomanan bagi kaum Nabi Musa a.s., yaitu
bangsa Yahudi. Melalui Kitab Taurat, Nabi Musa a.s. mengajak umat Yahudi
untuk beriman kepada Allah, melaksanakan kewajiban-kewajiban, dan
meninggal-kan larangan-larangan-Nya.
Kitab Taurat mengandung sepuluh ajaran pokok, yaitu:
1) mengakui keesaan Allah Swt;
2) larangan menyembah patung dan berhala karena Allah tidak dapat
diserupai dengan makhluk-makhluk-Nya;
3) larangan menyebut Allah dengan sia-sia;
4) memuliakan hari Sabtu;
5) menghormati ayah dan ibu;
6) larangan membunuh sesama manusia;
7) larangan berzina;
8) larangan mencuri;
9) larangan menjadi saksi yang berdusta;
10) larangan memiliki keinginan untuk menguasai hak orang lain.
Dengan demikian, di dalam Kitab Taurat terdapat perintah dan larangan.
Perintah tersebut meliputi kewajiban untuk mengesakan Allah Swt.,
memuliakan hari Sabtu, dan menghormati kedua orang tua. Adapun
larangan yang terdapat dalam Kitab Taurat adalah larangan menyembah
berhala, menyebutkan Allah dengan sia-sia, membunuh, berzina, mencuri,
menjadi saksi palsu, dan keinginan me-nguasai hak orang lain.
b. Kitab Zabur Diwahyukan kepada Nabi Dawud a.s.
Kitab Zabur diwahyukan Allah kepada Nabi Dawud a.s. Dalam bahasa Ibrani,
Zabur disamakan dengan istilah yang artinya lagu, musik, atau pujian. Kitab
Zabur ini men-jadi pedoman bagi umat Nabi Dawud a.s., yaitu Bani Israil agar
mereka menyembah Allah dan mengikuti ajaran yang dibawa dan
disampaikan oleh Nabi Dawud a.s. Isi kitab Zabur, antara lain:
1) doa dan zikir;
2) nasihat, hikmah, dan pedoman berbuat kebajikan;
3) ajaran kebenaran.
Kitab Zabur tidak mengandung aturan hukum atau syariat. Kandungannya
hanya mengenai berita, cerita, zikir, doa, dan hikmah-hikmah. Oleh sebab itu,
Nabi Dawud a.s. tidak mempunyai syariat tersendiri. Nabi Dawud a.s. dan
umat-nya mengikuti dan meneruskan syariat yang dibawa oleh Nabi Musa a.s.
c. Kitab Injil Diwahyukan kepada Nabi Isa a.s.
Kitab Injil adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. yang diutus
oleh Allah kepada kaum Yahudi untuk meneruskan ajaran yang dibawa oleh Nabi
Musa a.s. dan Nabi Dawud a.s. Kitab Injil ini bertujuan untuk menyempur-nakan
Kitab Taurat. Namun, dalam perkembangannya, umat Yahudi tetap memegangi
kitab Taurat dan tidak menerima kitab Injil yang dibawa oleh Nabi Isa. Umat yang
mengikuti ajaran-ajaran Nabi Isa sebagaimana yang terkandung di dalam Kitab Injil
dinamakan dengan Nasrani.
d. Kitab Al-Qur’an Diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
Kitab suci terakhir yang diwahyukan Allah adalah Kitab Al-Qur’an. Kitab ini
diwahyukan kepada nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Al-Qur’an
menjadi pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an diwahyukan oleh Allah melalui
Malaikat Jibril. Turunnya wahyu Al-Qur’an tidak sekaligus, tetapi berangsur-angsur
selama 23 tahun.
Kandungan pokok kitab suci Al-Qur’an:
1) Tauhid, yaitu ajaran tentang keimanan akan keesaan Allah Swt. Umat Islam
harus meyakini bahwa Allah itu hanya satu.
2) Ibadah, yaitu ucapan atau perbuatan untuk mengabdi kepada Allah Swt. Ibadah
yang sifatnya wajib, antara lain salat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu.
Ibadah yang hukumnya sunah, misalnya zikir, salat sunah, sedekah, umrah,
dan puasa Senin Kamis.
3) Akhlak, yaitu ajaran tentang sikap dan perilaku terhadap Allah Swt. dan kepada
sesama manusia serta makhluk lainnya. Inti ajaran ini adalah bagaimana
berperilaku yang terpuji kepada semua orang, seperti hormat dan patuh kepada
orang tua, guru, hormat kepada anggota keluarga, dan tolong-menolong.
4) Fikih, yaitu aturan hukum bagi kehidupan manusia, yang berisi perintah dan
larangan. Perintah menunjukkan sesuatu yang harus dikerjakan, seperti salat,
puasa, zakat, dan haji. Larangan berarti sesuatu yang tidak boleh dikerjakan,
seperti mencuri, membunuh, dan memfitnah.
5) Janji dan ancaman, yaitu janji pahala dan kenikmatan bagi mereka yang iman
dan takwa kepada Allah serta ancaman yang berupa siksa di neraka bagi
mereka yang mengingkari ajaran Allah.
6) Kisah, yaitu cerita atau sejarah kejadian di masa lampau, seperti kisah para nabi,
para raja, orang-orang saleh, dan kisah umat atau kaum ter dahulu. Kisah ini
memberikan pelajaran kepada manusia agar mau meng ambil hikmahnya.
Kitab suci Al-Qur’an adalah kitab yang paling lengkap karena sebagai penyempurna
kitab-kitab sebelumnya. Kitab ini ber-laku sejak masa Nabi Muhammad saw. hingga
akhir zaman.
C. Kitab Allah Membawa Ajaran terpuji
1. Berperilaku Terpuji kepada Allah Swt.
Setiap muslim wajib melaksanakan ajaran-ajaran terpuji yang tertuang dalam
kitab Al-Qur’an, seperti melaksanakan salat, berpuasa pada bulan Ramadan,
berzakat, suka bersedekah, dan bermuamalah yang benar sesuai tuntunan
syariat Islam.
2. Berperilaku Terpuji terhadap Sesama
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu ingat untuk melakukan
perbuatan terpuji terhadap sesama. Perbutan ter-puji terhadap sesama dapat
dilakukan di mana saja, seperti di sekolah, di lingkungan rumah, dan di
lingkungan umum.
3. Berperilaku Terpuji terhadap Hewan dan Tumbuhan
Hewan dan tumbuhan termasuk hasil ciptaan Allah yang harus dilindungi dan
disayangi.
4. Berperilaku Terpuji terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia harus menyayangi diri sendiri. Menyayangi diri sendiri dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan badan dan kerapian penampilan.
5. Berperilaku Terpuji Mencintai Lingkungan yang Bersih
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan terasa nyaman jika hidup di lingkungan
yang bersih dan sehat. Untuk itu, kita harus meluangkan waktu untuk
melakukan beberapa hal, seperti menyapu, merapikan, mengepel tempat yang
kita huni, baik di rumah maupun di sekolah. Membuang sampah pada
tempatnya juga termasuk perilaku mencintai lingkungan yang bersih.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.
Siap Menjadi Anak Saleh
Nabi Muhammad saw. diutus ke dunia untuk
menyempurnakan akhlak, yakni membimbing
manusia agar memiliki akhlak mulia. Rasulullah
saw. adalah teladan utama bagi umat Islam.
Semua perkataan dan perbuatannya sangatlah
terpuji.
Sebagai umatnya, kita wajib meneladani akhlak Rasulullah dengan selalu membiasakan
berperilaku terpuji. Di antara akhlak terpuji yang dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari adalah jujur, hormat dan patuh kepada orang tua, guru, dan keluarga. Itulah di
antara akhlak mulia yang harus dimiliki oleh anak saleh.
Isi Materi
A. Bersikap Jujur
B. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua, Guru,
dan Anggota Keluarga
C. Indahnya Saling Menghargai
A. Bersikap Jujur
Kejujuran adalah sesuatu yang mahal harganya. Orang yang jujur adalah
orang yang memiliki harga diri yang tinggi. Kejujuran seseorang merupakan
cerminan dari akhlaknya yang terpuji.
Jujur adalah sebuah perilaku berpegang teguh pada kebe-naran. Orang yang
jujur ucapan dan perbuatannya selalu benar. Dia tidak mau mengucapkan
sesuatu yang berbeda dari kenyataannya. Dia juga tidak suka berbohong
karena kebohongan merupakan sifat tercela.
Orang yang jujur percaya bahwa Allah melihat semua perilaku dan ucapannya.
Kejujuran adalah bukti keimanan dan ketak-waan seseorang.
Sikap jujur harus diterapkan di mana saja: di rumah, di sekolah, dan di
lingkungan masyarakat. Jujur tidak mengenal waktu dan tempat. Di mana saja
kita berada kita harus bersikap jujur. Mengapa kita harus bersikap jujur?
1. Kejujuran menghasilkan kemuliaan. Orang yang membiasa-kan bersikap jujur
kehidupannya akan mulia. Orang lain akan menghormatinya, hidupnya
bahagia, dan Allah akan memberinya derajat yang tinggi di surga.
2. Kejujuran menciptakan perdamaian. Masyarakat yang jujur akan menciptakan
kehidupan yang damai, tenteram, dan aman. Orang yang jujur selalu
menghormati orang lain serta bersikap sopan dan santun.
3. Kejujuran mempererat persaudaraan. Orang yang jujur pasti disenangi orang
lain sehingga banyak temannya. Teman adalah saudara. Makin banyak
saudara, hidup kita akan makin mudah. Setiap saudara akan saling
membantu dan saling menghargai satu sama lain.
Hormat dan Patuh kepada Orang Tua, Guru, dan
B.
Anggota Keluarga
Manusia tidak dapat hidup sendirian. Dia membutuhkan ban-tuan orang lain
dalam kehidupannya. Inilah sebabnya setiap orang harus saling menghormati.
Sikap hormat harus dilaku-kan kepada semua orang, baik orang tua, anak
muda, maupun anak kecil. Mereka semua adalah makhluk ciptaan Allah, yang
kedudukannya sama dengan kita. Menghormati orang lain sama artinya
menghormati diri sendiri.
Siapa orang yang harus kita hormati? Orang yang banyak jasanya kepada kita
harus lebih kita hormati. Mereka adalah orang tua, guru, dan anggota keluarga
kita. Mereka banyak membantu kehidupan kita.
Ayah dan ibu adalah orang pertama yang berjasa kepada kita. Ibu mengandung
kita selama sembilan bulan lebih dengan penuh kepayahan. Setelah lahir, ibu
merawat dan mengasuh kita dengan tiada pernah bosan. Demikian juga, ayah
yang tiada lelah bekerja setiap hari untuk menafkahi kita. Pergi pagi pulang sore
dengan harapan keluarganya hidup sejahtera. Meskipun lelah, ayah tetap giat
bekerja. Semua itu adalah wujud kasih sayang ibu dan ayah kepada anaknya.
Ayah dan ibu adalah orang pertama yang harus kita hormati. Semua nasihatnya
wajib kita patuhi. Seorang anak tidak boleh membangkang kepada orang tua atau
bersikap tidak sopan kepada mereka. Anak yang membangkang disebut anak
durhaka.
Orang kedua yang harus kita hormati adalah guru. Mereka adalah orang tua kita di
sekolah. Guru sangat besar jasanya karena membimbing kita menjadi anak yang
berilmu. Kita bisa membaca, berhitung, memiliki keterampilan, semua itu berkat
jasa dari para guru yang dilakukannya dengan penuh kasih sayang.
Orang ketiga harus kita hormati adalah anggota keluarga. Mereka adalah
orang-orang yang tinggal bersama kita. Adik, kakak, pembantu, kakek, atau nenek
yang tinggal serumah termasuk anggota keluarga. Kita harus hormat dan patuh
kepada mereka. Mengapa? Anggota keluarga adalah orang yang setiap hari kita
temui. Kita selalu membutuhkan mereka, baik ketika sehat maupun sakit. Sebagai
sesama anggota keluarga harus menjaga kerukunan dan kasih sayang.
Kita harus hormat kepada kakak karena dia lebih tua dari kita. Jadi, kita harus
hormat dan patuh. Dengarkanlah nasihatnya dan jangan pernah melawan atau
berani kepadanya. Mintalah bimbingannya ketika kamu belajar atau mengerjakan
PR. Kakakmu pasti dengan senang membantu.
Kita harus sayang kepada adik karena dia lebih muda dari kita. Bimbinglah dia
dengan penuh kasih sayang dan jangan bertindak sewenang-wenang. Kamu
harus bisa menjadi contoh bagi adikmu. Berakhlaklah yang terpuji, pasti adikmu
akan menirunya.
C. Indahnya Saling Menghargai
1. Menghargai Pendapat
Di mana saja ketika kita mengadakan musyawarah, biasanya banyak yang
berpendapat. Dari beberapa pendapat tersebut harus kita hargai, kemudian kita
simpulkan, mana yang terbaik dari beberapa pendapat tersebut untuk dipakai
bersama.
2. Menghargai Perbedaan Pendapat
Perbedaan pendapat tidak boleh menyebabkan pertengkaran atau permusuhan.
Setiap pendapat harus didengarkan dan dihargai. Kita tidak boleh menyalahkan
pendapat orang lain. Perbedaan pendapat harus dimusyawarahkan untuk
men-capai keputusan bersama. Pendapat yang paling baik itulah yang menjadi
pilihan bersama.
3. Cara Menghargai Pendapat Orang Lain
a. Mendengarkan Pendapat Orang Lain
Saat teman kita berbicara, kita harus menyimaknya. Perhati-kan setiap
ucapannya dengan cermat agar kita paham maksud dari pendapatnya tersebut.
Setelah memahami, barulah kita boleh menanggapi pendapatnya. Jangan
me-motong pembicaraan teman sebelum dia selesai berbicara.
b. Tidak Menyalahkan Pendapat Orang Lain
Sikap menyalahkan pendapat orang lain harus dihindari. Hal itu akan
menyebabkan pertentangan pendapat. Dalam mu-syawarah semua peserta
dianggap keluarga sehingga masing-masing peserta harus saling menghormati.
Semua pendapat harus didiskusikan meskipun semua pendapat tidak disetujui.
Caranya pun tidak dengan menyalahkan pendapat orang lain.
c. Menyanggah Pendapat dengan Santun
Ketidaksetujuan terhadap pendapat orang lain harus disam-paikan dengan cara
yang santun. Gunakanlah perkataan yang sopan. Misalnya, ”maaf saya tidak
sependapat dengan kamu” atau ”saya punya pendapat lain yang berbeda”.
Perkataan yang santun adalah wujud menghargai pendapat orang lain.
Meskipun pendapat kita berbeda, orang tidak merasa disalahkan. Semua orang
harus terbuka dengan pendapat orang lain.
d. Mendukung Pendapat yang Benar
Semua pendapat teman harus didengarkan dan diterima. Namun, pendapat
yang dipilih menjadi keputusan bersama adalah yang paling benar. Setelah
semua teman ber-pendapat, pendapat itu harus diseleksi. Setiap orang memilih
pendapat yang paling bermanfaat dan tidak melanggar aturan.
e. Melaksanakan Hasil Keputusan Bersama
Jika keputusan sudah ditetapkan, semua orang harus me-laksanakannya.
Kita tidak boleh mengingkari hasil musya-warah meskipun pendapat kita
tidak dipilih. Keputusan musyawarah harus dijalankan. Ini bagian dari
menghargai pendapat. Semua orang harus rela dan bersungguh-sungguh
menerima keputusan bersama.
Demikianlah beberapa cara menghargai pendapat orang lain. Biasakanlah
menghargai pendapat teman agar dia juga menghargai pendapat kita. Jika
semua orang saling meng-hargai, musyawarah akan berlangsung damai dan
meng-hasilkan keputusan yang bermanfaat bagi semuanya.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.
Bulan Ramadan Penuh Hikmah
Apa yang kalian lakukan saat bulan Ramadan
tiba? Kalian tentu senang saat bulan Ramadan
tiba. Apalagi amalan pada bulan Ramadan
dilipatkan pahalanya. Kaum muslimin juga
berbondong-bondong untuk menunaikan salat
Tarawih pada malam hari.
Bagaimana kalian menyambut bulan Ramadan? Apakah merasa senang atau malah
susah? Sebagai anak muslim tentu kita senang karena dalam bulan Ramadan
perbuatan baik yang kita lakukan akan dilipatgandakan. Oleh karena itu, dalam bulan
ini kaum muslimin berlomba-lomba memperbanyak ibadah.
Isi Materi
A. Arti Puasa
C. Manfaat Puasa
D. Hikmah Puasa
A. Arti Puasa
Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu
yang membatalkan, sejak dari terbit fajar hingga matahari terbenam atau
magrib. Tanda mulai puasa disebut dengan imsak. Imsak artinya
menahan diri. Ketika waktu imsak tiba, kita dianjurkan untuk menahan
diri dari menyantap sahur. Sebab, waktu imsak sebagai tanda salat
Subuh akan datang beberapa menit lagi. Tanda berakhirnya puasa
adalah waktu magrib. Jika azan Magrib sudah ber-kumandang, berarti
sudah boleh berbuka puasa.
Puasa ada beberapa macam
1. Puasa wajib, yaitu puasa yang harus dilakukan oleh umat Islam. Di
antaranya adalah puasa Ramadan, puasa nazar, puasa kifarat, dan puasa
qada.
2. Puasa sunah, yaitu puasa yang dianjurkan untuk dilakukan. Misalnya,
puasa pada hari Senin dan Kamis, puasa 6 hari pada bulan Syawal, puasa
Arafah, dan puasa 10 Muharram.
3. Puasa haram, yaitu puasa yang tidak boleh dilakukan. Misalnya, puasa pada
hari raya Idulfi tri (tanggal 1 Syawal) dan Iduladha (tanggal 10 Zulhijjah),
serta puasa pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah).
B. Ketentuan Puasa Ramadan
1. Pengertian Puasa Ramadan
Puasa Ramadan termasuk salah satu rukun Islam. Hukum melaksana kannya
adalah wajib atau fardu ‘ain. Artinya, setiap umat Islam yang sudah memenuhi
syarat harus menjalankan puasa Ramadan. Jika tidak melaksanakannya, dia
mendapat dosa.
Disebut puasa Ramadan karena puasa ini dilaksanakan pada bulan Ramadan.
Tanda masuknya bulan Ramadan sebagai awal melaksanakan puasa
ditetapkan dengan beberapa tinjauan.
a. Melalui rukyah, yaitu melihat bulan melalui teropong khusus untuk
mengetahui apakah hilal sudah kelihatan atau belum.
b. Melalui hisab, yaitu perhitungan para ahli ilmu falak yang menggunakan rumus-rumus
yang sudah baku.
c. Dengan menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Masa terpanjang bulan
qamariyah adalah 30 hari.
2. Syarat Puasa
Syarat puasa terdiri atas dua macam, yaitu syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajib
artinya segala sesuatu yang harus terpenuhi bagi orang yang hendak melaksanakan
ibadah puasa. Jika syarat wajib terpenuhi, puasa menjadi wajib baginya. Namun, jika syarat
wajib belum terpenuhi, tidak wajib baginya berpuasa. Syarat sah artinya segala sesuatu
yang harus dipenuhi agar puasanya sah. Jika syarat sah tidak terpenuhi, puasanya men
jadi tidak sah.
a. Syarat Wajib Puasa
1) Beragama Islam
2) Berakal. Tidak wajib puasa bagi orang gila atau orang yang mabuk.
3) Balig, yaitu sudah dewasa. Anak-anak kecil yang belum balig belum wajib puasa,
tetapi dianjurkan untuk berlatih puasa.
4) Kuat atau mampu berpuasa. Orang yang sedang sakit, sedang bepergian (musafir),
atau sudah tua, boleh tidak berpuasa, tetapi harus menggantinya (mengqada) di hari
yang lain. Bagi orang tua yang sudah tidak kuat puasa dapat mengganti puasa
dengan membayar fidyah sejum-lah puasa yang ditinggalkan.
Artinya:
Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan
atas rezeki-Mu aku berbuka dengan rahmat-Mu. Ya Tuhan Yang
Maha Pengasih terhadap orang-orang yang penyayang.
b. Berbuka dengan sesuatu yang manis. Rasulullah saw. biasa berbuka
dengan kurma karena kurma rasanya manis sehingga cepat
memulihkan tenaga.
c. Mengakhirkan makan sahur sampai kira-kira 15 menit sebelum waktu subuh.
Tujuannya untuk menambah kekuatan ketika berpuasa.
d. Melaksanakan salat Tarawih dan Witir, tadarus Al-Qur’an, serta iktikaf di masjid
selama bulan Ramadan.
e. Memperbanyak amal kebajikan dan sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim.
5. Batal Puasa
Batal puasa adalah perbuatan-perbuatan yang apabila dilakukan akan membatalkan
puasa.
a. Makan dan minum dengan sengaja. Jika makan dan minum tidak sengaja, tidak
batal puasanya.
b. Muntah yang disengaja.
c. Keluar darah haid atau nifas.
d. Gila atau hilang akal.
e. Murtad atau keluar dari agama Islam.
C. Manfaat Puasa
Mengapa Allah mewajibkan umat Islam berpuasa? Puasa adalah sarana bagi
seseorang untuk melatih sikap sabar dan pengendalian diri. Dengan berpuasa,
orang tidak boleh ber-buat sesuka hatinya. Orang yang berpuasa juga tidak
boleh berbicara yang kotor atau berbohong. Dia harus berhati-hati ketika
berbicara atau bertingkah laku. Itulah yang menye-babkan orang yang berpuasa
harus memiliki sifat sabar dan pengendalian diri.
Sabar artinya menahan diri untuk berbuat sesuatu yang dilarang. Pada saat
berpuasa, seseorang harus mampu bersikap sabar. Dalam hal apa saja
seseorang harus sabar?
1. Sabar menahan makan dan minum selama sehari penuh. Orang yang
berpuasa baru boleh makan setelah waktu berbuka.
2. Sabar untuk tidak makan dan minum secara berlebihan. Nabi saw.
menganjurkan agar kita berbuka dengan makanan ringan dan manis. Jika
makan dan minum berlebihan, akan merugikan kesehatan.
3. Sabar menjalani puasanya tanpa berkeluh kesah. Orang yang berpuasa tidak
boleh mengeluh kelaparan atau kehausan.
Orang yang sedang berpuasa, tetapi tidak dapat mengen-dalikan hawa nafsunya,
dia tidak mendapatkan pahala puasa. Dalam hal apa kita harus mengendalikan diri
saat berpuasa?
1. Mengendalikan diri dari berkata bohong atau berperilaku tidak jujur. Allah Maha
Mengetahui segala yang dilakukan manusia meskipun dilakukan di tempat yang
gelap dan tersembunyi.
2. Mengendalikan diri dari marah meskipun orang lain berbuat jahat kepada kita. Jika
ada temanmu yang mengajak bertengkar, katakanlah bahwa kamu sedang
berpuasa. Jangan terpancing emosi atau berkelahi karena akan membatalkan
pahala puasa kita.
3. Mengendalikan diri dari melihat atau mendengar sesuatu yang tidak baik, misalnya
melihat sesuatu yang jorok dan mendengar perkataan yang kotor. Pancaindra kita
harus dijaga dari hal-hal yang tidak baik selama berpuasa. Banyak godaan yang
kita hadapi ketika berpuasa, jadi kita harus memohon perlindungan kepada Allah
agar mampu mengendalikan diri.
4. Mengendalikan diri untuk tidak ikut melakukan perbuatan dosa. Misalnya, jika ada
temanmu yang membicarakan kejelekan orang lain, kamu harus menjauhinya dan
jangan malah ikut membicarakan kejelekannya. Itu sama artinya kamu membantu
temanmu berbuat dosa sehingga kamu pun akan mendapatkan dosa.
D. Hikmah Puasa
1. Membentuk Pribadi yang Bersyukur
Puasa merupakan ungkapan syukur atau terima kasih kepada Allah Swt. yang
telah banyak memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Puasa Ramadan
adalah kewajiban umat Islam kepada Allah. Adapun melaksanakannya adalah
bukti ketundukan kita pada perintah-Nya.
2. Mendidik Kedisiplinan
Puasa mengajarkan kita untuk bersikap disiplin dalam segala hal. Dengan puasa
kita menjadi terbiasa salat tepat waktu, baik salat fardu maupun salat sunah
(Tarawih dan Witir), terbiasa bertadarus Al-Qur’an, serta teratur dalam hal makan,
minum, dan beristirahat. Dengan melaksanakan puasa kita menjadi orang yang
disiplin dalam mengatur kehidupan kita sehari-hari.
3. Mendidik Kejujuran
Puasa adalah ibadah pribadi kita kepada Allah Swt. Hanya Allah yang tahu apakah puasa kita
ikhlas atau tidak, apakah kita mematuhi syarat rukunnya puasa atau tidak. Semuanya adalah
rahasia Allah. Meskipun kita sendirian, kita tidak akan makan dan minum di siang hari karena
kita yakin bahwa Allah melihat semua yang kita lakukan.
4. Menjaga Kesehatan
Puasa juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan karena dapat mengatur pola makan minum
kita. Makan dan minum tidak boleh berlebihan dan harus tahu waktu. Jika kita tidak
melaksanakannya, kesehatan kita akan terganggu dan akibat-nya kita jatuh sakit. Dengan
puasa, kita mengistirahatkan organ pencernaan kita sehingga dapat bekerja optimal. Jadi,
kesehatan kita justru terjamin ketika kita sedang berpuasa.
5. Mengajarkan Sikap Sosial yang Tinggi kepada Sesama
Puasa membuat kita merasa lapar dan haus. Hal ini dapat menyadarkan
kita untuk memikirkan saudara kita yang miskin, yang setiap hari merasa
kelaparan karena tidak memiliki makanan. Jadi, dengan puasa dapat
menumbuhkan sikap belas kasihan kita kepada orang lain, terutama para
fakir miskin.
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.
Rasul Allah Idolaku
Rasulullah memiliki empat sifat mulia, yaitu
sidik, amanah, tablig, dan fatanah. Sifat
sidik menunjukkan kejujuran para rasul.
Sifat amanah membuktikan bahwa para
rasul dapat dipercaya. Sifat tablig artinya
para rasul selalu menyampaikan ajaran dari
Allah.
Sifat fatanah berarti para rasul adalah manusia yang cerdas. Sebagai seorang muslim
kita harus meneladani sifat-sifat mulia tersebut. Sifat-sifat yang baik lainnya pun harus
kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, seperti berani dan sederhana.
Isi Materi
A. Kisah Keteladanan Nabi Dawud a.s.
Perang antara pasukan Raja Talut dan pasukan Raja Jalut pun terjadi. Dengan
bersenjata ketapel Dawud mampu memorak-porandakan pasukan Raja Jalut.
Melihat pasukannya hampir kalah, Raja Jalut menantang pasukan Raja Talut untuk
berperang tanding, satu lawan satu. Tidak ada satu pun pasukan Raja Talut yang
berani maju. Akhirnya, Dawud maju melawan Raja Jalut. Raja Jalut geram karena
yang maju hanya seorang remaja. Dia langsung menyerang Dawud dengan
pedang besarnya. Pada saat Raja Jalut lengah, Dawud melepaskan batu ketapel
dan mengarah tepat ke kening Raja Jalut yang mengakibatkan pecah dan mati.
2. Dawud Menjadi Raja
Keberhasilan Dawud mengalahkan Raja Jalut disambut gembira oleh Bani Israil.
Dia dianggap sebagai pahlawan kemenangan. Atas jasanya tersebut dia diangkat
menjadi panglima perang dan dinikahkan dengan putri Raja Talut yang bernama
Mikal. Banyak perang yang dipimpin Dawud berakhir dengan kemenangan. Bani
Israil sangat meng-hormati Dawud jauh melebihi hormatnya kepada Raja Talut.
Melihat hal ini, Raja Talut merasa iri. Dia khawatir namanya tenggelam oleh
kepopuleran Dawud. Raja Talut pun berusaha menyingkirkan dan membunuh
Dawud, tetapi usahanya selalu gagal. Akhirnya, muncullah perang antara pasukan
Dawud dan pasukan Talut. Dalam peperangan tersebut Raja Talut tewas.
Kemudian Bani Israil mengangkat Dawud sebagai raja.
3. Dawud Diangkat Menjadi Rasul
Setelah menjadi raja, Dawud diangkat oleh Allah menjadi rasul. Allah mewahyukan
kitab Zabur sebagai pedoman bagi kehidupan Bani Israil. Ketika menjadi raja, Nabi
Dawud memerintah dengan jujur, adil, dan amanah. Dia lebih mengutamakan
kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadinya.
Nabi Dawud juga hidup sederhana. Gajinya sebagai raja disedekahkan kepada fakir
miskin. Dia menghidupi keluarga-nya dengan menjual hasil kerjanya sendiri. Sehari
dia ber-puasa, sehari berikutnya dia berbuka.
Untuk mendukung dakwahnya, Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Dawud a.s.
Beliau mampu melunakkan besi, dapat memerintahkan gunung dan burung untuk
bertasbih, serta dikaruniai suara yang merdu. Di samping itu, Nabi Dawud juga
dapat menyerap pengetahuan dalam waktu singkat.
Suatu ketika Bani Israil terjangkit kolera. Banyak penduduk yang mati akibat terkena
penyakit tersebut. Kemudian Nabi Dawud berdoa kepada Allah sehingga hilanglah
penyakit itu. Sebagai ungkapan rasa syukur, Nabi Dawud dan putranya, Sulaiman,
membangun Baitul Maqdis. Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman diangkat
menjadi raja bagi Bani Israil.
4. Keteladanan Nabi Dawud a.s.
Banyak sifat terpuji dari Nabi Dawud yang harus kita teladani dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, keberanian, keadilan, dan kesederhanaannya. Kamu dapat
menyebutkan lebih banyak lagi contoh keteladanan Nabi Dawud a.s.
a. Keberanian Nabi Dawud a.s.
b. Keadilan Nabi Dawud a.s.
c. Kesederhanaan Nabi Dawud a.s.
B. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
Nabi Ilyas menyeru kepada Bani Israil untuk menyembah Allah. Allah adalah Tuhan yang
wajib disembah oleh seluruh makhluk. Ba’i hanyalah patung buatan manusia. Dia tidak
pantas untuk disembah. Kaum Bani Israil marah mendengar ajakan Nabi Ilyas tersebut.
Bahkan, mereka menolak dan menentang ajaran Nabi Ilyas. Mereka lebih percaya bahwa
yang membuat hidup mereka makmur dan sejahtera adalah Ba’i, bukan Allah.
Kemudian, Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar memberikan pelajaran
kepada Bani Israil. Lalu, datanglah musim kemarau yang berkepanjangan. Mata
air, sumur, dan sungai semuanya mengering sehingga semua tanaman layu dan
mati. Pertanian dan perkebunan Bani Israil hancur. Ternak mereka juga mati
karena kekurangan air dan makanan. Kaum Bani Israil mengalami kelaparan dan
penderitaan yang hebat. Masa kemarau ini berlangsung selama tiga tahun.
Ternyata musibah itu tidak membuat mereka sadar. Bahkan, mereka malah
menuduh Nabi Ilyas sebagai penyebab musibah ini. Nabi Ilyas dianggap
membuat Ba’i murka karena tidak mau menyembahnya. Mereka pun berniat
membunuh Nabi Ilyas. Atas perintah Allah, Nabi Ilyas bersembunyi di lereng
gunung. Bani Israil tidak dapat menemukan persembunyian Nabi Ilyas. Untuk
menghindari kaumnya, Nabi Ilyas berpindah-pindah tempat persembunyian.
Suatu hari, Nabi Ilyas bertemu seorang wanita yang baik hati. Dia memiliki anak yang
sakit sejak lama. Namanya Yusak bin Nun. Ibu Yusak sangat senang dapat bertemu
Nabi Ilyas. Dia meminta Nabi Ilyas memohon kepada Allah agar anaknya sembuh.
Nabi Ilyas berdoa kepada Allah. Yusak pun sembuh dari sakitnya. Akhirnya, Yusak
dan ibunya menjadi pengikut Nabi Ilyas yang setia.
Nabi Ilyas dan Yusak berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Mereka mengajak
kaum Bani Israil untuk bertobat, menyembah Allah, dan meninggalkan Ba’i.
Perlahan-lahan kaum Bani Israil meyakini ajaran Nabi Ilyas. Sedikit demi sedikit
mereka mulai meninggalkan berhala. Mereka sadar bahwa perbuatan mereka sesat
dan kembali menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Melihat kaumnya kembali beriman, Nabi Ilyas sangat bersyukur. Dia memohon
kepada Allah untuk menurunkan hujan. Tak lama kemudian hujan pun turun lebat.
Sumber air kembali muncul, sungai-sungai kembali mengalirkan air. Kaum Bani Israil
sangat berbahagia. Pertanian dan perkebunan mereka kembali hidup dan
menghasilkan makanan. Atas keimanan mereka, Allah menurun-kan rahmat-Nya.
2. Keteladanan Nabi Ilyas a.s.
a. Teguh Pendirian
Teguh pendirian perlu dimiliki oleh setiap orang, terutama untuk menegakkan
kebenaran. Orang yang teguh pendirian tidak mudah menyerah. Meskipun
menghadapi rintangan, dia tidak akan mundur. Ketika mengejar cita-cita,
kamu harus teguh pendirian. Belajarlah dengan rajin dan tekun.
b. Tidak Pernah Putus Asa
Dalam mengejar cita-cita kita tidak boleh putus asa. Terkadang kita bosan
belajar setiap hari atau merasa malas karena ada PR setiap hari. Ini tidak
boleh terjadi. Bosan dan malas adalah tanda-tanda sikap putus asa. Orang
yang mudah putus asa hidupnya tidak akan sukses. Hambatan harus membuat
kita kuat, bukan menjadikan kita lemah. Rajin-rajinlah berdoa kepada Allah
agar kamu dihindarkan dari sifat malas dan putus asa.
D. Kisah Keteladanan Nabi Ilyasa a.s.