id
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id iii
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Pendahuluan 1
iv https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Bilamana Gratifikasi Dikatakan Sebagai Tindak 35
Pidana Korupsi?
Perlindungan Pelapor 49
Pemberi Gratifikasi 50
Contoh-Contoh Gratifikasi 51
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id v
Contoh 1 52
Pemberian Hadiah Tanda Terimakasih Dari
Mahasiswa Magang
Contoh 2 54
Pemberian Tiket Menonton dan Biaya
Perjalanan Oleh Rekanan Kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara atau
Contoh-contoh kasus gratifikasi
Contoh 3
Pemberian Tiket Perjalanan oleh 56
Pihak Ketiga Kepada Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara atau Keluarganya
Untuk Keperluan DInas
Contoh 4 58
Pemberian Insentif oleh BUMN/BUMD
Kepada Pihak Swasta karena Target
Penjualannya Berhasil Dicapai
Contoh 5 60
Penerimaan Honor sebagai Narasumber
Oleh Seorang Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara dalam Suatu Acara
Contoh 6 62
Pemberian Doorproze Kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara Dari Bank
Contoh 7 64
Pemberian Barang (Souvenir, Makanan,
dll) Dari Teman Lama atau Tetangga
Contoh 8 66
Pemberian oleh Rekanan melalui Pihak
Ketiga
vi https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Contoh 9 68
Pemberian Hadiah atau Uang sebagai
Ucapan Terima Kasih atas Jasa yang
Diberikan
Contoh 10 70
Pemberian Hadiah atau Uang oleh Debitur
kepada Pegawai Bank BUMN/BUMD
Contoh-contoh kasus gratifikasi
Contoh 11 72
Pemberian Cashback kepada Nasabah oleh
Bank BUMN/BUMD
Contoh 12 74
Pemberian Fasilitas Penginapan oleh
Pemda Setempat pada Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara Saat Kunjungan di
Daerah
Contoh 13 76
Pemberian Sumbangan atau Hadiah
Pernikahan Pegawai Negeri/ Penyelenggara
Negara Pada Saat Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara Menikahkan
Anaknya
Contoh 14 78
Pemberian Kepada Pensiunan Pegawai
Negeri atau Pasangan Pensiunan yang
Tidak Bekerja Sebagai Pegawai Negeri
Contoh 15 80
Hadiah karena Prestasi
Daftar Pustaka 81
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 1
Gratifikasi menjadi unsur penting dalam sistem dan mekanisme pertukaran
hadiah. Sehingga kondisi ini memunculkan banyak pertanyaan pada
penyelenggara negara, pegawai negeri dan masyarakat seperti: Apa yang
dimaksud dengan gratifikasi? Apakah gratifikasi sama dengan pemberian
hadiah yang umum dilakukan dalam masyarakat? Apakah setiap gratifikasi
yang diterima oleh Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara merupakan
perbuatan yang berlawanan dengan hukum? Apa saja bentuk gratifikasi
yang dilarang maupun yang diperbolehkan?
2 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan-pertanyaan ini hanyalah beberapa pertanyaan yang sering
diajukan penyelenggara negara, pegawai negeri dan masyarakat.
Dengan latar belakang inilah KPK sebagai institusi yang diberi amanat
oleh Undang-Undang untuk menerima laporan penerimaan gratifikasi
dan menetapkan status kepemilikan gratifikasi, berkewajiban untuk
meningkatkan pemahaman penyelenggara negara, pegawai negeri, dan
masyarakat mengenai korupsi yang terkait dengan gratifikasi.
Buku Saku ini juga memaparkan tentang peran KPK sebagai lembaga
yang diberi kewenangan untuk menegakkan aturan tersebut. Contoh-
contoh kasus gratifikasi yang sering terjadi juga diuraikan dalam buku
ini, dengan disertai analisis mengapa suatu pemberian/hadiah tersebut
bersifat wajib dilaporkan dan tidak wajib dilaporkan, serta sikap yang
harus diambil (dalam hal ini Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara)
ketika berada dalam situasi tersebut.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 3
Apa yang Dimaksud
dengan Gratifikasi
4 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 5
Landasan Hukum Tentang
Gratifikasi Sebagai Tindak
Pidana Korupsi
Pasal 12B:
1. Setiap gratifikasi kepada Pegawai Negeri/Penyelenggara
Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan
dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
6 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pasal 12C:
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 7
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002,
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pasal 16:
Setiap Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara yang menerima gratifikasi
wajib melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, dengan tata cara
sebagai berikut:
Pasal 17:
(1) Komisi Pemberantasan Korupsi dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak laporan diterima wajib menetapkan
status kepemilikan gratifikasi disertai pertimbangan.
(2) Dalam menetapkan status kepemilikan gratifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Komisi Pemberantasan Korupsi dapat
memanggil penerima gratifikasi untuk memberikan keterangan
berkaitan dengan penerimaan gratifikasi.
(3) Status kepemilikan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi.
(4) Keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat berupa penetapan status kepemilikan
gratifikasi bagi penerima gratifikasi bagi penerima gratifikasi atau
menjadi milik negara.
8 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
(5) Komisi Pemberantasan Korupsi wajib menyerahkan keputusan
status kepemilikan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) kepada penerima gratifikasi paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak tanggal ditetapkan.
(6) Penyerahan gratifikasi yang menjadi milik negara kepada Menteri
Keuangan, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak tanggal ditetapkan.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 9
Gratifikasi dalam
Praktik
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 11
Contoh lain yang dapat dibandingkan dengan hal di atas adalah penerimaan
oleh petugas yang memang berwenang untuk menerima pungutan dari
masyarakat. Misalnya dalam pengurusan SIM, STNK, pernikahan, atau
surat lain yang berdasarkan peraturan yang ada dibebankan kepada
masyarakat sebagai PNBP. Logika yang sama dengan bendahara penerima
tadi dapat diterapkan di sini. Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara
tidak dapat dikatakan melanggar Pasal 12B hanya karena ia menerima
sesuatu yang terkait dengan jabatannya. Jika penerimaan itu dibenarkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, maka hal tidak
dapat dikategorikan sebagai gratifikasi yang dianggap suap.
12 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Penerimaan terkait dengan adat dan kebiasaan tersebut dalam kondisi
tertentu memiliki potensi disalahgunakan pihak lain untuk mempengaruhi
Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara baik secara langsung atau tidak
langsung.
Di bawah ini adalah contoh penerimaan gratifikasi yang jika ditinjau dari
segala keadaan (circumstances) dapat dianggap terkait dengan jabatan
Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara yang menerimanya sehingga
wajib dilaporkan, antara lain :
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 13
Gratifikasi seperti yang disebut pada angka 1 ditekankan pada aspek ada atau
tidak konflik kepentingan dalam pemberian tersebut. Hal ini berangkat dari
pemahaman bahwa pemberian dari keluarga sedarah atau semenda dapat saja
menjadi gratifikasi yang dianggap suap jika ternyata ada hubungan pekerjaan
antara pemberi dan penerima dilihat dari jabatan, tugas dan wewenang
Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara. Contoh kasus: seorang ayah yang
bekerja sebagai Penyelenggara Negara menerima hadiah dari anaknya yang
berprofesi sebagai pengusaha yang lingkup pekerjaannya terkait dengan
kewenangan ayahnya.
Jika dilihat dari aspek hubungan keluarga sedarah antara ayah dan anak,
maka pemberian tersebut merupakan hal yang wajar. Akan tetapi, pemberian
tersebut memiliki potensi konflik kepentingan dengan sang ayah dalam
pelaksanaan tugasnya, sehingga penerimaan itu haruslah dilaporkan.
Gratifikasi seperti yang disebut pada angka 2 sampai dengan angka 5 berada
di ranah adat istiadat dan kebiasaan. Pembatasan nilai perlu diatur untuk
mencegah praktik pemberian hadiah yang semula merupakan ekspresi dari
nilai-nilai luhur adat istiadat dan kebiasaan menjadi disalahgunakan untuk
mempengaruhi jabatan Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara baik secara
langsung atau tidak langsung. Sehingga, setiap pemberian dalam konteks
kultural, adat-istiadat dan kebiasaan yang melebihi batasan nilai seperti
terdapat di angka 2 sampai dengan angka 5 dapat dianggap terkait dengan
jabatan penerima.
14 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
B. Gratifikasi yang Tidak Wajib Dilaporkan
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 15
KPK menerbitkan Peraturan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pelaporan Gratifikasi yang
menyebutkan beberapa jenis gratifikasi yang dikecualikan dalam Pasal 2
ayat (3) huruf a sampai dengan q dengan penjelasan sebagai berikut:
16 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
k. Karangan bunga sebagai ucapan yang diberikan dalam acara seperti
pertunangan, pernikahan, kelahiran, kematian, akikah, baptis,
khitanan, potong gigi, atau upacara adat/agama lainnya, pisah
sambut, pensiun, promosi jabatan;
l. Pemberian terkait dengan pertunangan, pernikahan, kelahiran,
akikah, baptis, khitanan, potong gigi, atau upacara adat/agama
lainnya dengan batasan nilai sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah) setiap pemberi;
m. Pemberian terkait dengan musibah atau bencana yang dialami oleh
diri penerima Gratifikasi, suami, istri, anak, bapak, ibu, mertua,
dan/atau menantu penerima Gratifikasi sepanjang tidak terdapat
konflik kepentingan, dan memenuhi kewajaran atau kepatutan;
n. Pemberian sesama rekan kerja dalam rangka pisah sambut,
pensiun, mutasi jabatan, atau ulang tahun yang tidak dalam bentuk
uang atau alat tukar lainnya paling banyak senilai Rp300.000,00
(tiga ratus ribu rupiah) setiap pemberian per orang, dengan total
pemberian tidak melebihi Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dalam
1 (satu) tahun dari pemberi yang sama, sepanjang tidak terdapat
konflik kepentingan;
o. Pemberian sesama rekan kerja yang tidak dalam bentuk uang atau
alat tukar lainnya, dan tidak terkait kedinasan paling banyak senilai
Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) setiap pemberian per orang,
dengan total pemberian tidak melebihi Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama;
p. Pemberian berupa hidangan atau sajian yang berlaku umum; dan
q. Pemberian cendera mata/plakat kepada instansi dalam rangka
hubungan kedinasan dan kenegaraan, baik di dalam negeri maupun
luar negeri sepanjang tidak diberikan untuk individu Pegawai
Negeri/Penyelenggara Negara.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 17
Contoh bentuk gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan:
Akan tetapi, hal yang lebih mendasar yang tetap perlu diperhatikan
adalah meskipun penerimaan tersebut masuk pada bentuk gratifikasi
angka 1 sampai dengan angka 12, penerima tetap harus memperhatikan
4 (empat) Karakteristik umum Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan
yang menjadi dasar penguraian lebih jauh. Jika penerima merasa
terdapat substansi yang meragukan yang tidak memenuhi salah satu
dari 4 (empat) karakteristik tersebut, maka gratifikasi itu sebaiknya
dilaporkan. Hal ini penting untuk melindungi penerima gratifikasi
sesuai dengan hukum yang berlaku.
18 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
C. Gratifikasi yang Terkait dengan Kedinasan
20 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Mekanisme yang perlu dibangun adalah proses reviu, negosiasi dan
kesepakatan kepada lembaga/instansi/mitra terkait biaya dan pemberian
apa saja yang akan diberikan kepada Pegawai Negeri/Penyelenggara
Negara dalam pelaksanaan tugas atau kerja sama antar instansi tersebut.
Apabila lembaga/instansi asal, menilai bahwa pemberian tersebut
tidak memenuhi karakteristik sebagaimana disampaikan di atas, sudah
selayaknya lembaga/instansi menolak rencana penerimaan tersebut.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 21
1. Pemberian honor atau insentif lainnya dalam jumlah atau frekuensi
tidak wajar.
2. Pemberian honor dalam kegiatan fiktif.
3. Pemberian bantuan dalam bentuk uang, setara uang, barang bergerak
maupun barang tidak bergerak dari pihak lain kepada instansi untuk
menarik perhatian atasan.
4. Pemberian fasilitas hiburan/wisata di dalam rangkaian kegiatan resmi.
22 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Dalam konteks ini, penyelesaian atas penerimaan dengan modus
sebagaimana disebutkan di atas dapat ditindaklanjuti dengan
melaporkannya kepada KPK, untuk selanjutnya akan diproses oleh KPK
sesuai alur penerimaan, yaitu melalui penetapan status gratifikasi oleh
Pimpinan KPK maupun rekomendasi pengelolaan di instansi melalui
mekanisme yang berlaku sesuai ketentuan pengelolaan kekayaan dan
aset Negara/daerah/instansi.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 23
Penerima Gratifikasi
yang Wajib Melaporkan
Gratifikasi
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 12C ayat (2)
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 bahwa penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh Penerima Gratifikasi paling lambat
30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut
diterima.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 25
1. Pegawai Negeri
26 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
(3) Semua orang yang termasuk dalam Angkatan Bersenjata
itu juga dianggap sebagai pegawai-pegawai negeri.
c. Orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau
daerah;
d. Orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang
menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah; atau
e. Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang
mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat.
Dalam Penjelasan Umum Undang-undang ini memperluas
pengertian Pegawai Negeri, yang antara lain adalah orang yang
menerima gaji atau upah dari korporasi yang mempergunakan
modal atau fasilitas dari Negara atau masyarakat.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 27
2. Penyelenggara Negara
28 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
7. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya
dengan penyelenggara negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku antara lain:
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 29
9. Menteri dan jabatan setingkat menteri;
10. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang
berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa
Penuh;
11. Gubernur dan wakil gubernur;
12. Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota; dan
13. Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-
Undang.
Putusan pengadilan
1. Arrest Hoge Raad tertanggal 30 Januari 1911, W.9149 dan
25 Oktober 1915, NJ 195 halaman 1205 W.9861 secara
umum menjelaskan sebagai berikut:
Pegawai negeri ialah orang yang diangkat oleh kekuasaan
umum dalam suatu pekerjaan yang bersifat umum, untuk
melaksanakan sebagian dari tugas negara atau dari
alat-alat perlengkapannya. Pegawai negeri bukan hanya
orang yang pada pekerjaannya oleh undang-undang telah
dikaitkan dengan pangkat seseorang pegawai negeri.
30 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
3. Arrest Hoge Raad tertanggal 2 November 1925, NJ 1925
halaman 1254, W. 11471
Walaupun sebuah perusahaan gas dapat dijalankan
oleh seorang swasta, tetapi perusahaan tersebut tetap
termasuk dalam rumah tangga pemerintah daerah dan
tugas untuk menjalankan perusahaan itu tetap termasuk
dalam tugasnya yang bersifat hukum publik. Untuk maksud
tersebut kekuasaan umum itu dapat menerima orang-orang
untuk bekerja berdasarkan perjanjian kerja menurut hukum
perdata. Direktur dari suatu pabrik gas yang diangkat oleh
Dewan, dan yang perintah-perintahnya telah diatur oleh
Dewan dan menurut Dewan dapat melakukan tindakan-
tindakan untuk pemerintah daerah dengan pihak-pihak
ketiga, ia mempunyai pekerjaan yang bersifat umum. Ia
mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas
yang bersifat hukum publik dari pemerintah daerah.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 31
3. Konsekuensi Hukum Jika Tidak Melaporkan Penerimaan
Gratifikasi yang Dianggap Suap
32 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Mengapa Gratifikasi yang
Diberikan Kepada Pegawai
Negeri/Penyelenggara
Negara Perlu Diatur?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 33
Pemberian yang diberikan kepada pejabat publik cenderung memiliki
pamrih dan dalam jangka panjang dapat berpotensi mempengaruhi
kinerja pejabat publik, menciptakan ekonomi biaya tinggi dan dapat
mempengaruhi kualitas dan keadilan layanan yang diberikan pada
masyarakat.
34 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Penerimaan gratifikasi oleh Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara dan
keluarganya dalam suatu acara pribadi, atau menerima pemberian
suatu fasilitas tertentu yang tidak wajar, semakin lama akan menjadi
kebiasaan yang cepat atau lambat akan mempengaruhi Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara yang bersangkutan. Banyak yang berpendapat
bahwa pemberian tersebut sekedar tanda terima kasih dan sah-sah saja,
tetapi pemberian tersebut patut diwaspadai sebagai pemberian yang
berpotensi menimbulkan konflik kepentingan karena terkait dengan
jabatan yang dipangku oleh penerima serta kemungkinan adanya
kepentingan-kepentingan dari pemberi, dan pada saatnya pejabat
penerima akan berbuat sesuatu untuk kepentingan pemberi sebagai
balas jasa.
Korupsi
Kepentingan Konflik
yang terkait
Pribadi Kepentingan
Gratifikasi
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 35
Konflik Kepentingan yang Dapat Timbul dari Gratifikasi yang Diberikan
kepada Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara.
36 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Bilamana Gratifikasi
Dikatakan Sebagai Tindak
Pidana Korupsi?
Jika dilihat dari rumusan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu gratifikasi berubah menjadi gratifikasi yang dianggap suap ketika
seorang Pegawai Negeri/ Penyelenggara Negara menerima pemberian yang
berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya.
38 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketentuan Pasal 12B dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tidak menghalangi budaya saling memberi
dalam konteks hubungan sosial kemasyarakatan. Akan tetapi ketika suatu
pemberian atau gratifikasi sudah bersinggungan dengan jabatan atau
kewenangan seorang Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara maka perlu
diatur ketentuan terkait larangan penerimaan gratifikasi tersebut agar
tidak menyebabkan terjadinya tindakan koruptif.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 39
Bagaimana Jika Saya Tidak
Meminta Gratifikasi, Namun
Masih Tetap Diberi.
Bolehkah Saya Menerimanya?
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat diajukan kepada diri sendiri saat
mempertimbangkan apakah sebuah hadiah boleh kira terima atau tidak.
Metode ini disebut dengan istilah PROVE IT.
PROVE IT
40 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
PROVE IT
P Purpose atau Tujuan “Apakah tujuan pemberian ini?”
O Openness atau
keterbukaan
pemberian tersebut? Apakah hadiah
diberikan secara sembunyi-sembunyi atau
di depan umum?”
V
Jika gratifikasi memiliki nilai yang cukup
Value atau nilai tinggi maka sebaiknya PN/Pn bersikap lebih
hati-hati dan menolak pemberian tersebut.
E
“Apakah moral pribadi Anda memperbolehkan
Ethics atau etika penerimaan hadiah tersebut?”
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 41
Jika Gratifikasi Tidak
Mempengaruhi Keputusan
Saya, Apakah Saya
Masih Dilarang Untuk
Menerimanya?
YA, DILARANG
Pemberian gratifikasi pada umumnya tidak ditujukan untuk
mempengaruhi keputusan pejabat secara langsung, tetapi cenderung
sebagai “tanam budi” atau upaya menarik perhatian pejabat.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 34
18
Jika Saya Menerima
Gratifikasi, Apa yang Harus
Saya Lakukan?
44 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Apa Saja Yang Harus Saya
Lakukan dan Siapkan Dalam
Melaporkan Gratifikasi?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 45
Apa yang Dilakukan
oleh KPK Setelah Saya
Melaporkan Gratifikasi?
46 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Objek Gratifikasi yang disertakan dalam laporan yang memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diterima sebagai
titipan. Penitipan objek gratifikasi disertai dengan tanda terima.
Jangka waktu penitipan objek gratifikasi adalah sampai dengan
dengan ditentukan status kepemilikannya.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 47
Sedangkan laporan gratifikasi yang tidak ditindaklanjuti adalah laporan
yang:
a. Telah lewat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi
tersebut diterima pelapor;
b. Tidak dilaporkan secara lengkap dan/atau benar;
c. Diketahui sedang dilakukan penyelidikan, penyidikan, atau
penuntutan tindak pidana lainnya;
d. Diketahui telah menjadi temuan pengawas internal di instansi asal
penerima gratifikasi; dan/atau
e. Patut diduga terkait tindak pidana lainnya.
48 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
3. Penetapan Status Kepemilikan Gratifikasi
Penetapan status kepemilikan gratifikasi yang dilaporkan kepada KPK
berupa gratifikasi milik Penerima atau gratifikasi milik Negara. Penetapan
status kepemilikan gratifikasi tersebut berdasarkan Laporan Hasil Analisis
laporan gratifikasi.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 49
Apabila status gratifikasi ditetapkan menjadi gratifikasi
milik Negara, objek gratifikasi diserahterimakan kepada
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang keuangan. Penyerahan objek gratifikasi dituangkan
dalam berita acara dan dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari
kerja sejak tanggal penetapan status kepemilikan gratifikasi
menjadi gratifikasi milik Negara.
50 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 51
52 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Perlindungan
Pelapor
54 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pemberi
Gratifikasi
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 55
Dalam menjatuhkan pidana terhadap Korporasi, Hakim dapat menilai
kesalahan Korporasi antara lain:
a. Korporasi dapat memperoleh keuntungan atau manfaat dari tindak
pidana tersebut atau tindak pidana tersebut dilakukan untuk kepentingan
Korporasi;
b. Korporasi membiarkan terjadinya tindak pidana; atau
c. Korporasi tidak melakukan langkah-langkah yang diperlukan
untuk melakukan pencegahan, mencegah dampak yang lebih besar dan
memastikan kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku guna
menghindari terjadinya tindak pidana.
56 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Contoh-Contoh
Gratifikasi
1. Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat pada saat hari raya
keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya.
2. Hadiah atau sumbangan pada saat perkawinan anak dari pejabat oleh
rekanan kantor pejabat tersebut.
3. Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat atau keluarganya untuk
keperluan pribadi secara cuma-cuma.
4. Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat untuk pembelian barang
dari rekanan.
5. Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat.
6. Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari
rekanan.
7. Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat pada saat kunjungan kerja.
8. Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah
dibantu, dll.
Selain itu, berbagai contoh kasus gratifikasi dapat dibaca pada halaman-halaman
berikut ini.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 57
[CONTOH 1]
PEMBERIAN HADIAH TANDA TERIMA KASIH
DARI MAHASISWA MAGANG
Salah seorang Pegawai Negeri Biro SDM di suatu Kementerian yang ditugaskan
untuk menjadi koordinator 10 orang mahasiswa magang mendapatkan hadiah
berupa 1 buah blazer senilai Rp2.000.000,00 sebagai tanda terima kasih setelah
kegiatan mahasiswa magang tersebut berakhir.
Jawaban : Ya
58 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Apa tindakan yang seharusnya Pegawai Negeri
lakukan dalam kondisi ini?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 59
[CONTOH 2]
PEMBERIAN TIKET MENONTON DAN BIAYA PERJALANAN OLEH
REKANAN KEPADA PEGAWAI NEGERI/PENYELENGGARA NEGARA
ATAU KELUARGANYA UNTUK KEPERLUAN PRIBADI.
Seorang Ketua Kelompok Kerja Pelaksanaan Kajian Hukum Tindak Pidana Korupsi
Nasional di suatu Kementerian bertugas untuk meningkatkan percepatan
pemberantasan korupsi. Atasan yaitu Menteri, adalah orang yang bertanggung
jawab penuh atas pelaksanaan Kajian Hukum Tindak Pidana Korupsi Nasional yang
saat ini sedang dilakukan. Pada suatu hari konsultan yang bekerjasama dengan
kelompok kerja Anda untuk melakukan proyek kajian tersebut bertanya kepada
Anda, bagaimana jika perusahaannya mengundang Menteri untuk menghadiri
pertandingan final sepak bola Piala Dunia yang akan berlangsung di negara
tetangga. Menteri sangat menyukai sepakbola dan dulu pernah menjabat sebagai
Ketua Federasi Sepak Bola.Biaya perjalanan dan akomodasi akan ditanggung oleh
konsultan dan Menteri akan menjadi tamu kehormatan perusahaan konsultan.
Konsultan berpendapat bahwa kegiatan ini akan memberikan kesempatan yang
baik kepada Menteri untuk bertemu dengan Menteri-Menteri lainnya yang juga
akan berada di sana.
60 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Mengapa permasalahan di atas termasuk
gratifikasi yang wajib dilaporkan?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 61
[CONTOH 3]
PEMBERIAN TIKET PERJALANAN OLEH PIHAK KETIGA KEPADA PEGAWAI
NEGERI/PENYELENGGARA NEGARA ATAU KELUARGANYA UNTUK
KEPERLUAN DINAS.
Agar kawasan hutan lindung dapat dialihfungsikan menjadi ibu kota maka perlu
dilakukan proses pengalihan fungsi kawasan yang dimulai dengan permintaan dari
pemerintah daerah kepada Menteri Kehutanan. Kemudian, Menteri Kehutanan
akan menyampaikan permohonan ini kepada Komisi “Z” di Dewan Perwakilan
Rakyat dan atas izin DPR, Menteri akan membentuk tim terpadu yang bersifat
independen untuk melakukan kajian. Selain itu, kajian juga akan melibatkan
lembaga-lembaga akademis, seperti Lembaga Penelitian Nasional. Berdasarkan
hasil kajian, tim terpadu merekomendasikan bahwa fungsi hutan lindung tersebut
pantas dialihkan karena awalnya hutan tersebut merupakan perkampungan dan
berubah fungsinya menjadi hutan lindung lebih karena kepentingan tertentu.
Selanjutnya, Menteri membawa rekomendasi dari tim terpadu ini untuk
dimintakan persetujuannya kepada Komisi “Z”.
62 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Jawaban : Ya, penerimaan bantuan dari pemerintah daerah
merupakan gratifikasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No.
20/2001, berbunyi :
Setiap gratifikasi kepada Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 63
[CONTOH 4]
PEMBERIAN INSENTIF OLEH BUMN/BUMD KEPADA PIHAK SWASTA
KARENA TARGET PENJUALANNYA BERHASIL DICAPAI
Jawaban : Tidak
64 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Mengapa permasalahan di atas termasuk gratifikasi
yang wajib dilaporkan?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 65
[CONTOH 5]
PENERIMAAN HONOR SEBAGAI NARASUMBER OLEH SEORANG
PEGAWAI NEGERI/PENYELENGGARA NEGARA DALAM SUATU ACARA
66 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Apa yang harus diperhatikan dalam masalah ini?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 67
[CONTOH 6]
PEMBERIAN DOORPRIZE KEPADA PEGAWAI NEGERI/PENYELENGGARA
NEGARA DARI BANK
68 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Mengapa permasalahan di atas termasuk gratifikasi
yang wajib dilaporkan?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 69
[CONTOH 7]
PEMBERIAN BARANG (SOUVENIR, MAKANAN, DLL) DARI TEMAN LAMA
ATAU TETANGGA
70 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Jawaban : Pemberian souvenir, oleh-oleh atau makanan
dari teman lama/tetangga yang didasarkan
pada hubungan perkawanan/kekerabatan saja
dengan dalam jumlah atau nilai yang wajar, bukan
gratifikasi sebagaimana diamanatkan oleh Pasal
12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001,
yang berbunyi :
Setiap gratifikasi kepada Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 71
[CONTOH 8]
PEMBERIAN OLEH REKANAN MELALUI PIHAK KETIGA
Jawaban : Ya
72 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Mengapa permasalahan di atas termasuk konsep
gratifikasi yang wajib dilaporkan?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 73
[CONTOH 9]
PEMBERIAN HADIAH ATAU UANG SEBAGAI UCAPAN TERIMAKASIH ATAS
JASA YANG DIBERIKAN
Jawaban : Ya
74 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Apa yang harus diperhatikan dalam masalah ini?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 75
[CONTOH 10]
PEMBERIAN HADIAH ATAU UANG OLEH DEBITUR KEPADA PEGAWAI
BANK BUMN�BUMD
Jawaban : Ya
76 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Apa yang harus diperhatikan dalam masalah ini?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 77
[CONTOH 11]
PEMBERIAN CASHBACK KEPADA NASABAH OLEH BANK BUMN/BUMD
Jawaban : Tidak
78 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Apa yang harus diperhatikan dalam masalah ini?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 79
[CONTOH 12]
PEMBERIAN FASILITAS PENGINAPAN OLEH PEMDA SETEMPAT KEPADA
PEGAWAI NEGERI/PENYELENGGARA NEGARA PADA SAAT KUNJUNGAN
DI DAERAH
80 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Apa yang harus diperhatikan dalam masalah ini?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 81
[CONTOH 13]
PEMBERIAN SUMBANGAN/HADIAH PERNIKAHAN PEGAWAI
NEGERI/PENYELENGGARA NEGARA PADA SAAT PEGAWAI NEGERI/
PENYELENGGARA NEGARA MENIKAHKAN ANAKNYA
82 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Mengapa jika melebihi batasan nilai penerimaan
gratifikasi sesuai ketentuan termasuk konsep
gratifikasi gratifikasi yang wajib dilaporkan?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 83
[CONTOH 14]
PEMBERIAN KEPADA PENSIUNAN PEGAWAI NEGERI ATAU PASANGAN
PENSIUNAN YANG TIDAK BEKERJA SEBAGAI PEGAWAI NEGERI
Jawaban : Tidak
84 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Pertanyaan : Apa yang harus diperhatikan dalam masalah ini?
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 85
[CONTOH 15]
HADIAH KARENA PRESTASI
Jawaban : TIdak
Hal yang selanjutnya perlu diperhatikan adalah nilai dari hadiah yang
Jawaban : Penerimaan
diberikan semacam
apakah bernilai wajar daninitidak
diperbolehkan dan tidak
berlebihan. Ketentuan
nilai hadiah dapat diatur dalam peraturan internal dari instansi yang
perlu
bersangkutan. dilaporkan kepada KPK
86 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Verhezen, Peter. 2003. “From a Culture of Gifts to a Culture
of Exchange of Gifts – An Indonesian Perspective
on Bribery” dalam Antropologi Indonesia No.
72: Jurnal Antropologi Indonesia (hlm. 101-115).
Depok: Departemen Antropologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Daftar Pustaka
88 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Catatan
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 89
Catatan
90 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id
Catatan
https://gol.kpk.go.id https://gratifikasi.kpk.go.id 91
Catatan
92 https://gratifikasi.kpk.go.id https://gol.kpk.go.id