Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA SISWA


KELAS III MIN 4 LANGSA MELALUI PEMBELAJARAN ACTIVE
LEARNING DENGAN BERBANTU PERMAINAN BINGO

Disusun Oleh:

Nama : Juliana

NIM : 1052016024

Fak/Prodi : FTIK/PGMI

Unit/Semester : 1/6

Dosen Pembimbing : Wahyuni, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

ZAWIYAH COT KALA LANGSA

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat pada zaman ini dalam
berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu
upaya untuk pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya
berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan akan
layanan individual, terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi
mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan
tersebut dengan terus-menerus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan
perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan
peserta didik. Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasi sangat memperngaruhi
kehidupan-kehidupan individual kita. Dalam sistem inilah kita saling bertukar
pendapat, gagasan, perasaan, dan keinginan, dengan bantuan lambang-lambang
yang disebut kata-kata.

Sebagai pendidik kita harus mampu untuk menjadikan diri kita sebagai
pendidik yang professional, kreatif, dan mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Supaya, peserta didik lebih semangat dan
lebih berpatisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan maksimal. Dalam melakukan pembelajaran, guru harus
memperhatikan bagaimana orientasi pengajaran bahasa Indonesia dari mengajar
ke pembelajaran. Pengajaran bahasa Indonesia yang diberikan kepada anak atau
peserta didik meliputi beberapa keterampilan, yaitu; keterampilan menyimak,
keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis.

Berdasarkan penjelasan diatas, pengajaran bahasa Indonesia tidak


terlepas dari kegiatan membaca. Dengan adanya kegiatan membaca tersebut,
minimal siswa akan mendapatkan banyak kosa kata. Sehingga siswa dapat
mengerti dan memahami penguasaan kosa kata sesuai dengan tingkat dan
kemampuan siswa kelas III. Keterampilan berbahasa seseoarang dapat dilihat

2
pada kemampuannya dalam menguasai kosa kata. Semakin banyak kosa kata yang
dikuasainya maka semakin besar juga kemungkinan keterampilan berbahasanya.
Kelas III yang masih tergolong kelas rendah, pembelajaran bahasa Indonesia yang
diutamakan kepada perserta didik yaitu mengacu pada upaya dalam peningkatan
kemampuan siswa untuk menguasai kosa kata.

Setiap pembelajaran pasti ada hasil evaluasi penilaiannya, dan setiap


satuan pendidikan pasti mempuyai kriteria ketuntasan minimalnya (KKM). Pada
masalah ini, peneliti meneliti pada siswa kelas III MIN 4 Langsa. Dengan
indikator keberhasilan ketetapan KKM yang ditetapkan sekolah itu, sebagian
besar banyak yang belum mampu mencapainya. Berdasarkan pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata siswa kelas III masih tergolong sangat
rendah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya partipasi dan keaktifan siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa merasa bosan dan tidak tertarik
terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Karena guru hanya menggunakan
metode ceramah, dan metode itu dilakukan secara berulang.

Salah satu tugas seorang pendidik yang berkaitan dengan masalah ini
adalah guru harus mampu menemukan metode yang sangat tepat, menarik dan
menyenangkan untuk peserta didik yang masih duduk di kelas rendah ini yaitu
kelas III. Seharusnya peserta didik ini memiliki penguasaan kosa kata yang sangat
banyak dan matang, yang bisa menjadi bekal mereka untuk menuju ke jenjang
kelas yang lebih tinggi. Sebagai pendidik kita juga harus mampu menjadikan
pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu metode pembelajran yang
peneliti yakini mampu mengatasi masalah tersebut adalah dengan pembelajaran
active learning yang dibantu dengan permainan bingo.

Melalui permainan bingo, siswa dapat memperoleh pengetahuan baru


sekaligus dapat memperbaiki kekurangan yang dimilikiya dan juga mampu
meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selama
kegiatan bermain berlangsung, guru dapat mengembangkan berbagai materi dalam
bentuk gambar dan juga pasangan kata yang sesuai dengan gambar yang
disajikan. Guru dan juga peneliti berperan sebagai fasilitator yang mendampingi

3
peserta didik saat bermain permainan bingo dalam penguasaan kosa kata yang
dimiliki peserta didik.

Permainan bingo merupakan permainan belajar yang menggunakan


media kartu gambar yang berpasangan dengan kartu kata/kosa kata, atau kartu
kata dengan arti kata yang dapat dilakukan secara berkelompok ataupun
individual. Permainan ini dilakukan dengan cara siswa menempelkan kartu
gambar dengan kartu kata yang tepat dan sama. Misalnya, gambar pohon
ditempelkan pada kata pohon. Pada saat kelompok sudah selesai menempel
gambar pada kata yang tepat, maka dilanjutkan dengan melompat sambil berteriak
dengan mengucapkan “Bingo”. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
merasakan perlu adanya untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mengenai, upaya peningkatan penguasaan kosa kata siswa kelas III MIN 4 Langsa
melalui pembelajaran active learning dengan berbantu permainan Bingo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di dalam latar belakang
masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah permainan bingo dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas III MIN 4 Langsa?
2. Apakah permainan bingo dapat meningkatkan penguasaan kosa kata siswa
pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III MIN 4 Langsa?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini bertujuan secara spesifik sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
2. Penelitian ini dapat meningkatkan penguasaan kosa kata siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi guru:

4
a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dalam menjawab
permasalahan dalam proses pembelajaran disekolah, khususnya
pembelajaran bahasa Indonesia melalui permainan bingo.
b. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan sumber daya
yang ada dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
2. Bagi siswa:
a. Dapat meningkatkan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan penguasaan kosa kata yang dimiliki siswa dengan
adanya proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah:
a. Sekolah mampu mengevaluasi model dan metode pembelajaran yang tepat
dan cocok untuk pembelajaran penguasaan kosa kata pada siswa kelas III
melalui permainan bingo.
b. Dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menentukan strategi
untuk pembelajaran penguasaan kosa kata yang berbantu permainan bingo.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Upaya
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia; upaya adalah usaha atau
ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan permasalahan, mencari jalan
keluar, dan juga sebagainya.
B. Hakikat Penguasaan Kosakata
Kasno (dalam Utami Dewi Pramesti, 2015: 83) menjelaskan bahwa di
Indonesia, bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib di
ajarkan pada pendidikan formal, sejak tingkat sekolah dasar sampai tingkat
perguruan tinggi. Dalam proses pembelajarannya, materi bahasa Indonesia
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan sifat pedagogis tingkat pendidikan siswa.
Salah satu materi pembelajaran bahasa adalah pembelajaran kosakata. Kosakata
sebagai salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menempati
peran yang sangat penting sebagai dasar siswa untuk menguasai materi mata
pelajaran bahasa Indonesia dan penguasaan mata pelajaran lainnya. Penguasaan
kosakata mempengaruhi cara berfikir dan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran bahasa sehingga penguasaan kosakata dapat menentukan kualitas
seorang siswa dalam berbahasa.
MacTurk dan George A. Morgan (1995:283) menyatakan bahwa mastery
is great skillfulness and knowledge of some subject or activity. Penguasaan berarti
pengetahuan dan kecakapan dalam melakukan suatu aktivitas. Hal ini berarti
seseorang dapat dikatakan menguasai ketika ia memiliki pengetahuan yang baik
dalam dirinya, lalu dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam bentuk
kegiatan dan aktivitas. Dalam pembelajaran berbahasa, penguasaan kosakata ini
teraplikasikan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Jadi, penguasaan kosa kata ini sangat berpengaruh pada keterampilan berbahasa
siswa (Utami Dewi Pramesti, 2015).
C. Hakikat Pelajaran Bahasa Indonesia
Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Untuk

6
meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia, pengajarannya dilakukan sejak
dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan
untuk jenjang yang lebih lanjut. Pembelajaran bahasa Indonesia ini diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari standar
kompetensi yang meliputi; membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan atau
menyimak (M. Yosrinal, 2018).
Tujuan utama dari pembelajaran suatu bahasa yakni peran pentingnya
didalam perkembangan intelektual dan emosional siswa serta sebagai penunjang
keberhasilan dalam mempelajari pelajaran yang lainnya. Adapun dalam
pembelajaran bahasa di bangku sekolah sebagai alat untuk membantu para siswa
untuk mengenal dirinya sendiri, budayanya, budaya orang lain, belajar untuk
menyampaikan gagasan, serta mampu menggunakan kemampuan imajinatif dan
analitis yang terdapat pada diri masing-masing. Di samping itu, pembelajaran
bahasa juga dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan berbagai pengalaman untuk saling mempelajari satu sama lain (
Alfin Rikarrdo, 2016).
Anak-anak belajar dan menguasai bahasa tanpa disadari, tanpa beban dan
tanpa diajari secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut:
1. Semua komponen, sistem, dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu,
2. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung,
3. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya,
4. Belajar bahasa dilakukan melalui strateginuji coba (Siti Humaira, 2016).
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi (Azis
Permana, 2014). Mampu berkomunikasi adalah tujuan dari pembelajaran bahasa.
Dengan adanya pembelajaran bahasa diharapkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi siswa baik lisan maupun tulisan dapat meningkat. Pembelajaran
bahasa di sekolah dasar juga diarahkan untuk mempertajam kepekaan siswa
terhadap segala peristiwa yang terjadi dilingkungannya (Raira Megumi, 2017).
D. Model Pembelajaran Active Learning
Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model dapt dipahami juga sebagai

7
gambaran tentang keadaan sesungguhnya. Berangkat dari pemahaman tersebut,
maka model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dan terencana dalam mengorganisasikan
proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif (Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, 2015). Model pembelajaran
adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas dan tutorial (Zubaedi, 2011).
Pembelajaran active learning adalah satu model pembelajaran dimana
terdapat satu kesatuan beragam strategi-strategi pembelajaran yang dapat
berbentuk beragam cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif dalam belajar.
Pembelajaran active learning digunakan oleh guru agar penggunaan semua potensi
belajar yang dimiliki siswa optimal. Hal ini tentunya akan membawa kepada hasil
belajar yang baik bagi siswa. Pembelajaran dengan model active learning dapat
membuat siswa belajar sesuai dengan karakter dan gaya belajarnya masing-
masing, sehingga intensitas perhatian siswa lebih banyak tertuju pada kegiatan
belajarnya masing-masing ( Nove Hasanah).
Model pembelajaran aktif adalah suatu model dalam pengelolaan sistem
pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif (active learning). Untuk dapat
mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar
bermakna bagi siswa ataupun peserta didik. Belajar aktif merupakan
perkembangan teori learning by doing (1859-1952). Dewey menerapkan prinsip-
prinsip “learning by doing”, bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar
secara spontan. Dari rasa keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang belum
diketahuinya, maka akan dapat mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam
suatu proses belajar. Belajar aktif berguna untuk menumbuhkan kemampuan
belajar aktif pada siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman (Novian Budi Tama, 2013).
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada penyampaian materi oleh
guru,

8
2. Peserta didik tidak boleh pasif, tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran,
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi pembelajaran,
4. Peserta didik lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis, dan
melakukan evaluasi daripada sekedar menerima teori dan menghafalnya,
5. Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada proses
pembelajaran (Suyadi, 2013).

Untuk menjadikan aktif, maka pembelajaran harus direncanakan dan


dilaksanakan secara sistematis serta mengetahui prinsip-prinsipnya. Prinsip-
prinsip belajar aktif antara lain adalah sebagai berikut:

1. Stimulus belajar
2. Perhatian dan motivasi
3. Respon yang dipelajari
4. Penguatan
5. Asosiasi.
Menurut Machmudah (dalam Novian Budi Tama, 2013) adapun langkah-
langkah pembelajaran melalui active learning adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa,
2. Menyajikan informasi,
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok,
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar,
5. Evaluasi,
6. Memberikan penghargaan.
Pembelajaran aktif (active learning) untuk mengoptimalkan penggunaan
semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang
mereka miliki. Pembelajaran aktif juga berfungsi untuk menjaga perhatian siswa
agar tetap tertuju pada proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam
pelaksanaannya guru dapat menggunakan berbagai metose yang sesuai dengan
kondisi siswa.

9
E. Permainan Bingo
Permainan Bingo pada awalnya adalah permainan Lotere yang disebut
“Lo Giuoco del Lotto d’Italia”, permainan ini sudah ada pada tahun 1530 di
Italia. Pada abad kesepuluh di Jerman, Bingo digunakan sebagai permainan
edukasi, untuk mendidik anak mempelajari nama-nama hewan, mengeja kata, dan
daftar perkalian (SM Muhdiyah, 2015).
Permainan bingo merupakan permainan belajar yang menggunakan
media kartu gambar yang berpasangan dengan kartu kata/kosa kata, atau kartu
kata dengan arti kata yang dapat dilakukan secara berkelompok ataupun
individual. Permainan ini dilakukan dengan cara siswa menempelkan kartu
gambar dengan kartu kata yang tepat dan sama. Misalnya, gambar pohon
ditempelkan pada kata pohon. Pada saat kelompok sudah selesai menempel
gambar pada kata yang tepat, maka dilanjutkan dengan melompat sambil berteriak
dengan mengucapkan “Bingo” (Nurman Mirmanto, 2010).
Permainan Bingo muncul dan coba diterapkan dalam pembelajaran
disekolah, dengan tujuan kompetensi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh siswa dalam kegiatan proses pembelajaran disekolah.
2. Meningkatkan antusias dan keaktifan siswa.
3. Memperkaya vocabulary siswa.
4. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan bagi siswa (Ufifatul Ilma, 2013).

Kendala yang dihadapi saat pelaksanaan permainan Bingo yaitu, kondisi


kelas yang ramai dan kurang kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi
kurang efektif. Adapun kelebihan dari pelaksanaan permainan Bingo yaitu
meningkatkan daya ingat siswa tentang materi yang telah diajarkan, siswa menjadi
lebih antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran (Suryanti, 2013).

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Peneltian
Penelitian dilakukan pada tanggal 13 Desember 2018.
2. Tempat Penelitian
Peneltian ini dilakukan di kelas III MIN 4 Langsa.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mengambil bentuk penelitian tindakan kelas
kolaborasi, dimana peneliti berkolaborasi dengan guru yang bergabung dalam satu
tim untuk melakukan penelitian dengan tujuan memperbaik kekurangan-
kekurangan dalam praktik pembelajaran. Hubungan antara peneliti dan guru
bersifat kemitraan, sehingga kedudukan peneliti dan guru adalah sama untuk
mengupayakan persoalan-persoalan yang akan diteliti. Dengan demikian, peneliti
dituntut untuk bisa terlibat secara langsung dalam PTK ini. Adapun yang
melaksanakan pembelajaran adalah siswa dan peneliti, sedangkan guru hanya
sebagai pengamat saja.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kualitatif. Dimana pengambilan data dilaakukan secara alami dan data
yang diperoleh berupa kata-kata dan gambar. Penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya; prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain
secara holistic dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model visualisasi bagan yang
disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)

11
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan
terencana namun, tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan
situasi dan kondisi yang tepat.
2. Tindakan (acting)
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan
secar sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang cermat dan
bijaksana. Tindakan yang dilakukan berdasarkan pada perencanaan yang telah
disusun sesuai dengan perencanaan.
3. Observasi (observing)
Observasi pada tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan hal-hal
yang terjadi selama tindakan berlangsung.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang
telah dilakukan sesuai dengan hasil observasi.
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Dalam penelitian ini, untuk kepentingan mengumpulkan data digunakan beberapa
instrument, antara lain:
1. Lembar observasi
Lembar observasi berisi catatn yang menggambarkan aktivitas peneliti dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dikelas. Format lembar
observasi yang digunakan adalah format observasi sistematis yang berbentuk
isianuntuk mengetahui tindakan selama proses pembelajaran.
2. Bahan ajar
Bahan ajar terdiri dari buku dan lembar kerja siswa.
3. Lembar evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa soal ulangan isian sebagai tolak ukur kompetensi
siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
E. Langkah-Langkah Penelitian

12
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Personel yang terlibat
Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborai dengan guru dalam satu tim. Guru
sebagi observer, sedangkan peneliti dan siswa sebagai pelaksana
pembelajaran. Semua tindakan didiskusikan antara peneliti dan guru.
2. Penyusunan instrument pembelajaran
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar, terdiri dari
buku dan lembar kerja siswa.
3. Skenario tindakan
a. Penyusunan perencanaan (planning)
Peneliti melakukan observasi awal, wawancara dan diskusi dengan guru
untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dikelas. Setelah peneliti mengetahui permasalahn yang terjadi,
peneliti bersama guru yang tergabung dalam tim kolaborasi menyusun
rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
atau mengubah prilaku dan sikap siswa yang diinginkan sebagai solusi dari
permasalahn-permasalahan yang ada. Solusi yang diterapkan adalah
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning
berbantu permainan Bingo.
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
Dalam tahap ini, peneliti melakukan pendekatan keterampilan proses
yang merupakan suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus
pada pelibatan sisw secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil
belajar. Tahap ini sangat dipengaruhi dengan situasi dan kondisi pada wajtu
pembelajaran berlangsung, sehingga perencanaan tindakan bersifat fleksibel.
c. Observasi (observing) dan perekaman tindakan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan hasil serta
dampak dari tindakan yang dilakukan. Tahap ini dilakukan selama proses
pembelajaaran berlangsung. Tahap ini dilakukan oleh guru sebagai observer.
Catatan dan dampak tindakan diperoleh dari lembar observasi, dan

13
dokumentasi foto kegiatan pada saat pembelajaran. Observer hanya
melakukan pencatatan atas apa yang dilihat dan didengar.
d. Refleksi (reflecting)
Peneliti dan guru menganalisa, menginterprestasikan dan menyimpulkan
hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan data dari hasil
observasi (monitoring) dan perekaman tindakan. Data hasil monitoring dan
perekaman tindakan disusun secara urut dan teratur.
F. Tekhnik analisis data
Langkah-langkah analisis data pada masa pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Merekam secara tertulis proses atau interaksi pembelajaran yang berlangsung.
2. Menganalisis tanggapan guru dan siswa terhadap strategi pembelajaran yang
diterapkan.
3. Menganalisis semua tulisan siswa yang dihasilkan.
4. Membuat dokumen portofolio.
5. Melakukan tringulasi dengan narasumber.
6. Melakukan pemilahan data sesuai dengan strategi pembelajaran yang
diterapkan.
Analisis data setelah masa pengumpulan data selesai mengikuti langkah-
langkah berikut:
1. Mempelajari kembali keseluruhan analisis yang dilakukan pada masa
pengumpulan data.
2. Melakukan penambahan, pengembangan, dan perbaikan-perbaikan terhadap
analisis yang telah dilakukan sebelumnya.
3. Menyusun simpulan sementara.
4. Melakukan pengkajian ulang terhadap keseluruhan hasil analisis dan
tringulasi.
5. Penarikan simpulan akhir.
G. Indikator Keberhasilan
Apabila penggunaan model pembelajaran active learning berbantu
permainan Bingo dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia telah mampu
meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata siswa pada pelajaran bahasa

14
Indonesia lebih dari 75% maka penelitian ini akan dihentikan. Angka 75% ini
didasarkan pada hasil pre test yang dilakukan oleh peneliti.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sa’ud, Uddin Syaefuddin. 2012, “Inovasi Pendidikan”. Bandung: Alfabetha.

Tarigan, Henry Guntur. 2015, “Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa”. Bandung: CV. Angkasa.

Kunandar. 2008, “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru”. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Trianto. 2009, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Silberman, Melfin L. 2013, “Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif”.
Bandung: Nuansa Cendekia.

Sa,ud, Uddin Syaefuddin. 2009, “Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan


Komprehensif”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

English, Evelyn Williams. 2005, “Mengajar dengan Empati”. Bandung: Penerbit


Nuansa.

Syah, Muhibbin. 2016, “Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik”. Jakarta:


PT. Rajagrafindo Persada.

Daryanto, M. 2012, “Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rusman, 2016, “Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru”. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Rikardo, Alfin. 2016. “Tujuan dari Pembelajaran Bahasa Indonesia”.


https://www.kompasiona.com

Hasanah, Nove. 2016. “Model Pembelajaran Avtive Learning”.


http://novehasanah.blogspot.com/2016/02/model-pembelajaran-active-
learning.html?m=1

16
Yosrinal, M. 2018. “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Pelajaran
Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Bermain Peran di SD
Negeri 1 Sungai Liput”. Skripsi. Langsa: IAIN Langsa.

Budi Utama, Novian. 2013. “Model Pembelajaran Active Learning”.


http://novian25.blogspot.com/2013/09/model-pembelajaran-active-
learning.html?m=1

Suryanti. 2013. “Implementasi Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan


Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Kelas X.5 di SMAN
2 Banguntapan Tahun Ajaran 2013/2014”. https://eprints.uny.ac.id

Ilma, Ufifatul. 2013. “Model Pembelajaran Lecture Bingo”.


http://berbagindah.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-
bingo.html?m=1

Muhdiyah, Siti Muqtafiatul. 2015. “Komparasi Antara Tekhnik Penilaian Games


Bingo dan Bowling Kampus Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Fiqih Kelas VII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sidoarjo”.
http://digilib.uinsby.ac.id/2351/

Mirmanto, Nurman. 2010. “Efektifitas Permainan Belajar Bingo Dalam


Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Negeri Kenokorejo 03 Kecamatan Polokarto Tahun Ajaran 2009/2010”.
Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id

Humaira, Siti. 2016. “Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia”.


http://humairabisa.blogspot.com/2016/05/hakikat-pembelajaran-bahasa-
indonesia.html?m=1

Permana, Aziz. 2014. “Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia”.


http://www.anaziz.com/2014/05/hakikat-pembelajaran-bahasa-
indonesia.html?m=1

17
Megumi, Raira. 2017. “Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar”. http://megawardhani.blogspot.com/2017/03/hakikat-
pembelajaran-bahasa-indonesia.html?m=1

Utami Dewi Pramesti. 2015. “Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa


Indonesia Dalam Keterampilan Membaca Melalui Teka Teki Silang”.
11(1): 82-93.

Zubaedi. 2011. “Desain Pendidikan Karakter”. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Suyadi. 2013. “Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter”. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Euis Karwati, dan Donni Juni Priansa. 2015. “Manajemen Kelas (Classroom
Management)”. Bandung: Penerbit Alfabeta.

18

Anda mungkin juga menyukai