Eksistensi diri yang saya ketahui dan pahami adalah tujuan hidup, makna hidup, dan berkembang. Pada lingkungan saya eksistensi digambarkan sebagai validasi atau pengakuan dari orang lain atas pencapaian atau penghargaan yang didapatkan. Semua kegiatan yang dilakukan harus diketahui oleh teman-temannya lewat sosial media seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter, dan lain-lain. Keberadaanya harus diketahui oleh orang lain misalnya pergi ke mall, gereja, tempat makan, hotel, tempat wisata, dan lain sebagainya. Penggunaan Instagram menjadi media sosial yang sangat digemari, remaja selalu mencoba mengikuti tren kekinian yang ada pada dunia maya untuk mempertahankan eksistensi diri mereka. Istilah eksistensi diri menurut saya sebagai tujuan hidup serta motivasi yang tinggi dalam menggapai cita-cita yang hendak saya wujudkan sejak kecil. Keberadaan dan berkembang menjadi lebih baik dari hari sebelumnya disertai makna hidup yang saya pegang. Selalu bersyukur dengan segala yang kita dapatkan karena tidak semua orang dapat merasakannya. Oleh karena itu, menurut saya setiap orang perlu mencari dan memikirkan eksistensi dirinya sendiri supaya tahu tujuan hidup dan makna hidupnya. 2. Apakah makna hidup yang selama ini saya perjuangkan? (Bisa dikaitkan juga dengan dialog kita bersama 3 figur publik, i.e., Maudy Ayunda, Lady Gaga, atau Fiersa Besari) Makna hidup yang selama ini saya perjuangkan adalah menjadi pribadi yang lebih baik dari diri saya yang sebelumnya dan menjadi orang yang bermanfaat serta berguna untuk orang lain. Saya sadar bahwa diri saya masih jauh dari kalimat manusia yang baik karena itu saya berambisi dan berjuang terus untuk bisa mencapai hal itu. Pada saat saya tidak lolos SBMPTN makna hidup saya seperti tidak berarti, kekecewaan kepada Tuhan karena tidak bisa masuk PTN yang saya inginkan sejak awal masuk SMA. Menjalani hidup terasa hampa karena diri saya masih belum bisa menerima situasi pada saat itu. Setelah pertemuan kedua pada tanggal 6 September 2022 kuliah Pendidikan Agama yang bertema, “Agama dan Pencarian Eksistensial” saya diajak untuk berdialog dengan beberapa figur publik yang sama-sama berjuang dalam pencarian eksistensial diri mereka, seperti Maudy Ayunda, Lady Gaga, dan Fiersa Besari. Saya mengidolakan Maudy Ayunda sebagai inspirasi diri saya. Saya juga tertarik dengan upaya yang dilakukan Maudy Ayunda untuk membangun cinta ke diri sendiri, mengevaluasi hidup kita lalu mendefinisikan kembali apa yang ingin kita capai, dan makna hidup sebenarnya yang selama ini Maudy Ayunda perjuangkan. Saya tergerak untuk bertanya kembali pada diri sendiri.