Anda di halaman 1dari 2

Nama Mahasiswa : Patrisia Cindy Paskariana

Nomor Mahasiswa : 225314051

Subjek : Pendidikan Agama R

1. Apa yang saya pahami mengenai eksistensi diri?


Eksistensi diri yang saya ketahui dan pahami adalah tujuan hidup, makna hidup,
dan berkembang. Pada lingkungan saya eksistensi digambarkan sebagai validasi atau
pengakuan dari orang lain atas pencapaian atau penghargaan yang didapatkan. Semua
kegiatan yang dilakukan harus diketahui oleh teman-temannya lewat sosial media
seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter, dan lain-lain. Keberadaanya harus
diketahui oleh orang lain misalnya pergi ke mall, gereja, tempat makan, hotel, tempat
wisata, dan lain sebagainya. Penggunaan Instagram menjadi media sosial yang sangat
digemari, remaja selalu mencoba mengikuti tren kekinian yang ada pada dunia maya
untuk mempertahankan eksistensi diri mereka.
Istilah eksistensi diri menurut saya sebagai tujuan hidup serta motivasi yang
tinggi dalam menggapai cita-cita yang hendak saya wujudkan sejak kecil. Keberadaan
dan berkembang menjadi lebih baik dari hari sebelumnya disertai makna hidup yang
saya pegang. Selalu bersyukur dengan segala yang kita dapatkan karena tidak semua
orang dapat merasakannya. Oleh karena itu, menurut saya setiap orang perlu mencari
dan memikirkan eksistensi dirinya sendiri supaya tahu tujuan hidup dan makna
hidupnya.
2. Apakah makna hidup yang selama ini saya perjuangkan? (Bisa dikaitkan juga
dengan dialog kita bersama 3 figur publik, i.e., Maudy Ayunda, Lady Gaga, atau
Fiersa Besari)
Makna hidup yang selama ini saya perjuangkan adalah menjadi pribadi yang
lebih baik dari diri saya yang sebelumnya dan menjadi orang yang bermanfaat serta
berguna untuk orang lain. Saya sadar bahwa diri saya masih jauh dari kalimat manusia
yang baik karena itu saya berambisi dan berjuang terus untuk bisa mencapai hal itu.
Pada saat saya tidak lolos SBMPTN makna hidup saya seperti tidak berarti, kekecewaan
kepada Tuhan karena tidak bisa masuk PTN yang saya inginkan sejak awal masuk
SMA. Menjalani hidup terasa hampa karena diri saya masih belum bisa menerima
situasi pada saat itu.
Setelah pertemuan kedua pada tanggal 6 September 2022 kuliah Pendidikan
Agama yang bertema, “Agama dan Pencarian Eksistensial” saya diajak untuk berdialog
dengan beberapa figur publik yang sama-sama berjuang dalam pencarian eksistensial
diri mereka, seperti Maudy Ayunda, Lady Gaga, dan Fiersa Besari. Saya mengidolakan
Maudy Ayunda sebagai inspirasi diri saya. Saya juga tertarik dengan upaya yang
dilakukan Maudy Ayunda untuk membangun cinta ke diri sendiri, mengevaluasi hidup
kita lalu mendefinisikan kembali apa yang ingin kita capai, dan makna hidup
sebenarnya yang selama ini Maudy Ayunda perjuangkan. Saya tergerak untuk bertanya
kembali pada diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai