Anda di halaman 1dari 19

IMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL

KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapakan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas khendak
nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini. meskipun banyak sekali kekurangan dan
kesalahan didalamnya, namun saya berharap bisa memberikan sedikit penegtahuan tentang hal
yang saya tulis ini.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam pembuatan
makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas agama islam. IMAN KEPADA ALLAH
DAN RASUL merupakan judul yang kami berikan untuk makalah ini. Tujuan disusunnya
makalah ini adalah untuk memahami aspek pendidikan agama islam. Makalah ini memuat
tentang Iman kepada Allah dan Para Rasul Allah, dimana didalamnya di terangkan bagaimana
seharusnya kita mengimani Allah dan Rasul-Rasul Allah, Maka dengan hal ini, semoga kita
semua akan menjadi lebih mengetahui dan lebih memperkuat iman kita terhadap Allah dan
Rasul-Rasul Allah.. Dengan mempelajari isi dari makalah ini diharapkan generasi muda bangsa
mampu menjadi islam yang sesungguhnya, saleh, beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Saya menyadari bahwa dalam penuliasan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu Saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga makalah ini
dapat bernmanfaat bagi pembaca.

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Iman kepada Allah dan Rasul merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Allah dan Rasul merupakan rukun iman, yaitu yang ke 1 dan 4. Iman kepada Allah artinya
mengakui adanya Allah yang maha pencipta semua mahkluk, pada hakikatnya iman kepada
Allah bagi manusia sudah terjadi ketika manusia itu dilahirkan, manusia membutuhkan
perlindungan atau pertolongan yang sifatnya mutlak
Beriman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan
Rasul, mulai dari Rasul yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi
Muhammad SAW. Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga
Nabi Muhammad SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu
mengesankan Allah SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau
di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita sebagai seorang muslim,wajib beriman atau
mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan
semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada
Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang
pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan
penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
D. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian iman kepada Allah dan Rasul.
2. Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Allah dan Rasul Allah.
3. Untuk mengetahui hikmah dari beriman kepada Allah Rasul Allah
4. Untuk mengetahui jumlah Rasul yang wajib kita ketahui beserta sejarah singkatnya.
5. Untuk mengetahui tugas dari para Rasul Allah
6. Untuk mengetahui bagaimanakah cara kita untuk mengamalkannya dalam kehidupan seharihari.

BAB II
PEMBAHASAN
1.A. PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH
Iman kepada Allah adalah mengakui adanya Allah yang maha pencipta semua mahkluk,
pada hakikatnya iman kepada Allah bagi manusia sudah terjadi ketika manusia itu dilahirkan,
manusia membutuhkan perlindungan atau pertolongan yang sifatnya mutlak
Zat Allah adalah sesuatu yang ghaib, akal manusia tidak mungkin dapat memilarkan zat
Allah, oleh sebab itu mengenai adanya Allah, kita harus puas dengan apa yang di jelaskan Allah
melalui firman-firmannya dan bukti-bukti berupa adanya alam semesta ini, akal pikiran manusia
dapat di gunakan untuk memikirkan dan merenungkan alam ciptaan tuhan, dengan di dukung
oleh keterangan keterangan ayat-ayat Al-Quran dan sunnah Rasullah , akan bertambah subur
iman seseorang kedudukan dan keteguhan iman sangat besar artinya dalam kehidupan seseorang.
Iman yang teguh akan membuahkan sikap ihklas dan bersyukur dengan demikian seseorang yang
teguh imannya senantiasa akan merasa tenteram sebagaiman firman Allah (Q.S Ar-Radu: 28)
(28)
yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
1. Dasar beriman kepada Allah
Jika di perhatikan proses pengamatan manusia, mula-mula panca indera menerima
rangsangan dari luar , kesan dan rangsangan itu disalurkan ke otak, otak menerima dan
menyadari rangsangan itu, lalu meminta pertimbangan kepada hati, hasil pertimbangan
dilaporkan kembali ke otak, melalui saraf, otak mengintruksikan anggota tubuh untuk berbuat
Semua kesan / rangsangan dari luar tentang alam ini dipertimbangkan oleh hati, hati yang
memberi pertimbangan atau berkeyakinan untuk berbicara berbuat, adanya alam semesta ini dan
zat yang menciptakannya, yakni Allah di yakini oleh hati. Keyakinan ini di ikuti dengan ucapan

pengakuan akan adanya Allah serta dibarengi pula dengan perbuatan berupa amal ibadah
kepadanya, pengakuan hati merupakan dasar iman. Perlu di ingat bahwa hanya pengakuan tidak
akan ada artinya tanpa ucapan lisan dan pengalaman anggota badan, sebab pengakuan hati,
pengucapan lisan dan pengalaman anggota badan merupakan satu kesatuan yang tak dapat di
pisahkan.
Namun demikian untuk mencapai iman yang benar tidak cukup adanyan dengan
pengakuan hati,pengucapan lisan dan mengamalkan angota badan tetapi juga harus di padukan
dengan tuntunan oleh Allah (Alquran)serta hadis rasullulah
2. Cara beriman kepada Allah
a. Bersifat Ijamli
cara beriman bersifat ini,maksudnya mempercayai Allah secara umum atau secara
garis Allah,kita percaya akan allah itu ada dan allah maha pencipta,maha pengatur,maha
pengusa hanya Allah yang pantas di sembah oleh manusia dan meminta pertolongan
dan tempat manusia akan kembali.
b. Bersifat Tafsili
Cara beriman dengan tafsili yaitu mempercaiyai Allah secara terperenci,mempercai
dengan sepenuh hati bahwa Allah mempunyai sifat wajib,dan Allah,mempunyai sifat mustahil
yang jumlahnya sama dan memiliki sifat jaiz dalam hal kutrat dan iradatnya.
3. Bukti-Bukti adanya Allah
1. hakikat manusia sebagai makluk yang bertuhan
Pada hakikat manusia membutuhkan yang maha kuasa tempat berlindung dan semua agama
mengakui adanya tuhan
2. ayat-ayat Alquran
Di dalam kitap alquran terdapat ayat-ayat adanya Allah tuhan yang maha kuasa di antaranya:
a. surat Albaqarah ayat 163
(163)
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
b. surat ar rum ayat 25



(25)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya.
Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu
keluar (dari kubur).
3.

kejadian alam semesta


Akal yang sehat tentu akan menyandari bahwa adanya sesuatu, adanya yang

Mengadakannya, demikiaan pula dengan alam semesta ini beserta isi nya pasti ada yang
menciptakan dan pencipta jagat raya ini pasti zat pencipta alam
4.

kejadian manusia
Lewat kejadian manusia terbukti manusia di ciptakan oleh zat maha kuasa.tidak mungkin

manusia ada dengan sendirinya Allah berfirman Almukminun ayat 12-14


( 13)( 12)



(14)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
B. Aspek-Aspek yang mencakup iman kepada Allah SWT
Adapun yang mencakup aspek iman kepada Allah SWT ialah
1. Iman Akan adanya Allah
Kebesaran Allah ini dapat dibuktikan oleh fitrah, akal, syara (Al-Quran dan Hadis)
danperasaan, hal ini sebagaimana terperinci di dalam poin-poin berikut ini :
a. Dalil kebesaran Allah berdasarkan fitrah.
Semua mahkluk di ciptakan oleh Allah dalam keadaan beriman kepada penciptanya,
tanpa melalui proses berputar. Seseorang tidak akan berpaling dari fitrah ini kecuali jika ada
sesuatu yang memalingkan hatinya dari fitrah tersebut. Sebagaimana sabda nabi
tidak ada anak yang terlahir kecuali di lahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya
yang menjadikannya Yahudi dan Nasrani atau Majusi(H.R Bukhari)

b. Dalil Keberadaan Allah Berdasarka Akal


Semua makhluk baik yang pada zaman dulu maupun yang akan datang pasti
membutuhkan pencipta yang menciptakannya. Sedang mereka tidak mungkin ada dengan
sendirinya atau mungkin ada secara kebetulan.
Allah telah menyebutkan dalil aqli (aqal) dan bukti yang qathI (pasti) pada surah atthur yang artinya : apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang
menciptakan diri mereka sendiri.
Maksudnya ialah bahwa mereka tidak mungkin diciptakan tanpa ada yang menciptakannya. Dan
tidak mungkin mereka menciptakan dirinya sendiri sehingga tidak ada yang lain kecuali Allah
lah yang menciptakannya
2. Mengimani Allah Sebagai Rabbi
Maksudnya ialah mengimani bahwa Allah satu-satunya Rabbi, dimana tidak ada sesuatu
ataupun penolong baginya dalam masalah ini. Yang dimaksud dengan rabi adalah zat yang
menciptakan, menguasai dan memerintah, yaitu tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada raja
kecuali Allah dan hak memerintah hanya miliknya semata.
Allah berfirman : Q.S Al-Araf : 54




(54)
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
C. Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat yang baik bagi Allah.
Pengertiannya Sifat Wajib

Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai
kesempurnaan baginya. Allah adalah Khaliq zat yang memiliki sifat yang tidak mungkin
sama dengan sifat yang dimiliki oleh mahluknya. Zat Allah tidak bisa dibayangkan
bagaimana bentuknya, rupa dan ciri-cirinya begitu juga sifat-sifatnya. Tidak bisa disamakan
dengan sifat-sifat mahluk.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib Aqli) dan berdasarkan
dalil naqli (Al-Quran dan Hadist).
Pembagian sifat-sifat wajib bagi Allah
Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri dari atas 20 sifat, dari 20
sifat itu dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
a. Sifat Nafsiyah
Yaitu sifat yang berhubungan dengan zat Allah. Sifat Nafsiyah ini ada satu, yaitu
wujud.
b. Sifat Shalbiyah
Yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya. Sifat shalbiyah ini ada lima,
yaitu : Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lilhawadist, Qiyamuhu Binafsihi, Wahdaniyah.
c. Sifat Maani
Yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat maani ada
tujuh, yaitu : Qudrah, Iradah, ilmu, Hayat, Sama, Bashar, kalam.
d. Sifat Manawiyah
Sifat manawiyah adalah kezaliman dari sifat maani, sifat manawiyah tidak dapat
berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat maani tentu ada sifat manawiyah. Jumlah sifat
manawiyah sama dengan jumlah sifat maani, yaitu : Qadiran, Muridan, Aliman, Hayyan,
Samian, Bashiran, Mutakalliman.
D. Manfaat Beriman Kepada Allah
Manfaat besar yang dapat kita petik karena beriman kepada Allah diantaranya :
menguatkan Tauhid kepada Allah sehingga seseorang yang telah beriman kepada Allah tidak
akan mengagungkan dirinya kepada sesuaatu selain Allah, baik dengan cara berharap ataupun
takut kepadanya, dan ia tidak akan menyembah selain Allah.

Sesorang akan mencintai Allah secara sempurna dan akan mengagungkannya sesuai dengan
nama-namanya yang baik dan sifat yang mulia.
mewujudkan penghambaaan diri kepada Allah yaitu dengan melakukan apa yang
diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangya.
Adapun fungsi beriman kepada Allah yang ketentuannya dalam sikap dan kepribadian
manusia sebagai berikut :
Menyadari kelemahan diri di depan Allah
Menyadari bahwa segala sesuatu yang dinikmati dalam kehidupan ini berasal dari Allah
SWT.
Menyadari bahwa dirinya pasti akan kembali kepada Allah dan dimintai pertanggung
jawaban atas segala perbuatan yang pernah dilakukan.
Sadar dan segera bertaubat apabila terjadi kekhilafab dalam berbuat dosa dan segera
memohon ampun serta bertaubat kepada Allah SWT sebagaiman firman Allah Q.S Al-imran :
135.


(135)
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

2.A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah


Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang
wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan
pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam
Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syariat yang baru untuk menyeru
manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan
(menjalankan) syariat rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi
sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat yang baru. Ia
hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syariat yang dibawa nabi Musa AS.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan

rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25 Nabi
dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah. Lalu apa
perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul
menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
B. Dalil Iman Kepada Rasul Allah
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat
78 yang artinya: Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu
kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui. (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada
yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan
kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin
Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil.
Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah
mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah

rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul
itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

:
:

( )
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau
menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul
sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)

C. Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt


Iman kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda
penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1 .Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari
mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.

Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.(Qs: Asy
syura:105).
2 .Mengimani Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada
yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan
kepadamu.(Qs: Al-mu-min:78).
3 .Membenarkan berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4.Mengamalkan syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka perselisihakan,
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadapm putusan yang
kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya .(Qs:An-nisa:65)
E. Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.
1. Meneladani Sifat Siddiq
Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat
diusahakan dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong
dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan
tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah
berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap
musuhnya.
2. Meneladani Sifat Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukan sesuatu sebaiknya
dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.

3. Meneladani Sifat Fatanah


Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada
manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani
sifat ini dapat dilaklaukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.
E. TUGAS DAN MUKJIZAT RASUL
Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang sama yaitu menegakkan
kalimat tauhid La Ilaha Illallah, mengajak umat manusia hanya beribadah kepada Allah SWT
semata, menjauhi segala macam Thaghut yang menegakkan agama (iqamatu ad-din) Islam dalam
seluruh kehidupan. Tentang hal ini Allah berfirman :
Dan Kami tidak mengutus seoarang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan melainakan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian
akan Aku. (Al-Anbiya 21-25).
Dalam menjalankan tugasnya, para Rasul berperan sebagai mubasysyrin dan munzirin artinya
memberikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan memberikan keridhaan, pahala dan balasan
neraka bagi yang durhaka.
Untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawa mereka, serta untuk
menjawab tantangan dan mematahkan argumentasi para penentang, para Rasul dilengkapi oleh

Allah SWT dengan mukjizat yaitu kejadian luar biasa (khawari-qul adah) yang terjadi atas izin
Allah SWT. Mukjizat para Rasul berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan kecenderungan
umat masing-masing atau situasi yang mengendaki. Misalnya
1. mukjizat Nabi Ibrahim AS yang tidak hangus terbakar di dalam api besar yang menyala, bahkan
beliau merasakan kenyamanan berada di dalamnya. Bukanlah dengan maksud mendemonstrasikan
kemampuannya tahan api, teteapi memang keadaan waktu itu yang menyebabkan Allah
memilihkan mukjizat ini untuk Ibrahim Khalilullah.
2. Mukjizat Nabi Musa antara lain membelah lautan dengan tongkat, lalu terbentang jalan raya di
tengahnya, atau sebelumnya tongkat menjadi ular besar yang melahap habis ular-ular tukang sihir
suruhan Firaun, memang sesuai dengan tantangan dan situasi yang dihadapi oleh musa Kalimullah
waktu itu.
3. mukjizat Nabi Isa AS yang bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit berat yang tidak
mampu disembukan oleh dokter-dokter ahli waktu itu sesuai dengan kecenderungan dan prestasi
pengobatan masa itu.
4. Tapi Khusus untuk Nabi Muhammad SAW disamping mukjizat yang hissiyah (indrawi) seperti
keluar air dari sela-sela jarinya untuk keperluan para sahabat berwhudhu, beliau dilengkapi
dengan mukjizat yang abadi sepanjang zaman yaitu Kitan Suci Al-Quran. Hal itu sesuai dengan
tugas beliau sebagai Rasul untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti, berbeda
dengan Rasul-Rasul sebelumnya yang hanya diutus untuk umat dan masa tertentu saja.

e.

RASUL-RASUL YANG ULUL AZMI


Rasul-Rasul yang digelari ulul azmi ada lima orang yaitu:

1.

Muhammad SAW

2.

Nuh AS

3.

Ibrahim AS

4.

Musa AS

5.

Isa AS

Tentang hal itu Allah SWT berfirman:


Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya Rasul-Rasul yang Ulul Azmi. (Al-Ahqaf
46:35).
Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari kamu (Muhammad),
dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putera Maryam, dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian
yang teguh. (Al-Ahzab 33:7).
Ulul Azmi maksudnya teguh hati, tabah, sabar, segala cita-cita dikejar dengan segenap

tenaga yang dimiliki, hingga akhirnya tercapai juga. Sedangkan Rasul-Rasul yang ulul azmi
maksudnya adalah para Rasul yang paling banyak mendapat tantangan, paling banyak mendapat
penderitaan, tapi mereka tetap teguh, tabah, sabar dan terus berjuang hingga mereka berhasil
mengembang tugas yang dipikulkan oleh Allah SWT.

G. HIKMAH BERIMAN KEPADA RASUL


Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain:
1. Mendapat rahmat Allah SWT.
2. Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.
3. Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan sejahtera baik di dunia
maupun di akhirat.
4. Memberikan petunjuk dan suri teladan sehingga akan mudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah swt.
6. Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah (buruk).
7. Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki karena mendapat petunjuk dari Allah
dan menjadi tahu tentang hakikat dirinya sendiri. Sehingga akan bertambah iman kepada Allah
dan juga kepada Rasul Allah.
8. Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati.

BAB II1
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Diskusi mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada
beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Allah dan
Rasul Allah secara dalam)).
2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di dalam
kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta terarah nantinya.
3. Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Allah dan Rasul-rasul allah.
4. Kepada mahasiswa dan mahasiswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman
kepada Allah dan Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5. Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari makalah ini.

Beriman kepada Allah dan Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui
oleh setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada Allah dan rasul allah
berarti adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya Allah dan rasul-rasul Allah.
Beriman kepada Allah Rasul-Rasul Allah merupakan hal wajib dan patut dipelajari, karena selain
memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat, juga memberikan pembelajaran dan
teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat.
Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan menerapkannya
di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul Allah agar kita dapat
menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia
maupun di akhirat.
B. SARAN
Diskusi mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga ada
beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Allah dan
Rasul Allah secara dalam.
2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di dalam
kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta terarah nantinya.
3. Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul allah.
4. Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman kepada
Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5. Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, H. Pardi yatim, M. Suyono dan Slamet Abidin. Pendidikan Agama Islam. Jakarta.
Penerbit : Bumi Aksara. 2004
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yokyakarta: Mitra Pustaka.
http://islamicpwr.blogspot.com/2012/10/iman-kepada-rasul-allah.html

http://www.scribd.com/doc/84883105
http://13hif.blogspot.com/2012/01/hikmah-beriman-kepada-rasul-alllah_13.html
Mesan Alfat. Aqidah Akhlak. Semarang. Penerbit : CV Toha Putra. 1994.
Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syariah Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Syekh Muhammad bin Shalih Al-Hukaimi. Sifat Allah dalam pandangan Ibn Taimiyah. Jakarta.
Penerbit : Pustaka Azzam. 2005

Anda mungkin juga menyukai