Dalam melaksanakan tugasnya untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia nomor 14/7/PBI/2012 yang menyatakan
bahwa Bank Indonesia yang menetapkan macam uang rupiah untuk setiap pecahan uang rupiah
yang dikeluarkan.
Ciri khusus uang rupiah tampak pada desain dan Teknik cetaknya seperti;
gambar perisai yang di dalamnya berisi logo Bank Indonesia yang akan berubah warna
apabila dilihat dari sudut pandang berbeda
kode tuna netra (blind code) berupa efek rabaan
mikroteks yang memuat tulisan “BI100”, tulisan “BI”, dan angka “100”, yang dapat dilihat
dengan bantuan kaca pembesar
Bank Indonesia melakukan pengelolaan uang rupiah yang melipti tahapan perencanaan,
pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan, penarikan serta pemusnahan uang rupiah
dengan koordinasi pemerintah sesuai nota kesepahaman Bank Indonesia dan pemerintah. Dalam
melakukan penentuan jumlah uang, Bank memperhatikan asumsi tingkat inflasi, pertumbuhan
ekonomi, rencana pecahan uang rupiah serta perkiraan uang yang akan dimusnahkan.
Pelaksanaan pemusnahan uang rupiah dapat dilakukan terhadap ;
a.Uang rupiah tidak layak edar..
b. Uang rupiah yang masih layak edar namun tidak lagi mempunyai manfaat ekonomis atau
kurang diminati masyarakat
c.Uang rupiah yang sudah tidak berlaku
Bank Indonesia melakukan Pencetakan Uang Rupiah di dalam negeri dengan menunjuk badan
usaha milik negara sebagai pelaksana Pencetakan Uang Rupiah dengan syarat Pencetakan Uang
Rupiah termasuk penyediaan bahan baku Uang Rupiah yang disediakan oleh Bank Indonesia.
Bank juga dapat menggunakan jasa PJPUR dalam melakukan kegiatan pengolahan Uang Rupiah
yang terdiri atas;
1) distribusi Uang Rupiah
2) penyimpanan Uang Rupiah di khazanah
3) pemrosesan Uang Rupiah
4) pengisian, pengambilan atau pemantauan kecukupan Uang Rupiah pada automated teller
machine (ATM), cash deposit machine (CDM), cash recycling machine (CRM), dan mesin
transaksi lain yang disetujui Bank Indonesia.
Bank Indonesia juga dapat mengeluarkan uang rupiah khususatas inisiatif sendiri atau
permohonan pihak lain. Uang rupiah khusus terdiri dari uang rupiah kertas dan uang rupiah
logam. Pengeluaran uang rupiah khusus dilakukan dengan Peraturan Bank Indonesia yang
ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan diumumkan melalui media massa.
Bank Indonesia juga berwenang untuk menetukan keaslian uang rupiah. Dalam melaksanakan
kewenangan itu, Bank Indonesia memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat
mengenai tanda keaslian uang rupiah.
Dalam melakukan pengawasan terhadap pengolahan uang rupiah, Bank Indonesia dapat
memberikan sanksi kepada bank yang melakukan pelanggaran baik berupa teguran tertulis,
pembinaan maupun meminta komitmen untuk perbaikan. Bank atau pihak lain yang tidak
melaksanakan perbaikan sesuai komitmen akan dikenakan sanksi berupa larangan untuk
melakukan kegiatan penyetoran uang rupiah dalam jangka waktu tertentu. Bank yang menolak
menerima penyetoran uang rupiah dari nasabah dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.