BIOMETRIK
OLEH :
BELLA
2041027
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………......i
BAB I……………………………………………………………………………………....……...1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1
1. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….1
2. TUJUAN…………………………………………………………………………....……..1
BAB II…………………………………………………………………………………………….2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….2
1. Pengertian Biometrik……………………………………………………………………..2
2. Sejarah Mengenai Biometrik……………………………………………………………..2
3. Bagaimana Cara Kerja Biometrik………………………………………………………...4
4. Faktor Penilaian Otentikasi Biometrik……………………………………………………5
5. Apa Saja Jenis Biometrik?..................................................................................................5
6. Representasi Citra Sidik
Jari……………………………………………………………...10
7. Otentifikasi Sidik
Jari…………………………………………………………………….10
8. Akuisisi Citra Sidik
Jari…………………………………………………………………..12
9. Ekstraksi Feature…………………………………………………………………………13
10. Pencocokan Sidik Jari……………………………………………………………………13
11. Performa………………………………………………………………………………….13
12. Sistem biometrik multimodal…………………………………………………………….15
13. Contoh Penerapan Biometrik…………………………………………………………….15
14. Apa Saja Manfaat dan Tujuan Biometrik?........................................................................17
15. Kelebihan dan Kekurangan Biometrik…………………………………………………..18
16. Penggunaan Teknologi Biometrik di Indonesia…………………………………………19
BAB III………………………………………………………………………………………….20
PENUTUP………………………………………………………………………………………20
1. KESIMPULAN…………………………………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari karakteristik biologi yang
menjadi keunikan tersendiri pada manusia. Salah satu bagian sistem biometrik adalah face
recognition (pengenalan wajah). Wajah merupakan bagian dari tubuh yang berperan penting
dalam proses penyampaian ciri, identitas dan emosi seseorang. Kemampuan manusia dalam
mengenali wajah sering terjadi secara tidak sadar, manusia mampu mengenali ribuan wajah
sepanjang hidupnya dan mengidentifikasi wajah yang sekilas dikenalnya sampai beberapa tahun
kemudian.
Proses pengenalan wajah ini berlangsung begitu cepat dan dapat tersimpan cukup lama dalam
memori manusia walaupun wajah yang dikenalnya memiliki banyak perubahan visual seperti
adanya perubahan kondisi, ekspresi, sudut pandang, penuaan dan penambahan aksesoris seperti
kacamata, topi sampai adanya perubahan gaya rambut. Karakteristik inilah yang menginspirasi
pada ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut bagaimana agar kemampuan manusia tersebut dapat
diaplikasikan dengan bantuan teknologi. Dengan bantuan teknologi pengenalan wajah dapat
diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah yang bervariasi seperti identifikasi pelaku kriminal,
sistem keamanan, proses pengambilan citra atau film dan interaksi manusia dengan komputer.
2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai biometrik.
2. Menambah wawasan berpikir mahasiswa mengenai biometrik.
3. Untuk memenuhi tugas matakuliah interaksi manusia dan komputer.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Biometrik
Biometrik adalah metode untuk mengindentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan
karakteristik fisik atau perilakunya. Biometrik berhubungan dengan identifikasi otomatis seorang
manusia berdasarkan karakteristik fisiologis atau perilaku.Tidak seperti karakteristik perilaku,
selain memiliki basis fisiologis yang relatif stabil,tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis
manusia yang mudah berubah, sedangkan karakteristik fisiologis relatif lebih stabil. Fisik dan
perilaku setiap orang memiliki ciri khas berbeda, penggunaan biometrik mampu mencegah
terjadinya berbagai ancaman berbahaya. Sebut saja seperti pencurian data, pemalsuan identitas,
phising, dan kejahatan dunia maya lainnya.
2
Pada tahun 1980-an, biometrik melalui identifikasi suara juga mulai dikembangkan di Institut
Nasional Standar dan Teknologi. Lalu, tahun 1985, penggunaan biometrik sidik jari dan iris juga
mulai digunakan. Menginjak tahun 1994, pemindaian iris untuk identifikasi pertama kali
diresmikan.
Memasuki tahun 1991, pengembangan biometrik melalui identifikasi wajah juga mulai
dikembangkan. Meski proses perkembangannya cukup rumit, namun nenggunaan biometrik jenis
ini menjadi yang paling banyak mendapat dukungan dari berbagai kalangan.
Tahun 2000-an
Tahun 2000-an, penggunaan tekonologi biometrik sebagai identifikasi mulai diresmikan di AS.
Kemudian pada tahun 2001, teknologi biometrik mulai dijual dalam bentuk produk komersial
dan sukses menarik perhatian dari banyak kalangan.
Pada tahun 2013, perusahaan Apple menggunakan teknologi biometrik melalui pemindaian sidik
jari untuk membuka iPhone. Sejak saat itu, sebagian besar ponsel menggunakan jenis teknologi
biometrik .
Selain pemindaian sidik jari untuk identifikasi, kini teknologi biometrik juga sudah bisa
dilakukan melalui pemindaian wajah, pemindaian retina, pemindaian iris, pemindaian suara, dan
pemindaian perilaku.
Pakar biometrik memperkirakan bahwa beberapan tahun ke depan akan ada lebih banyak pilihan
sistem teknologi biomertrik. Bahkan, diperkirakan juga pada tahun 2030, penggunaan kata sandi
tidak akan lagi digunakan sepenuhnya.
Keberadaan teknologi biometrik ini memang sangat membantu dalam menjaga keamanan
identitas seseorang, meminimalisir tindak penipuan atau pemalsuan identitas, dan berbagai
tindak kejahatan lainnya.
Sidik jari sudah digunakan sejak abad kedua sebelum masehi tepatnya oleh kaisar China saat itu,
Ts’In She yang mengesahkan dokumen tertentu dengan sidik jarinya.
Sedangkan dari sisi bisnis, sidik jari pertama digunakan pada tahun 1858 oleh William James
Herschel yang menjabat sebagai administrator Inggris di India. Saat itu beliau ditugaskan untuk
membangun jalan raya di Bengal, sehingga ia mengharuskan para kontraktornya untuk
menandatangani perjanjian kerja menggunakan sidik jari. Kemudian di tahun 1860, para operator
telegraf mengenali satu sama lain dengan kode Morse yang unik untuk setiap operatornya.
Bahkan, metode ini juga digunakan di Perang Dunia Kedua untuk mengidentifikasi pesan yang
diterima.
3
3. Bagaimana Cara Kerja Biometrik?
Metode keamanan ini terdengar sangat canggih dan rumit. Benarkah? Untuk menjawabnya,
berikut cara kerja biometrik:
1. Pertama, Anda harus menyimpan data Anda pada sistem melalui scan. Data ini akan
langsung dienkripsi dan disimpan dalam database.
2. Selanjutnya, saat Anda hendak masuk ke sistem, Anda akan diminta untuk melakukan
scan identifikasi. Bila sudah, sistem akan memverifikasi identitas dengan
mencocokkannya pada database Anda.
3. Bila identitas sesuai, maka Anda akan dibolehkan masuk atau mengakses sistem tersebut.
4
6
Mata (iris dan retina)
Mungkin dari semua itu yang paling aman dari bekerjanya sistem biometrik adalah retina, dan
lapisan-lapisan pembuluh yang dilokasikan di belakang mata. Gambar retina sulit untuk
ditangkap dan selama pendataan user harus memusatkan sebuah titik serta mempertahankannya
sehingga kamera dapat melaksanakan penangkapan gambar dengan baik. Hal yang sebenarnya
ditentukan adalah pola dari pembuluh-pembuluh darah. Tetapi ketika pola-pola ini unik pada
tiap-tiap orang, identifikasi dapat menjadi lebih presisi. Sistem yang didasarkan pada dua bagian
mata, iris, dan retina adalah dipertimbangkan untuk menawarkan tingkat keamanan terbaik.
Bentuk wajah
Pengenalan bentuk-bentuk dan posisi dari ciri-ciri wajah seseorang adalah tugas yang kompleks.
Pertama sebuah kamera menangkap gambar dari sebuah wajah dan kemudian software memilah-
milah pola informasi yang selanjutnya dibandingkan dengan template user
7
Pengenalan suara
Metode ini menangkap suara dari speaker menurut sifat-sifat bahasa. Penggunaan utamanya
adalah aplikasi keamanan berbasis telepon. Keakurasiannya dapat dipengaruhi oleh hal-hal
berikut seperti suara gaduh dan pengaruh-pengaruh dari penyakit atau kelelahan pada suara. Satu
masalah nyata dengan pengenalan suara adalah sistem dapat dikelabui oleh suara tape dari suara
seseorang. Untuk alasan ini sistem suara lanjutan harus mampu memperluas atau
memperpanjang proses verifikasi dengan memberikan perkataanperkataan yang lebih sulit dan
panjang, membacanya dengan keras atau meminta sebuah perkataan yang berbeda yang dibaca
setiap waktu.
8
Sedangkan contoh jenis biologis adalah:
DNA
Jenis sistem biometrik satu ini mengidentifikasi identitas berdasarkan DNA manusia. Proses
identifikasi biasanya memakan waktu lebih lama karena harus mengurutkan DNA secara luas.
Pemindai DNA sering digunakan oleh instansi atau lembaga hukum tertentu untuk
mengidentifikasi tersangka atau korban yang identitasnya tidak diketahui.
pembuluh darah (Palm Vein Recognition)
Teknologi biometrik pembuluh darah (Palm Vein Recognition) merupakan teknologi biometrik
yang membaca data diri berdasarkan pengenalan pola pembuluh darah vena di telapak tangan.
Pengenalannya bergantung pada keunikan pola vena pada setiap orang. Karena pembuluh darah
vena sendiri terletak di bawah permukaan kulit, terlebih lagi pembacaan data ini mengandalkan
darah yang mengalir pada manusia.
Sama halnya dengan teknologi biometrik lain seperti: sidik jari dan wajah, pengenalan dengan
pembuluh darah vena ini juga dikenali dengan bantuan kamera dan perangkat lunak yang bisa
memproses data dari foto telapak tangan yang terekam. Sehingga, telapak tangan tidak perlu
ditempelkan di area sensor. Berbeda dengan teknologi sidik jari atau telapak tangan yang harus
ditempelkan pada bidang sensor. Sistem pencocokan pembuluh darah bergantung pada keunikan
pola vena pada setiap orang, yang berbeda dari satu orang ke orang lain daripada pola sidik jari
dan sidik jari telapak tangan.
9
Air liur
Urine.
11
8. Akuisisi Citra Sidik Jari
Akuisisi citra sidik jari mempunyai dua metode yaitu offline (inked) dan online (livescan). Pada
metode offline, sidik jari dicetak pada kertas dan setelah itu dilakukan scanning. Metode ini
biasanya menghasilkan image dengan kualitas yang kurang bagus karena non-uniform spread
pada tinta yang digunakan untuk mencetak sidik jari tersebut. Sedangkan metode online, kualitas
gambar yang dihasilkan lebih baik dan biasanya resolusinya 512 dpi dimana dapat meningkatan
keandalan pada proses pencocokan dibandingkan dengan metode sidik jari diprint di kertas.
Teknologi yang paling terkenal untuk memperoleh citra sidik jari yang diambil secara langsung
(live-scan) adalah berbasis pada konsep optikal.
Ketika jari diletakkan pada satu sisi dari prisma, daerah yang menonjol pada jari (ridge), akan
menyentuh permukaan prisma, sedangkan bagian lembahnya tidak menyentuh. Cahaya yang
mengenai bagian kaca yang tersentuh oleh alur sidik jari akan disebarkan secara acak, sementara
pada bagian lembah dari jari, cahaya akan dipantulkan kembali ke dalam, dan menghasilkan citra
sidik jari pada bagian citra. Sebagai akibatnya, bagian citra yang terbentuk oleh alur sidik
jariakan terlihat gelap dan bagian citra yang terbentuk dari lembah sidik jari akan terlihat terang.
12
9. Ekstraksi Feature
Ekstraksi minutiae mendapatkan alur berhenti dan alur bercabang dari citra masukkan sidik jari.
Performansi dari algoritma ekstraksi minutiae sangat bergantung kepada kualitas dari citra sidik
jari. Tujuan pemilihan feature citra adalah untuk mencari ciri yang paling optimum dari suatu
objek yang dapat membedakan objek tersebut dengan objek-objek yang lain.
11.Performa
Kekuatan pembanding dari semua teknologi biometrik bergantung pada jumlah entropi sehingga
dapat dikodekan dan digunakan dalam pencocokan. Faktor fundamental yang mendasari
kekuatan identifikasi biometrik adalah entropi. Berikut ini digunakan sebagai metrik kinerja
untuk sistem biometrik:
1. False Match Rate (FMR) atau juga disebut False Accept Rate (FAR)
yaitu kemungkinan bahwa sistem salah mencocokkan pola input dengan template yang tidak
cocok dalam database. Ini mengukur persentase input tidak valid yang diterima secara tidak
benar. Dalam kasus skala kesamaan, jika orang tersebut adalah penipu dalam kenyataan, tetapi
skor kecocokan lebih tinggi dari ambang batas, maka ia diperlakukan sebagai asli. Hal ini
meningkatkan FMR, yang dengan demikian juga tergantung pada nilai ambang batas.
13
2. False Non-Match Rate (FNMR) atau juga disebut False Reject Rate (FRR)
yaitu kemungkinan sistem gagal mendeteksi kecocokan antara pola input dan template yang
cocok dalam database. Ini mengukur persentase input valid yang ditolak secara tidak benar.
3. Receiver Operating Characteristic atau Relative Operating Characteristic (ROC)
yaitu karakterisasi visual dari trade-off antara FMR dan FNMR. Secara umum, merupakan
pencocokan algoritma dalam melakukan keputusan berdasarkan ambang batas yang menentukan
seberapa dekat dengan format yang dibutuhkan input agar dianggap cocok. Jika ambang batas
dikurangi, akan ada lebih sedikit ketidakcocokan palsu tetapi lebih banyak penerimaan palsu.
Sebaliknya, ambang batas yang lebih tinggi akan mengurangi FMR tetapi meningkatkan FNMR.
Varian umum adalah Detection Error Trade-off (DET) diperoleh dengan menggunakan skala
deviasi normal pada kedua sumbu. Grafik yang lebih linier ini menjelaskan perbedaan untuk
kinerja yang lebih tinggi (kesalahan yang lebih jarang).
4. Equal Error Rate atau Crossover Error Rate (EER atau CER)
yaitu tingkat di mana kesalahan penerimaan dan penolakan sama. Satu nilai EER dapat dengan
mudah diperoleh dari kurva ROC. EER adalah cara cepat untuk membandingkan tingkatan
akurasi dari perangkat dengan kurva ROC yang berbeda. Secara umum, perangkat dengan EER
terendah adalah yang paling akurat.
14
12.Sistem biometrik multimodal
Sistem biometrik multimodal menggunakan biometrik untuk mengatasi ketidakmampuan sistem
biometrik unimodal. Misalnya, sistem pengenalan iris dapat dikompromikan oleh iris yang
menua dan pengenalan sidik jari elektronik dapat diperburuk oleh sidik jari yang aus atau
terpotong. Lain halnya dengan sistem biometrik unimodal yang dibatasi oleh integritas
pengidentifikasinya, tidak mungkinkan bahwa sistem unimodal akan mengalami keterbatasan
yang identik. Sistem biometrik multimodal diperoleh dengan mengumpulkan informasi dari
penanda yang sama yaitu, beberapa gambar iris, atau pemindaian jari yang sama ataupun
informasi dari biometrik yang berbeda yang memerlukan pemindaian sidik jari dan,
menggunakan pengenalan suara, kode sandi yang diucapkan.
Secara berurutan, bersamaan, saling berkombinasi atau seri, sistem biometrik multimodal
digabungkan dengan sistem unimodal dengan mengacu pada mode integrasi berurutan, paralel,
hierarkis, dan serial. Penggabungan informasi biometrik dapat terjadi pada bagian tahap sistem
pengenalan. Dalam kasus fusi tingkat fitur, data itu sendiri atau fitur yang diekstraksi dari
sebagian biometrik yang digabungkan. Tingkat skor fusi yang cocok mengkonsolidasikan skor
yang dihasilkan oleh beberapa pengklasifikasi berkaitan dengan modalitas yang berbeda.
Akhirnya, dalam kasus tingkat keputusan fusi, hasil akhir dari beberapa pengklasifikasi
digabungkan dengan teknik seperti pemungutan suara mayoritas . Fusi level fitur diyakini lebih
efektif dibandingkan dengan level fusi lainnya karena set fitur berisi informasi yang lebih kaya
mengenai data biometrik input daripada skor yang cocok atau keputusan output dari
pengklasifikasinya. Oleh karena itu, fusi pada level fitur dianggap perlu dalam memberikan hasil
pengenalan yang lebih baik.
6. Akses Tempat/Sistem
Salah satu penerapan biometrik yang populer adalah untuk akses tempat atau sistem. Anda bisa
menemukan penerapan ini di kehidupan sehari-hari. Mulai dari akses gedung, akses smartphone,
akses laptop, dan masih banyak lainnya.
7. Kepentingan Komersial
Terakhir, metode ini juga diterapkan untuk kepentingan komersial. Misalnya, Anda diharuskan
scan sidik jari sebelum melakukan transaksi atau bank yang meminta KYC (Know Your
Customer) saat Anda membuka rekening.
16
Kelebihan Biometrik :
1. Sulit untuk dicuri atau dipalsukan
2. Praktis untuk digunakan
3. Identifikasi yang sama seumur hidup Anda
4. Tak bisa dialihkan atau dititipkan
Kekurangan Biometrik
1. Membangun sistem biometrik membutuhkan dana yang tak sedikit
2. Jika ada sedikit bagian saja yang gagal terscan, maka sistem tak akan bisa mengenali
Anda
3. Database biometrik berisiko dibobol
4. Bila Anda terluka, kemungkinan biometrik akan gagal. Misalnya, luka bakar pada sidik
jari.
18
16.Penggunaan Teknologi Biometrik di Indonesia
Sebagai negara berkembang, Indonesia terus meningkatkan efisien dan efektifitas kinerja
pemerintah dengan menerapkan pemerintahan elektronik. Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia telah meluncurkan program KTP Elektronik, dimana fisik maupun penggunaannya
berfungsi secara komputerisasi. Selain mencantumkan identitas pada kartu, KTP Elektronik atau
dikenal dengan E-KTP memuat informasi biometrik seperti sidik jari dan iris mata seseorang.
Program KTP Elektronik telah dimulai sejak tahun 2009 dengan menunjuk empat kota (Padang,
Makasar, Yogyakarta, Denpasar) sebagai proyek percontohan nasional. Kemudian pada tahun
2011 pemerintah melanjutkan proyek KTP Elektronik dan membaginya dalam dua tahap yang
selesai pada akhir tahun 2012. Sejak 2013 sampai sekarang perekaman data penduduk masih
berlanjut hingga seluruh penduduk Indonesia wajib KTP terekam data pribadinya.
Program KTP Elektronik merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menunjang pelayanan
publik dan peningkatan kepercayaan terhadap penggunaan teknologi pada pemerintahan
elektronik dengan menggunakan sistem keamanan seperti sistem pemindaian biometrik. Untuk
mendukung penelitian, pengembangan, perekayasaan (litbangyasa) terhadap program E-KTP,
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK-BPPT) telah merintis Pusat Unggulan
Teknologi Biometrik (Pustek Biometrik) sejak tahun 2013. Dengan adanya Pustek Biometrik
maka diharapkan Indonesia mampu secara mandiri memanfaatkan teknologi identifikasi
sekaligus meningkatkan daya saing industri nasional di bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK)
Sejak saat itu, teknologi biometrik di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Saat ini, sistem biometrik sudah banyak digunakan oleh berbagai instansi pemerintah maupun
swasta untuk mendukung sistem kerja yang lebih praktis. Contohnya adalah mesin absensi
biometrik, tanda tangan digital, sistem keamanan berbasis biometrik yang sudah digunakan di
berbagai kantor dan instansi, baik swasta maupun pemerintahan. Selain itu telah hadir pula
platform dengan sistem verifikasi biometrik yang digunakan untuk calon nasabah pada bidang
perbankan. Dengan perkembangan teknologi yang tak terbendung, sistem biometrik bahkan telah
merambah pada sistem keamanan telepon genggam dan akan terus berkembang mengikuti
kebutuhan manusia.
19
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Biometrik adalah ilmu untuk menganalisa fisik dan spesifik karakter perilaku dari satu individu
untuk mengotentikasi identitas individu tersebut, sekarang dikenal melalui pengenalan wajah,
sidik jari dan pemindaian iris. Dalam penggunaan ini teknologi Biometri adalah sangat
bermanfaat dalam mendukung berbagai linis bisnis untuk meingkatkan dan menurunkan resiko.
Referensi
https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-biometrik/
https://cdi-systems.com/id/Apa-anda-telah-memiliki-pengetahuan-dasar-tentang-
Biometric#:~:text=dalam%20dunia%20bisnis.-,Sejarah%20Biometric,langkah%20ilmiah
%20dalam%20membantu%20kepolisian.
https://mekarisign.com/blog/biometrik/
https://www.asliri.id/2018/10/04/sejarah-dan-perkembangan-biometrik-di-indonesia/
https://biometrik.org/sejarah-biometrik/
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/49578736/113010103-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1666275686&Signature=avi-
iqJ0iJDRaI58E0G72m8fqOM81tmz0P9dZozEe4F17FMB0Cx5gXeCr1-
g0QUzcH~6YP6DRljt5sE302RPRZW0nO4uY0v8TGJPLqWUjTS20MQyjwTFEtZS5EzZa8cFq
I3GjwPnujvsx2wTgUSZ5HNXFdBoOaKvlYCDCK87UrYeW1Ez4ySRR2ixfUZk-DVuAxtj-
HdU3~kVwbaaptTUwOTlE0ZmjOJ8uxhbtuFy1bwr1WXZ8UWXx2hm~RESfwPtZtJ7ZU-
LTjWebWJFDnJF8xZm9tCWbN1RHINGR2zn--
mjt~2osPRIgKhtzVA2jMElQ~URYNgs3nTFsT0DeUfNvw__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
20