Anda di halaman 1dari 6

.

Mata pelajaran bahasa Indonesia diajarkan sedini mungkin dengan beberapa


standar keterampilan dan keterampilan dasar yang berbeda dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar
peserta didik mampu (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang ditetapkan, baik lisan maupun tulisan, (2) menghormati dan bangga
terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa dan bahasa nasional, (3) memahami
Bahasa Indonesia dan menggunakan
adaptif dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kematangan emosi dan sosial,
(5) menikmati dan menggunakan karya sastra untuk memperluas wawasan,
mempertajam karakter dan meningkatkan kemampuan berbahasa dan
meningkatkan kemampuan, (6) menghargai dan bangga dengan sastra Indonesia
sebagai kekayaan budaya dan spiritual bangsa Indonesia (BSNP, 2006:
110).
Salah satu tujuan tersebut dapat dicapai jika Anda memiliki minat membaca yang
kuat. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh
literasi membaca. Diketahui sebagian besar informasi disajikan dalam bentuk
bahasa tulis, sehingga wajib dibaca oleh anak
untuk mendapat informasi. Membaca merupakan salah satu mata pelajaran
bahasa Indonesia (BSNP, 2006:
110). Atas dasar itu, dikembangkan standar kompetensi dan kompetensi inti
untuk memfasilitasi pembelajaran bagi guru dan siswa. untuk mempelajari
Membaca setelah Tarigan (1979:
22-140) meliputi membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca kajian
bahasa dan membaca kajian isi. Bentuk penilaian isi adalah membaca
observasional, membaca kritis, membaca konseptual dan pemahaman. Membaca
pemahaman bukanlah kegiatan pasif. Padahal, membaca pada tingkat yang lebih
tinggi berarti tidak hanya memahami simbol-simbol tertulis, tetapi juga
memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan mempercayai pendapat
yang terkandung dalam bacaan. Pemahaman membaca secara bertahap
dipromosikan dan dikembangkan di sekolah-sekolah. Sekolah sekarang lebih
banyak menawarkan buku ajar dalam bentuk buku pelajaran, meskipun telah
terjadi variasi penambahan gambar, namun belum cukup membangkitkan minat
baca siswa. Rendahnya minat membaca menyebabkan kejelasan dan Pemahaman
membaca lemah. Kerumitan materi pendidikan yang disajikan menurunkan minat
siswa dalam membaca buku pelajaran, termasuk buku berbahasa Indonesia.
Siswa cenderung lebih tertarik membaca komik (seperti kartun) daripada buku
pelajaran karena komik memiliki narasi yang runtut dan terstruktur sehingga lebih
mudah diingat. Hal yang sama juga dilakukan oleh Endarwati (2015:
1-5) dalam artikel berjudul Komik Indah. Kata Endarwati saat membaca komiknya,
dia langsung ketagihan. Itulah yang dia rasakan saat pertama kali membaca
komik. Kartun pertama yang dia baca adalah Doraemon. Siapa yang tidak kenal
dengan robot kucing berwarna biru ini? Hampir semua orang, dari tua hingga
muda, mengetahuinya
robot kucing lucu ini. Alasannya karena cantik dan memiliki suara serak yang khas.
Belum lagi benda-benda aneh yang keluar dari tas ajaibnya. Tidak ada klimaks
atau anti klimaks dalam cerita. Oleh karena itu munculah gagasan untuk
menggabungkan daya tarik kartun dengan tampilan yang menarik, alur yang
konsisten dan mudah dipahami dari buku pelajaran yang biasanya berupa buku
pelajaran, agar siswa tertarik untuk membacanya. Hakim (2015:
1-3) dalam tulisannya berjudul Komika Jokowi! menyatakan bahwa komik secara
historis tidak dapat diterima sebagai bacaan yang bermanfaat. Bahkan, banyak
orang tua yang melarang anaknya membaca komik. Guru sekolah, tidak berbeda,
melarang keras anak sekolah membaca kartun. Namun, kebetulan banyak anak
yang sangat suka membaca komik. Menampilkan komik Mahabarata karya RA
Kosasi, Wayang Purwa, Sri Asi, Siti Gahara dan masih banyak lagi. Cerita
bergambar bergaya komik seperti Flash Gordon juga muncul di surat kabar luar
negeri tertentu. Berdasarkan hasil survei di atas, peneliti juga menemukan
masalah yang sama ketika mewawancarai Atiek Budiono sebagai guru bahasa
Indonesia kelas tujuh di SMP MBS Al-Amin. Atiek Budiono mengatakan kurangnya
media dalam kelas membaca. Pemahaman membaca siswa sangat terpengaruh.
Selain guru mata pelajaran, wawancara juga dilakukan kepada siswa kelas 7.
Melalui hasil wawancara siswa, permasalahan yang dihadapi siswa adalah
kurangnya kemampuan membaca siswa sehingga membuat siswa kurang
termotivasi untuk mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Selain itu, guru
yang tetap menggunakan strategi tradisional juga berkontribusi terhadap
penurunan pemahaman membaca siswa di SMP Al-Amin.
Pada akhirnya semua ini mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak sesuai
harapan dan harus segera dibenahi. Menarik perhatian dan alternatif strategi
yang tepat untuk memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang
diberikan. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini dicoba untuk
menerapkan strategi pembelajaran PQ4R. Strategi pembelajaran ini dilaksanakan
bersama-sama dengan bantuan kartun. Strategi pembelajaran PQ4R yang mana
media kartun merupakan strategi pembelajaran yang efektif dikembangkan
menjadi strategi pembelajaran PAIKEM. Strategi pembelajaran PQ4R digunakan
untuk membantu siswa mengingat apa yang dibacanya, sedangkan kata P adalah
preview (membaca cepat), Q adalah pertanyaan (questions), dan 4R adalah read
(baca), think (refleksi). . , pernyataan (q
jawab sendiri). periksa (ulangi secara menyeluruh). Selama pembelajaran
menerapkan strategi pembelajaran PQ4R menurut Arends (Trianto, 2010:
154-155), kegiatan yang dilakukan guru melakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
Tabel 1. Tindakan yang dilakukan guru saat menerapkan strategi pembelajaran
PQ4R
sebuah langkah
kinerja siswa perilaku guru
tahap 1
pratinjau
sebuah. Menyediakan bahan bacaan
untuk dibaca siswa
b. Informasikan kepada siswa
cara mencari ide
Topik/Tujuan Pembelajaran
untuk mencapai
Kupas dengan cepat
Menemukan ide/tujuan utama
pembelajaran yang dapat diakses
Langkah 2
Pertanyaan
sebuah. Memberitahukan kepada siswa secara bergiliran
Perhatikan pentingnya membaca
b. Berikan tugas kepada siswa
mengajukan pertanyaan tentang gagasan utama
ditemukan digunakan
kata-kata apa, mengapa, siapa dan
Suka
a) Memperhatikan penjelasan guru
b. Jawab pertanyaan yang diajukan
dia punya
langkah 3
untuk membaca
Berikan tugas kepada siswa
membaca dan menjawab/membalas
pertanyaan yang telah diatur sebelumnya
Membaca secara aktif pada saat yang bersamaan
menjawab apa
yang dibaca dan dijawab
dia mengajukan pertanyaan
langkah 4
mencerminkan
bahan simulasi/informasi
dalam bahan bacaan
Tidak hanya dengan hati dan
tapi ingat temanya
mencoba untuk memecahkan masalah
informasi dari guru
dengan ilmu yang anda miliki
diketahui dengan membaca
langkah 5
untuk mengekspresikan
Mintalah siswa untuk melakukan intinya
seluruh diskusi kelas
belajar hari ini
sebuah. pertanyaan dan jawaban
Pertanyaan
b. Lihat catatan/informasi terkait
apa yang dilakukan sebelumnya
c. Buat titik dari segalanya
sebuah percakapan
langkah 6
perhatikan
sebuah. Ajarkan siswa untuk membaca intinya
yang dibuatnya dari rincian gagasan utama
apa yang dia lakukan
b. Mintalah siswa untuk membaca lagi
Baca terus jika Anda masih tidak yakin
dengan jawabannya
sebuah. Baca intinya
dia punya
b. Baca kembali bahan bacaan
siswa jika masih ragu jawab sudah dia punya
Setelah mengetahui tindakan guru dalam penerapan strategi pembelajaran PQ4R.
kursus strategi
Peneliti sebelumnya telah melakukan kajian terhadap PQ4R karena strategi ini
sangat cocok
ketika berbicara tentang literasi.
Salah satu peneliti terdahulu yang mendemonstrasikan strategi PQ4R adalah Aini
(2009:

menjelaskan bahwa baik guru maupun siswa menunjukkan hal tersebut dari hasil
wawancara Implementasi strategi PQ4R memfasilitasi pembelajaran membaca
intensif Cari informasi untuk diskusi. Baik dalam kelompok maupun sebagai
individu, siswa merasa senang, selain didukung dengan langkah-langkah
sederhana, mereka juga merasa didukung oleh materi yang menarik. Guru juga
mengatakan bahwa strategi PQ4R tepat waktu digunakan pada saat belajar
membaca karena diwajibkan pada setiap tahapan Siswa menggabungkan
pengetahuan dengan pengetahuan siswa. Hai, itu bagus pembelajaran
kontekstual. Berdasarkan data penelitian, membuktikan kemampuan tersebut
Siswa membaca intensif mencari informasi karena bahan diskusi dapat dikatakan
itu bekerja dengan baik. Data hasil evaluasi, observasi dan wawancara
menunjukkan bahwa penerapan strategi PQ4R berhasil meningkatkan literasi
intensif Kemampuan dan kinerja siswa dalam membaca intensif. Selain bukti
empiris di atas, alasan lain memilih strategi ini adalah strategi PQ4R Diharapkan
mampu mengatasi permasalahan di atas. Strategi pembelajaran PQ4R dengan
kartun
sangat akurat dan cocok untuk digunakan di kelas oleh guru. implementasi
strategi
Pembelajaran PQ4R dari kartun di kelas untuk meningkatkan motivasi dan
keterampilan

Anda mungkin juga menyukai