Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MUHAMMADIYAH SEBAGAI

GERAKAN SOSIAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Al Islam dan Kemuhammadiyahan 2

Dosen Pengampu :
Sriyono, S.Ag., M.Pd

Disusun oleh :
Aprilia Puspita Dewi E2B021020
Bella Septiana E2B021306
Mila Mukharomah E2B021506

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Semarang
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan
napas kehidupan, sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah, tentang perananan
Muhammadiyah di berbagai macam bidang, salah satunya di bidang sosial.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan. Di dalam
makalah ini, dijelaskan banyak pokok bahasan mengenai peranan Muhammadiyah di Tanah Air, yang
lebih spesifik lagi di bidang sosial.
Perlu diketahui, kemaslahatan umat memang menjadi salah satu aspek penting di dalam
kehidupan sosial-kemanusiaan, yang mana esensinya "manusia sebagai makhluk sosial". Sehingga,
manusia tentu tak bisa hidup tanpa manusia lain, dan saling membutuhkan satu sama lainnya.
Peran Muhammadiyah di sini ialah membantu mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kami sampaikan banyak terima kasih atas segala bentuk perhatiannya terhadap makalah ini,
dan penulis berharap semoga makalah ini mampu memberikan manfaat yang lebih banyak lagi bagi
diri penulis sendiri, dan khususnya bagi para pembaca pada umumnya.
Tak ada gading yang tak retak, hal ini tentu senada dengan makalah ini. Dengan segala bentuk
kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif, tentu sangat kami harapkan dari para pembaca,
dalam upaya meningkatkan penyusunan makalah yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang.

Semarang, 15 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

MAKALAH MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL...................................................i


KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah (Teologi Al-Ma'un)....................3
2.1.1 Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un.................................4
2.2 Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim..............................................................5
2.3 Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah............................................6
2.4 Revitalisasi Gerakan Sosial Muhammadiyah..............................................................................8
2.4.1 Macam-macam Aspek Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah..............................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perjalanannya, Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah "Amar Ma'ruf Nahi Munkar",
dan bukan hanya semata menyeru terhadap kebaikan dan mencegah yang munkar. Akan tetapi,
mengandung 3 hal yang mencakup gerakan tersebut, yakni liberasi, humanisasi, dan transendensi.
Liberasi merupakan membebaskan manusia dari segala bentuk ketertindasan, dalam artian
kebodohan, penyakit, kelompok rentan, hingga kemiskinan.
Humanisasi sendiri bisa diartikan memanusiakan manusia, atau bisa disebut juga manusia yang
diberdayakan.
Yang terakhir, transendensi yang berarti membawa manusia kepada keimanan dan kesholehan.
Sebagai gerakan tajrih (pemurnian) dan tajdid (pembaharuan), Muhammadiyah memiliki banyak
kiprah di berbagai macam bidang, mulai dari akidah, ibadah, pendidikan, kesehatan, hingga pelayanan
sosial.
Melalui teologi Al-Maun, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai gerakan yang sangat
menekankan mengenai pentingnya amal saleh. Bahkan, Muhammadiyah juga telah membuktikan
ajaran sedikit berbicara banyak bekerja, disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab secara organisasi.
Hingga sekarang, Muhammadiyah mencoba tetap berusaha dalam menjalin komunikasi yang baik,
hingga memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat dan bagi siapa saja yang membutuhkan.
Hal inilah yang dinilai penting dalam perkembangan Muhammadiyah itu sendiri.
Sementara itu, revitalisasi gerakan Muhammadiyah bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk atau
proses dalam penguatan kembali sistem paham dan jati diri, sesuai dengan prinsip ideal dalam
mewujudkan tercapainya kekuatan Muhammadiyah, sebagai gerakan Islam, yang bisa menjalankan
fungsi dakwah, demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana prinsip nilai-nilai dan ajaran sosial-kemanusiaan Muhammadiyah (teologi Al-


Ma'un)?
• Bagaimana langkah Muhammadiyah dalam kepedulian terhadap fakir miskin dan anak yatim?
• Bagaimana bentuk dan model gerakan sosial-kemanusiaan Muhammadiyah?
• Langkah apa yang harus ditempuh dalam revitalisasi gerakan sosial Muhammadiyah?

1
1.3 Tujuan

Tujuan umum :
Penyusunan makalah berjudul "Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial" ini menjadi salah satu tugas
dari mata kuliah Kemuhammadiyahan, yang di sisi lain juga mampu memberikan banyak wawasan
secara lebih luas, tentang peranan Muhammadiyah.

Tujuan khusus :
• Menambah pengetahuan akan pentingnya peranan Muhammadiyah di berbagai bidang,
khususnya di bidang sosial-kemanusiaan
• Menerapkan materi perkuliahan yang telah didapatkan dari kampus

1.4 Manfaat

Penyusunan makalah "Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial" ini mampu memberikan manfaat
lebih banyak lagi bagi kami dan para pembaca, untuk menambah wawasan mengenai peranan
Muhammadiyah yang gerakannya begitu masif, dalam mewujudkan umat yang beradab dan kembali
sesuai khittahnya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah


(Teologi Al-Ma'un)

Teologi dalam bahasa Yunani dikenal dengan "theos" yang berarti Tuhan dan "logia" yang berarti
kata-kata, ucapan, atau wacana. Jadi, teologi adalah wacana yang berdasar nalar tentang agama,
spiritualitas, dan Tuhan.
Dengan demikian, teologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Sang
Pencipta.
Teologi memampukan seseorang dalam memahami tradisi agamanya sendiri atau agama lain,
melestarikan, memperbarui, hingga menerapkan sumber dari suatu tradisi dalam situasi atau
kebutuhan yang terjadi di masa kini, atau bisa juga dijadikan sebagai alasan yang lain.
Surat Al-Ma'un termasuk ke dalam surat-surat pendek yang terdapat di dalam juz 30. Surat ini terdiri
atas sebanyak 7 ayat, yang tergolong Makkiyah (yang diturunkan di Mekkah).

2
Tafsir surat Al-Ma'un menurut Prof. Dr. H. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, vol. 15 hal. 643-
658, menjelaskan jika asbabun nuzul surat Al-Ma'un sehubungan dengan kebiasaan dari Abu Sofyan
dan Abu Jahal yang kabarnya tiap minggu menyembelih seekor unta.
Pada suatu ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit daging yang sudah disembelih
tersebut. Akan tetapi, Abu Jahal dan Abu Sofyan malah tidak memberinya, malah anak yatim tersebut
dihardik dan diusir.
Jika seseorang membenci anak yatim, maka orang tersebut membenci keberasalan Nabi Muhammad.
Sebab, Nabi merupakan anak yatim, yang dipinggirkan oleh keluarganya, dan hidup dengan cara
menggembala, berkutat dengan kemiskinan selama masa kecilnya.
Kata Al-Ma'un dalam bahasa Arab berarti bantuan, membantu dengan bantuan yang jelas (baik itu
dengan alat ataupun fasilitas), sehingga memudahkan tercapainya sesuatu yang diharapkan.
Sementara itu, Al-Ma'un juga bisa bermakna :
• Zakat
• Harta benda
• Alat-alat rumah tangga
• Air
• Keperluan sehari-hari
• dan lain sebagainya
Dalam makna yang lebih luas, Al-Ma'un dimaknai dengan membantu sesuatu yang kecil dan
dibutuhkan oleh orang lain.

2.1.1 Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un

• Orang yang menghardik dan berlaku keras terhadap anak yatim


"Maka itulah orang yang menghardik anak yatim" (Al-Ma'un ayat 2)
Orang yang di sini berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, dengan cara menganiaya haknya
dan tak memberi makan, serta memperlakukan dengan kasar. Di dalam ayat ini sangat jelas melarang
untuk membiarkan dan meninggalkan anak yatim dalam kondisi apapun dan di manapun, termasuk
juga mengabaikan anak yatim.
• Orang yang tidak saling menganjurkan untuk memberi makan orang miskin
"Dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin" (Al-Ma'un ayat 3)
Mengentaskan kemiskinan tidak hanya menjadi tanggung jawab orang-orang berada. Semua muslim
memiliki tanggung jawab yang sama terhadap orang-orang miskin.
Jika tidak mampu memberikan bantuan secara langsung, seorang muslim masih memiliki kewajiban
untuk mendorong dan bersama-sama untuk membantu yang miskin. Tak ada alasan lagi untuk muslim
tidak ikut membantu orang-orang yang membutuhkan.

3
• Orang yang lalai terhadap sholatnya
"Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya" (Al-Ma'un
ayat 4-5)
Yang dimaksud celaka di sini adalah orang-orang yang mengerjakan sholat secara terang-terangan,
sedangkan dalam kesendirian, orang tersebut malah tidak sholat.
Orang-orang yang lalai di sini bisa ditafsirkan seseorang yang tidak menunaikan sholat di awal
waktu, melainkan malah menangguhkannya hingga batas akhir waktu, secara terusmenerus, dan
malah lama-kelamaan menjadi kebiasaan.
Adakalanya juga, di dalam menunaikan sholat, tak memenuhi rukun sholat dan segala persyaratan,
sesuai dengan apa yang diperintahkan. Ada juga yang mengerjakan tidak khusyuk.
• Orang yang riya'
"yang berbuat riya" (Al-Ma'un ayat 6)
Riya' merupakan melakukan suatu perbuatan yang bukan diniatkan karena Allah SWT, melainkan
agar orang lain bisa melihat dan merasa takjub dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
Seperti yang kita ketahui, setiap manusia suka dipuji dan disanjung orang lain. Maka dari itu, seorang
muslim yang baik harus bisa menata niat, sehingga amal ibadahnya hanya ditujukan untuk Allah
SWT.
• Orang yang enggan memberikan bantuan
"Dan enggan (memberikan) bantuan" (Al-Ma'un ayat 7)
Tipe yang terakhir ini ialah orang yang enggan memberi bantuan, walaupun berupa hal-hal kecil yang
bersifat remeh.
Ayat ini berarti bagi mereka yang tidak menyembat Allah SWT dengan baik dan juga tak mau
berbuat baik dengan sesama makhluk-Nya, sehingga sangat susah untuk menolong orang lain.

2.2 Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim

Tujuan dakwah Muhammadiyah ialah meningkatkan kualitas atau taraf hidup manusia. Segala amal
usaha Muhammadiyah digerakkan untuk tujuan tersebut.
Hal ini bukan tanpa alasan, namun semenjak pendirian Muhammadiyah, upaya dari KH Ahmad
Dahlan yang dilandasi dengan dasar ayat Al Quran dan Hadits, mampu menggerakkan dinamika
kehidupan masyarakat Islam di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
Salah satu teologi Al-Ma'un, KH Ahmad Dahlan secara organisatoris menggerakkan usaha-usaha di
bidang ekonomi, dalam mengangkat dan mengentaskan kemiskinan umat Islam. Dengan gerakan
inilah, mendorong inspirasi untuk warga Muhammadiyah dalam upaya mewujudkan kepedulian
terhadap masyarakat di berbagai bidang dan berbagai macam cara.

4
Salah satu gerakan peduli terhadap fakir miskin dan yatim piatu salah satunya dengan melakukan
zakat. Di dalam surat At-Taubah ayat 60, menjelaskan golongan yang wajib menerima zakat, terutama
fakir miskin dan yatim piatu.
Muhammadiyah dalam praktisi sosial dengan pemihakan terhadap kaum mustadh'afin (lemah atau
tidak berdaya), dhuafa, miskin, dan anak yatim, yang mengilhami Muhammadiyah untuk mendirikan
banyak lembaga, seperti :
• Pendidikan
• Panti asuhan
• Rumah sakit
• dan tempat layanan sosial yang lainnya
Fakta dan realita dari kemiskinan ialah wajah lain dari dehumanisasi (kemerosotan tata-nilai).
Kemiskinan tersebut terjadi akibat dari kemungkaran sosial dan dosa sosial akut.
Kemiskinan tersebut bukan hanya menjadi masalah individu saja, melainkan juga menjadi masalah
bersama yang harus dicari jalan keluarnya bersama juga.
Dalam konteks inilah, Muhammadiyah bisa memainkan peran yang strategis, dengan
memberikan sumbangsih nyata terhadap masyarakat.

2.3 Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah

1. Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis oleh Muhammadiyah merupakan pendidikan yang berorientasi
terhadap 2 hal, yakni perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah atau pesantren.
Dalam mewujudkan rintisan pendidikan tersebut, Muhammadiyah mendirikan amal usaha, seperti :
• Sekolah umum modern
• Madrasah/pesantren modern
• Perguruan tinggi

2. Bidang Kesehatan
Sejak awal berdiri, Muhammadiyah meletakkan perhatian besar terhadap kesejahteraan masyarakat,
terlebih masyarakat dhuafa. Hal tersebut terbukti, dengan :
• Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan zakat maal kepada fakir miskin atau golongan lain
yang berhak menerima
• Pendirian panti asuhan, panti miskin, hingga panti jompo
• Pendirian balai kesehatan, poliklinik, rumah sakit umum, hingga rumah sakit ibu dan anak

5
• Pendampingan terhadap masyarakat dhuafa agar bisa hidup mandiri

3. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, memiliki tujuan guna membimbing dan mendampingi masyarahat ke arah
perbaikan dan mengembangkan ekonomi, sesuai dengan ajaran Islam dan untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah. Amal usaha Muhammadiyah di bidang ekonomi,
meliputi :
• Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
• Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
• Koperasi
• Biro perjalanan
• dan lain sebagainya

4. Bidang Kaderisasi
Di bidang kaderisasi, Muhammadiyah mencoba untuk terus tetap mengepakkan sayapnya dengan
berbagai macam jalan yang harus ditempuh. Program yang dilakukan oleh Muhammadiyah di bidang
kaderisasi, meliputi :
• Peningkatan kualitas pengkaderan
• Melaksanakan program pengkaderan formal dan informal secara berkelanjutan
• Menyelenggarakan baitul arqam (ajang penambah wawasan) dan darul arqam (sistem
pengkaderan) Muhammadiyah
• Transformasi kader per jenjang dan per generasi
• Synergy building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi

2.4 Revitalisasi Gerakan Sosial Muhammadiyah

Revitalisasi merupakan suatu bentuk proses atau cara dan perbuatan dalam menghidupkan kembali
hal yang sebelumnya terberdaya, sehingga konsep revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau
perbuatan untuk menjadi vital.
Dalam hal ini, Muhammadiyah mencoba untuk melakukan proses perubahan yang direncanakan,
meliputi berbagai macam tahapan, mulai dari penataan, pemantapan, peningkatan, dan
pengembangan, yang kesemuanya tersebut dilakukan secara berkesinambungan.
Beberapa langkah revitalisasi gerakan Muhammadiyah dalam menguatkan dan menggerakkan
segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar, dengan melalui langkah-
langkah sebagai berikut :

6
1. Memperluas peran Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan bermasyarakat di daerah
lokal, nasional, dan global, dengan cara menjalankan fungsi dakwah dan tajdid, serta
mengembangkan ukhuwah dan kerja sama dengan semua pihak.
2. Mewujudkan kehidupan Islami sesuai dengan paham agama dalam Muhammadiyah, dengan
mengedepankan uswah hasanah.
3. Mengembangkan pemikiran Islam, sesuai dengan prinsip Manhaj Tajrih dan ijtihad, yang
menjadi salah satu acuan atau pedoman Muhammadiyah.
4. Mengembangkan infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan organisasi yang mampu
menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan kian mengarah terhadap pencapaian tujuan
Muhammadiyah.
5. Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di berbagai tingkatan, dalam lingkup wilayah,
daerah, cabang, dan ranting.
6. Meningkatkan kualitas dan memperluas jaringan amal usaha Muhammadiyah.
7. Mengembangkan model-model kegiatan atau aksi yang lebih sensitif dalam hal umat,
masyarakat, dan dunia, yang berkaitan dengan kemanusiaan, secara konsisten.
8. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan ortom (organisasi otonom)
Muhammadiyah.
9. Meningkatkan berbagai macam arahan, bimbingan, dan panduan, kepada seluruh tingkatan
pimpinan dan warga Muhammadiyah.
10. Menggerakkan kembali ranting dan jamaah sebagai basis gerakan Muhammadiyah.
2.4.1 Macam-macam Aspek Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah

1. Revitalisasi Teologis. Menyangkut ikhtiar dalam menafsir ulang pemikiran dasar keagamaan
(keislaman) dalam Muhammadiyah, sebagaimana prinsip tersebut mengenai agama Islam,
dunia, ibadah, sabilillah, dan ijtihad.
2. Revitalisasi Ideologis. Menyangkut penyusunan ulang dan penguatan sistem paham, disertai
dengan langkah-langkah pelembagaannya, yang menjadi landasan guna membangun
kesadaran dan ikatan kolektif, guna memperjuangkan gerakan Muhammadiyah.
3. Revitalisasi Pemikiran. Menyangkut upaya dalam mengembangkan wawasan pemikiran
bagi seluruh anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik itu dalam format pemikiran
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bercorak dakwah dan tajdid (pembaharuan),
maupun dalam memahami berbagai macam permasalahan dan perkembangan kehidupan di
tingkat lokal, nasional, hingga global.
4. Revitalisasi Organisasi. Menyangkut terhadap perbaikan sistem atau tata kelola
kelembagaan persyarikatan, yang menyangkut penataan struktur dan fungsi organisasi,

7
birokrasi, pengelolaan dan pelayanan administrasi, hingga pengembangan organisasi yang
mengarah terhadap peningkatan kualitas, dan efisiensi-efektivitas.
5. Revitalisasi Kepemimpinan. Menyangkut langkah-langkah penguatan kualitas fungsi
efektivitas pimpinan persyarikatan di seluruh lini, termasuk itu di lingkungan organisasi
otonom dan amal usaha, di mana secara langsung menjadi suatu kekuatan dinamik dalam
menggerakkan Muhammadiyah.
6. Revitalisasi Amal Usaha. Menyangkut pengembangan kualitas amal usaha Muhammadiyah
di berbagai macam bidang yang tumbuh di atas visi dan misi gerakan, sekaligus mampu
memenuhi hajat hidup masyarakat.
7. Revitalisasi Aksi. Menyangkut pengembangan model-model kegiatan atau aktivitas gerakan
Muhammadiyah, di mana secara langsung mampu memenuhi kepentingan masyarakat luas,
dengan misi dakwah dan tajdid (pembaharuan).

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam masalah sosial, Muhammadiyah mengambil surat Al-Ma'un dan mengaplikasikannya di dalam
kehidupan manusia. Hal inilah yang tak mengherankan, Muhammadiyah begitu gencar dan begitu
banyak memiliki amal usaha, mulai di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan masih banyak lagi
yang lainnya.
Sementara itu, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam juga tengah melakukan upaya
revitalisasi, sehingga bisa berubah dan berkembang, menjadi lebih baik dan lebih maju, dari kondisi
yang sebelumnya.
Muhammadiyah mencoba melakukan revitalisasi di seluruh lini dalam segala bidang, dengan
penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan segenap potensi Muhammadiyah, dalam
menjalankan amanat Muktamar.

3.2 Saran

Dalam melakukan upaya revitalisasi, tentu tidak serta-merta jalannya lurus, melainkan banyak
rintangan dan hambatan yang harus dilalui.

8
Revitalisasi memang diperlukan, sehingga Muhammadiyah bisa kokoh dalam mengimbangi
perkembangan zaman, sehingga bisa secara terus-menerus berkontribusi positif dalam maslahat umat.
Maka dari itu, semua warga, semua lini, di segala penjuru, harus saling bisa mendorong, saling
membantu satu sama lain, sehingga tercipta revitalisasi yang lebih optimal ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Irwanda, B. G. (2016, 27 September). Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah "Amar


Ma'ruf Nahi Munkar". Dikutip 10 April 2019 dari Medium:
https://medium.com/@bobbygilangirwanda/muhammadiyah-adalah-gerakan-dakwahamar-
maruf-nahi-munkar-dan-itu-bukan-semata-mata-menyeru-125c677ee562.
2. Ishomuddin (2013, 24 September). Memahami Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan
Anak Yatim. Dikutip 10 April 2019 dari Scribd:
https://id.scribd.com/doc/170652121/Gerakan-Peduli-Fakir-Miskin-AIK-III-S5.

Anda mungkin juga menyukai