Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BIOMETRIK

OLEH :
BELLA
2041027

Program Studi Sistem Informasi


SEKOLAH TINGGI STMIK WIDYA CIPTA DHARMA
SAMARINDA
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. 
Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………......i
BAB I……………………………………………………………………………………....……...1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1
1. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….1
2. TUJUAN…………………………………………………………………………....……..1
BAB II…………………………………………………………………………………………….2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….2
1. Pengertian Biometrik……………………………………………………………………..2
2. Sejarah Mengenai Biometrik……………………………………………………………..2
3. Bagaimana Cara Kerja Biometrik………………………………………………………...4
4. Faktor Penilaian Otentikasi Biometrik……………………………………………………5
5. Apa Saja Jenis Biometrik?..................................................................................................5
6. Representasi Citra Sidik
Jari……………………………………………………………...10
7. Otentifikasi Sidik
Jari…………………………………………………………………….10
8. Akuisisi Citra Sidik
Jari…………………………………………………………………..12
9. Ekstraksi Feature…………………………………………………………………………13
10. Pencocokan Sidik Jari……………………………………………………………………13
11. Performa………………………………………………………………………………….13
12. Sistem biometrik multimodal…………………………………………………………….15
13. Contoh Penerapan Biometrik…………………………………………………………….15
14. Apa Saja Manfaat dan Tujuan Biometrik?........................................................................17
15. Kelebihan dan Kekurangan Biometrik…………………………………………………..18
16. Penggunaan Teknologi Biometrik di Indonesia…………………………………………19
BAB III………………………………………………………………………………………….20
PENUTUP………………………………………………………………………………………20
1. KESIMPULAN…………………………………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari karakteristik biologi yang
menjadi keunikan tersendiri pada manusia. Salah satu bagian sistem biometrik adalah face
recognition (pengenalan wajah). Wajah merupakan bagian dari tubuh yang berperan penting
dalam proses penyampaian ciri, identitas dan emosi seseorang. Kemampuan manusia dalam
mengenali wajah sering terjadi secara tidak sadar, manusia mampu mengenali ribuan wajah
sepanjang hidupnya dan mengidentifikasi wajah yang sekilas dikenalnya sampai beberapa tahun
kemudian.
Proses pengenalan wajah ini berlangsung begitu cepat dan dapat tersimpan cukup lama dalam
memori manusia walaupun wajah yang dikenalnya memiliki banyak perubahan visual seperti
adanya perubahan kondisi, ekspresi, sudut pandang, penuaan dan penambahan aksesoris seperti
kacamata, topi sampai adanya perubahan gaya rambut. Karakteristik inilah yang menginspirasi
pada ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut bagaimana agar kemampuan manusia tersebut dapat
diaplikasikan dengan bantuan teknologi. Dengan bantuan teknologi pengenalan wajah dapat
diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah yang bervariasi seperti identifikasi pelaku kriminal,
sistem keamanan, proses pengambilan citra atau film dan interaksi manusia dengan komputer.

2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai biometrik.
2. Menambah wawasan berpikir mahasiswa mengenai biometrik.
3. Untuk memenuhi tugas matakuliah interaksi manusia dan komputer.
1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Biometrik
Biometrik adalah metode untuk mengindentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan
karakteristik fisik atau perilakunya. Biometrik berhubungan dengan identifikasi otomatis seorang
manusia berdasarkan karakteristik fisiologis atau perilaku.Tidak seperti karakteristik perilaku,
selain memiliki basis fisiologis yang relatif stabil,tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis
manusia yang mudah berubah, sedangkan karakteristik fisiologis relatif lebih stabil. Fisik dan
perilaku setiap orang memiliki ciri khas berbeda, penggunaan biometrik mampu mencegah
terjadinya berbagai ancaman berbahaya. Sebut saja seperti pencurian data, pemalsuan identitas,
phising, dan kejahatan dunia maya lainnya.

2. Sejarah mengenai Biometrik


Diketahui, penggunaan biometrik ini sudah ada sejak berabad-abad silam dan telah melalui
proses yang sangat panjang, hingga akhirnya kini ditemukan sistem biometrik dengan teknologi
canggih dan modern.
Namun, sebelumnya, penggunaan biometrik masih sangat manual dan sangat jauh dari kata
modern. Itu tahu lebih jauh perjalanan biometrik dari tahun ke tahun
Tahun 1800-an
Penggunaan biometrik melalui sidik jari sudah ada sejak tahun 1880-an. Penggunaan biometrik
sidik jari ini pun mulai digunakan secara teratur guna mengidentifikasi penjahat serta untuk
menandatangani kontrak. Penggunaan biometrik jenis ini pun kemudian dikembangkan oleh
Edward Henry.
1900-an
Pada era 1900-an, perkembangan biometrik sudah masuk dalam bidang penelitian. Masuk pada
tahun 1960-an, metode pengidentifikasian wajah semi-otomatis mulai dikembangkan. Pada masa
tersebut, proses ini membutuhkan administrator untuk mengidentifikasi fitur wajah yang terdapat
dalam gambar.
Kemudian memasuki tahun 1969, mulai berkembang biometrik sidik jari dan identifkasi wajah
dalam penegakan hukum. Bahkan FBI mendanai pengembangan biometrik agar bisa digunakan
secara otomatis.

2
Pada tahun 1980-an, biometrik melalui identifikasi suara juga mulai dikembangkan di Institut
Nasional Standar dan Teknologi. Lalu, tahun 1985, penggunaan biometrik sidik jari dan iris juga
mulai digunakan. Menginjak tahun 1994, pemindaian iris untuk identifikasi pertama kali
diresmikan.
Memasuki tahun 1991, pengembangan biometrik melalui identifikasi wajah juga mulai
dikembangkan. Meski proses perkembangannya cukup rumit, namun nenggunaan biometrik jenis
ini menjadi yang paling banyak mendapat dukungan dari berbagai kalangan.
Tahun 2000-an
Tahun 2000-an, penggunaan tekonologi biometrik sebagai identifikasi mulai diresmikan di AS.
Kemudian pada tahun 2001, teknologi biometrik mulai dijual dalam bentuk produk komersial
dan sukses menarik perhatian dari banyak kalangan.
Pada tahun 2013, perusahaan Apple menggunakan teknologi biometrik melalui pemindaian sidik
jari untuk membuka iPhone. Sejak saat itu, sebagian besar ponsel menggunakan jenis teknologi
biometrik .
Selain pemindaian sidik jari untuk identifikasi, kini teknologi biometrik juga sudah bisa
dilakukan melalui pemindaian wajah, pemindaian retina, pemindaian iris, pemindaian suara, dan
pemindaian perilaku.
Pakar biometrik memperkirakan bahwa beberapan tahun ke depan akan ada lebih banyak pilihan
sistem teknologi biomertrik. Bahkan, diperkirakan juga pada tahun 2030, penggunaan kata sandi
tidak akan lagi digunakan sepenuhnya.
Keberadaan teknologi biometrik ini memang sangat membantu dalam menjaga keamanan
identitas seseorang, meminimalisir tindak penipuan atau pemalsuan identitas, dan berbagai
tindak kejahatan lainnya.
Sidik jari sudah digunakan sejak abad kedua sebelum masehi tepatnya oleh kaisar China saat itu,
Ts’In She yang mengesahkan dokumen tertentu dengan sidik jarinya.
Sedangkan dari sisi bisnis, sidik jari pertama digunakan pada tahun 1858 oleh William James
Herschel yang menjabat sebagai administrator Inggris di India. Saat itu beliau ditugaskan untuk
membangun jalan raya di Bengal, sehingga ia mengharuskan para kontraktornya untuk
menandatangani perjanjian kerja menggunakan sidik jari. Kemudian di tahun 1860, para operator
telegraf mengenali satu sama lain dengan kode Morse yang unik untuk setiap operatornya.
Bahkan, metode ini juga digunakan di Perang Dunia Kedua untuk mengidentifikasi pesan yang
diterima.
3
3. Bagaimana Cara Kerja Biometrik?
Metode keamanan ini terdengar sangat canggih dan rumit. Benarkah? Untuk menjawabnya,
berikut cara kerja biometrik:

1. Pertama, Anda harus menyimpan data Anda pada sistem melalui scan. Data ini akan
langsung dienkripsi dan disimpan dalam database.
2. Selanjutnya, saat Anda hendak masuk ke sistem, Anda akan diminta untuk melakukan
scan identifikasi. Bila sudah, sistem akan memverifikasi identitas dengan
mencocokkannya pada database Anda.
3. Bila identitas sesuai, maka Anda akan dibolehkan masuk atau mengakses sistem tersebut.
4

Jadi, ada tiga komponen dibalik metode keamanan ini yaitu:


1. Alat scan untuk menyimpan atau mengidentifikasi data Anda
2. Software yang bertugas untuk membandingkan hasil scan dengan database
3. Database yang berisi data Anda untuk dijadikan perbandingan

4. Faktor Penilaian Otentikasi Biometrik


Setelah cara kerjanya, berikut tujuh faktor yang digunakan untuk menilai otentikasinya:
1. Universalitas (Universality): setiap orang yang memakai sistem pasti memiliki suatu
sifat.
2. Keunikan (Uniqueness): sifat tersebut harus cukup berbeda di setiap individunya,
sehingga bisa dibedakan satu sama lain.
3. Keabadian (Permanence): suatu sifat akan berubah seiring berjalannya waktu.
Khususnya, sifat dengan permanence yang “baik” akan tetap saja sepanjang waktu
dengan algoritma yang ada.
4. Terukur (Measurability): berhubungan dengan kemudahan untuk mengukur dan
menyimpan sifat tersebut. Kemudian, data tersebut harus dalam bentuk yang bisa
diproses dan di ekstrak sesuai fitur yang ada.
5. Performa (Performance): berhubungan dengan akurasi, kecepatan, dan kokohnya
teknologi yang digunakan.
6. Dapat Diterima (Acceptability): bagaimana individu dalam suatu populasi menerima
teknologi ini, sehingga mereka mau data biometriknya disimpan.
7. Pengelakan (Circumvention): berhubungan dengan kemudahan dimana data dapat ditiru
menggunakan artefak atau alat pengganti lainnya.

5. Apa Saja Jenis Biometrik?


Saat ini, ada dua jenisnya, yakni:
1. Biometrik Berdasarkan Fisiologis
Beberapa karakteristik fisiologis yang dapat dijadikan basis sistem biometric antara lain : wajah,
pola retina, iris mata, geometri telapak tangan, sidik jari dan lain-lain.
Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi agar karakteristik fisiologis dapat digunakan sebagai
indikator karakteristik biometrik dalam identifikasi personal, yaitu:
• Karakteristik tersebut harus dimiliki oleh semua orang (universal).
• Tidak ada dua orang atau lebih identik dalam karakteristik tersebut (unik)
5
• Karakteristik tersebut tidak dapat diubah (permanen)
• Karakteristik tersebut dapat diambil atau diukur secara kuantitatif

Contoh morfologis biometrik tersebut adalah:


 Identifikasi dari sidik jari / fingerprint
Pemindai fingerprint merupakan teknologi biometrik paling populer dan banyak digunakan di
berbagai perusahaan atau instansi. Biometrik satu ini memindai pola unik sidik jari manusia
untuk proses identifikasi. Fingerprint memiliki sistem keamanan yang cukup kuat dan aman
digunakan. Selain itu, harga pemindai sidik jari relatif lebih terjangkau dibandingkan jenis
pemindai lain.
 Bentuk tangan
Dengan sistem ini, pengguna meluruskan lengan menurut petunjuk tanda pada perangkat keras
pembaca lengan (reader), menangkap gambar tiga dimensi dari jari-jari dan tulang kemudian
menyimpan data dalam sebuah template. Geometri lengan telah digunakan selama beberapa
tahun dan dimanfaatkan untuk sistem keamanan pada perlombaan Olympiade 1996.
 Bentuk jari
Peralatan ini sama untuk sistem-sistem geometri. Pengguna menempatkan satu atau dua jari di
bawah sebuah kamera yang menangkap bentuk dan panjang wilayah jari serta tulang-tulangnya.
Sistem menangkap gambar tiga dimensi dan mencocokkan data dengan template-template yang
disimpan untuk menentukan identitas.

6
 Mata (iris dan retina)
Mungkin dari semua itu yang paling aman dari bekerjanya sistem biometrik adalah retina, dan
lapisan-lapisan pembuluh yang dilokasikan di belakang mata. Gambar retina sulit untuk
ditangkap dan selama pendataan user harus memusatkan sebuah titik serta mempertahankannya
sehingga kamera dapat melaksanakan penangkapan gambar dengan baik. Hal yang sebenarnya
ditentukan adalah pola dari pembuluh-pembuluh darah. Tetapi ketika pola-pola ini unik pada
tiap-tiap orang, identifikasi dapat menjadi lebih presisi. Sistem yang didasarkan pada dua bagian
mata, iris, dan retina adalah dipertimbangkan untuk menawarkan tingkat keamanan terbaik.

 Bentuk wajah

Pengenalan bentuk-bentuk dan posisi dari ciri-ciri wajah seseorang adalah tugas yang kompleks.
Pertama sebuah kamera menangkap gambar dari sebuah wajah dan kemudian software memilah-
milah pola informasi yang selanjutnya dibandingkan dengan template user

7
 Pengenalan suara
Metode ini menangkap suara dari speaker menurut sifat-sifat bahasa. Penggunaan utamanya
adalah aplikasi keamanan berbasis telepon. Keakurasiannya dapat dipengaruhi oleh hal-hal
berikut seperti suara gaduh dan pengaruh-pengaruh dari penyakit atau kelelahan pada suara. Satu
masalah nyata dengan pengenalan suara adalah sistem dapat dikelabui oleh suara tape dari suara
seseorang. Untuk alasan ini sistem suara lanjutan harus mampu memperluas atau
memperpanjang proses verifikasi dengan memberikan perkataanperkataan yang lebih sulit dan
panjang, membacanya dengan keras atau meminta sebuah perkataan yang berbeda yang dibaca
setiap waktu.

 Pengenalan tanda tangan


Sistem verifikasi tanda tangan memerlukan satu hal utama yaitu penerimaan masyarakat umum
(publik). Di segala hal dari deklarasi kemerdekaan sampai slip sebuah kartu kredit. Masyarakat
cenderung untuk menerima tanda tangan seseorang sebagai bukti dari identitasnya. Sebenarnya
sistem pengenalan tanda tangan atau sering disebut dengan sistem verifikasi tanda tangan
dinamis (dynamic signature verification system). Betapa pun terlihat sederhana sebuah tanda
tangan, peralatan mengukur baik ciri-ciri yang membedakan tanda tangan dan ciri-ciri yang
membedakan dari proses penulisan tanda tangan. Ciri-ciri ini mencakup tekanan pena, kecepatan
dan titik-titik ketika pena diangkat dari kertas.
Pola-pola ini ditangkap melalui sebuah pena yang dirancang khusus atau tablet (bisa juga kedua-
duanya) dan dibandingkan dengan pola-pola template. Permasalahannya adalah tanda tangan kita
berbeda secara berarti dan dari satu contoh ke contoh yang lain, sehingga keakurasian yang
sangat kuat membutuhkan banyak contoh dan sebuah proses verifikasi lanjutan. Terdapat sistem
biometrik utama yang sedang dalam pengembangan, ilmuwan-ilmuwan sedang mengembangkan
dan menguji kemungkinan-kemungkinan terjadinya sistem yang didasarkan pada analisa DNA,
pola-pola pembuluh darah dan bahkan bau tubuh manusia.

8
Sedangkan contoh jenis biologis adalah:
 DNA
Jenis sistem biometrik satu ini mengidentifikasi identitas berdasarkan DNA manusia. Proses
identifikasi biasanya memakan waktu lebih lama karena harus mengurutkan DNA secara luas.
Pemindai DNA sering digunakan oleh instansi atau lembaga hukum tertentu untuk
mengidentifikasi tersangka atau korban yang identitasnya tidak diketahui.
 pembuluh darah (Palm Vein Recognition)

Teknologi biometrik pembuluh darah (Palm Vein Recognition) merupakan teknologi biometrik
yang membaca data diri berdasarkan pengenalan pola pembuluh darah vena di telapak tangan.
Pengenalannya bergantung pada keunikan pola vena pada setiap orang. Karena pembuluh darah
vena sendiri terletak di bawah permukaan kulit, terlebih lagi pembacaan data ini mengandalkan
darah yang mengalir pada manusia.
Sama halnya dengan teknologi biometrik lain seperti: sidik jari dan wajah, pengenalan dengan
pembuluh darah vena ini juga dikenali dengan bantuan kamera dan perangkat lunak yang bisa
memproses data dari foto telapak tangan yang terekam. Sehingga, telapak tangan tidak perlu
ditempelkan di area sensor. Berbeda dengan teknologi sidik jari atau telapak tangan yang harus
ditempelkan pada bidang sensor. Sistem pencocokan pembuluh darah bergantung pada keunikan
pola vena pada setiap orang, yang berbeda dari satu orang ke orang lain daripada pola sidik jari
dan sidik jari telapak tangan.
9
 Air liur
 Urine.

2. Biometrik Berdasarkan Perilaku


Jenis yang kedua adalah berdasarkan perilaku Anda. Misalnya, pengenal suara, cara Anda
menulis, cara Anda mengetik, hingga suara langkah Anda. Sayangnya, jenis berdasarkan
perilaku ini tak seakurat jenis pertama. Sebab, data yang tersimpan adalah data saat Anda berada
dalam kondisi stabil. Artinya, bila Anda sedang stress atau emosi tak stabil, maka identifikasi
biometrik ini bisa saja gagal.

6. Representasi Citra Sidik Jari


Representasi yang berbasis pada profil citra sidik jari grayscale sudah lazim dalam sistem
verifikasi menggunakan pencocokkan optikal. Keperluan dari sistem yang menggunakan
representasi tersebut masih terbatas karena faktor-faktor seperti variasi terang-gelap citra, variasi
kualitas citra, goresan bekas luka, dan distorsi global yang muncul dalam citra sidik jari.
Representasi yang mengandalkan struktur alur sidik jari sebagian besar tidak berbeda pada
variasi terang-gelap citra, namun lebih sensitif pada kualitas citra sidik jari. Representasi tersebut
terutama berbasis pada alur berhenti (ridge ending) atau alur bercabang (ridge bifurcation),
keduanya dikenal dengan istilah minutiae.

7. Otentifikasi Sidik Jari


Diantara semua teknik biometrik, identifikasi fingerprint-based adalah metoda yang paling tua
yang telah sukses digunakan pada banyak aplikasi. Semua orang mempunyai sidik jari yang
unik. Suatu sidik jari dibuat dari satu rangkaian ridge dan kerut pada permukaan jari. Keunikan
suatu sidik jari dapat ditentukan oleh pola ridge dan kerut seperti halnya poin-poin rincian yang
tidak penting. Poin-Poin Rincian yang tidak penting adalah karakteristik ridge lokal yang terjadi
baik pada suatu pencabangan dua ridge maupun suatu ridge berakhir.
Teknik sidik jari dapat ditempatkan ke dalam dua kategori: minutiae-based dan berdasarkan
korelasi. Teknik minutiae-based yang pertama temukan poin-poin rincian yang tidak penting dan
kemudian memetakan penempatan yang sejenis pada jari. Bagaimanapun, penggunaan
pendekatan ini ada beberapa kesulitan. Hal itu sukar untuk menyadap poin-poin rincian yang
tidak penting itu dengan teliti sehingga sidik jari mutunya menjadi rendah. Metoda ini juga tidak
mempertimbangkan pola ridge kerut dan hubungan yang global. Metoda correlation-based bisa
mengalahkan sebagian dari berbagai kesulitan pendekatan yang minutiae-based. Bagaimanapun,
masing-masing mempunyai kekurangan sendiri-sendiri. Teknik Correlation-based memerlukan
penempatan yang tepat untuk suatu pendaftaran dan dibuat-buat oleh terjemahan gambar dan
perputaran.
10
Kesesuaian dasar sidik jari pada minutiae mempunyai permasalahan dalam penyesuaian
perbedaan ukuran pola minutiae. Struktur ridge lokal tidak bisa dengan sepenuhnya ditandai oleh
minutiae. Dalam otentifikasi sidik jari terdapat 3 komponen utama perancangan, yaitu : akuisisi,
ekstraksi feature, dan pencocokkan.

11
8. Akuisisi Citra Sidik Jari
Akuisisi citra sidik jari mempunyai dua metode yaitu offline (inked) dan online (livescan). Pada
metode offline, sidik jari dicetak pada kertas dan setelah itu dilakukan scanning. Metode ini
biasanya menghasilkan image dengan kualitas yang kurang bagus karena non-uniform spread
pada tinta yang digunakan untuk mencetak sidik jari tersebut. Sedangkan metode online, kualitas
gambar yang dihasilkan lebih baik dan biasanya resolusinya 512 dpi dimana dapat meningkatan
keandalan pada proses pencocokan dibandingkan dengan metode sidik jari diprint di kertas.
Teknologi yang paling terkenal untuk memperoleh citra sidik jari yang diambil secara langsung
(live-scan) adalah berbasis pada konsep optikal.
Ketika jari diletakkan pada satu sisi dari prisma, daerah yang menonjol pada jari (ridge), akan
menyentuh permukaan prisma, sedangkan bagian lembahnya tidak menyentuh. Cahaya yang
mengenai bagian kaca yang tersentuh oleh alur sidik jari akan disebarkan secara acak, sementara
pada bagian lembah dari jari, cahaya akan dipantulkan kembali ke dalam, dan menghasilkan citra
sidik jari pada bagian citra. Sebagai akibatnya, bagian citra yang terbentuk oleh alur sidik
jariakan terlihat gelap dan bagian citra yang terbentuk dari lembah sidik jari akan terlihat terang.

12
9. Ekstraksi Feature
Ekstraksi minutiae mendapatkan alur berhenti dan alur bercabang dari citra masukkan sidik jari.
Performansi dari algoritma ekstraksi minutiae sangat bergantung kepada kualitas dari citra sidik
jari. Tujuan pemilihan feature citra adalah untuk mencari ciri yang paling optimum dari suatu
objek yang dapat membedakan objek tersebut dengan objek-objek yang lain.

10.Pencocokan Sidik Jari


Dengan memberikan dua sifat (masukkan dan template) yang berasal dari dua sidik jari, tujuan
dari sistem pencocokkan sifat adalah menentukan apakah sidik jari tersebut menunjukkan jari
yang sama.

11.Performa
Kekuatan pembanding dari semua teknologi biometrik bergantung pada jumlah entropi sehingga
dapat dikodekan dan digunakan dalam pencocokan. Faktor fundamental yang mendasari
kekuatan identifikasi biometrik adalah entropi. Berikut ini digunakan sebagai metrik kinerja
untuk sistem biometrik:
1. False Match Rate (FMR) atau juga disebut False Accept Rate (FAR)
yaitu kemungkinan bahwa sistem salah mencocokkan pola input dengan template yang tidak
cocok dalam database. Ini mengukur persentase input tidak valid yang diterima secara tidak
benar. Dalam kasus skala kesamaan, jika orang tersebut adalah penipu dalam kenyataan, tetapi
skor kecocokan lebih tinggi dari ambang batas, maka ia diperlakukan sebagai asli. Hal ini
meningkatkan FMR, yang dengan demikian juga tergantung pada nilai ambang batas.
13
2. False Non-Match Rate (FNMR) atau juga disebut False Reject Rate (FRR)
yaitu kemungkinan sistem gagal mendeteksi kecocokan antara pola input dan template yang
cocok dalam database. Ini mengukur persentase input valid yang ditolak secara tidak benar.
3. Receiver Operating Characteristic atau Relative Operating Characteristic (ROC)
yaitu karakterisasi visual dari trade-off antara FMR dan FNMR. Secara umum, merupakan
pencocokan algoritma dalam melakukan keputusan berdasarkan ambang batas yang menentukan
seberapa dekat dengan format yang dibutuhkan input agar dianggap cocok. Jika ambang batas
dikurangi, akan ada lebih sedikit ketidakcocokan palsu tetapi lebih banyak penerimaan palsu.
Sebaliknya, ambang batas yang lebih tinggi akan mengurangi FMR tetapi meningkatkan FNMR.
Varian umum adalah Detection Error Trade-off (DET) diperoleh dengan menggunakan skala
deviasi normal pada kedua sumbu. Grafik yang lebih linier ini menjelaskan perbedaan untuk
kinerja yang lebih tinggi (kesalahan yang lebih jarang).

4. Equal Error Rate atau Crossover Error Rate (EER atau CER)
yaitu tingkat di mana kesalahan penerimaan dan penolakan sama. Satu nilai EER dapat dengan
mudah diperoleh dari kurva ROC. EER adalah cara cepat untuk membandingkan tingkatan
akurasi dari perangkat dengan kurva ROC yang berbeda. Secara umum, perangkat dengan EER
terendah adalah yang paling akurat.

5. Failure To Enroll Rate (FTE or FER)


yaitu tingkat di mana upaya untuk membuat template dari input tidak berhasil. Ini paling sering
disebabkan oleh input berkualitas rendah.

6. Failure To Capture Rate (FTC)


yaitu tingkat di mana kemungkinan sistem gagal mendeteksi input biometrik ketika disajikan
dengan benar pada sistem otomatis.
7. Template Capacity
yaitu jumlah maksimum set data yang dapat disimpan dalam sistem.

14
12.Sistem biometrik multimodal
Sistem biometrik multimodal menggunakan biometrik untuk mengatasi ketidakmampuan sistem
biometrik unimodal. Misalnya, sistem pengenalan iris dapat dikompromikan oleh iris yang
menua dan pengenalan sidik jari elektronik dapat diperburuk oleh sidik jari yang aus atau
terpotong. Lain halnya dengan sistem biometrik unimodal yang dibatasi oleh integritas
pengidentifikasinya, tidak mungkinkan bahwa sistem unimodal akan mengalami keterbatasan
yang identik. Sistem biometrik multimodal diperoleh dengan mengumpulkan informasi dari
penanda yang sama yaitu, beberapa gambar iris, atau pemindaian jari yang sama ataupun
informasi dari biometrik yang berbeda yang memerlukan pemindaian sidik jari dan,
menggunakan pengenalan suara, kode sandi yang diucapkan.

Secara berurutan, bersamaan, saling berkombinasi atau seri, sistem biometrik multimodal
digabungkan dengan sistem unimodal dengan mengacu pada mode integrasi berurutan, paralel,
hierarkis, dan serial. Penggabungan informasi biometrik dapat terjadi pada bagian tahap sistem
pengenalan. Dalam kasus fusi tingkat fitur, data itu sendiri atau fitur yang diekstraksi dari
sebagian biometrik yang digabungkan. Tingkat skor fusi yang cocok mengkonsolidasikan skor
yang dihasilkan oleh beberapa pengklasifikasi berkaitan dengan modalitas yang berbeda.
Akhirnya, dalam kasus tingkat keputusan fusi, hasil akhir dari beberapa pengklasifikasi
digabungkan dengan teknik seperti pemungutan suara mayoritas . Fusi level fitur diyakini lebih
efektif dibandingkan dengan level fusi lainnya karena set fitur berisi informasi yang lebih kaya
mengenai data biometrik input daripada skor yang cocok atau keputusan output dari
pengklasifikasinya. Oleh karena itu, fusi pada level fitur dianggap perlu dalam memberikan hasil
pengenalan yang lebih baik.

13. Contoh Penerapan Biometrik


Pada era digital saat ini tentunya penggunaan teknologi berbasis Biometric telah bertumbuh
sangat cepat, khususnya dalam tujuannya mengidentifikasi keabsahan suatu dokumen. Maka
untuk mencapai tujuan tersebut, dapat dilakukan dengan menggabungkan teknologi dan sistem
Biometric yang tepat, sehingga dapat dilakukan proses identifikasi satu individu melalui
dokumen sah yang berisi informasi Biometric seperti KTP-el (kartu identitas) maupun kartu
pengenal atau dokumen sah terkait.
Pendekatan Biometric untuk proses otentikasi juga telah terbukti sangat efektif dan dapat
diandalkan oleh para pelaku bisnis, sehingga pendekatan Biometric menjadi strategi yang sangat
vital kegunaanya bagi banyak pelaku bisnis seperti:
15
1. Penegak Hukum
Lembaga penegak hukum di beberapa negara juga menggunakan metode keamanan ini untuk
menegakkan hukum yang berlaku. Mulai dari otomatis mengumpulkan berbagai data kriminal,
hingga deteksi wajah langsung melalui kamera CCTV di tempat-tempat umum.
2. Militer
Tentu saja militer juga menggunakan metode keamanan canggih ini Namun, informasi tentang
hal ini sangatlah sulit ditemukan karena menjadi rahasia negara. Menurut salah satu sumber,
sekitar 7,4 juta identitas biometrik yang tersimpan di Amerika Serikat berasal dari operasi militer
di Iraq dan Afghanistan.
3. Imigrasi
Dari sektor imigrasi, biometrik ada dalam bentuk paspor yang Anda miliki. Di dalamnya terdapat
foto Anda, sidik jari, hingga tanda tangan yang akan diidentifikasi di saat Anda bepergian lintas
negara. Maka dari itu, terdapat alat scan sidik jari dan wajah di bandara saat Anda melewati
pemeriksaan imigrasi.
4. Bidang Kesehatan
Beberapa negara sudah menerapkan biometrik pada bidang kesehatan, contohnya adalah Gabon.
Negara ini menerapkan metode ini agar program kesehatan pemerintah tidak disalahgunakan
oleh pihak-pihak nakal. Jadi, sebelum dirawat atau melakukan pemeriksaan, warga Gabon akan
melakukan identifikasi dengan foto dan dua sidik jari.
5. Kependudukan
Penerapan selanjutnya adalah di sektor kependudukan dimana sudah banyak negara yang
menerapkan hal ini. Tujuannya tentu saja untuk mengidentifikasi setiap warga negara dengan
cepat dan praktis. Biasanya identifikasi dilakukan dengan sidik jari, foto, dan scan iris.

6. Akses Tempat/Sistem
Salah satu penerapan biometrik yang populer adalah untuk akses tempat atau sistem. Anda bisa
menemukan penerapan ini di kehidupan sehari-hari. Mulai dari akses gedung, akses smartphone,
akses laptop, dan masih banyak lainnya.
7. Kepentingan Komersial
Terakhir, metode ini juga diterapkan untuk kepentingan komersial. Misalnya, Anda diharuskan
scan sidik jari sebelum melakukan transaksi atau bank yang meminta KYC (Know Your
Customer) saat Anda membuka rekening.
16

14.Apa Saja Manfaat dan Tujuan Biometrik?


Kita tidak akan terlalu pusing jika harus mengingat satu kata sandi saja. Namun, bagaimana jika
memiliki banyak akun di berbagai platform atau jaringan? Sebagian orang bahkan menggunakan
kata sandi yang sama di berbagai akunnya. Belum lagi kekuatan password harus diperhatikan
agar tidak mudah ditebak orang lain. Bisa dibilang bahwa tujuan sistem biometrik adalah sebagai
pengganti keamanan password.
Penggunaan password atau kata sandi saja dinilai tidak cukup untuk melindungi informasi. Oleh
sebab itu, teknologi biometrik hadir sebagai sistem keamanan tambahan. Secara umum, dalam
prosesnya biometrik memiliki beberapa fungsi, yaitu pendaftaran, verifikasi, dan identifikasi.
Agar lebih paham simak ulasan di bawah:
Setelah mengetahui cara kerja dan penerapan biometrik, berikut beberapa manfaat dan tujuan
biometrik :
1. Keamanan dengan Akurasi Tinggi
Seperti yang sudah dijelaskan, biometrik menggunakan fisik atau karakteristik Anda, sehingga
memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Dengan kata lain, hampir tidak mungkin sistem akan salah
mengidentifikasi Anda sebagai orang lain.
2. Lebih Praktis dan Cepat
Melakukan identifikasi biometrik itu sangat praktis dan cepat, lho. Anda tinggal melakukan scan
dan Anda akan mendapatkan akses dalam hitungan detik. Ini tentu saja jauh lebih cepat daripada
mengetik password, apalagi bila password Anda sangat panjang dan terdapat karakter unik di
dalamnya.

3. Hampir Tak Mungkin untuk Dipalsukan


Tahukah Anda, kalau kemungkinan sidik jari Anda persis dengan orang lain itu adalah 64 miliar
berbanding satu? Tak heran bila sampai sekarang belum ditemukan manusia dengan dua sidik
jari yang sama. Efeknya, biometrik hampir tidak mungkin untuk dipalsukan.
4. Tak Bisa Dipindahkan
Manfaat biometrik yang terakhir adalah sifatnya yang tak bisa dipindahkan. Artinya, orang
tersebut harus berada di depan scanner untuk melakukan identifikasi. Ini berbeda dari password
atau PIN yang bisa dibagikan dimana risiko untuk dibajak akan lebih tinggi.
17
5. Pendaftaran.
Fungsi pendaftaran pada biometrik dilakukan untuk menyimpan informasi seseorang. Fungsi ini
sangat penting sebagai pencocokan data nantinya. Informasi yang dimaksud artinya semua ciri
atau pola unik individu direkam serta disimpan di database.
6. Verifikasi.
Seperti yang telah Dewaweb singgung sebelumnya bahwa biometrik menggunakan dua metode
identifikasi, yaitu perilaku dan fisik. Metode ini digunakan untuk memverifikasi proses
autentikasi identitas pengguna.
7. Identifikasi.
Biometrik memiliki fungsi identifikasi yang menentukan apakah pengguna merupakan pengguna
yang sah atau bukan. Hal tersebut dilakukan dengan cara membandingkan hasil pemindaian
biometrik dengan data yang tersimpan di database sebelumnya.

15.Kelebihan dan Kekurangan Biometrik

Kelebihan Biometrik :
1. Sulit untuk dicuri atau dipalsukan
2. Praktis untuk digunakan
3. Identifikasi yang sama seumur hidup Anda
4. Tak bisa dialihkan atau dititipkan
Kekurangan Biometrik
1. Membangun sistem biometrik membutuhkan dana yang tak sedikit
2. Jika ada sedikit bagian saja yang gagal terscan, maka sistem tak akan bisa mengenali
Anda
3. Database biometrik berisiko dibobol
4. Bila Anda terluka, kemungkinan biometrik akan gagal. Misalnya, luka bakar pada sidik
jari.
18
16.Penggunaan Teknologi Biometrik di Indonesia

Sebagai negara berkembang, Indonesia terus meningkatkan efisien dan efektifitas kinerja
pemerintah dengan menerapkan pemerintahan elektronik. Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia telah meluncurkan program KTP Elektronik, dimana fisik maupun penggunaannya
berfungsi secara komputerisasi. Selain mencantumkan identitas pada kartu, KTP Elektronik atau
dikenal dengan E-KTP memuat informasi biometrik seperti sidik jari dan iris mata seseorang.
Program KTP Elektronik telah dimulai sejak tahun 2009 dengan menunjuk empat kota (Padang,
Makasar, Yogyakarta, Denpasar) sebagai proyek percontohan nasional. Kemudian pada tahun
2011 pemerintah melanjutkan proyek KTP Elektronik dan membaginya dalam dua tahap yang
selesai pada akhir tahun 2012. Sejak 2013 sampai sekarang perekaman data penduduk masih
berlanjut hingga seluruh penduduk Indonesia wajib KTP terekam data pribadinya.
Program KTP Elektronik merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menunjang pelayanan
publik dan peningkatan kepercayaan terhadap penggunaan teknologi pada pemerintahan
elektronik dengan menggunakan sistem keamanan seperti sistem pemindaian biometrik. Untuk
mendukung penelitian, pengembangan, perekayasaan (litbangyasa) terhadap program E-KTP,
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK-BPPT) telah merintis Pusat Unggulan
Teknologi Biometrik (Pustek Biometrik) sejak tahun 2013. Dengan adanya Pustek Biometrik
maka diharapkan Indonesia mampu secara mandiri memanfaatkan teknologi identifikasi
sekaligus meningkatkan daya saing industri nasional di bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK)
Sejak saat itu, teknologi biometrik di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Saat ini, sistem biometrik sudah banyak digunakan oleh berbagai instansi pemerintah maupun
swasta untuk mendukung sistem kerja yang lebih praktis. Contohnya adalah mesin absensi
biometrik, tanda tangan digital, sistem keamanan berbasis biometrik yang sudah digunakan di
berbagai kantor dan instansi, baik swasta maupun pemerintahan. Selain itu telah hadir pula
platform dengan sistem verifikasi biometrik yang digunakan untuk calon nasabah pada bidang
perbankan. Dengan perkembangan teknologi yang tak terbendung, sistem biometrik bahkan telah
merambah pada sistem keamanan telepon genggam dan akan terus berkembang mengikuti
kebutuhan manusia.
19

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Biometrik adalah ilmu untuk menganalisa fisik dan spesifik karakter perilaku dari satu individu
untuk mengotentikasi identitas individu tersebut, sekarang dikenal melalui pengenalan wajah,
sidik jari dan pemindaian iris. Dalam penggunaan ini teknologi Biometri adalah sangat
bermanfaat dalam mendukung berbagai linis bisnis untuk meingkatkan dan menurunkan resiko.

Referensi
https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-biometrik/
https://cdi-systems.com/id/Apa-anda-telah-memiliki-pengetahuan-dasar-tentang-
Biometric#:~:text=dalam%20dunia%20bisnis.-,Sejarah%20Biometric,langkah%20ilmiah
%20dalam%20membantu%20kepolisian.
https://mekarisign.com/blog/biometrik/
https://www.asliri.id/2018/10/04/sejarah-dan-perkembangan-biometrik-di-indonesia/
https://biometrik.org/sejarah-biometrik/
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/49578736/113010103-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1666275686&Signature=avi-
iqJ0iJDRaI58E0G72m8fqOM81tmz0P9dZozEe4F17FMB0Cx5gXeCr1-
g0QUzcH~6YP6DRljt5sE302RPRZW0nO4uY0v8TGJPLqWUjTS20MQyjwTFEtZS5EzZa8cFq
I3GjwPnujvsx2wTgUSZ5HNXFdBoOaKvlYCDCK87UrYeW1Ez4ySRR2ixfUZk-DVuAxtj-
HdU3~kVwbaaptTUwOTlE0ZmjOJ8uxhbtuFy1bwr1WXZ8UWXx2hm~RESfwPtZtJ7ZU-
LTjWebWJFDnJF8xZm9tCWbN1RHINGR2zn--
mjt~2osPRIgKhtzVA2jMElQ~URYNgs3nTFsT0DeUfNvw__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
20

Anda mungkin juga menyukai