2
oleh Bank Indonesia.
3) Kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
4) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
dana pensiun yang berlaku.
4
baik, kompleks, dan canggih. ii) Unsur pengaman berdasarkan
hasil penelitian dan mempertimbangkan perkembangan
teknologi.
5
d. Kriteria Uang Rupiah yang Dapat Ditukarkan
6
atau kurang dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya, tidak
diberikan penggantian.
d) Uang Rupiah Kertas yang terbuat dari bahan plastik
(polimer), dengan ketentuan:
1) diberikan penggantian sebesar nilai nominal uang rupiah
yang ditukarkan sepanjang memenuhi persyaratan
2) dalam hal fisik uang rupiah kertas mengerut dan masih
utuh serta ciri uang rupiah dapat dikenali keasliannya,
diberikan penggantian sebesar nilai nominal uang rupiah
yang ditukarkan
3) dalam hal fisik uang rupiah kertas mengerut dan tidak
utuh, diberikan penggantian sebesar nilai nominal uang
rupiah yang ditukarkan sepanjang ciri uang rupiah dapat
dikenali keasliannya dan fisik uang rupiah kertas lebih
besar dari 2/3 (dua pertiga) ukuran aslinya
4) dalam kondisi mengerut; dan dalam hal fisik uang rupiah
kertas sama dengan atau kurang dari 2/3 (dua pertiga)
ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian.
7
masyarakat yang menukarkan Uang Rupiah yang
dicabut dan ditarik dari peredaran, sebesar nilai nominal
(Uang Rupiah yang ditukarkan sepanjang ciri uang
Rupiah dapat dikenali keasliannya dan masih dalam
jangka waktu penukaran sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
pencabutan dan penarikan uang rupiah.
2) Penggantian atas Uang Rupiah yang dicabut dan ditarik
dari peredaran tidak berlaku setelah 10 (sepuluh) tahun
sejak tanggal pencabutan.
3) Penggantian atas Uang Rupiah yang dicabut dan ditarik
dari peredaran dapat dilakukan di Bank Indonesia,
Bank, dan pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
4) Jangka waktu penggantian atas Uang Rupiah yang
dicabut dan ditarik dari peredaran dikecualikan untuk
Uang Rupiah yang dicabut dan ditarik dari peredaran
sebelum tanggal 17 Mei 1999 sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai pencabutan
dan penarikan uang rupiah.
8
uang rupiah dirusak secara sengaja, maka uang itu tidak
mendapatkan penggantian dari Bank Indonesia.
i) Uang Rupiah yang tidak mendapatkan penggantian akan
dikembalikan kepada penukar dan diberikan tanda “TIDAK
DIGANTI” atau tanda lainnya pada Uang Rupiah dan dapat
diserahkan kepada Bank Indonesia untuk dimusnahkan dan
dituangkan dalam berita acara dengan menyertakan formulir
penyerahan Uang Rupiah yang telah diisi dan ditandatangani
oleh penukar.
j) Penelitian Terhadap Uang Rupiah.
1) Jika diperlukan pemeriksaan untuk penggantian Uang
Rupiah Kertas Rusak yang ukurannya lebih besar dari
2/3 (dua pertiga) ukuran aslinya dan ciri uang Rupiah
dapat dikenali keasliannya masih merupakan satu
kesatuan dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap
atau masih merupakan satu kesatuan dengan atau
tanpa nomor seri yang lengkap dapat ditindaklanjuti
dengan penelitian sepanjang disetujui oleh Penukar.
2) Persetujuan sebagaimana dimaksud diatas dituangkan
dalam formulir penelitian yang memuat: (a) identitas dan
9
3) Bank Indonesia melakukan penelitian Bank Indonesia
melakukan penelitian dan menyampaikan
pemberitahuan hasil penelitian kepada penukar paling
lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal formulir
penelitian sebagaimana diterima. Penyampaian hasil
penelitian dilakukan melalui surat dan/atau surat
elektronik. Bank Indonesia dapat memperpanjang
jangka waktu penelitan dengan memberitahukan kepada
penukar melalui surat dan/atau surat elektronik.
4) Dalam hal hasil penelitian menyatakan Uang Rupiah
Rusak mendapat penggantian maka Bank Indonesia
memberikan penggantian kepada penukar secara tunai
atau transfer ke rekening Bank yang ditunjuk oleh
penukar.
5) Bank Indonesia mengembalikan Uang Rupiah Rusak
yang tidak mendapatkan penggantian berdasarkan hasil
penelitian kepada penukar sesuai ketentuan, sepanjang
kondisi fisik Uang Rupiah Rusak tersebut
memungkinkan untuk dikembalikan.
6) Dalam memberikan penggantian Bank Indonesia
melakukan konfirmasi kepada penukar mengenai : (a)
10
penggantian Uang Rupiah dialihkan kepada pihak yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8) Dalam hal penukar tidak bersedia mengambil atau tidak
dapat dihubungi oleh Bank Indonesia selama Uangka
waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal konfirmasi pertama
atau penukar tidak diketahui keberadaannya maka Bank
Indonesia memusnahkan Uang Rupiah Rusak dan
dituangkan dalam berita acara.
k) Penukaran Uang Rupiah oleh Bank.
1) Bank yang beroperasi di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia memberikan layanan Penukaran
Uang Rupiah kepada masyarakat.
2) Pelaksanaan Penukaran Uang Rupiah kepada
masyarakat dilakukan di setiap kantor operasional Bank.
3) Penggantian Uang Rupiah oleh Bank kepada penukar
dilakukan secara tunai atau mengkredit rekening
simpanan yang ditunjuk oleh penukar di Bank yang
bersangkutan.
4) Dalam hal penggantian dilakukan secara tunai maka
Bank memberikan Uang Rupiah yang masih layak edar
11
persediaan Uang Rupiah yang masih layak edar.
8) Masyarakat yang akan menukarkan Uang Rupiah kepada
Bank harus terlebih dahulu memilah dan mengemas
Uang Rupiah yang akan ditukarkan menurut jenis
pecahan, disusun searah, tahun emisi, dan dipisahkan
antara Uang Rupiah yang masih layak edar, Uang Rupiah
yang Tidak Layak Edar, dan Uang Rupiah yang dicabut
dan ditarik dari peredaran serta dikemas.
9) Bank dalam melakukan penggantian terhadap Uang
Rupiah yang masih layak edar, Uang Rupiah Lusuh
dan/atau Uang Rupiah Cacat, Uang Rupiah Rusak, Uang
Rupiah yang dicabut dan ditarik dari peredaran
berpedoman pada persyaratan.
10) Dalam hal Bank mengalami kesulitan dalam melakukan
penggantian terhadap Uang Rupiah Cacat, Uang Rupiah
yang dicabut dan ditarik dari peredaran, atau Uang
Rupiah Rusak yang ditukarkan oleh penukar karena
memerlukan penelitian, Bank menindaklanjuti dengan
menerima dan menyampaikan Uang Rupiah tersebut
kepada Bank Indonesia.
11) Tindak lanjut dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
(a) mencatat identitas lengkap penukar, (b) meminta
penukar mengisi dan menandatangani formulir
penukaran, (c) menginformasikan kepada penukar bahwa
Uang Rupiah dimaksud akan disampaikan kepada kantor
Bank Indonesia terdekat untuk memperoleh hasil
penelitian akan diganti atau tidak diganti, (d)
menginformasikan kepada penukar apabila uang Rupiah
tersebut tidak mendapatkan penggantian dari Bank
Indonesia maka fisik uang Rupiah akan dimusnahkan
oleh Bank Indonesia dan (e) menjaga kondisi fisik uang
Rupiah sampai dengan uang Rupiah tersebut
disampaikan ke kantor Bank Indonesia terdekat.
12
12) Formulir penukaran paling tidak memuat data tentang:
(a) identitas dan alamat lengkap penukar (b) persetujuan
bahwa Uang Rupiah Rusak diserahkan kepada Bank
Indonesia untuk dilakukan penelitian (c) persetujuan
bahwa uang Rupiah Rusak setelah penelitian tidak
dikembalikan oleh Bank Indonesia (d) nomor telepon
penukar yang dapat dihubungi (e) nama dan nomor
rekening Bank yang ditunjuk oleh penukar apabila
penggantian dilakukan secara transfer dan (f) keterangan
lain bila diperlukan.
13) Bank meneruskan Uang Rupiah yang diserahkan oleh
penukar kepada kantor Bank Indonesia terdekat secara
langsung sesuai tata cara. Bank Indonesia memberikan
bukti Penukaran Uang Rupiah kepada Bank untuk
disampaikan kepada penukar.
14) Dalam hal Bank menerima Penukaran Uang Rupiah yang
dicabut dan ditarik dari peredaran, bank mengikuti tata
cara penggantian sesuai ketentuan Bank Indonesia.
15) Dalam hal Bank menerima uang yang diragukan
keasliannya, Bank harus menahan Uang Rupiah yang
diragukan keasliannya yang diterima dari masyarakat
dalam kegiatan Penukaran Uang rupiah. Bank harus
13
Rupiah untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia yang mengatur mengenai klarifikasi atas
uang rupiah yang diragukan keasliannya.
3) Masyarakat dapat meminta klarifikasi atas Uang Rupiah
yang diragukan keasliannya kepada Bank Indonesia
dalam kegiatan Penukaran Uang Rupiah di luar kantor
Bank Indonesia.
4) Tata cara permintaan klarifikasi atas Uang Rupiah yang
diragukan keasliannya mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai klarifikasi atas uang
rupiah yang diragukan keasliannya.
14
2) Risiko Operasional, adalah risiko operasional adalah risiko
akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau
adanya kejadian- kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional bank.
3) Risiko Hukum. adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau
kelemahan aspek yuridis di bank.
4) Risiko Reputasi, adalah risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
5) Risiko Stratejik. adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik
serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan
bisnis.
6) Risiko Kepatuhan, adalah risiko akibat bank tidak mematuhi
dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang- undangan
dan ketentuan.
7) Risiko Likuiditas, adalah risiko yang timbul akibat bank tidak
mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo.
15
Melalui berbagai pilihan transaksi tersebut, seperti transaksi
pengiriman uang, lembaga keuangan menjadi pintu masuk harta
kekayaan yang merupakan hasil tindak pidana atau pendanaan
kegiatan terorisme ke dalam sistem keuangan yang selanjutnya
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pelaku kejahatan.
Misalnya untuk pelaku pencucian uang, harta kekayaan tersebut
dapat ditarik kembali sebagai harta kekayaan yang seolah-olah sah
dan tidak lagi dapat dilacak asal usulnya. Sedangkan untuk pelaku
pendanaan terorisme, harta kekayaan tersebut dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan terorisme.
b) penatausahaan dokumen,
c) pemindahan dana,
d) penutupan hubungan dan penolakan transaksi,
e) ketentuan mengenai Beneficial Owner
f) ketentuan mengenai area berisiko tinggi dan PEP
g) pelaksanaan CDD yang lebih sederhana
h) pelaksanaan CDD oleh pihak ketiga
menyesatkan
b) Keterbukaan dan transparansi.
1) Penyelenggara wajib memberikan informasi kepada
konsumen mengenai fitur produk dan/atau jasa paling
sedikit berupa biaya, manfaat, risiko, syarat dan
ketentuan, dan konsekuensi serta ketentuan mengenai
penolakan, penundaan, atau persetujuan atas
permohonan produk dan/atau jasa.
2) Informasi kepada konsumen tersebut di atas wajib
diberikan secara akurat, terkini, jujur, jelas, tidak
menyesatkan, dan etis. Informasi kepada konsumen wajib
menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dimengerti
dan tulisan yang mudah dibaca untuk informasi yang
19
diberikan secara tertulis.
3) Penyelenggara menyediakan ringkasan informasi produk
dan jasa.
c) Edukasi dan literasi.
1) Penyelenggara wajib melakukan edukasi untuk
meningkatkan literasi konsumen dan masyarakat.
Penyelenggara wajib memiliki fungsi edukasi.
2) Pelaksanaan edukasi kepada konsumen dan masyarakat
wajib dilakukan secara terencana, terukur, dan
berkelanjutan. Serta dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan Penyelenggara dan/atau pemangku
kepentingan lainnya
d) Perilaku bisnis yang bertanggung jawab
Penyelenggara wajib menerapkan perilaku bisnis yang
bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan dengan
konsumen. Perilaku bisnis yang bertanggung jawab harus
sesuai dengan prinsip internasional, kesepakatan asosiasi,
dan norma umum lainnya.
e) Perlindungan aset Konsumen terhadap penyalahgunaan
Penyelenggara wajib menjaga keamanan aset Konsumen
20
ii. sistem informasi yang andal untuk mendukung
pelaksanaan perlindungan data dan/atau informasi
Konsumen dan
iii. mekanisme dan prosedur mengenai perlindungan
data dan/atau informasi Konsumen.
3) Dalam hal Penyelenggara bekerja sama dengan pihak lain
untuk mengelola data dan/atau informasi Konsumen,
maka Penyelenggara wajib memastikan pihak lain
tersebut menjaga kerahasiaan dan keamanan data
dan/atau informasi Konsumen
4) Penyelenggara wajib mengelola dan menatausahakan
data dan informasi Konsumen secara akurat, terkini, dan
jelas.
5) Penyelenggara memberikan hak kepada Konsumen untuk
mengakses data dan/atau informasi Konsumen yang
dikelola oleh Penyelenggara.
g) Penanganan dan penyelesaian pengaduan yang efektif.
1) Penyelenggara wajib menangani dan menyelesaikan
pengaduan yang disampaikan oleh Konsumen.
2) Penyelenggara wajib memiliki fungsi yang menangani dan
menyelesaikan pengaduan yang disampaikan oleh
Konsumen.
3) Penyelenggara wajib memiliki dan melaksanakan
mekanisme penanganan dan penyelesaian pengaduan
yang disampaikan oleh Konsumen.
4) Penyelenggara dilarang mengenakan biaya kepada
Konsumen atas pengajuan pengaduan yang dilakukan.
21
h. Know Your Customer (KYC)
Tujuan KYC :
1. Agar bank lebih mengenal dan memahami profil nasabah dan
karakter transaksinya.
22
2. Sebagai upaya pemberantasan tindak pidana pencucian uang
dan pencegahan pendanaan terorisme.
3. Sebagai langkah awal pembentukan Customer Information File
(CIF).
4. Sebagai sarana pengamanan rekening transaksi, agar hanya
nasabah sendiri yang bisa mencairkan dana rekeningnya.
23