Anda di halaman 1dari 16

NASKAH PRAKTIK BAIK

IMPLEMENTASI ALAT PERAGA BASIC ENGLISH LADDER GAME


(BELAGA) DIKELAS XI AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 1 SIRAMPOG
BREBES GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPEAKING SISWA
(Azizul Jailani A., S.Pd)
Penulisan naskah praktik baik ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran
berdiferensiasi yang terintegrasi dengan kompetensi sosial emosional menggunakan PBL
(Problem Based Learning) dengan di bantu alat peraga BELAGA untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris.
Subyek dalam naskah praktik baik ini adalah siswa kelas XI AKUTANSI SMK
Muhammadiyah 1 Sirampog kabupaten Brebes yang berjumlah 23 siswa terdiri atas 4 laki-
laki dan 19 perempuan. Metode yang digunakan dalam Penulisan praktik baik ini yaitu
metode PBL. Capaian kegiatan praktik baik adalah 100% karena semua siswa terlibat aktif
dan atusias dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi subyek pembelajaran sehingga
diperoleh output sesuai dengan harapan yaitu percaya diri dalam berbicara menggunakan
Bahasa Inggris. pembelajaran berdiferensiasi proses dan produk terlaksana dengan baik
dan terdapat kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan KSE (kompetensi sosial emosional).
Penerapan Metode PBLberlangsung efektif, siswa terlibat aktif dalam kegiatan kolaborasi
dan menggunakan media dengan baik. Hasil penelitian praktik baik yang sudah
dilaksanakan yaitu: (1) kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris dengan penerapan Metode
PBL berlangsung efektif. (2) penambahan menggunakan alat peraga BELAGA terbukti
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan seluruh siswa aktif
dan senang mengikuti pembelajaran, (3) Kompetensi sosial emosional siswa dari
kesadaran diri, kesadaran sosial (kemampuan berkolaborasi serta menghargai orang lain)
tumbuh dengan baik dalam kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan ini. (4)
Pembelajaran yang menyenangkan mendorong siswa lebih mudah dalam memahami
materi. (5) Profil pelajar pancasila tercermin dan tercurahkan di kegiatan-kegiatan yang
siswa laksanakan. (6) Siswa menunjukkan hal – hal positif yang di tuangkan dalam refleksi
setelah pembelajaran.

Kata Kunci: PBL.BELAGA,Percaya Diri, Diferensiasi


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


SMK Muhammadiyah 1 Sirampog adalah salah satu sekolah menengah kejuruan di
wilayah kecamatan Sirampog yang di pegang langsung oleh Pimpinan ranting dan Cabang
Muhammadiyah Sirampog.
Sekolahan ini berbasis agama, maka dari itu harus berpegang teguh denganmoral – moral
kebaikan yang terkandung pada agama, khususnya agama Islam.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2006 Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa:
(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menuju
ke arah tersebut memerlukan disain atau rencana pembelajaran yang harus disusun
berdasarkan strategi yang tepat. Oleh karena itu untuk upaya Meningkatkan kemampuan
speaking siswa di kelas xi Akuntansi Smk Muhammadiyah 1 Sirampog Brebes
Menggunakan game dengan nama Basic English Ladder Game (BELAGA).
Game adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang
menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks tidak serius atau dengan tujuan
refreshing. Suatu cara belajar yang digunakan dalam menganalisa interaksi antara sejumlah
pemain maupun perorangan yang menunjukkan strategistrategi yang rasional. Game bisa
dilakukan melalui fisik sepeti sepakbola, gobak sodor, bisa juga melalui board game seperti
ulartangga, congklak dan lain sebagainya dan di era milenial ini dilakukan melalui flatform
seperti Free fire, mobile legend dan lain sebagainya. Beberapa definisi game menurut
beberapa para ahli: 1. John C Beck & Mitchell Wade, Game merupakan penarik perhatian
yang telah terbukti. Game adalaha lingkungan pelatihan yang baik bagi dunia nyata dalam
organisasi yang menuntut pemecahan masalah secarakolaborasi. 2. Samuel Henry, Game
merrupakan suatu bentuk hiburanyang seringkali dijaikan sebagai penyegar pikiran dari
rasa penat yang disebabkan oleh aktivitas dan rutinitas kita. 3. John Naisbitt, Game
merupakan sistem partisipatoris dinamis karena game memiliki tingkat penceritaan yang
tidak dimiliki film. 4. Andik Susilo, Game adalah salah satu candu yang susah dihilangkan,
bahkan ada yang mengatakan bahwa candu game online setara dengan narkoba.
Fokus pada board game, board game adalah suatu jenis permainan yang salah satu
komponennya adalah lembaran persegi seperti papan yang bahannya bisa bermacam-
macam, tapi umumnya dari karton tebal. Monopoli, Catur, Ludo, Halma, Ular Tangga
adalah beberapa contoh board game yang sudah lama dikenal.
Dari board game yang penulis rancang sendiri. Sedikit mirip dengan ular tangga, namun di
imbuhi kartu untuk ditebak oleh para siswa menggunakan speaking, diharapkan siswa
SMK Muhammadiyah 1Sirampog kelas XI Akuntansi tahun pelajaran 2020/2021 mampu
mengembangkan kemampuan speaking mereka yang selama ini masihkurang.
2. Tujuan
Tujuan enulisan naskah praktik baik ini adalah untuk menggambarkan pengalaman
terbaik penulis dalam menerapkan pembelajaran yang menyenangkan yang dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berbicara Bahasa Inggris dengan
menggunakan metode PBL dan alat peraga BELAGA dalam pembelajaran berdiferensiasi
yang terintegrasi dengan kompetensi sosial emosional siswa.
3. Hasil Yang di harapkan
Harapannya, setelah mendapatkan hasil yang di inginkan, harapannya dari penulis
diantaranya adalah bisa meningkatkan kompetensi profesionalisme si penulis sebagai guru
dalam menulis pengalaman tentang hal – hal inovatif selama kegiatan pembelajaran tanpa
melepaskan karakter profil pelajar pancasila pada semua siswa yang sejatinya sudah
terbenam sejak dilahirkan sebagai warga negara Indonesia.
a. Bagi guru
i. Dapat mengembangkan model pembelajaran yang menarik sehingga mampu menarik
minat siswa dan termotivasi dalam belajar.
ii. Membantu memperbaiki / meningkatkan proses hasil belajar dan mengajar.
iii. Memberi masukan kepada semua dewan guru guna meningkatkan mutu pembelajaran.
b. Bagi Siswa
i. Meningkatkan kepercayaan diri pada siswa dalam menggunakan Bahasa Inggris secara
lisan sesuai kontekskehidupan sehari-hari.
ii. Meningkatkan keaktifan, kreativitas dan hasil belajar siswa yang lebih tinggi.
iii. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberipengalaman belajar yang
menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan masukan bagi sekolah mengenai penggunaan permainan Basic English
Ladder Game (BELAGA) dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris
siswa SMK Muhammadiyah 1 Sirampog Tahun Pelajaran 2020/2021
d. Bagi Pembaca
Dapat memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dalam
berbicara bahasa inggris siswa melalui permainan Basic English Ladder Game (BELAGA).
BAB II
ISI
1. SITUASI
Pengajaran Bahasa Inggris di setiap jenjang meliputi keempat keterampilan berbahasa
yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur
bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata Bahasa dan Pronunciation sesuai dengan tema
sebagaialat pencapai tujuan.
Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas, pembelajaran keterampilan Bebicara
(Speaking) ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan
mengungkapkan makna dalam monolog pendek sederhana dengan menggunakan ragam
bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks
kehidupan sehari-hari dalam teks memberi dan meminta informasi sederhana
menggunakan kalimat passive adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dikuasai oleh siswa Kelas XI SMK.
Kemampuan speaking bagi kebanyakan orang dianggap keterampilan paling sulit karena
meliputi banyak aspek dari kemampuan berbahasa Inggris antara lain pronunciation
(pengucapan), listening (mendengarkan), grammar (tata bahasa) dan vocabulary (kosakata)
sekaligus (Yanto, 2015). Namun sesungguhnya yang diperlukan hanyalah sedikit
keberanian dan motivasi yang besar untuk bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar.
Speaking (Berbicara) merupakan salah satu skill yang harus dikuasai dan benar-benar harus
mampu untuk dipraktekkan di lapangan dengan orang lain sebagai lawan bicara (Astrawan,
2013). Dalam sistem kependidikan, belajar bahasa Inggris menggunakan materi Speaking
ini akan diajarkan oleh guru dan biasanya guru tersebut menggunakan teknik diskusi atau
dialog sebagai langkah awal pengajaran. Pada kemampuan speaking ini, seseorang harus
benar-benar sudah menguasai pronunciation dengan baik.Pronunciation merupakan aturan
dalam pengucapan kata dalam bahasaInggris atau cara seseorang mengucapkan suatu kata
(Kamus online, 2016). Dan apabila orang tersebut sudah mahir pronunciationnya, maka
pada saat ia berbicara bahasa Inggris akan sangat jelas dan terdengarprofesional pada setiap
kata yang diucapkannya. Skill speaking biasanya dikuasai setelah menguasai skill
Listening (mendengarkan) (Heaton, 1988). Karena pada umumnya, setelah seseorang
mendengarkan maka dia akan menciptakan sebuah “produk bahasa” yaitu berbicara
(Setiawati, 2016). Melalui Speaking, seorang Speaker (pembicara) berkomunikasi untuk
menyampaikan maksud dan tujuannya. Dalam teknik berbicara yang dipelajari berupa
pengucapan kata-kata yang berbahasa Inggris, selain itu, Kemampuan berbicara
merupakan English aktif yang artinya seseorang harus terlihat mampu berbicara bahasa
Inggris secara aktif.Hal terpenting lainnya untuk menguasai kemampuan berbicara adalah
menguasai banyak kosakata (Vocabulary). Untuk menguasai banyak kosakata diperlukan
latihan sebanyak-banyaknya dan inilah kunci utama keterampilan berbicara. Latihan,
latihan dan latihan. Practice makes perfect, demikian kata sebuah ungkapan. Selain itu
kemampuan menguasaitata bahasa (grammar) juga sangat penting agar kita fasih dalam
berbahasa Inggris.
Terlepas dari semua aspek yang harus diperhatikan dalam menguasai kemampuan
berbicara. Yang terpenting adalah seseorang harus memiliki rasa percaya diri dalam
menguasai kemampuan berbicara (Yanto, 2015). Merasakan rasa malu saat berbicara
Bahasa Inggris sama denganmenempatkan rasa malu yang tidak pada tempatnya. Malu
yang tidak pada tempatnya inilah yang telah banyak membunuh impian ribuan bahkan
jutaan orang yang ingin belajar bahasa Inggris. Akibatnya, di kemudian hari mereka
menyesal, mengapa harus malu belajar bahasa Inggris.
Basic English Ladder Game atau biasa disingkat dengan BELAGA adalahsebuah game
adaptasi dari sebuah permainan yang sudah trend disemua kalangan yaitu ular tangga.
Namun di BELAGA ini permainan ular tanggasudah dimodifikasi sedemikian rupa
supaya bisa mengajak siswa termotivasi dalam belajar Bahasa Inggris.
Kita sudah tahu bahwa Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, dibutuhkan kecerdikan
seorang guru dalam memilih strategi, model, dan media pembelajaran. Belakangan ini
tidak sedikit guru yang memperhatikan media pembelajaran berupa permainan (games),
dari Andrew Wright, David Betteridge (Games, 1984) berpendapat bahwa belajar bahasa
adalah suatu pekerjaan yang berat. Usaha keras diperlukan setiap saat dan harus
dimunculkan pada periode tertentu. Permainan yang diadaptasikan dalam pembelajaran
dapat membantu siswa lebih semangat dan lebih tertarik pada pelajaran bahasa inggris.Jika
mampu diserap siswa, permainan dapat melengkapi praktek bahasa yang kuat dan berarti.
Dengan demikian permainan tersebut tidak digunakan hanya pada hari-hari tertentu pada
akhir pembelajaran saja.
Permainan sangat memotivasi dan menghibur, dan mereka dapat memberikan siswa
pemalu lebih mempunyai kesempatan mengekspresikan pendapat mereka dan perasaan
mereka (Hansen1994:118). Ia juga dapat memberi kemampuan pada siswa mendapatkan
pengalaman baru dalam pembelajaran bahasa asing yang tidak selalu mungkin terjadi
selama mengalamai bahasan tertentu. Lebih jauh lagi, menegaskan pendapat Richard-
Amato, mereka menambahkan bahwa permainan dapat dijadikan kegiatan ”ice breaking”
pada kegiatan rutin pembelajaran di kelas, tetapi juga dapat digunakan untuk
memperkenalkan gagasan-gagasan baru (1988:147). Mudahnya, suasana yang
menyenangkan yang tercipta karena permainan, siswa dapat mengingat sesuatu lebih cepat
dan lebih baik (Wierus and Wierus 1994).
Permainan Ular Tangga atau dalam Bahasa Inggrisnya disebut Snake and Ladder adalah
suatu permainan yang menggunakan papan permainan (board game) dan sebuah dadu
(dice). Dalam Basic English Ladder Game ada beberapa yang dimodifikias. Papan
permaian tersebut berisikan 100 kotak seperti biasanya permainan ladder and snake, ada
tangga naik dan ular turun. Namun tambahan perintah yang harus dilakukan oleh pemain
adalah di setiap kotak ada pemberian nilai tambahan jika pemain mampu menjawab
pertanyaan pada kartu yang sudah di sendiakan. Dalam hal ini setiap kartu berisi perintah
beda beda, seperti menanyakan nama sampai translate kalimat.
2. TANTANGAN
Yang menjadi tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi menggunakan
metode PBL dan board game BELAGA yaitu penulis membutuhkan rencana yang matang
dan waktu yang lama untuk menyusun modul ajar, asesmen diagnostic kognitif dan non
kognitif serta menyiapkan alat peraga board game yang harus di di buat dan di cetak
sedemikian rupa supaya menarik. Tantangan berikutnya yaitu dibutuhkan strategi yang
tepat dalam managemen kelas agar setiap kelompok dapat terpantau dengan baik dan
terciptanya pembelajaran bermakna.
Strategi pertama yang diterapkan dalam mengatasi tantangan yaitu penulis harus bisa
membagi waktu dengan baik dalam penyusunan modul ajar, asesmen diagnostic dan
menyiapkan alat peraga board game BELAGA, strategi berikutnya yaitu penulis
menerapkan tutor sebaya, dalam tiap kelompok yang kompetensinya lebih dibanding
yang lain diminta untuk memandu atau mengajari temannya yang masih kesusahan dan
kurang percaya diri dalam belajar Bahasa Inggris.

Pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran berdiferensiasi diantaranya siswa


sebagai subyek pembelajaran, guru sebagai fasilitator dalam merencanakan dan
menyiapkan pembelajaran dengan materi teks interaksi transaksional lisan dan tulis
memberi danmeminta informasi dengan metode PBL dan rekan sejawat yang berperan
memberikan refleksi pra dan pasca kegiatan pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan
pada siswa dan meminta siswa menjawabnya sesuai dengan yang diinginkan dan dengan
membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk memainkan alat peraga BELAGA.

3. AKSI
Sebelum pembelajaran, penyusun menyusun modul ajar menggunakan metode PBL dan
menggunakan alat peraga BELAGA yang dalam kegiatan pembelajaran mencerminkan
berdiferensiasi dan kompetensi sosial dan emosional. Kemudian dengam menggunakan discovery
learning untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang Bahasa Inggris. Dan berikut proses
penerapannya:
Alokasi
Saintifik Deskripsi Kegiatan Metode PBL
Waktu
45
Pendahuluan (daring)
Menit
Apresepsi 5
1. Guru mengucapkan salam kepada pesertadidik Menit
melalui whatsapp/google meet/zoom.
1. Peserta didik berdoa sebelumpembelajaran.
2. Guru mengkondisikan kelas dengan menanyakan
kabar, dan mengecek kehadiran pesertadidik.
3. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingindicapaidan menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
5. Peserta didik disiapkan untuk memulai
pembelajaran
Guru : “Are you ready to study English?”
Peserta didik :“Yes, We are””
Mengamati 7. Siswa membaca/ membacakan/ 20
mendengarkan/menonton video tentang berbagai Menit
macam teks interaksi transaksional lisan dan tulis
yang melibatkan tindakan memberi dan meminta
informasi terkait keadaan /tindakan/ kegiatan/
kejadian tanpa perlu menyebutkan pelakunya dalam
teks ilmiah.
8. Siswa mengamati tujuan komunikasi.

Alokasi
Saintifik Deskripsi Kegiatan Metode PBL
Waktu
20
1. Guru mulai membagi peserta didik kedalam
Menit
Menanya beberapa kelompok dengan setiap kelompok
berjumlah 5 orang.

2. Dengan pertanyaan pengarah dari guru, siswa


mempertanyakan tujuan pembelajaran teks interaksi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan
tindakan memberi dan meminta informasi terkait
keadaan /tindakan/ kegiatan/ kejadian tanpa perlu
menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah
225
Kegiatan Inti
menit
Mengamati Fase 1 Mengorientasi Peserta Didik pada Masalah 45
(Communication)tatap muka Menit
1. Guru membagikan membagi siswa menjadi
beberapa kelompok untuk bermain Basic English
Ladder Game.
2. Guru memonitor jalannya pembelajaran,
menggunakan Basic English Ladder Game.
3. Peserta didik melakukan proses diskusi bersama
semua untuk mengidentifikasi masalah yang belum
terpecahkan melaluli game.
4. memecahkan masalah kontekstual yang diberikan
olehguru.
Masalah 1 (Creative, Critical thinking)
Peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual
untuk menentukan to be + verb 3/past participle yang
digunakan dari tiap teks interaksi transaksional lisan dan
tulis memberi dan meminta informasi tanpa
menyebutkan pelaku.
Alokasi
Saintifik Deskripsi Kegiatan Metode PBL
Waktu
Masalah 2 (Creative, Critical thinking)tatap muka 45
Peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual Menit
yang berkaitan dengan pola kalimat teks interaksi
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
informasi tanpa menyebutkan pelaku (passive voice)
melalui Basic English Ladder Game
Fase 2 Mengorganisasi Peserta Didik Belajar 45
(Collaboration) Daring Menit
1. Siswa membandingkan beberapa pasive voice yang
dilihat dari video / file yang dibagikan di link
2. Dalam kerja kelompok terbimbing siswa membahas
Mengasosiasi
tentang masalah yang dihadapi pada saat membaca,
mendengarkan, dan menuliskan teks interaksi
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
informasi tanpa menyebutkan pelaku dengan fokus
pada penggunaan language features yang tepat.
3. Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan
teman tentang setiap permasalahan yang
disampaikan dalam kerja kelompok..

Fase 3 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil 30


Karya (Communication) Daring Menit
Mengevaluasi 1. Siswa mempresentasikan beberapa teks interaksi
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
informasi tanpa menyebutkan pelakunya yang
didapat dari Basic English Ladder Game
2. Siswa membuat jurnal belajar (learning journal)
Fase 4 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses 5
Pemecahan Masalah (Communication) Menit
Mengumpulka tatap muka
n data 1. Guru bersama peserta didik menyimpulan
hasil dari keseluruhan kegiatan
pembelajaran (pendahuluan dan inti) dari
pembelajaran menggunakan Basic English
Ladder Game.
2. Peserta didik yang lainnya dipersilahkan untuk
mencermati dan diperbolehkan untuk menyangga
apabila ada perbedaan pendapat.
3. Guru memberikan ulasan balik atas
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dan menghitung nilai yang
didapat dari game.
10
Penutup (tatap muka)
Menit
1. Guru memberikan link google formulir sebagai
Mengkomunik penugasan kepada peserta didik untuk dilakukan 10
asikan Menit
penilaian.
2. Guru bersama dengan peserta didik melakukan
refleksi atas pembelajaran yang telahberlangsung.

Alokasi
Saintifik Deskripsi Kegiatan Metode PBL
Waktu
45
1. Guru menginformasikan materi pembelajaran untuk
pertemuanberikutnya
2. Peserta didik mengucapkan salam untuk mengakhiri
pembelajaran.
3. Guru menutup pertemuan dengan meminta salah
Mengasosiasi satu peserta didik memimpin teman sekelas berdoa
mensyukuri kesempatan telah mempelajari teks
interaksi transaksional lisan dan tulis memberi dan
meminta informasi.
225
Total waktu
menit

4. REFLEKSI
Praktik baik yang telah dilakukan oleh penulis dengan metode PBL memberikan hasil
yang signifikan, seperti dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri para siswa
dalam belajar bahasa inggris khususnya di bagian speaking. Pembelajaran berlangsung
dengan efektif, karena semangat dan kepercayaan diri dari para meningkat dengan baik
karena pembelajaran yang dilakukan berpusat pada murid..
Aksi p r a k t i k b a i k i n i m e m b e r i k a n d a m p a k yaitu siswa tidak merasa bosan
dengan pembelajaran yang dilakukan, karena dalam pembelajaran, selain berpusat pada
murid kegiatan juga di selingi permainan menggunakan alat peraga board game BELAGA.
Yang menjadi faktor utama keberhasilan di praktik baik ini adalah meningkatnya
kepercayaan diri dari para siswa dalam berbicara Bahasa Inggris dan dari penulis yaitu
motivasi untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi dalam menuntun siswa
belajar sehingga merasa senang dan nyaman dalam belajar.
Dari keseluruhan pembelajaran, proses baik yang sudah dilakukan adalah membuat
perubahan dan inovasi yang di mulai dari diri sendiri serta konsisten. Dari konsisten ini
bisa di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran itu tidak bisa secepat kilat, harus
berkelanjutan karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda – beda. Perbedaan
cara belajar itu di tuangkan dalam pembelajraan berdiferensiasi. Jika pendidik sudah
menemukan cara belajar siswa yang berbeda – beda, selalu besar kemungkinan ia akan
terus berusaha memberikan tuntunan yang terbaik bagi siswanya sehingga tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan karakter profil pelajar Pancasila tercapai.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Setelah mengetahui pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar pada faktor-faktor
seperti metode yang digunakan guru, sehingga peneliti mencoba menggunakan game
BELAGA sebagai model pembelajaran dalam upaya memecahkan permasalahan yang ada di
sekolah.
Pembelajaran menggunakan BELAGA di SMK Muhammadiyah 1 Sirampog terbilang efektif
dan layak dijadikan praktik baik pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan
kompetensi sosial dan emosional karena mampu meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi
belajar siswa dalam berbicara menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan dengan
presentasi siswa dalam berbicara Bahasa Inggris di depan Guru dan teman sekelas.

2. REKOMENDASI
Berdasarkan pemaparan diatas, berikut rekomendasi yang relevan:
a. sebaiknya para guru menerapkan media yang variatif agar antusias belajar peserta didik
berkembang, serta merasa tidak bosan selama pembelajaran.
b. sebaiknya penelitian ini dijadikan referensi dalam meningkatkan keterampilan
berbicara bahasa Inggris menggunakan media permainan seperti BELAGA ini, sebagai
pengalaman belajar yang baru bagi peserta didik.
c. Penerapan media ini perlu pendampingan, pengawasan dan management waktu yang
baik, sehingga pembelajaran tepat sasaran dan terstruktur. Apabila jumlah siswa
banyak, maka perlu disesuaikan jumlah media dan pembagian kelompoknya.
d. Sebagai penguatan, diharapkan bagi penyusun lain untuk melakukan praktik baik lanjutan
guna verifikasi data hasil praktik baik ini.
3. TINDAK LANJUT
Kedepan, Penulis akan selalu berusaha menerapkan metode – metode yang menyenangkan
seperti di kegiatan praktik baik ini, dan berikutnya penulis ingin berbagi hasil pratik baik ini
pada rekan rekan sejawat entah itu di sekolah asal atau di MGMP Bahasa Inggris Kabupaten
Brebes.
REFERENSI

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3752/05.2%20bab%202.pdf?s

equence=8&isAllowed=y (diakses tanggal 7 Oktober 2020 pukul 14;25)

http://repository.unpas.ac.id/15941/2/bab%202.pdf (diakses tanggal 7 Oktober

2020 pukul 14:50)

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/198007162008011-

ARIF_HIDAYAT/Abstrak_Agus_Suganda_dan_Arif_Hidayat.pdf (diakses

tanggal 7 Oktober 2020 pukul 17;33)

Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin: Deakin

University.

Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Dirjen

Pendasmen Dirtendik: 2003.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Suhardjono et.al. 2005. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang

Pendidikan

Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: Dirjen Dikgu dan Tentis

Brown, H.Douglas. Language Assesment Principle and Classroom Practices.

Longman.

https://fadlan90.wordpress.com/2017/04/21/speaking-skill-dalam-bahasa-inggris/

(diakses tanggal 7 Oktober 2020 pukul 19:40)

Heaton, J,B. 1988. Writing English Language tests. London and New York:

Longman Group UK Limited.

Kamus Online. 2020. Pronunciation. Diakses pada tanggal 7 Oktober, 2020 dari

Website: Kamus Online, http://kamus.landak.com/cari?emang=Pronunciation.


Setiawati, N. 2016. 4 Skills Penting Saat Belajar Bahasa Dalam Bahasa Inggris

Yang Wajib Kita Ketahui. Diakses pada tanggal 7 Oktober, 2020 dari Website: Ilmu

Bahasa Inggris, http://www.ilmubahasaInggris.com/4-skills-penting-saat-

belajar-bahasa-dalam-bahasa-Inggris-yang-wajib-kita-ketahui/
14

LAMPIRAN

Link Video Pembelajaran https://youtu.be/ryZhHoideIc

Media Basic English Ladder Game

BELAGA card
15

Kegiatan pembejaran awal (pendahuluan)

Kegiatan inti
16

Kegiatan penutup

Anda mungkin juga menyukai